"When I Summon It"

Chapter 1

"Igor n'Band"

*Velvet Room*

"Theo." Dengan muka lurus (atau bengkok, dari sisi idung) Igor memanggil Theo.

"Ada yang bisa saya bantu?" Theo pun menjawab panggilan, soalnya muka Igor udah kecapean

"Ntu…Orpheus, simpen baik-baik di Compendium" Igor pun menyuruh (memperbudak) Theo.

"Baik, Tuan"

*Velvet Room*

*3 bersaudara Velvet berkumpul di Velvet Room*

"Ah, Eliz, Theo, gua punya pemikiran seru nih" Margaret mulai ngomong

"Apaan kak?" Elizabeth dan Theodore mulai bengong.

Belakangan ini mereka baru sadar kalo Margaret punya insting lawak yang rada aneh.

"Kita ngeband yok. Igor udah simpen Orpheus, kita pake baik baik" Margaret udah mulai ngelantur (Author: Lu pikir Orpheus apaan, dipake baik-baik?)

"Band?" Eliz nganga

"Iya. Gw bass, Theo vocal, Orpheus gitar, Eliz turntable, Igor drum" Margaret mulai mikir yang ga jelas.

"Emang Igor pernah beli stik drum?" Theo mikir "Ah, dia ga pernah beli yang begituan"

"Ada yang alami. Nempel di depan muka dia" Margaret mulai sedeng

Ini jelas gak mungkin. Kalo idung Igor udah nempel ke drumnya, pasti bakal bolong. (ketajeman)

"Nyok. Gw bosen diperbudak Igor, Minato sama Kaori" Eliz sama Theo curcol.

*Velvet Room*

"Haah?" Igor nganga (JANGAN DIBAYANGIN) habis denger ide Margaret.

"Iya, Tuan. Kita sudah punya budgetnya" Theo promosi.

Datang gak dianter, pulang ga dijemput, trailer berisi property band mereka udah dateng

"Masuk lewat mana, bego!" Igor mulai kesel, gara-gara trailer tersebut hamper ngejebol dinding Velvet Room, kalo ga dihentiin pake idung

"Kita ga mau nge-band di Velvet Room, kok" Eliz, yang mulai ketularan naluri gaje Margaret, mulai ngomong

"Emang mo ngeband dimana?" Igor bingung, soalnya ga ada studio yang mau nerima drummer yang pake idung.

"Di depan Tartarus"

"WATDEPAK!" Igor mulai teriak. Nama baiknya bisa jatoh, kalo diliat SEES

"Udah, ayolah tuan" Eliz, Theo, dan Margaret (A: dateng dari mana Margaret M: terserah gw donk) merayu.

"Ok-ok-ok-okelah kalo beg-beg-begitu" Igor mulai ketularan Azis Gagap.

*Dorm, Late Night*

"Aah!" Fuuka mulai memegangi kepalanya. Dia tampak kesakitan.

"Fuuka-san! Ada apa?" Junpei (bah, kambing *Di-Agidyne) nanya (J: Kan gw gentlemen!)

"Aku…merasa ada yang aneh…di Tartarus…Ada sesuatu…yang lebih kuat…dari apa yang kita tahu sekarang…" Fuuka kecapekan, pingsan

*Dorm, 23.00*

Fuuka bangun.

"Ugh…"

"Fuuka, kau tidak apa-apa?" Minato (A:Ini baru gentlemen beneran) nanya.

"Aku…tidak apa apa."

*Dorm, Dark Hour*

"Kita ke Tartarus?" Akihiko, dengan muka "kalo-ga-ke-Tartarus-lu-bakal-bonyok" nanya ke Minato.

Minato ngangguk doang.

*Tartarus*

Fuuka udah sempoyongan, hamper jatuh.

"Fuuka, tidak usah memaksakan diri…" Yukari (J:Way to go, Yuka-tan!) mulai nanya (Y: Sesama wanita harus saling peduli!)

"Ah…Aku tidak apa-apa."

"Ah! Aku merasakannya! Ada…sesuatu…di depan…!" Fuuka panik.

Apa yang mereka lihat?

Di depan mereka, sudah banyak Persona (3 compendium) menyoraki 4 orang, yang berdiri di atas panggung. Terlihat di atas, Garuda terbang sambil membawa banner besar

*Igor n' Band*

Ada percikan api keluar dari sisi-sisi panggung

"ARE U READY TO ROOOOOCK?" Theo teriak.

"YEAAAAAAAAAH!" Seisi Tartarus (Shadow turun, penasaran ada apaan di bawah) tidak sabar untuk menonton Igor.

Yeah. Igor dengan hidung dan drum, Elizabeth dengan turntable, Margaret di bass, Orpheus di gitar, Theo di vocal, mulai menyanyi.

*abs-HOWLING* (Cari di Google)

Suara turntable, drum, dan gitar, menggema di Iwatodai.

" Astagfirullah lailahailallah muhamaddarasuluhah aku anak soleh yes!" Minato ngelantur (Ntu slogan sekolah Author, waktu SD)

Malam itu, Dark Hour serasa jadi siang bolong,

Mereka teriak-teriak, nyanyi-nyanyi, joget-joget (A: IIH SAHABAT DAHSYAT!)

Walaupun Dark Hour sudah habis, konser tetap berlangsung

Orang-orang yang sudah menjadi normal kembali, mulai menonton konser di depan Gekkoukan.

*Gekkoukan*

"Kau tidak menonton koner itu ya?"

"Konser apa"

"Ada konser dadakan, tepat di depan Gekkoukan"

Yak, si hidung panjang dan teman-temannya sudah jadi populer.