Waiting to You
.
.
.
Naruto © Masashi Kishimoto
Warning: EYD Berantakan, Typo(s),Plot(?), etc.
.
.
.
.
.
Dengan langkah tergesa-gesa, seorang gadis yang berumur sekitar 17 tahunan, berlari menyusuri setiap tempat keberangkatan pesawat. Dari langkahnya, menandakan ia tengah mencari seseorang di antara jutaan orang di bandara kala itu. Sekilas ia memperhatikan jam tangannya dan detik itu juga ia semakin mempercepat langkahnya, yang tak ayal membuatnya harus minta maaf setiap kali ia menabrak seseorang dalam langkahnya.
Mata indahnya tampak beredar mencari wajah orang yang selama tiga tahun menghiasi mimpi dan hatinya. Sesekali ia melirik ke arah jam tangannya, yang membuat raut wajah cantiknya semakin cemas. Sungguh susah mencari seseorang di antara jutaan orang di bandara, di hari libur, terlebih ia tidak tahu pesawat mana yang akan di gunakan oleh pangerannya untuk pergi meninggalkan negara yang telah mempertemukan mereka, untuk waktu yang tidak pernah ia ketahui.
Nafasnya tersengal-sengal dengan peluh yang mehiasi wajahnya, tidak membuat gadis yang masih mengenakan seragam SMAnya itu berhenti atau melambatkan laju larinya, karena tidak fokus dengan jalan, kakinya tersandung oleh sebuah koper yang membuatnya kehilangan keseimbangan, beruntung sebuah tangan kekar meraih tubuhnya dan membawanya kedalam pelukannya.
"Apa kau bodoh hah ! berlari seperti orang gila di tempat seramai ini ! untung aku bisa mengejar mu, kalau tidak mungkin kau sudah terluka karena terjatuh." Bentak seorang laki-laki berambut coklat dengan tato segitiga dikedua belah pipinya.
"Lepasin ! aku harus cepat menyusul Naruto-kun sebelum ia berangkat." kata gadis itu sambil berontak melepaskan diri dari pelukan kuat sahabatnya.
"Baiklah, asal kau berjanji untuk tidak berlari lagi" kata Kiba mengalah dan melepaskan pelukannya. "lalu, kita harus mencari kemana lagi?" Tanya Kiba lembut sambil menatap sahabatnya yang kini tengah menundukan kepala.
"Entahlah … aku tidak tahu dia berangkat dengan pesawat apa." KataNya sedih. Poni yang menutupi wajahnya yang menunduk, tidak menghalangi Kiba untuk melihat butiran bening yang jatuh dari mata lavendernya.
"HINATA …..!."sebuah teriakan membuat mereka menoleh ke sumber suara. Seorang gadis bercepol dua, berlari sambil bereriak ke arah mereka.
"Ada apa Tenten ?" Tanya Kiba ketika gadis yang bernama Tenten itu, sudah sampai di hadapan mereka.
"I – itu, tadi aku melihat Naruto sedang boarding pass." Kata Tenten dengan nafas tersengal-sengal.
"Di mana ?" Tanya gadis yang berambut indigo itu sambil memegang bahu Tenten.
"Ayo ikut, akan ku tunjukan." Kata Tenten sambil menarik tangan Hinata, Kiba pun hanya bisa mengikuti langkah kedua sahabatnya itu dari belakang.
"Itu dia di sana, ayo Hinata cepat !" seru Tenten antusias, ketika melihat pemuda yang di sukai sahabatnya sedang menuju ke tempat boarding pass. Namun ia merasakan sahabatnya tidak bergerak, tetap diam seperti patung.
"Ada apa Hinata? cepat panggil dia!." Kata Tenten geregetan sambil memegang kedua bahu Hinata. Namun Hinata tidak mematuhi perintahnya, ia hanya diam dengan raut wajah yang sulit di artikan, kemudin setetes bening mengalir jatuh di pipinya, hal itu membuat Tenten kaget dengan ekspresi sahabatnya barusan. Dengan cepat ia membalikan badannya menatap ke arah Naruto yang ternyata tidak sendirian. Naruto berjalan dengan santai sambil menyeret koper hitamnya, di sebelahnya berdiri seorang gadis berambut pirang pucat, tengah bergelayut manja di tangannya, sementara Naruto, hanya tersenyum melihatnya seolah menikmati tingkah manja sang gadis.
"Hi – Hinata." Kata Tenten khawatir, sambil menatap ke arah Hinata, sungguh ia masih tidak percaya dengan apa yang di lihatnya barusan. Sementara Hinata, ia hanya menundukan wajahnya lebih dalam dan segera berlari meninggalkan tempat itu, meninggalkan orang yang di cintainya dan sahabatnya yang masih terpaku di tempat.
'Bruuuuak' dengan keras Hinata menabrak tubuh Kiba, yang rupanya baru sampai dan terus melanjutkan larinya, tanpa ada niat untuk menoleh ke belakang lagi. Melihat Hinata berlari seperti itu, membuat Kiba bingung dan kemudian menghampiri Tenten yang tengah mengalami sebuah dilema, antara menyusul Hinata atau mendamprat Naruto yang sudah menyakiti sahabatnya.
"Tenten, tadi itu Hinata ke …." Perkataan Kiba terputus ketika ia melihat Naruto dan tentunya wanita di sampingnya.
"Iya, kau sudah lihatkan, biar ku beri pelajaran dia !" geram Tenten sambil berlalu menghampiri Naruto. Namun baru sejengkal Tenten melangkah, tangannya sudah di tarik oleh Kiba yang membuat langkahnya tertahan.
"Kau kenapa sih, nanti keburu dia masuk ke pesawat." Kata Tenten kesel sambil memandang garang ke arah Kiba.
"jangan ke sana. Kau ke sanapun tidak kan merubah apapun." Kata Kiba dingin tanpa melepaskan tangan Tenten. Tenten pun menghentikan niatnya barusan sambil memandang nanar ke arah pasangan itu.
"Sudahlah …... lebih baik kita menyusul Hinata, sekarang hanya kitalah yang dia butuhkan." Kata Kiba sambil merangkul bahu Tenten dan membawanya pergi dari tempat itu. Tidak berapa lama setelah Kiba dan Tenten menghilang di kerumunan, Naruto pun menoleh ke tempat di mana Hinata dan teman-temannya tadi berada.
"Ada apa Naruto-kun ?"
"Tidak, tidak ada apa-apa Shion." Kata Naruto sambil tersenyum ramah ketika mereka sedang mengantri untuk check-in dan menyerahkan passport. Untuk kedua kalinya Naruto menoleh ke belakang, tatapan mata shapirenya sangat sulit diartikan, namun dengan cepat ia kembali menghadap ke depan dan melangkahkan kakinya masuk ke dalam pesawat.
"Maaf ….." bisik Naruto lirih sambil terus melangkah maju meninggalkan negaranya dan…. wanita spesialnya.
TBC...
Thanks for reading!
Maaf karena sedikit tapi saya janji akan apdet cerita secepat naruto yang sedang makan ramen, jadi
Don't be a silent reader, so please, mind to REVIEW! karena saya masih newbie di sini ^^
