Just Friends?

Disclaimer: Bleach punya om saya, Kubo Tite, bukan punya saya. (Jiaahhh, ngakunya keponakan :P) Dan bukan saya yang buat lagu Apalah Arti Cinta & Aku dan Dirimu.

CHECK THIS OUT!

-o-

"Berhenti kau ICHIGOOOO!" Seorang siswi SMA yang cebol tengah mengejar seorang laki-laki berambut oranye. Ichigo terus berlari-lari menerobos kerumunan orang-orang meninggalkan Rukia yang tengah mengejarnya.

"ICHIGOOO! Kembali! Kau harus tanggung jawab!" Rukia teriak lagi.

Orang-orang yang melihat mereka pun akan mengira bahwa arti dari kata 'tanggung jawab' itu adalah ****. Mari kita lihat flashback.

Flashback

TOK TOK TOK

"Rukiaaa! Ayo cepetan! Udah jam 6 lewat seperempat nih ntar kita telat!" panggil Ichigo sambil menggedor-gedor pintu.

"Iyaaa! Tunggu bentar lagi pake baju nih!" jawab Rukia sambil memakai ehem pakaian dalamnya alias bra.

"Ruki-" saat Ichigo mau manggil lagi eh yang dipanggil sudah membuka pintu. Rukia menggantung tasnya di tangan kirinya dengan tugas Biologi yang ada di tangan kanannya. Ichigo melebarkan matanya lebar-lebar.

Rukia di depannya ini sudah bukan anak kecil lagi. Bukan seorang anak perempuan nakal yang suka memanjat pohon melainkan seorang gadis. Walaupun tingginya masih tetap seperti dulu tetapi banyak yang berubah. Bibirnya menjadi lebih merah dan rambutnya dibiarkan panjang terurai. Dadanya juga sudah mulai membesar dibanding dulu yang rata sekali. Mata violetnya yang besar membuat orang semakin senang menatapnya. Walaupun Rukia cemberut, Ichigo dapat melihat 'inner beauty-nya' Rukia. Roknya yang menggantung di atas lutut memperlihatkan kaki putihnya yang jenjang dan mulus tanpa bekas luka sedikit pun. Rukia terlihat... wow membuat Ichigo menelan ludahnya.

"Berisik banget sih lo! Lo kira gue budeg apa?" omel Rukia.

"Siapa suruh bangun telat" balas Ichigo. Mengalihkan pandangannya dari Rukia. Berusaha mengalihkan pikirannya yang sudah mengkhayal kemana-mana.

"Argh... Kau berisik jeruk!"

"Apa, midget?"

"Aku bilang kau berisik jeruk!"

"Kau juga berisik cebol!"

"Kau...!" Rukia men-death glare ke Ichigo.

"Apa?" Ichigo juga membalas death glare Rukia.

Aura di sekitar mereka hitam seperti sedang dirasuki oleh makhluk halus.

"Eh eh eh, pagi-pagi udah berantem.. udah-udah..." Hisana mencoba untuk melerai mereka.

"Kalian ini kalau berantem terus ntar tau-tau jadian.. Jangan lupa PJ-nya ya..." Hisana mencoba menggoda mereka berdua.

Mendengar perkataan Hisana, Rukia dan Ichigo blushing. Mukanya memerah semerah tomat.

"Iihh, kakak apa-apaan sih! Mana mau aku sama kepala jeruk kayak gitu!"

"Aku juga gak mau ama bocah pendek kayak kamu!"

"EH! Apa maksudmu dengan bocah pendek, strawberry?"

"Ya memang kenyataan kan kalau kau pendek!"

"Memang apa yang salah jeruk?"

"Kauuuu!"

Mendengar mereka berteriak seperti itu membuat urat Hisana nongol satu.

"KALIAN SEMUA DIAM! Sekarang cepat pergi sarapan dan langsung pergi sekolah!" Hisana langsung ngomel-ngomel dengan aura neraka tingkat 5. Dengan kecepatan ekspres (?) Ichigo dan Rukia langsung menciut sebesar kutu.

"Ha-hai" Mereka menjawab bersamaan. Mereka langsung ngacir ke ruang makan dan segera memakan sarapannya.

-o-

"Ini semua salahmu, Jeruk!" Omel Rukia sambil menaruh tugas biologinya di atas meja makan.

"Kok jadi salahku, kan kamu yang teriak-teriak duluan." Jawab Ichigo sambil meminum jus jeruk yang tersedia di meja.

"Tapi kan kau yang memancing! Jadi ini salahmu!"

Lama-lama pun Ichigo kesal dengan Rukia, dengan keras dia membanting (menaruh lebih tepatnya) gelasnya di meja hingga isinya muncrat keluar dan tumpahannya tidak sengaja menodai tugas Rukia. Rukia pun langsung terkejut dengan tindakan Ichigo tapi setelah melihat tugasnya yang sudah susah-susah ia kerjakan menjadi sia-sia gara-gara Ichigo.

"ICHIGO KUROSAKI!"

"Oops, saatnya kabur... hiiii"

End of flashback

"ICHIGO! Kembali kau!" Rukia kembali memanggil Ichigo. Tetapi yang dipanggil sudah menghilang dari pandangan.

Kini Rukia sedang bertumpu kepada kedua lututnya. Terengah-engah setelah mengelilingi kota Karakura untuk mencari Ichigo. Seragamnya sudah basah oleh keringat yang dikeluarkannya. Rambutnya sudah berantakan, mencuat kesana kemari. Rukia pun melirik ke jam tangannya, bel sekolah akan berbunyi 15 menit lagi. Sudah waktunya untuk berangkat sekolah.

"Ahh sial... Awas kau Ichigo!" Rukia segera bergegas menuju ke sekolah.

-o-

Sementara di tempat Ichigo...

"Gomen ne, Rukia..." Ichigo keluar dari tempat persembunyiannya dan segera pulang ke rumahnya untuk melakukan 'sesuatu'.

-o-

SMA Karakura

Kriingggg...

Bel sekolah berbunyi dan para siswa yang tadinya berhamburan di lapangan, kantin, halaman belakang, toilet dan semacamnya segera kembali ke kandang asalnya eh maksud saya kelas.

Orihime, Renji, Tatsuki, Hinamori, Keigo dan Rangiku mengerubungi Rukia kayak laler ijo. Rukia duduk di kursinya dengan tampang menyeramkan. Alisnya mengkerut dan matanya berkilat-kilat.

"Rukia-channnn~ Ada apa denganmu?" tanya Keigo histeris.

"Tidak ada apa-apa." Jawabnya datar.

"Mana Ichigo?" tanya Renji.

"Gak tau."

"Apakah Kurosaki-kun sakit?" tanya Orihime. Orihime memang menyukai Ichigo. Dia sudah merencanakan sesuatu sepulang sekolah nanti.

"Tidak. Tapi akan." Rukia mengepalkan tangannya.

Mendengar jawaban Rukia. Renji dan kawan-kawan langsung memasang wajah horror. Mereka menjauhi meja Rukia dan segera duduk di kursinya masing-masing.

Tak lama kemudian, Mayuri-sensei datang ke kelas. Ikkaku sang ketua kelas (Apa?) segera menyiapkan. Setelah itu Mayuri-sensei segera mengabsen. Setelah selesai mengabsen, Mayuri-sensei menyuruh para siswa untuk mengumpulkan tugas.

JGER!

Rukia langsung berkeringat dingin. Tugasnya kan ketumpahan jus jeruk. Bagaimana dong? Mayuri-sensei kan terkenal di seantero sekolah dengan hukumannya yang berat. Entah menyapu koridor selama 1 bulan, atau membersihkan gudang olahraga dan lain-lain.

"Anak-anak, siapa yang belum mengumpulkan tugas?"

"Hah? Siapa? Siapa?" gumaman seperti mulai terdengar dari bisikan-bisikan para murid.

"Yang belum mengumpulkan tugas harap tolong maju ke depan." Mayuri-sensei menimang-nimang penggaris dari kayu di tangannya. Rukia menjadi pucat mukanya. Dia sedang bimbang.

Bagaimana ini? Haruskah aku maju? Arrgghhh, ini gara-gara si kepala jeruk itu! Awas saja nanti akan ku datangi rumahnya! Pikir Rukia.

Tiba-tiba pintu kelas terbuka dan seorang pemuda berambut warna oranye sedang berdiri terengah-engah di depan pintu. Lalu ia meluruskan tubuhnya dan memasang wajah serius lalu berjalan ke arah meja guru.

"Gomen, sensei. Saya terlambat karena tugasnya Kuchiki tertinggal di rumahnya jadi saya yang mengambilnya." Ichigo menyerahkan tugasnya Rukia dan tugasnya ke Mayuri-sensei.

"Sekali lagi, gomen, sensei." Ichigo berkata sambil membungkukkan badannya.

Rukia terkejut. Barusan... Ichigo berbohong untuknya... dan membungkukkan badannya untuk meminta maaf... Hellooo! Ini Ichigo Kurosaki yang kita bicarakan. Orang yang tidak akan pernah membungkuk untuk meminta maaf, tapi apa maksudnya sekarang ini?

"Wah... Kau sangat baik, Kurosaki. Berterima kasihlah kepada Kurosaki, Kuchiki."

Rukia menatap keadaan sekitarnya. Semua pandangan terarah kepadanya. Lalu, dia menoleh ke Ichigo. Pandangan mereka bertemu...

Deg deg...

Jantung Rukia berdetak sangat kencang. Lelaki yang sudah dikaguminya semenjak SMP ini menatap matanya dalam. Rasanya aneh... Seperti... seperti... Seribu kupu-kupu berada di dalam perutnya. Dadanya juga sesak.

Ichigo pun merasakan hal yang sama saat bertemu pandang dengan Rukia. Tadinya dia hanya bermaksud untuk bertanggung jawab atas tugas Rukia yang telah ia rusak. Semua tadi juga hanya sebuah akting untuk menjaga imagenya. Tapi semuanya berubah saat bertemu pandang dengan Rukia. Jika dia tidak mempertahankan imagenya, mukanya pasti sudah memerah sekarang.

Rukia menundukkan kepalanya. "Te...terima kasih, ... Ichigo." Ichigo tersenyum dan berjalan ke arah mejanya yang tepat di samping Rukia.

Dia berdiri tepat di samping Rukia yang masih menundukkan kepalanya lalu mengacak-acak rambutnya Rukia.

"Dasar midget! Itu kan gunanya teman..." Ichigo tersenyum lebar.

Melihat Ichigo tersenyum ke Rukia, Orihime merasa iri dengan Rukia. Dia merasa iri karena Ichigo hanya tersenyum ke arah Rukia dan kenyataannya memang begitu.

Rukia meraih tangannya dan menaruh tangannya di kepala, tepat di bekas bagian Ichigo mengacak-acak rambutnya.

"Berisik jeruk! Rambutku jadi berantakan tahu!" Rukia menendang perutnya Ichigo dengan kakinya.

Ichigo menunduk dan meraih perutnya. "Kau ini! Sudah ditolong juga malah menendangku. Dasar tidak tahu terima kasih!"

"Sudah-sudah, lebih baik kita lanjutkan pelajarannya. Sekarang buka halaman 87!" Perintah Mayuri-sensei.

-o-

Pelajaran masih berlangsung dengan baik. Keadaan kelas hening, tidak ada yang bersuara satupun. Rukia menoleh ke arah Ichigo yang sedang memperhatikan pelajaran. Dagunya ditopang oleh tangan kirinya sementara tangan kanannya sibuk mencatat. Rukia terus memandangi Ichigo. Dia sudah berteman dengan Ichigo dari SD. Bermain, belajar, menangis, tertawa pun mereka selalu bersama-sama.

Hampir setiap hari juga terdengar teriakan mereka berdua. Entah sedang taruhan atau merebutkan sesuatu, ada saja hal kecil yang bisa menyulut pertengkaran mereka. Namun... entah sudah berapa lama, Rukia memendam perasaan ini. Rukia menyukai Ichigo. Tetapi teman-temannya tidak ada yang tahu.

Rukia tahu kalau ini salah. Rukia tahu kalau Orihime menyukai Ichigo. Tapi kenapa? Kenapa Ichigo terus berada di dalam pikirannya? Rukia memalingkan mukanya dan menghela napas. Dia ingin ke kamar mandi untuk menjernihkan pikirannya. Rukia beranjak dari mejanya dan meminta izin ke Mayuri-sensei.

Sedari tadi, Ichigo tahu kalau Rukia memperhatikannya. Ichigo juga merasakan hal yang sama dengan Rukia. Tapi dia tak tahu bagaimana cara untuk mengungkapkannya.

Sejak pertengkaran tadi, masing-masing Ichigo dan Rukia belum pernah berbicara lagi. Hal itu juga membuat teman-teman mereka heran. Melihat Rukia ke toilet, Ichigo tahu kalau Rukia ingin menjernihkan pikirannya. Ia tahu kebiasaan Rukia. Ichigo beranjak dari tempat duduknya dan meminta izin ke toilet.

"Ahh... bangun Rukia! Bangun! Kenapa kau memikirkan Ichigo terussss? Kau tidak boleh menyukai Ichigo, kau harus memberikan Ichigo ke Orihime!" batin Rukia dalam hati. Dia bingung kenapa dia terus memikirkan Ichigo.

Ichigo berlari ke arah toilet dan menemukan Rukia yang sedang membasuh mukanya di depan wastafel. Ichigo terdiam di situ. Sementara Rukia mengelap mukanya yang basah. Rukia merasakan kehadiran seseorang, ia pun menoleh dan terkesiap melihat Ichigo berdiri di depan pintu. Ia pun terdiam di situ. Ichigo berjalan ke arah Rukia dan berdiri di sampingnya.

Deg... deg...

Jantung Rukia kembali berdetak cepat. Mereka berdua terdiam. Perasaan canggung di antara mereka berdua mulai menjalar. Lalu Ichigo mencoba membuka pembicaraan.

"H-hey... Rukia..." Ichigo menaruh tangannya di belakang lehernya.

"H-hey Ichigo.." Rukia membalas perkataan Ichigo.

"Ru-Rukia..." panggil Ichigo.

"Ya?" Rukia menatap Ichigo.

"Mengenai tadi pagi, maaf ya.."

"A-aahh... Kalau itu tidak apa-apa kok, Ichigo.. Hehe.. Tapi terima kasih juga ya, Ichigo. Kau sudah mengganti tugasku. Bagaimana cara balasnya nih?" Rukia mencoba menggeser dirinya dan menjauh dari Ichigo.

"..." Ichigo terdiam.

"Kalau begitu, kau pikirkan saja dulu. Aku duluan ke kela-"

Ucapan Rukia terpotong karena tiba-tiba Rukia ditarik oleh Ichigo dan memeluknya dari belakang. Erat. Pipi Rukia memanas. Dia tak tahu apa yang harus dilakukan. Pelukan Ichigo terasa hangat dan nyaman. Rukia hanyut di dalam dekapan Ichigo. Rukia dapat merasakan dada Ichigo yang bidang dan perutnya yang sixpack dari belakang punggungnya.

Ichigo yang memeluknya ini bukanlah Ichigo yang dulu. Bocah laki-laki yang hampir setiap hari merengut tetapi sekarang walaupun masih suka merengut, Ichigo berbeda sekarang. Tingginya sudah melebihi tingginya, tangannya berotot, rahangnya kuat, dan tatapannya yang tajam. Dada Ichigo yang bidang membuat Rukia menelan ludahnya sendiri.

Ichigo tidak tahu mengapa dia tiba-tiba memeluk Rukia. Saat melihat punggungnya Rukia, tiba-tiba dia merasakan ingin memeluknya. Tahu-tahu Rukia sudah berada di dalam dekapannya.

"H-hei! Ichigo... apa yang kau lakukan..?"

"Hei.. Ichi-"

"Balasan darimu... hanya... izinkan aku memelukmu ya...?" tanya Ichigo dengan nada pelan. Nafas yang keluar dari mulutnya sangat terasa di telinga Rukia.

"A-apa mak-sudmu?"

"Ssst.. diam! Biarkan aku memelukmu satu kali ini saja."

Rukia terdiam. Dia tak dapat berkata apa-apa lagi. Dia merasa kalau ini salah. Bagaimana jika terlihat oleh Orihime? Tapi perasaan hangat ini terus menghanyutkannya. Lagipula, Ichigo kan belum pacaran dengan Orihime. Kenapa dia harus takut? Baiklah sekali ini saja... pikir Rukia. Rukia menyenderkan kepalanya di dada bidang Ichigo. Merasakan Rukia sudah mulai relax, Ichigo mencium lembut kepala Rukia dan mengeratkan pelukannya.

KRINGGG

Bel tanda istirahat berbunyi namun mereka tidak mendengarnya. Mereka terlalu sibuk dengan kehangatan pelukan satu sama lain. Para siswa pun mulai keluar dari kelasnya. Renji, Uryuu, Orihime, Tatsuki, Rangiku, Hitsugaya, Chad, Keigo, Mizuiro dan lain-lain keluar dari kelasnya.

Mereka mencari Rukia dan Ichigo karena sedari tadi mereka belum kembali ke kelas. Mereka berjalan ke arah toilet dan menemukan Ichigo dan Rukia yang tengah berpelukan. Mereka semua terkejut terlebih lagi Orihime.

"ICHIGO! Apa yang kau lakukan dengan Rukia-chan?" tanya Keigo histeris.

Serentak, Ichigo dan Rukia langsung melepas pelukannya. Muka mereka berdua memerah dan mereka bergeser menjauh. Mereka sangat malu tertangkap basah sedang berpelukan.

"I-itu..." Rukia mencoba menjelaskan tapi keburu oleh Ichigo yang segera mengajak mereka makan di atap.

"Ahh! Aku lapar! Makan yuk!" Ichigo segera menyeret Keigo, Uryuu, Chad pergi ke atap.

-o-

Mereka semua makan di dalam keheningan. Masing-masing dari mereka diam, sibuk dalam pikiran masing-masing. Tapi berbeda dengan Keigo. Dia merasa Ichigo telah menodai Rukia. Keigo terus menangis meraung-raung.

"Teganya kau Ichigo! Kau telah menodai Rukia-chan! Aku tidak terima!" Teriak Keigo.

"Hei Ichigo, tadi kau dan Rukia sedang ngapain? Kok kayaknya mesra banget sih?" tanya Renji dengan nada yang menggoda.

"Berisik baka!" Ichigo tidak dapat menahan kesabarannya lagi. Ichigo langsung menyeret Keigo dan Renji keluar.

"Hei Ichigo, Rukia!" Panggil Rangiku. Ichigo dan Rukia menoleh ke Rangiku.

"Aku ingin tahu... Hubungan kalian berdua sebenarnya apa sih? Kalian pacaran ya?"

Mendengar pertanyaan dari Rangiku, Ichigo dan Rukia tersedak oleh makanan mereka sendiri. Rukia memukul-mukul dadanya sementara Orihime sibuk mengambilkan minum untuk Ichigo. Ichigo mengambil minuman dari Orihime. Setelah menggumam 'terima kasih' dan meneguknya sampai habis. Orihime mengelus punggung Ichigo dengan pelan.

Rukia menatap keduanya dengan raut muka yang sedih. Mereka seperti seorang kekasih.

Mereka sangat cocok, pikir Rukia dalam hati.

"Hei jawab pertanyaanku!"

Semua orang kembali menoleh ke arah perempuan bermata violet dan pemuda berambut jabrik ini. Orihime berharap Ichigo menjawab seperti yang dia harapkan.

"Eh? Itu..." Ichigo mencoba menjawab tapi agak ragu.

"Teman!" Rukia menjawab dengan senyum. Senyum yang dipaksakan jika kita perhatikan lebih dekat. Rukia terpaksa menjawab karena dia teringat perkataan Orihime sewaktu hari Minggu.

Flashback

Rukia baru saja pulang dari mini-market untuk membeli Kiranti untuk Hisana yang lagi PMS. Dia menyusuri jalan dan bersenandung kecil. Yang ada di pikirannya sekarang adalah Ichigo. Dia teringat pada saat pertama kali mereka bertemu dengan Ichigo.

Lalu tiba-tiba Rukia berpapasan dengan Orihime.

"Kuchiki-sann~" panggil Orihime.

"Hai, Orihime."

"Kau sedang apa?" tanya Orihime.

"Aah… ini dari mini-market. Titipan Hisana nee-san."

"Kuchiki-san, menurutmu Kurosaki-kun bagaimana?"

"Eh? Apa maksudmu?"

"Kurosaki-kun, menurutmu bagaimana orangnya?"

Hmm? Ichigo? Ya.. dia baik, pengertian, setia kawan dan… ah tidak mungkin aku mengatakannya kepada Orihime. Pikir Rukia.

"Dia menyebalkan, sok tahu, dan pemarah!"

"Benarkah? Tapi menurutku dia orangnya baik kok."

Ya, kau benar Orihime. Kata Rukia dalam hati.

"Kuchiki-san! Apakah kau menyukai Kurosaki-kun?"

"Ti-tidak! Mana mungkin aku suka sama kepala jeruk itu!"

"Kalau begitu, berarti kau bisa membantuku untuk menyatakan perasaanku kepada Kurosaki-kun dong? Bisa kan, Kuchiki-san."

"Eeh? Ba-Baiklah…" Entah kenapa perasaan cemburu meresap ke dada Rukia. Dia ingin sekali mengatakan kepada Orihime kalau dia menyukai Ichigo tapi dia kasihan kepada Orihime.

Orang tua Orihime sudah meninggal semenjak dia masih kecil. Dia tinggal bersama kakak laki-lakinya. Tetapi ketika ia berusia 12 tahun, kakaknya meninggal karena kecelakaan. Orang-orang yang dicintainya sudah banyak yang meninggalkannya. Dan kini, Orihime menyukai Ichigo. Haruskah Rukia mengambil kebahagiaan Orihime?

Mereka pasti akan sangat serasi. Pikir Rukia. Kepalanya ditundukkan. Mata violetnya memancarkan kesedihan di hatinya.

"Aku duluan ya, Kuchiki-san!" Orihime melambaikan tangannya ke Rukia.

"Y-ya…baiklah.." Rukia membalas melambaikan tangannya ke Orihime.

Mungkin ini yang terbaik. Semoga nanti kau bahagia, Ichigo.

End of flashback

"Ya benar, hubungan kami adalah teman... ya sahabat..." jawab Rukia.

Semua orang di situ terkejut dengan pernyataan Rukia. Renji, Chad, Tatsuki, dan Momo. Mereka semua terkejut. Mereka menyangka Rukia dan Ichigo berpacaran. Kan wajar saja jika kalau mereka berpacaran, mereka sudah berteman dari kecil. Rukia tersenyum sementara Ichigo terdiam.

"Kita teman kan, Ichigo?" tanya Rukia dengan tersenyum ke arahnya.

"Eeh? Y-ya.. benar… teman.." Ichigo terpaksa menjawab.

Semua orang disana tercengang tetapi berbeda dengan Orihime, dia bersorak dalam hati mendengar jawaban Ichigo. Orihime tidak tahu kalau Rukia berbohong. Rukia sudah menyukai Ichigo sejak mereka masih SMP tetapi Rukia takut ditolak Ichigo. Ichigo sangat kecewa. Kecewa dengan Rukia dan mulutnya sendiri. Kenapa dia menjawab mereka adalah teman?

Tiba saatnya kita saling bicara

Tentang perasaan yang kian menyiksa

Tentang rindu yang menggebu

Tentang cinta yang tak terungkap

Tatsuki, Renji. Momo, dan Chad yang daritadi diam, diam-diam tahu kalau Ichigo menyukai Rukia. Mereka juga tahu kalau Orihime menyukai Ichigo. Mereka tahu kalau Rukia juga menyukai Ichigo tapi setelah Rukia tahu kalau Orihime menyukai Ichigo, Rukia mencoba mengalah. Mereka sudah tahu semuanya.

Sudah terlalu lama kita berdiam

Suasana yang hening merasuki keadaan mereka semua. Lalu tiba-tiba Keigo berteriak, membuat mereka yang daritadi berdiam dengan pikiran masing-masing menjadi buyar. Dengan terpaksa mereka menoleh ke arah Keigo. Keigo mencoba untuk melucu dan membuat mereka semua tertawa. Alhasil mereka semua tertawa tetapi tidak bagi Rukia dan Ichigo. Rukia masih termenung dengan dagu ditopang tangan kanannya. Sementara Ichigo memejamkan matanya dan menghela napas.

Tenggelam dalam gelisah yang tak teredam

Memenuhi mimpi-mimpi malam kita

Ichigo masih melamun, ternyata hanya perasaannya saja. Selama ini dia mengira kalau Rukia menyukainya tapi ternyata hanya sebatas teman. Ichigo berharap kalau hubungan mereka bisa lebih dari teman tapi... kenyataannya seperti itu... Ichigo selalu bermimpi jika di masa depan nanti mereka bisa bersama selamanya.

KRINGG

Bel tanda istirahat selesai. Renji, Keigo, Chad, Uryuu, Tatsuki, Rangiku, Momo dan Orihime segera bangun dari duduknya. Tapi Rukia dan Ichigo masih terdiam di tempat duduknya. Keduanya masih terdiam. Tenggelam dalam pikiran masing-masing.

"Rukia, ayo!" panggil Momo.

"Ah, ya…"

Rukia melirik Ichigo yang masih duduk. Dia berdiri dan menghela napasnya. Dia tersenyum ke arah Momo. Ichigo melirik Rukia. Rukia sedang tersenyum bersama Momo.

Itu kemauannya Rukia, Ichigo! Kau harus membiarkannya. Pikir Ichigo.

Ichigo berdiri dan langsung berjalan mendahului Rukia dan Momo. Rukia menatap punggung Ichigo yang berjalan mendahuluinya dan menghela napas.

Maafkan aku, Ichigo...

-o-

Ichigo terus berjalan mendahului teman-temannya tanpa memandang sekitarnya. Alisnya ditekukkan. Membuat para fans girlnya berdecak kagum ke arah Ichigo.

"Kyaaa... Ada Kurosaki-senpai~" teriak para fans girlnya.

Ichigo yang mood-nya sedang bete langsung mempercepat jalannya. Orihime mengejarnya.

"Kurosaki-kun! Tunggu!"

Orihime berlari ke arah Ichigo yang menghentikan langkahnya. Dadanya yang berguncang-guncang menjadi 'tontonan gratis' bagi anak laki-laki *plakk*. Ketika Orihime hampir berhasil sampai, kakinya kepleset dan mengakibatkannya jatuh.

Dengan sigap Ichigo menaruh tangannya di bawah punggung Orihime dan menyebabkan posisi mereka seperti sedang berdansa. Para penonton di situ pada 'aahhhh'. Muka Orihime bersemu merah melihat Ichigo benar-benar di depan mukanya.

Rukia dan Momo yang sedang berbincang-bincang segera menyusul dari belakang. Dan secara tidak sengaja, Rukia melihat posisi Ichigo dan Orihime. Rukia dan Momo pun menghentikan langkahnya. Momo yang tahu tentang 'itu' hanya bisa terdiam. Matanya Rukia melihat ke tangan Ichigo yang berada di bawah punggung Orihime. Pandangannya kembali menyusuri ke atas dan secara tidak sengaja pandangan mereka bertemu.

Ichigo sangat terkejut melihat Rukia dan segera melepaskan Orihime. Orihime terkejut melihat Rukia dan hanya berani melihat ke lantai. Semuanya terdiam di posisi masing-masing. Rukia terdiam di situ dan tidak bergeming sama sekali sementara Ichigo hanya menatap Rukia.

Hati Rukia sangat sakit saat melihat kejadian itu. Dadanya sesak dan air matanya ingin turun sekarang juga tapi ia tak bisa. Ia tak bisa membiarkan Ichigo melihat air matanya. Jika Ichigo melihatnya itu akan menandakan bahwa dia cemburu dan berarti ia menyukai Ichigo. Ia tak bisa seperti ini. Kasihan Orihime pikirnya. Tapi kenapa dadanya sangat sesak? Matanya mulai berkaca-kaca.

Ichigo mulai merasakan sesuatu yang aneh. Kenapa Rukia memandangnya seperti itu? Tatapannya seakan-akan dia adalah kekasih Ichigo yang melihat Ichigo bersama perempuan lain. Tapi kan Rukia tadi bilang mereka hanya teman tapi kenapa tatapannya seperti itu? Hei! Jangan-jangan... Rukia tadi... Mudah-mudahan tebakannya ini benar.

"Rukia-chan? Kau tidak apa-apa?"

"Eeh? Ah... Tidakk... aku tidak apa-apa kok. Ayo kita jalan."

Rukia menutup mata sejenak dan segera memalingkan muka dari Ichigo. Mengambil napas yang dalam. Rukia kembali berjalan tapi belum 10 langkah mereka berjalan, langkah mereka kembali terhenti karena Ichigo menarik tangan Rukia.

"He-HEI! Apa yang kau lakukan?" Teriak Rukia.

"Diam! Ikuti saja aku!" jawab Ichigo.

-o-

Orihime masih terdiam di situ. Dia masih memikirkan kejadian tadi. Dia baru tahu setelah melihat Rukia dan Ichigo. Dia baru tahu kalau Rukia menyukai Ichigo dan sebaliknya. Tapi dia tak akan menyerah.

-o-

"Tidak mau! Lepaskan aku! Lepaskan!" Rukia mencoba menarik tangannya tapi tidak bisa.

"DIAM!"

Pegangan Ichigo di pergelangan tangannya semakin kuat. Ichigo terus menyeretnya tanpa peduli dengan orang-orang di sekitarnya yang memperhatikan mereka. Ichigo menyeretnya ke halaman belakang yang sepi. Mereka berhenti di sana.

"Apa maksudmu menarikku ke sini, Jeruk?"

"Kau sendiri kenapa?" tanya Ichigo sambil memandang Rukia. Matanya memandang gadis berambut hitam ini.

"Kenapa apanya?" Rukia mencoba mengelak dari pertanyaan.

"Kenapa kau memandangku dengan tatapan seperti itu tadi?"

"Apa maksudmu? Aku tidak mengerti maksudmu, Ichigo."

"Jangan bohong!"

"Aku tidak bohong! Aku tidak mengerti maksudmu!"

"Argh! Sudahlah... lupakan saja tadi."

Ichigo merasa kesal dengan Rukia. Kenapa Rukia seperti pura-pura tidak tahu? Ah, sudahlah mungkin perasaan Ichigo salah.

Maaf Ichigo...

Rukia memandang Ichigo dengan perasaan bersalah.

"Hei.. Ichigo.. Ayo masuk nanti kita telat.." panggil Rukia.

"Hah? Ah iya benar juga..."

"Dasar baka! Ichigo baka!"

"Berisik, midget!"

"Kepala jeruk!"

"Cebol!"

Ya... mereka kembali menjadi Ichigo dan Rukia yang biasa yang selalu bertengkar. Sambil berjalan, ejekan mereka terus menggema di koridor kelas. Walaupun begitu mereka merasa senang dengan kehadiran masing-masing. Dan walaupun mereka sering mengejek, di hati mereka sudah tersimpan sebuah rasa yang ingin mereka ungkapkan dari dulu.

-o-

Pulang sekolah...

Rukia termenung di tempat duduknya. Dia memandang keadaan di luar dan mendung. Rukia menghela napas. Dia tak tahu apakah dia harus menjalankan rencana ini. Sanggupkah ia menerima kenyataan ini?

Flashback

Rukia menemukan secarik kelas di laci mejanya. Dia pun membuka lipatan kertas itu. Matanya melebar ketika menemukan siapa pengirim kertas tersebut.

Kuchiki-san!

Kau masih ingat kan kalau kau mau membantuku? Nah, hari ini setelah pulang sekolah, tolong bilang Kurosaki-kun untuk menunggu di taman belakang sekolah.

Tolong ya, Kuchiki-san!

Inoue

End of Flashback

Dia bingung. Apakah dia sudah membuat keputusan yang benar? Rukia memendamkan kepalanya di kedua tangannya.

"Hey, Rukia..." panggil Ichigo. Tetapi Rukia tidak bergeming.

Melihat Rukia masih tidak bergerak, Ichigo menunduk dan menggerakkan tangannya untuk menyenggol pundak Rukia. "Hey, Rukia!"

Rukia tersentak. Dia hampir melompat dari tempat duduknya. Dia mendongak dan mendapati bahwa muka Ichigo dengannya sudah terlalu dekat. Mukanya menjadi memerah karena hal itu. Tetapi begitu mengingat tentang rencana Orihime... Hatinya menjadi sakit. Sangat sakit.

Apalah arti cinta, bila aku tak bisa

Memilikimu

"Kau kenapa?" tanya Ichigo.

"A-aku..." Rukia memalingkan mukanya. Berusaha mancari kata-kata yang tepat untuk menyuruh Ichigo menunggu di halaman belakang sesuai rencana.

Ichigo kembali berdiri dan mengangkat tasnya.

"Hey, di luar sudah mendung. Kita bisa kehujanan."

"Ah.. iya iya.." Rukia bangun dari tempat duduknya dan mengambil tasnya.

Ichigo berjalan ke luar kelas diikuti Rukia dari belakang yang terus memandangnya dengan tatapan sedih. Rukia terus mengamati punggung Ichigo yang mulai semakin cepat jalannya. Bisakah dia melupakan perasaannya terhadap Ichigo?

Apalah arti cinta, bila pada akhirnya

Takkan menyatu

Melihat Ichigo yang semakin menjauh, Rukia mengejarnya.

"Ichigo!"

"Hmm?" Ichigo menghentikan jalannya dan menoleh ke Rukia.

"Aku ketinggalan buku di kelas, kau duluan saja ya.. atau kalau kau mau menunggu tunggu di halaman belakang saja ya..."

"Yaahh.. baiklah.."

Sesulit inikah jalan takdirku

Yang tak inginkan kita bahagia

Rukia diam-diam mengikuti Ichigo untuk memastikan Ichigo sudah menunggu di halaman belakang. Setelah memastikan hal tersebut, Rukia berjalan agak menjauh dan bersembunyi di balik pohon. Rukia meraih ponselnya dan segera mengirim pesan.

To: Inoue Orihime

From: Kuchiki Rukia

Inoue-san, Ichigo sudah menunggu di halaman belakang.

Hatinya bimbang apakah ia harus menekan tombol send atau tidak. Hatinya sangat sakit. Tanpa terasa air matanya menetes di layar ponselnya. Dengan berat hati, ia menekan tombol send dan memejamkan matanya. Membiarkan air matanya membasahi mukanya yang cantik itu.

*GROARR* (Sound fx: Petir)

"Kau benar-benar bodoh, Rukia" gumam Rukia sambil menangis.

Bila aku tak berujung denganmu

Biarkan kisah ini kukenang selamanya

Hujan pun turun dengan deras. Tetapi Rukia masih berdiri di situ. Rukia masih menangis. Membiarkan semua perasaannya keluar. Rukia menutup mulutnya. Dia takut kalau ketahuan. Rukia kembali mengingat saat-saat indahnya bersama Ichigo.

Tuhan tolong buang rasa cintaku

Jika tak kau izinkan aku bersamanya

Rukia berusaha untuk berhenti menangis. Dia melihat ke arah Ichigo yang mulai bosan menunggu. Air matanya masih mengalir tanpa seizinnya. Ingin sekali dia datang ke sana dan mengajak Ichigo pulang. Tetapi ia tidak bisa. Tiba-tiba ia melihat Orihime tengah berjalan ke arah halaman belakang. Rukia dapat mengatakan kalau Orihime sangat senang. Terlihat dari sorot matanya. Matanya bersinar-sinar dan senyum tersungging di bibirnya.

Inilah saatnya...

Aku harus melepaskan dirimu

Rukia melihat Orihime sudah beberapa langkah lagi sampai ke tempat Ichigo duduk. Di sinilah saat-saat yang dibencinya. Di saat inilah dia harus melepaskan Ichigo. Rukia tak sanggup melihatnya. Rukia berlari menembus hujan deras. Berlari ke sembarang arah untuk menenangkan dirinya dan kebodohan dirinya.

-o-

Ichigo melihat jam di ponselnya. Sudah 15 menit ia menunggu dan Rukia belum juga datang. Hujan sudah turun dengan derasnya. Ichigo segera berdiri mengambil tasnya dan memutuskan untuk mencari Rukia. Lalu ia mendengar suara langkah kaki yang mendekat ke arahnya.

"Hey, Rukia. Kau tahu berapa lama ak-" Ucapan Ichigo terhenti karena bukan Rukia yang ada dihadapannya.

"Lho? Inoue? Sedang apa kau disini? Kau lihat Rukia?" tanya Ichigo.

"Kuchiki-san? Tadi aku lihat dia sudah pulang duluan.." bohong Orihime.

"Benarkah? Dasar midget! Awas saja!"

"Kurosaki-kun!"

"Apa?"

"Ada yang ingin kubicarakan denganmu.."

-o-

Rukia berlari sekencang-kencangnya tanpa arah, tanpa tujuan. Baju seragamnya sudah basah. Air matanya masih mengalir deras sama derasnya dengan hujan yang turun. Rukia mengangkat kepalanya dan memperhatikan keadaan sekelilingnya. Ternyata ini di taman rahasia dekat danau, tempat yang selalu Rukia kunjungi dikala masalah menimpanya. Tempat ini hanya Rukia dan Ichigo yang tahu.

Sekali lagi nama Ichigo kembali teringat di benak Rukia. Rukia berjalan ke dekat pohon dan duduk di akarnya. Rukia meraih ponselnya dan melihat 3 missed call dari Hisana. Rukia mematikan ponselnya dan memejamkan matanya.

-o-

"Hm.. bisa cepat?"

"Aku... aku menyukaimu! Aku menyukaimu, Kurosaki-kun!"

Ichigo agak terkejut mendengar perkataan Orihime. Ia menghela nafas dan memutuskan untuk memberi tahu Orihime tentang isi hatinya selama ini.

"Inoue... maaf... Sungguh maafkan aku... aku tidak bisa.. Sebenarnya.. aku sudah menyukai orang lain..."

"Dan orang itu adalah Kuchiki-san. Iya kan?"

"..."

Rupanya dugaan Orihime benar. Ichigo menyukai Rukia dan Rukia juga menyukai Ichigo. Ichigo terdiam. Rupanya Orihime sudah mengetahui semuanya, pikir Ichigo.

Yozora wo miage hitori houkiboshi ho mita no

Isshyun de hajikete wa kiete shimatta kedo

Tiba-tiba ponsel Ichigo bergetar. Ichigo mengangkat telepon tersebut.

"Halo?"

"Halo, ini Ichigo?" terdengar suara wanita dari seberang sana.

"Ya, kak Hisana. Ada apa?"

"Kau sedang bersama Rukia?"

"Rukia? Tidak. Dia tidak bersamaku. Bukankah dia sudah pulang duluan?"

"Tidak, dia belum pulang daritadi."

"Mungkin dia main ke rumah Momo."

"Tidak, tadi aku sudah menelepon Momo tapi Rukia tidak ada disana."

"Telpon saja ponselnya."

"Sudah tapi tidak diangkat. Aku sudah 3 kali menelponnya tapi tidak diangkat. Malah ponselnya tidak aktif sekarang."

"Lalu bagaimana?"

"Bisakah kau datang ke sini, Ichigo? Aku minta tolong padamu untuk menjaga rumah karena aku mau berangkat ke luar kota. Jika Rukia sudah pulang, tolong jelaskan padanya."

"Ah, ok. Baiklah."

Ichigo menutup ponselnya. Hatinya gusar setelah mendengar Rukia tidak ada di rumah. Dia langsung lari menerobos hujan tanpa memperdulikan Orihime yang sedari tadi hampir menangis.

-o-

Ichigo sudah sampai di rumah Rukia dan langsung diberi kunci rumah oleh Hisana. Hisana sangat terburu-buru rupanya. Sebelum Ichigo dapat berkomentar, Hisana sudah langsung tancap gas meninggalkan Ichigo yang terbengong-bengong.

Sepertinya aku akan menunggu Rukia di sini, pikir Ichigo.

-o-

2 jam kemudian..

Hari sudah mulai gelap dan hujan masih turun dengan deras. Batang hidung Rukia masih belum muncul juga

.

Kemana Rukia? Sudah malam begini. Kenapa dia belum pulang? Batin Ichigo dalam hati. Ichigo memutuskan untuk menunggu Rukia di teras.

-o-

Rukia membuka mata dan mendapati dirinya masih terduduk di akar pohon tadi. Rupanya ia tertidur tadi. Sekelilingnya sudah gelap gulita dan hujan masih turun. Ruka mencoba untuk bangun. Kepalanya pusing sekali. Dengan langkah terseok-seok, Rukia berjalan pulang ke rumahnya.

-o-

Ichigo memperhatikan dari jauh ada seseorang yang mendekat ke arahnya. Sulit untuk melihatnya karena hujan masih deras saat itu. Lama-lama semakin mendekat dan orang itu adalah... Rukia?

Rukia memperhatikan dari jauh kalau ada seseorang sedang duduk di teras rumahnya. Susah untuk melihat dengan kepala yang pusing. Semakin mendekat... hanya warna orange yang dapat dia lihat. Rukia tidak tahu apakah dia berhalusinasi atau tidak. Tetapi di lubuk hatinya, Rukia berharap orang itu adalah Ichigo.

Rukia sudah sampai di rumahnya dengan basah kuyup dan segera memperhatikan seseorang yang berada di hadapannya ini. Dengan kepala yang pusing, Rukia memperhatikan dari atas ke bawah. Rambut orange dan mata musim gugur. Terlintas di benaknya nama Ichigo. Nama dari seseorang yang ia inginkan untuk selalu bersamanya dari dulu. Tapi sekarang sudah terlambat. Rukia sudah tidak kuat lagi. Kepalanya berat.

"Hey, Rukia! Kemana saja kau in-"

Ucapan Ichigo terhenti karena Rukia ambruk di hadapannya. Dengan sigap, Ichigo langsung menangkap Rukia di tangannya.

Badannya dingin sekali, pikir Ichigo. Ichigo langsung mengangkat Rukia dan membawanya ke dalam rumah.

Di pelukan Ichigo, dalam keadaan pingsan, Rukia mengigau.

"Maafkan aku, Ichigo..."

TBC

Akhirnya selesai juga, eh belum sih... hehehe... tadinya mau bikin one-shot tapi ternyata idenya kepanjangan jadinya ane bikin two-shot. Mudah-mudahan feelnya dapet ya.. maklum fic pertama yang romantis kayak gini :P

Mengenai fanfic yang "Jadi Cowok?" dan "Lebaran ala Bleach", reviewnya banyakin dong. Kalau reviewnya banyak kan author jadi semangat buat nulis cerita. Terima kasih sudah mau membaca fic saya yang gak jelas ini dan jangan lupa buat review...

NB: Lagu yang dipakai author adalah: Aku dan Dirimu dari Ari Lasso ft. BCL dan Apalah Arti Cinta dari She