Author : Naragirlz
Genre : Romance, Friendship, Family

Pairing : Naruhina

Rating : T
WARNING

AWAS INI BENAR-BENAR FANFICTION ALUR SINETRON, DONT LIKE DONT READ, EYD BERANTAKAN DAN ABAL

.

.

.

Disebuah taman yang indah serta warna-warni daun maple di musim gugur menambah keceriaan di sore hari ini. Terlihat sosok gadis cantik berambut pendek, berseragam serta dengan balutan syal berwarna merah yang di lingkarkan di lehernya duduk gelisah di kursi panjang dekat danau. Tangannya membawa sesuatu. Kakinya terus bergerak tanpa henti karena gelisah. Sesekali dia mengecek jam di tangannya. Sudah hampir sekitar satu jam lebih gadis itu menunggu seseorang namun sampai detik ini mereka belum datang juga. Menit berikutnya dia melihat sosok pria muda sama seperti dirinya berseragam lengkap berlari menuju dirinya. Pria itu tersenyum padanya namun Gadis itu malah cemberut.
"Sakura, apa yang ingin kau katakan padaku?". Tanya sosok cowok yang sering dipanggil dengan nama Sasu namun panggilan ini khusus temannya sedangkan dirumah dia dipanggil Sasuke. Dia adalah teman sekolah Sakura sekaligus Pria terpopuler di kelas. Sakura tidak menjawab apa-apa dia hanya menyodorkan selembar kertas yang dibawanya. "Apa ini? Tanyanya santai.
Sasuke meneliti kertas yang di berikan padannya. Matanya terbelalak ketika melihat kertas yang ada di genggaman tangannya. Bibir Sasuke bergetar bersamaan dengan tangannya. Tubuhnya terasa lemas, dia tidak percaya dengan yang di alaminya. Apakah mungkin Sakura..? ahh Tidak mungkin ini pasti lelucon. Batin Sasuke.
"Apa mak…maksudnya ini?". Tanya Sasuke sedikit gagap.
"Tanpa aku jelaskan kau sudah tahu kan. Sekarang kita bagaimana?". Ucap Sakura
"Kita? Ini bukan urusanku, ini adalah urusanmu. lagipula aku melakukannya dalam keadaan mabuk jadi kau jangan menyalahkanku". Ucap Sasuke santai. Sakura terkejut mendengar ucapan Sasuke. Dia tidak habis pikir ada orang seperti itu.
"Bukan urusanmu. Hei! Tidak peduli kau dalam keadaan mabuk. Tapi ini sudah terjadi dan aku mengandung bayimu. Aku tidak mau tahu, kau harus bertanggung jawab dengan semua ini". Ucap Sakura resah.
Ini semua berawal saat kelas Sakura beserta Sasuke mengadakan liburan di daerah Osaka dan menginap di vila. Mereka semua berpesta dalam rangka merayakan keberhasilan kelas mereka yang menjadi kelas terbaik di tahun ajaran baru ini. Ketika Sakura sedang berjalan-jalan sendirian di sekitar vila, dia bertemu dengan Sasuke yang pada saat itu mabuk berat serta tergeletak dilantai. Kebetulan juga berdekatan dengan Kamar Sakura. Awalnya dia berencana untuk membawa Sasuke ke kamar Sasuke sendiri namun dia tidak tahu dimana letaknya. Akhirnya dia memutuskan untuk membawa Sasuke ke kamarnya. Dari awal Sakura masuk sekolah, dia sudah menyukai Sasuke namun dia tidak berani mengatakannya. Entah setan apa yang masuk di dalam tubuh Sasuke, dia mencium Sakura penuh nafsu dan terjadilah hal itu. Sakura Sudah berusaha mengelak dan melepaskan diri dari dekapan Sasuke namun karena tenaga Sasuke lebih kuat dia tidak bisa berbuat apa-apa.
"Tidak ada jalan lain. Kau harus mengugurkan kandunganmu". Ucap Sasuke.
"Apa? Menggugurkan kandungan? tidak aku tidak setuju, ini sama saja dengan membunuh Sasuke. Bayi yang aku kandung ini tidak berdosa. Jalan yang terbaik adalah menikah". Sakura benar-benar tidak mau membunuh bayi yang di kandungnya karena itu merupakan dosa besar.
"Menikah? Apa kau gila. Aku tidak mau atau jangan-jangan sebenarnya kau sengaja melakukan ini padaku agar aku menikahimu dan mendapatkanku, aku tahu kau memang dari dulu menyukaiku?! Lagipula aku sudah punya pacar yang sangat cantik sedangkan Kau, itu tidak mungkin!". Ucap Sasuke kasar. Sakura benar-benar merasa harga dirinya di injak-injak oleh Sasuke. Perkataan Sasuke sangat menyakitkan, memang dia gadis macam apa. PLAAK! Sakura menampar pipi Sasuke amat keras.
"Memang aku dari dulu menyukaimu, tapi aku bukan gadis seperti yang kau pikirkan, aku tidak pernah memikirkan hal sepicik itu. Ahhh! Jangan mentang-mentang kau popular, tampan dan kaya maka kau bisa menghina orang seenaknya. Hidup ini hanya sekali, jadi manfaatkan itu dengan perkataan yang baik. Kalau kau tidak mau bertanggung jawab aku akan membesarkann bayi yang kandung sendiri". Sakura lalu pergi tanpa sepatah katapun sedangkan Sasuke hanya memegang pipinya dengan senyum sinis.

ooOOOoo

Malam harinya Di sebuah tempat makan yang khusus menjual aneka makanan yang terbuat dari mie. Terlihat dua sosok pria dewasa sedang bercanda gurau. Sebenarnya tempat ini sudah tutup tapi khusus untuk pria ini akan selalu buka selama dua puluh empat jam. Tempat makan serba mie ini adalah milik ayah Sakura sedangkan pria yang bersama ayah Sakura itu bernama Uchiha Fugaku. Namun tiba-tiba keributan terjadi di ruang utama rumah Sakura. Keributan yang terjadi karena Ibu Sakura yang marah besar padanya.
"Sakura, kenapa harus seperti ini hah! Apa yang membuatmu seperti ini!" Ibu Sakura marah bahkan berteriak di depan putrinya dengan mengenggam sebuah kertas.
"Istriku ada apa ini?" tanya Ayah Sakura. Teman ayah Sakura juga ikut melihat kejadian ini. Dengan ragu beliau mengambil kertas dari tangan istrinya. Dia terlihat sangat shock, kertas yang dibawanya jatuh begitu saja.
"Sakura, katakan pada ayah siapa yang menghamilimu? KATAKAN PADAKU!" Ayah Sakura mengguncang-guncang pundak putrinya. Sakura hanya bisa menangis sesenggukan, dia tidak bisa menjelaskan apa-apa ini terlalu berat untuknya. "Kenapa diam saja katakan pada ayah siapa?"
"Ayah maafkan aku. Aku memang anak yang tak berbakti tapi aku sama sekali tidak pernah menduga akan seperti ini. Kami tidak sengaja melakukan hal itu ayah!". Ucap Sakura sambil terus menangis.
"Aku tidak butuh alasanmu Sakura, yang aku ingin tahu siapa pria itu? mau tidak mau dia harus bertanggung jawab dengan yang diperbuatnya. Cepat katakan pada Ayah!". Amarah ayah Sakura sudah tidak bisa di tertahankan lagi.
"Sakura katakan pada ayahmu? Cepat!". Ucap Ibu Sakura dengan penuh perasaan kecewa pada putrinya. Dia tidak menyangka kalau anak satu-satunya akan mengalami hal memalukan seperti ini. Pembicaraan ini juga di dengarkan oleh tamu atau tepatna teman ayah Sakura yaitu Uchiha Fugaku.
"Dia adalah teman sekelasku namanya Uchiha Sasuke, seorang pemuda kaya, pewaris dari perusahaan "Fourth Group". Dia melakukan hal itu tanpa sadar ayah karena dia mabuk.". Ujar Sakura dengan ketakutan yang luar biasa.
Mendengar ucapan putrinya membuat kedua orangtuanya melihat kearah pria dewasa yang bernama Uchiha Fugaku. Pria itu tampak sangat shock dan sedkit terlihat linglung. Uchiha Fugaku pergi tanpa pamit kepada mereka. Mukanya terlihat merah sekali sedang Sakura sama sekali tidak tahu kenapa teman ayahnya menjadi aneh ketika dia menyebut nama Sasuke.

Di sebuah ruangan yang tergolong mewah untuk ukuran kamar, terlihat Sasuke lagi asyik melihat televisi sambil mengemil. Dia benar-benar seperti orang yang tidak mempunyai masalah. Menurutnya apa yang dikatakan Sakura itu sangatlah Konyol mana mungkin baru sekali melakukan hal itu langsung hamil. Semuanya benar-benar aneh, lagipula dia melakukan hal itu tanpa sadar. Sasuke mendadak tertawa terbahak-bahak karena melihat sitcom di televisi. BRAAK! pintu kamarnya terbuka dengan kasar. Sasuke lansgung berdiri dengan wajah yang datar. Memang dari dulu hubungan ayahnya dengan dirinya tidak begitu baik. Ayah Sasuke mendekat dan menatap penuh amarah! PLAAK! Tiba-tiba ayah Sasuke menampar putranya sendiri. Sasuke hanya bisa mengelus pipi kirinya serta memandang ayahnya dengan sangat tajam. Sekarang ayah Sasuke memegang kerah baju anaknya. Ibu Sasuke dengan segenap tenaga melerai pertengkaran antara ayah dan anak ini.
"Sayang, kenapa kau menampar anakmu seperti ini eoh?". Ucap Ibu Sasuke sedikit ketakutan.
"Kau benar-benar tidak tahu malu. Kenapa kau menghamili seorang gadis hah! Kenapa kau selalu membuat ayah marah! Sebenarnya apa yang kau lakukan selama ini."
"Sayang, apa yang kau katakan? Hamil, Sasuke!". Pekik Ibu Sasuke.
"Lebih baik kau katakan sejujurnya, sebelum aku menamparmu lagi". Ujar ayah Sasuke.
"Sasuke katakan sejujurnya, nak!".
"Iya. Aku pernah melakukan hal itu dengannya dan aku tidak tahu kalau akhirnya akan seperti ini. Ayah kau tidak seharusnya menyalahkan aku. Aku melakukan ini tanpa sadar karena aku mabuk!". Sasuke berusaha semampunya untuk membela dirinya sendiri.
"Kau tahu. Gadis itu adalah anak dari sahabat ayah sejak masih sekolah. Itu sangat memalukanku ketika bertemu dengannya nanti. Kita tidak akan seperti ini sekarang kalau bukan karena bantuan darinya. Kau hanya bisa membuat masalah saja".
"Sasuke kenapa kau bisa seperti itu? sekarang apa yang sebaiknya kita lakukan". Ibu Sasuke panik. Sedangkan Sasuke hanya diam tanpa ekspresi seolah dia itu sama sekali tidak dalam masalah.
"Tidak ada jalan lain lagi. Kau harus menikahi". Ujar ayah Sasuke mash dengan amarahnya.
"Sayang, umur Sasuke masih 18 tahun tidak mungkin kau menyuruhnya menikah dengan usia yang masih muda seperti ini". Ibu Sasuke makin frustasi setelah mendengar keputusan dari suaminya.
"Ayah, mana mungkin aku menikah disaat aku masih sekolah".
"Jangan banyak bicara kau Sasuke! Ini semua karena ulahmu jadi kau harus bertanggung jawab apa kau mengerti. Sedangkan kau istriku jangan membantah keputusanku, ini semua gara-gara kau yang terlalu memanjakan dia. Aku benar-benar bingung harus bagaimana menghadapi anak nakal ini!". Ayah Sasuke berjalan keluar sambil memijat kepalanya.
"Ibu, bagaimana ini!". Ucap Sasuke panik

ooOOoo

Tiga hari kemudian…..
Di sebuah rumah yang sederhana dimana Sakura tinggal. Terlihat pertemuan dua keluarga kecil dengan suasana canggung. Dua keluarga itu hanya diam. Raut wajah Sakura terlihat sedih serta tak berdaya sedangkan wajah pria yang tak lain adalah Sasuke, terlihat angkuh dan menyebalkan. Ibu Sakura dan ibu Sasuke tampak sekali kecewa dan sedih dengan hal yang menimpa putra putri mereka. Dengan suasana seperti ini membuat ayah Sasuke untuk membuka pembicaraan.
"Kedatangan kami disini ingin minta maaf karena ulah dari anak kami Sasuke". Ucap Ayah Sasuke
"Sebenarnya minta maaf saja tidak cukup". Ujar Ibu Sakura namun Ayah Sakura menyenggol sikunya dengan makud agar istrinya lebih berhati-hati bicara.
"Kami juga minta maaf karena atas ulah anak kami". Kata ayah Sakura santai. Sasuke dan Sakura terus diam tanpa memandang satu sama lain.
"Sebagai keluarga dari seorang anak pria, kami ingin mempertanggung jawabkan kesalahan anak kami. Sejujurnya ini sangatlah tidak mungkin bagi mereka tapi solusi terbaik dan bijaksana adalah dengan menikahkan anak kita". Kata Ayah Sasuke tenang.
Sakura beserta orang tuanya tampak terkejut namun hal itu tidak berlaku untuk Sasuke dan keluarganya mereka hanya menghembuskan nafas sedangkan Sasuke asyik bermain ponselnya. Sakura terus memandang Sasuke pria yang disukainya selama ini dengan perasaan senang tapi juga perasaan sedih karena tidak ada masa depan lagi untuknya.
"Memang sebenarnya ini adalah keputusan yang tepat. Tidak ada jalan lain lagi. Aku sangat setuju lagi pula tidak mungkin putriku melahirkan seorang anak tanpa ayah dan itu akan memalukan." Ujar ibu Sakura.
"Kalau boleh tahu kapan acara pernikahan ini akan di laksanakan?". Ayah Sakura terlihat tidak mau basa-basi lagi tentang masalah ini.
"Aku dan suamiku sudah merencanakan semuanya serta memutuskan untuk mengadakan upacara pernikahan tiga hari kemudian.". Sekarang Ibu Sasuke ikut andil dalam pembicaraan ini.
"TIGA HARI!". Ucap Sasuke dan Sakura bersamaan.

Keesokan harinya di Tokyo High School terlihat murid kelas 3-5 sedang asyik mengikuti pelajaran olahraga. Materi kali ini berbeda dengan materi sebelumnya Karena guru olahraga mereka menyuruh siswa untuk berolahraga sendiri. Semua anak laki-laki ada yang berolahraga basket dan sepak bola sedangkan anak perempuan lebih asyik untuk melihat dan menyoraki murid pria yang berolahraga. Sebagian besar anak perempuan lebih suka melihat basket daripada sepak bola. Salah satu factor yang membuat mereka suka melihat basket adalah sosok cowok popular dan tampan ikut andil dalam pertandingan ini siapa lagi kalau bukan Sasuke alias Sasuke. Sakura melihat tanpa ikut bersorak dengan sahabatnya yang bernama Jiyoung Ino.
"Kiaaaa! Sasuke, aku padamu!". Teriak Ino bersama murid perempuan yang lain. Sakura masih terus saja diam sambil melihat Sasuke. Dia menghela nafas panjang karena memikirkan pembicaraan antara orang tuanya dan orang tua Sasuke. Sebentar lagi dia akan punya suami. "Hei Sakura, tumben kau tidak ikut bersorak untuk Sasuke. Apa sekarang kau sudah tidak menyukainya Eoh?". Tanya Ino penasaran.
"Bukannya seperti itu, aku masih menyukainya sampai detik ini". Katanya. Sakura melihat kemana Sasuke pergi, terlihat Sasuke memeluk seorang gadis setelah dia memasukan bola kedalam ring dengan skor three point. Gadis itu bernama Shion pacar Sasuke.
"Lalu kenapa kau tidak bersemangat lagi bersorak untuknya?". Ujar Ino.
"Apakah dia akan menyayangiku setelah aku resmi jadi istrinya". Kata Sakura dengan sangat pelan sekali dan Ino pun hanya bisa mendengar perkataan itu samar-samar.
"Apa yang kau katakan tadi?".
"Ahhh Ino sudahlah aku mau kekelas lebih awal". Ucap Sakura.
Dia pergi meninggalkan sahabatnya. Sakura melangkah dengan langkah yang sangat pelan. Seperti tidak ada lagi gairah untuk hidup. Sakura sama sekali tidak menyangka hidupnya akan seperti ini. Menikah dalam usia 18 tahun itu terlihat sangat konyol untuk jaman modern seperti ini. Sebenarnya dia takut menjalankan pernikahan ini, takut kalau pada akhirnya mereka akan bercerai dan dia akan menjadi janda di usia yang masih muda. Dia takut setelah itu tidak ada lagi yang mau menikah dengannya karena dia janda dan sudah mempunyai anak. Dari jauh Sakura melihat Sasuke berjalan menuju kearah yang berlawanan dengannya. Sasuke sama sekali tidak melihatnya dan terus berjalan. Sebenarnya Sakura ingin menanyakan sesuatu pada Sasuke. Kenapa dia menerima pernikahan ini? Apa Sasuke juga mulai menyukainya? dan mungkin ini saat yang tepat karena hanya ada mereka berdua.
"Sasuke..!". Mendegar namanya di sebut Sasuke menghentikan langkahnya dan menoleh kea rah Sakura dengan tatapan dingin. "Aku ingin bertanya padamu, kenapa kau tidak menolak pernikahan ini?". Tanya Sakura.
"Apa kau sangat penasaran kenapa aku menerima begitu saja pernikahan ini?". Tanya Sasuke, Sakurapun mengangguk penuh semangat. "Karena kalau aku tidak menikahimu aku tidak akan mendapatkan warisanku kembali. Apa kau puas?".
Iya benar Ayah Sasuke mengganti semua nama yang dulu atas namanya sekarang harta yang dimiliki ayahnya dengan atas nama Sakura bukan nama dirinya. Dan kalau Sasuke tidak menerima pernikahan ini maka semua harta yang dimiliki oleh ayahnya di berikan kepada putri sahabatnya karena ayah Sasuke merasa sangat malu dan bersalah pada Ayah Sakura. Dan kembalinya warisan itu padanya tidak di tentukan kapan waktunya.
Sakura terlihat sangat kecewa dan sakit mendengar penjelasan Sasuke. Benar-benar terasa amat sangat sakit. Mungkin yang bahagia dan tulus dengan pernikahan ini hanya dirinya tidak untuk Sasuke. Dan lucunya Sasuke hanya menganggap dirinya sebagai alat untuk mendapatkan warisannya kembali. Tanpa pamit Sakura kembali berjalan dengan senyum yang hambar sedangkan Sasuke memandang Sakura tanpa ekspresi.
"Ternyata dia hanya menganggapku seperti itu" Ucap Sakura.

==TBC==