Jungkook in Luv
Casts: V-Kim Taehyung, Jeon Jungkook, and others..
Romance/Humor/Schoolife AU
YAOI, BL, BOY X BOY, TYPHOS, ABAL, OOC
DONT LIKE DONT READ
Note: Skool in Luv era
.
.
.
.
"Jeon Jungkook, cepat ini sudah siang!" Seorang wanita setengah baya tampak sedang mengetuk-ngetuk pintu kamar dengan spatula di tangannya.
Semenit kemudian daun pintu bercat coklat itu menjeblak terbuka dan seorang lelaki berseragam lengkap muncul, dengan ransel yang tersampir di salah satu bahunya.
"Jungkook, tak ada waktu nak!"
"Sabar, eomma."
Si lelaki, atau yang bernama Jeon Jungkook itu melangkah santai ke meja makan dan mengambil selembar roti, lalu mengolesinya asal dengan selai strawberry favoritenya. Wanita setengah baya yang dipanggil eomma geram sendiri melihat gerakan makan roti super lamban yang tengah dilakukan putra semata wayangnya itu.
"Sabar eomma, cuma sepotong roti kan tidak selama itu. Atau eomma mau aku pingsan di sekolah karena tidak sarapan?"
Oke, Jungkook benar-benar menguji kesabaran ibunya kali ini. Ia berkata begitu padahal baru seperempat bagian roti yang dimakannya. Ah, sekarang ia sedang menenggak segelas susu rupanya.
"Aku berangkat sekarang." Jungkook mengikatkan dasi merahnya di atas seragamnya yang berwarna serba putih.
Dan begitu ia selesai mengenakan sepatu sneakers berwarna hitamnya, pintu utama kediaman Jeon terbanting menutup menandakan bahwa Jungkook telah keluar.
Jungkook melindungi kedua matanya dari sinar matahari yang begitu terik dengan satu tangannya. Uh, pagi-pagi begini sudah terang sekali Jungkook benci terkena rangsangan sinar terlalu banyak. Memangnya dia vampir? *plak abaikan author ngaco* tapi lihatlah bagaimana kulit tubuhnya yang sangat mulus dan seputih susu itu! Hell, Jungkook memang anak rumahan sepertinya.
10 menit kemudian dengan berjalan kaki Jungkook telah tiba di depan gedung sekolahnya, Seoul Of Performing Arts High School. Jarak rumah dan sekolahnya cukup dekat karena itu Jungkook tidak mau berangkat cepat-cepat.
Jungkook melirik arloji di pergelangan tangan kirinya. Masih ada waktu 5 menit lagi sebelum bel masuk berbunyi. Jungkook mengalihkan perhatian pada sekelilingnya. Sudah mulai sepi, mungkin karena menjelang masuk. Jungkook tersenyum sendiri. Oh, apa dia sedang merencanakan sesuatu?
Jungkook perlahan mengendap-endap menjauhi pintu masuk gedung sekolah, ia berjalan ke belakang gedung, dekat gudang penyimpanan peralatan olahraga. Mungkin siswa lain tak pernah menyadarinya, tapi tempat ini sempurna. Hanya berupa tanah kosong tak terawat. Awalnya tanah ini akan dibangun untuk gedung tambahan, tapi entah mengapa sampai saat ini nasibnya tidak jelas. Sebuah pohon Sakura tua berdiri di tanah kosong berumput yang bersih itu. Bersih, tentu saja karena Jungkook sesekali membantu membersihkannya. Selebihnya karena jarang murid yang sengaja datang kemari.
Jungkook langsung saja merebahkan tubuh bongsornya tepat di bawah pohon Sakura itu. Rerumputan yang hangat dan nyaman terasa menusuk di bawah tubuhnya. Jungkook pun mengambil posisi duduk, dengan punggungnya bersandar ke batang pohon di belakangnya sementara tangannya mulai mencari-cari di dalam ransel hitamnya.
Ketika retsleting tas itu terbuka, tampaklah barang-barang yang seharusnya tak berada di dalam tas seorang pelajar yang mau sekolah. Buku sket, pensil warna, headphone putih, ponsel, dan sebuah komik berseri One Piece. Astaga apakah anak ini tidak berniat sekolah bahkan satu buku pelajaran pun tak terlihat di dalam tasnya.
Dan jawabannya sepertinya iya. Nyatanya pun sekarang Jungkook membololos pelajaran.
Jungkook mengambil buku sket dan sebuah pensil dari tasnya. Ia mulai membuka lembaran yang kosong dari buku sketnya. Ini benar-benar kegiatan favoritenya. Menggambar di tempat kesayangannya, benar-benar sempurna. Pasti ia akan dapat menggambar karya maestro lagi di tempat ini, Jungkook berharap-harap sambil tersenyum sendiri. Memang gambarnya selalu bagus jika moodnya sedang bagus.
Namun baru saja ujung pensilnya mendarat di atas kertas, Jungkook mendengar suara baritone seorang lelaki.
"Kau membolos hanya untuk menggambar di tempat seperti ini?"
Jungkook tersentak. Ia segera bangkit dari posisinya, dan menoleh ke segala arah siapa tahu ada anggota OSIS atau siswa lain yang memergokinya membolos. Namun tak ada seorangpun.
"Eh, aku di sini!"
"Hah? Dimana?" Jungkook dengan bodoh menggerakan kepalanya ke segala arah. Tapi ia tetap tak menemukan si sumber suara itu. Jangan-jangan dia invisible man? Pikir Jungkook mulai ngaco.
"Aku di atas!"
Atas? Jungkook mengerutkan dahinya lalu reflek mendongak ke atas. Dan ia melihat seekor monyet berambut kecokelatan dengan seragam putih sepertinya tengah bertengger di dahan yang paling atas.
"Hei tolong, aku tak bisa turun nih!"
Jungkook masih terlalu shock dengan apa yang dilihatnya sehingga ia tak menyadari bahwa monyet itu kini tengah berusaha terjun ke bawah.
"Ah, hei minggir!"
Terlambat, sedetik kemudian Jungkook merasa tubuhnya terbanting di atas rerumputan dan semuanya menjadi gelap. Kepalanya sakit bukan main dan terasa di kitari bintang berwarna warni, dan tubuhnya entah kenapa terasa sangat berat seperti ada beban yang menindihnya.
Jungkook membuka matanya, dan ia langsung berhadapan dengan wajah tampan si lelaki monyet berambut kecokelatan tadi. Mereka beradu pandang selama beberapa detik.
"Ah.. annyeong, kau manis ya." Sapa si laki-laki monyet dengan senyum miring.
Jungkook entah mengapa merasakan wajahnya memanas. Dengan cepat ia mendorong tubuh si lelaki berambut kecokelatan dari atas tubuhnya dan bangkit berdiri, tak mempedulikan si lelaki monyet yang kini terguling di rerumputan sambil mengerang kesakitan.
"Ish, kau tega sekali. Padahal tampangmu manis begitu ternyata tenaganya seperti pegulat pro wrestling." Lelaki berambut kecokelatan yang rupanya telah bangkit dari posisinya itu menepis rumput-rumput yang menempel pada rompi seragam putihnya.
"Kau ini sebenarnya siapa?" tanya Jungkook speechless, menatap bingung orang, atau entah alien atau monyet di hadapannya ini.
"Ah benar juga." Si lelaki alien meninju tangannya. "Perkenalkan aku siswa pindahan tingkat 2 namaku Kim Taehyung kau bisa memanggilku Taehyung, tapi untuk kerennya kau bisa juga memanggilku V" Ia mengakhirinya dengan membuat V sign dengan jari telunjuk dan tengahnya.
Rahang Jungkook jatuh seketika. Bagaimana bisa lelaki monyet yang aneh dan sedikit idiot seperti alien dan bertubuh kurus kerempeng serta sedikit lebih pendek darinya ini ternyata setingkat lebih tua? Astaga untung saja Jungkook belum melakukan hal yang kurang ajar, bisa mati dia kalau bersikap tidak sopan pada sunbaenya.
"Hmm.. kenapa sunbae bisa ada di atas pohon tadi?" tanya Jungkook penasaran.
"Oh, aku menunggu temanku datang menjemputku. Kukira kalau naik ke atas pohon aku bisa tahu ia datang darimana." Taehyung nyengir.
Jungkook cepat-cepat memasukkan kembali semua barangnya ke dalam ransel, dan bersiap pergi. Sepertinya otak si sunbae monyet itu benar-benar tidak beres. Ia harus segera pergi.
"Hei, mau ke mana?" tanya Taehyung penasaran.
"Eh.. aku mau pergi sunbae.." Jungkook memasang senyuman sok ramahnya supaya cepat diijinkan pergi.
"Aku ikut!" Taehyung menggandeng lengan Jungkook dengan senyum kekanakan.
"Tidak sunbae, aku harus pergi.." Jungkook berusaha melepaskan cengkeraman Taehyung pada lengannya, tapi sial kenapa kuat sekali? Padahal tubuhnya kerempeng begitu.
"Jebaaaal aku ikut! Aku tidak tahu harus ke manaaa!"
Oh iya, bukankah dia murid baru? Jungkook teringat.
TAPI BUKANKAH INI JUSTRU MENYUSAHKAN?!
Jungkook berusaha kabur sekuat tenaga. Mana sudi ia mengurusi sunbae merepotkan itu? Namun kini Taehyung malah bertingkah lebih absurd lagi, ia merosot ke tanah dan berusaha menahan kaki Jungkook sambil merengek-rengek. Astaga.
Akhirnya Jungkook mengalah. Daripada ada orang yang mendengar rengekan Taehyung dan berakhir dengan mereka yang kepergok dan dihukum karena membolos, lebih baik Jungkook cari aman.
"Baiklah ayo, kita pelan-pelan sunbae." Jungkook berkata pasrah.
"Ah jinjja?" Taehyung langsung melompat berdiri dan menarik Jungkook.
Mereka kini mengendap endap di balik semak-semak mendekati pintu masuk gedung sekolah.
Jungkook mengecek arlojinya lagi. Rupanya sudah satu jam berlalu sejak bel masuk. Ya Tuhan, Jungkook hanya bisa berharap semoga penjagaan gedung tidak terlalu ketat.
"Ayo sunbae." Ajak Jungkook.
Mereka perlahan berjalan beriringan ke dalam gedung sekolah. Beruntungnya sedang tak ada guru atau murid yang berjaga di depan, jadi mereka bisa masuk dengan mulus.
Yang jadi masalah.. kemana mereka harus pergi sekarang?
Oke, bel masuk sudah berbunyi satu jam yang lalu, tidak lucu kan jika Jungkook menerobos ke kelasnya dan mengatakan alasan terlambatnya karena ketiban monyet gila di halaman belakang sekolah? Lagipula percuma masuk kelas, Jungkook sama sekali tak membawa buku pelajaran di tasnya. Apalagi ia bersama si sunbae monyet alien bernama Kim Taehyung itu.
"Hei!"
Lamunan Jungkook buyar dengan seruan baritone tepat di telinga kirinya.
"Aish, apa sih sunbae?" Jungkook mengusap telinganya yang terasa berdengung.
"Dari tadi aku bertanya siapa namamu, tapi kau tak menjawab." Taehyung mengacungkan jarinya pada wajah Jungkook.
"Hah? Oh iya, aku Jungkook. Jeon Jungkook." Jungkook sedikit menjauhkan wajahnya dari telunjuk Taehyung yang teracung tanpa maksud.
"Ah, Kookie-ya!" Taehyung berseru.
"Ko..Kookie? jangan keras-keras sunbae.." Jungkook melihat ke kanan kiri dengan khawatir takut ada yang mendengar seruan sunbae absurdnya ini.
Sementara sepertinya Taehyung sibuk dengan ponsel di tangannya, Jungkook kembali panik memutuskan kemana mereka harus pergi. Tak mungkin kan ia mengajak Taehyung membolos di luar sekolah.
"Kookie, ikut aku."
"Eh? Kemana sunbae?" Jungkook bertanya bingung saat tiba-tiba Taehyung menariknya semakin masuk ke dalam gedung sekolah.
Mereka sampai ke lantai 3, sepatu mereka sedikit bergemuruh ketika berlari di koridor. Jungkook sekali lagi takut ketahuan, ia tak mengerti kenapa Taehyung malah menyuruhnya berlari. Lagipula Jungkook belum pernah ke lantai 3 karena hanya dikhususkan untuk kelas para murid tingkat 3.
Taehyung tak berhenti menarik Jungkook sampai mereka tiba di ujung koridor yang gelap dan sepi. Jungkook bergidik. Bukankah Taehyung bilang dia murid pindahan? Kenapa bisa tahu tempat begini?
Sudah gelap, sepi, dingin pula benar-benar cocok untuk lokasi pembunuhan. Jungkook merinding sendiri dengan pemikirannya.
Perlahan mata Jungkook menyesuaikan diri. Dari balik punggung Taehyung ia dapat melihat anak tangga sempit yang menuju ke atas.
"Ayo naik Kookie!" Taehyung menarik Jungkook.
"Na..Naik?kau yakin sunbae?" Jungkook was-was. Tempat apa ini saja ia tak tahu masa mau ceroboh mendatanginya?
Tapi entah kenapa tenaga Taehyung yang menariknya begitu kuat, Jungkook membiarkan dirinya mengikuti Taehyung menaiki tangga misterius itu.
Benar-benar mengerikan. Gelap, licin, tanpa pegangan di kedua sisinya seperti tangga pada umumnya pula. Namun Jungkook juga heran sendiri kenapa Taehyung mau repot-repot menyesuaikan langkahnya dan menuntunnya.
Semakin ke atas, dan Jungkook merasakan kakinya berpijak pada tanah datar. Sedikit terang, Jungkook menyadari ada sebuah pintu besar hitam di depan Taehyung.
Taehyung tanpa ragu membuka pintu itu dan menarik Jungkook.
Saat pintu terbuka, Jungkook merasakan cahaya terang menyapu wajahnya. Dan saat mereka melangkah lebih jauh, Jungkook menyadari bahwa saat ini mereka tengah berada di.. atap!
Astaga Jungkook baru tahu kalau sekolah ini juga memiliki rooftop. Tahu begini dari dulu Jungkook sudah membolos ke sini. Benar-benar tempat yang sempurna untuk menggambar, ah ideal sekali!
Namun Jungkook langsung membeku begitu menyadari ada orang lain di tempat yang sudah dianggapnya surga ini.
Ada sekitar 5 orang.. semuanya tidak Jungkook kenali. Apalagi Jungkook tahu mereka semua adalah senior, wajahnya seram-seram pula. Jungkook bergidik ketika salah satu dari mereka yang paling jangkung dan bermata sipit serta berambut platina memandangnya tajam.
Apa sih yang akan dilakukan Taehyung di sini? Apa mereka mau tawuran atau bagaimana yang jelas Jungkook tak yakin ia akan menang hanya bersama si sunbae alien sedangkan ada 5 sunbae lain yang mengeroyok mereka berdua. Dalam hati Jungkook menyesal mau saja ikut Taehyung. Kenapa ia tak berpikir untuk melepaskan diri dari Taehyung di saat dia lengah tadi?
"Sunbae, apa yang.." Jungkook melirik Taehyung.
Dan betapa terkejutnya Jungkook ketika melihat Taehyung dengan santai menghampiri salah seorang sunbae berambut cokelat dan berwajah tampan lalu mereka berpelukan seperti teman lama.
"Jin hyung, lama tak bertemu!"
Dan Taehyung juga berhigh five satu persatu dengan keempat orang lainnya. Jungkook semakin bingung. Sebenarnya siapa Taehyung? Meski tadi ia bilang ia murid pindahan, kenapa ia bisa kenal dengan semua sunbae menyeramkan itu?
"Ah, Kookie sini!" Jungkook merasakan Taehyung menarik tangannya kembali.
DEG
Mau apa dia?
Jungkook gemetar melihat 5 pasang mata tajam yang mengintimidasinya. Anehnya Taehyung si sunbae alien malah tersenyum lebar dan sama sekali tak tampak ketakutan.
Oh Tuhan, Jungkook hanya bisa berharap semoga tubuhnya masih utuh sampai ketika jam pulang sekolah nanti.
TBC/END?
A.N:
Percobaan pertama di saat aku lagi kecanduan banget sama Bangtan Sonyeodan, terutama sama V yang bikin aku ngakak terus.
Well ginilah, ff BTS pertamaku kalau berminat tau kelanjutannya, tolong sempetin ninggalin jejak di kolom review ya..
Ok, see you in the next chapter! *dadah bareng Jungkook*
