Who Is The Little Girl

Main Cast :

Lee Sungmin (20th)

Cho Kyuhyun (21th)

Support Cast :

Park Jung Soo or Leeteuk (24th)

Kim Young Woon or Kangin (22th)

Kim Heechul (24th)

Tan Hangeng or Hankyung (23th)

Lee Hyukjae or Eunhyuk (20th)

Lee Donghae (20th)

Kim Jong Hoon or Yesung (21th)

Kim Ryeowook (20th)

Other Cast :

SNSD

F(x)

RED VELVET

BLACKPINK

TWICE

BTS

CNBLUE

GOT7

EXO

TVXQ

SHINEE

Genre : Horor, Mystery, Crime, Friendship, Romance, etc.

Rate : M

Summary : Tak terkira bila sebuah perjalanan riset yang kami lalui terkenang sebuah pengalaman gelap yang mendominasi ingatan, membuatnya trauma. Aku tidak mengerti, mengapa bus yang kami tunggangi tiba-tiba mati kehabisan bahan bakar di tengah hutan belantara. Berniat mencari bantuan, kami justru disuguhkan dengan sebuah bangunan rumah megah yang tampak kusam, namun masih dapat berdiri kukuh. Aku mendekat, ujung jariku tiba-tiba tergores tuas pintu dan entah apa yang aku lihat? Seseorang tengah mengintip kami dari balik pintu.

Happy Reading

PROLOG

Beberapa hari ini Sungmin selalu terbangun di detak jarum jam tengah malam. Mimpi yang sama terus berulang menghantui lelapnya, terasa aneh. Seolah mimpi itu tampak nyata menggetarkan sekujur tubuhnya. Sungmin tidak mengerti dan merasa heran, begitu kelopak matanya terbuka. Samar ingatan tentang mimpi itu berangsur-angsur lenyap. Lelaki manis itu tidak mengingat apapun, hanya suara jeritan dan tangisan seseorang yang masih terngiang di telinga. Detak jantung bertalu kencang membuat darahnya mendesir cemas saat kilasan bayang-bayang mimpi tiba-tiba memenuhi pandangannya.

*Who Is*

"Sayang, kau baik-baik saja. Wajahmu terlihat pucat. Sebaiknya jangan turut serta dalam riset kali ini. Aku yang akan mewakilimu."

Kyuhyun menatap teduh sisi wajah Sungmin, tangan kanannya terulur menekan dan mengusap kening Sungmin secara perlahan.

"Aku baik-baik saja, Kyu. Tidak perlu cemas. Lagipula, apa yang kau katakan? Ingin mewakiliku. Jangan bercanda, aku juga harus ikut dalam penelitian kali ini bila ingin ikut serta di acara wisuda bulan depan."

Kyuhyun menghela napas panjang, sorot matanya mengabur berat hati. Namun kuasa hatinya tidak mampu membantah untaian Sungmin. Kyuhyun memiringkan kepala, mengikis jarak wajah mereka.

"Kyuhyun." Sungmin spontan menahan dada Kyuhyun, bibir yang hendak saling bertemu terpaksa berhenti.

"Kau menolakku?"

"Tahan dirimu. Kita berada di tempat umum."

Kyuhyun tersenyum kemudian beralih mengecup pipi Sungmin.

"Baiklah, kau boleh ikut. Tapi, ingat. Jangan memaksakan diri."

*The Little Girl*

"Kenapa busnya tiba-tiba berhenti?"

Suara cekcok di luar bus berhasil mengganggu lelap Sungmin. Kelopak mata Sungmin perlahan terbuka, dia mengedarkan pandang ke seluruh penjuru bus dan tidak mendapati satupun makhluk hidup di sana, bahkan kekasihnya juga tidak berada ditempat. Kyuhyun hanya meninggalkan mantelnya yang tersampir di tubuh bagian depan.

"Kau bercanda! Kita kehabisan bahan bakar, bagaimana bisa?!"

Sungmin mengerutkan kening, perlahan dia beranjak turun dari bus. Iris foxynya menangkap pergerakan sang ketua tim regu kelompok riset kami yang tengah berkacak pinggang sambil menguntai kata marah di depan sopir bus kami.

"Ada apa?" tanya Sungmin pada Kyuhyun yang turut berdiri melingkar di kerumunan teman-temannya. Kyuhyun berbalik, iris tajamnya sekilas melebar mendapati kehadiran Sungmin.

"Kenapa sudah bangun?"

Sungmin menggelengkan kepala. "Tidurku sudah cukup. Apa yang terjadi? Mengapa Heechul hyung marah-marah seperti itu?"

"Bus kita kehabisan bahan bakar." Penjelasan Kyuhyun sontak menuai kerjapan terkejut dari Sungmin.

"Apa? Bagaimana bisa ... tidak maksudku, sungguh mustahil. Bukankah..."

"Memang mustahil, Sungmin. Aku sendiri yang telah mengontrol kesiapan bahan bakar bus ini. Masih sangat cukup sekalipun digunakan untuk mengelilingi pulau Jeju. Maka, tidak masuk akal bila tiba-tiba berhenti di tengah hutan belantara seperti ini dengan alibi kehabisan bahan bakar," keluh Leeteuk sambil mengacak puncak kepalanya.

Berulang kali hela panjang dan berat terlontar dari celah bibir wakil ketua tim kami.

"Sebaiknya bergegas mencari tempat berlindung terlebih dahulu. Cuaca sedang tidak sehat," ucap Kangin memperingati Heechul yang hendak kembali mencerca supir bus yang sebenarnya juga tidak bersalah dan tidak mengetahui apapun tentang bahan bakar yang tiba-tiba habis.

Sungmin mendongak menatap langit yang tiba-tiba terselimuti awan mendung, melenyapkan sinar sang surya.

"Baik, semuanya bersiap. Lekas mencari bantuan atau setidaknya rumah untuk berteduh sebelum hujan datang!" teriak Heechul memberi instruksi pada sekelompok mahasiswa Sains yang berjumlah sekitar dua puluh delapan orang.

*Who Is The Little Girl*

Sungmin menyipitkan mata, perlahan dia beranjak mendekati pintu rumah kusam yang masih tampak kukuh. Kyuhyun tanpa sadar meraih tangan Sungmin, tetapi dengan ringan Sungmin melepas genggaman tangannya; menghiraukan kecemasan Kyuhyun.

"Sungmin, sayang..."

Sekali lagi, Sungmin tidak menghiraukan antisipasi Kyuhyun.

Entah mengapa? Seluruh kesadaran dan pandangannya bertumpu ke rumah itu. Sungmin seolah terserap ke dalam sepuhan magis tak kasat mata. Perlahan, jemari Sungmin terulur meraih tuas pintu. Namun, jemarinya tiba-tiba tergores dan sadar atau tidak.

Seseorang tengah mengintip dirinya dari celah pintu yang sedikit terkuak. Sungmin tersentak, sorot mata itu sekejap melumpuhkan tubuh Sungmin serta melenyapkan kesadaran Sungmin ke kilasan mimpi yang beberapa hari ini menghantui lelapnya.

Pada akhirnya Sungmin limbung tidak sadarkan diri.

*Who*

"Kenapa berdiam seorang diri di sini, sayang?" tanya Kyuhyun heran sekaligus lega begitu dirinya berhasil menemukan Sungmin yang tiba-tiba menghilang dari sisi ranjangnya.

"Sayang, ini masih malam. Lekas kembali ke kamar, angin malam tidak baik bagi kesehatanmu," tutur Kyuhyun lembut sambil meraih tangan Sungmin, membawa sang kekasih masuk ke dalam rumah usai menutup kembali pintu jendela yang terbuka setengahnya.

"Aku mendengarnya. Tangisan gadis kecil itu. Aku mendengarnya, Kyuhyun. Dia ... dia kesakitan..."

"Hey... hey. Apa yang kau katakan? Kau bermimpi buruk lagi. Gadis kecil siapa, sayang? Tidak ada gadis kecil di rumah ini."

Sungmin menoleh, menatap Kyuhyun dengan sorot mata berbinar kalut. Sepasang tangan Sungmin meremas lengan atas Kyuhyun dengan kuat.

"Aku mohon percayalah. Ada orang lain di rumah ini selain kita, Kyuhyun."

"Sungmin, apa yang kau katakan?"

"ADA ORANG LAIN DI RUMAH INI SELAIN KITA, KYUHYUN!"

*Is*

"Lee Sungmin!"

Kyuhyun tanpa sadar membentak Sungmin, sepasang lengannya bergegas merengkuh tubuh Sungmin dengan erat. Mata tajamnya mengedar gusar menilik sungai yang berarak tenang.

"Apa yang terjadi?" tanya Yesung cemas saat mendengar bentakan Kyuhyun di ujung jembatan kayu itu. Mereka berkumpul menatap Sungmin yang bergetar kacau di dalam rengkuhan Kyuhyun.

"Aku melihat ibu. Aku melihat ibu menenggelamkan dirinya ke sungai_."

"Sebenarnya apa yang kau katakan, sayang? Aku mohon sadarlah_."

"Apa yang aku katakan?! Kau selalu berkata apa yang aku katakan dan sadarlah. Siapa di sini yang tidak sadar, hah?! Tidak adakah di antara kalian yang merasakan semua kejanggalan ini. Tentang kematian Seohyun. Jangan berkata bila wanita itu mati karena bunuh diri!"

"Sung_."

"Kali ini percayalah kepadaku. Lekas, tinggalkan tempat ini sebelum dia kembali mencari korban."

*The*

"Kita harus lari. Sebaiknya kita segera pergi dari rumah ini. Dia ... dia mengincar nyawa kita."

"Sayang, tenangkan dirimu."

"Dia mengincar nyawa kita, KYUHYUN!"

*Little Girl*

Sungmin tersudut, seorang gadis kecil yang kerap kali membangunkan lelapnya dengan suara rintihan memilukan berdiam diri di ujung lorong. Tangan kanan yang mengerat ujung lentera lilin bergetar samar.

"Siapa?" Napas Sungmin tersenggal, tanpa sadar bulir air mata melinangi pipinya. "Siapa kau?!" teriak Sungmin kacau. Ingatan tentang kematian teman-temannya, menyeruak, menggores kekalutan hatinya.

Kepala yang semula tertunduk menyembunyikan rona kusam dan muram, terangkat. Sungmin terkesiap, sorot kosong itu menyendu penuh rasa kepedihan. Sepasang tangan kecil yang terkepal terulur ke arah Sungmin, jemari pucatnya terhiasi linangan darah.

"Tolong aku..."

Dia merangkak, pergelangan kakinya penuh luka lebam. "Aku mohon ... tolong aku."

Sungmin menggelengkan kepala. Sepasang iris foxynya melebar ketika melihat sosok lain dibelakang tubuh si gadis kecil.

Jemari tangannya meruncing tajam, bercak-bercak darah serta cuilan daging terlihat jelas di setiap ruas jemari lusuhnya. Helaian panjang yang bergerak rusuh, menyentak jilatan api lilin di tubuh lilin. Suara kekehan mengerikan kemudian bertalu menggetarkan hati Sungmin.

"Selamat datang, anak manis."

Sebuah kesalahan, sebuah kesalahan besar jemari tangannya menguak pintu rumah megah itu. Seharusnya Sungmin dapat mengartikan sorot mata gadis kecil itu. Sorot mata kepedihan yang mengintip dari celah pintu.

Sebuah sorot mata peringatan.