Tengoku no Ki
( Tree of Heaven )
Naruto©Masashi Kishimoto
Tree of Heaven©SBS
Warning : Gaje, typo, lebay, nyinetron, OOC, dsb.
Don't Like Don't Read!
Sebelumnya mau minta maaf karena fic gaje-ku yang sebelumnya "Tomorrow" harus dihapus. Karena ada banyak hal yang harus di ubah. Hehe
Gantinya saya publish fic gaje saya yang baru ini, hehe. Fic nya terinspirasi dari drama Korea Tree of Heaven. Seri terakhir dari Trilogi Heaven. Seri sebelumnya itu Stairway to Heaven (seri yg pertama lupa=,=). Ada yang tau kah?
Benar-benar deh dramanya buat emosi ga labil *?*
Maaf kalo cerita dan segalanya sama. Aku emang berniat buat fic ma cerita aslinya sama. He, kalo disclaimer-nya ditulis bukan jiplak kan?
Saya pastikan deh, fic ni bakal saya tamatin.. hoho
Chapter 1
Hari ini tousan bilang dia akan menikah lagi. Awalnya aku kaget karena tousan tidak pernah bercerita tentang seorang wanita kepadaku sebelumnya. Tapi aku mengerti, 12 tahun bukanlah waktu yang sebentar untuk tousan hidup sendiri. Meskipun ada aku, tapi tetap saja seorang pendamping hidup itu dibutuhkan.
12 tahun lalu kaasan meninggal karena pendarahan yang dialaminya setelah melahirkan Hanabi. Dan Hanabi sendiri pun pada akhirnya tidak bisa bertahan setelah berjuang selama lebih dari 2 bulan didalam incubator. Kadang aku merasa maut terlalu cepat menjemput mereka.
Aku tinggal disebuah tempat pemandian air panas. Onsen ini milik tousanku. Dan disini pun aku tidak hanya tinggal berdua. Masih ada bibi dan sepupuku yang tinggal disini. Bibi Tsunade dan Karin.
Tousan bilang mereka tinggal di Korea Selatan. Dan calon ibu tiriku juga punya seorang putra. Sebenarnya 2 orang. Tapi putra pertamanya meninggal karena kecelakaan. Dan hal itu terjadi tak berapa lama setelah suaminya meninggal karena serangan penyakit jantung.
Aku berharap kaasan baruku itu menyayangiku. Karena sebenarnya aku sedikit terpengaruh dengan cerita Sakura yang mengatakan ibu tiri itu selalu jahat.
Lusa meraka akan datang dan membicarakan tentang persiapan pernikahan. Ah aku tidak sabar.. aku sangat antusias ketika tousan mengatakan bahwa putranya yang akan menjadi saudara tiriku itu umurnya 2 tahun diatasku. Aku belum pernah merasakan punya seorang nii-san sebelumnya dan tentu saja hal ini sedikit banyak membuatku gugup menyambut kedatangan mereka.
Sakura bilang aku harus mulai berlajar bahasa Korea supaya aku bisa berkomunikasi dengan lancar bersama mereka.
Dan percaya atau tidak aku menuruti nasehatnya itu.
"kau mau kemana, Hinata?" Tanya Sakura ketika melihatku mulai beranjak meninggalkan tempat dudukku.
"perpustakaan." Jawabku yakin.
"untuk?"
Hei, aku kan sering ke perpustakaan. Kenapa dia sepertinya heran sekali dengan jawabanku barusan.
"tentu saja untuk meminjam kamus Bahasa Korea, Sakura." Jawabku sebelum melangkahkan kaki keluar kelas.
Sedangkan Sakura hanya mengedikkan bahunya.
Akhirnya hari ini pun tiba. Tousan mengajakku menjemput mereka ke Bandara, tapi di tengah perjalanan bibi Mikoto-namanya-bilang kalau mereka sudah pergi menggunakan taksi. Dan sekarang mereka ada di bukit kecil tempat mereka pertama kali bertemu dulu.
Sesampainya ditempat yang dimaksud bibi Mikoto aku langsung melihat ada seorang perempuan yang sedang duduk di sebuah bangku tembok yang ada disana. Dan seorang lelaki yang sedang menyenderkan punggungnya pada sebuah pohon disamping kanan bangku.
Aku yakin itu mereka. Bibi Mikoto melambaikan tangan, aku membalasnya dengan gugup. Sedangkan seseorang yang aku yakin itu putranya hanya menatapku dengan datar. Dan sedetik kemudian dia sudah mengalihkan pandangannya kedepan.
"ayo." Ajak tousan yang berada disamping kananku.
Musim dingin membuat salju menutupi tanah sepenuhnya. Ah bahkan pohon-pohonnya pun penuh dengan salju.
"Hai Hinata, Annyeong Haseyou." Sapa bibi Mikoto setelah aku sampai dihadapannya.
"Aaa.." aku membungkukkan badanku untuk membalas sapaannya. Jujur aku bingung kalau harus membalasnya dengan kata-kata.
Bibi Mikoto tersenyum kepadaku. Dan tousan hanya diam saja.
Tousan mengambil barang-barang Bibi Mikoto dan kemudian segera membawanya menuju taksi yang sebelumnya sudah tousan suruh untuk menunggu.
"Sasuke.."
Sebelum pergi Bibi Mikoto sempat memanggil putra lelakinya, pertanda menyuruhnya untuk mengikutinya. Tapi dia tetap diam, hanya berbalik menatap Bibi Mikoto Sekilas.
Sekarang hanya ada aku dan calon nii-san ku itu. Uh, sungguh membuatku bingung karena dia hanya menatap lurus kearah depan. Tas ransel yang masih bertengger di pundak kanannya, jaket biru tua dan celana jeans hitam yang dipakainya pun sedikit menarik perhatianku. Dia terlihat sederhana.
Perlahan aku melangkahkan kakiku mendekatinya.
Yap, sekarang aku berada di hadapannya. Melihatku yang seperti menghalangi pemandangannya, dia segera menolehkan kepalanya kearah Bibi Mikoto dan tousan yang sedang memasukkan barang-barang ke taksi.
"Hai.." aku mencoba memulai pembicaraan. Dia? Tidak merespon sama sekali.
Aku tidak menyerah, aku tersenyum dan mengambil catatan kecil di saku sweater ku.
Aku buka catatannya dan mulai membaca,
"Op-pa, Sa-rang-hae-yo." Ucapku terbata. Kemudian aku mengalihkan pandangan dari note-ku kearah depan dimana dia berada.
Berhasil. Aku tersenyum mendapati dia menolehkan kepalanya kearahku dengan segera. Tapi selanjutnya senyumku menjadi sangat canggung. Ketika aku sadar bahwa dia sedang menatapku dengan tajam.
Ups, apa aku salah bicara?
Dia tidak mengatakan apa-apa. Karena selanjutnya dia mulai melangkahkan kakinya menuju taksi.
Aku menghela nafas. Ah, aku rasa harapanku tentang seorang nii-san yang hangat, ramah dan selalu melindungiku pupus sudah.
Aku melihatnya berjalan, dan hei.. dia tidak memakai sandal. Di cuaca sedingin ini? Berjalan diatas hamparan salju?
Uh, sudahlah jangan dipikirkan. Dan aku mulai beranjak menyusulnya.
-Tsuzuku-
Tuh kan gaje.. sebenarnya aku malu mau publishnya, tapi maksain publish deh. Maaf ya kalau mengecewakan.. pendek lagi…
Trs jangan aneh kalo Karin anak Tsunade, anggap aja mereka mirip. By the way ayah Karin, Hizashi. Trs dia udah meninggal. Jadi tinggalnya bareng Hinata deh. Disini kan Uchiha ataupun Hyuuga bukan konglomerat.
Maaf lagi males ngejelasin lewat fic nya sih, hehe
Pokoknya Review, kalau menurut kalian ceritanya biasa aja mau aku hapus, hehe
Emh Sasuke disini agak autis gitu, tapi ga parah deh. Terus Hinatanya ga terlalu pemalu, tapi tetep menjadi perempuan yang lemah, hehe.
Saranghaeyo = aku mencintaimu.
makasih buat Suu-san yang udah mau repot ngasih tau cara publish fic, hehe. qu bener-bener lupa...
OK. See you^^
Mind to Review?
