Nak,
Dengarkan aku sekali ini saja.
Ijinkan aku untuk berbicara.
.
.
Nak©shinkane von einzbern
naruto©masashi kishimoto
15 April 2016
.
.
i.
Ibu
Nak, tolong sekali ini. Hanya kali ini saja.
Dengarkan aku dengan sangat. Dengarkan, Nak.
Ada yang ingin kusampaikan padamu, Anakku.
.
Nak, kau tumbuh semakin cepat. Kau semakin dewasa.
Ibumu ini pun sama sepertimu.
Usia bertambah. Tua dan renta.
Pandangan memburam, ingatan perlahan menghilang.
.
Nak, waktu kita sudah banyak berkurang.
Kau semakin sering bersama teman-temanmu.
Menghabiskan waktu di luar sana.
Tersenyum, tertawa, bahagia.
Aku senang melihatmu seperti itu, Nak.
Namun jauh di dalam sana.
Jauh di dalam lubuk hatiku.
Aku merindukan masa-masa kebersamaan kita.
.
Aku rindu sikap manjamu.
Aku rindu marahmu.
Aku rindu segala ekspresi wajahmu, yang tak pernah ingin kulupa.
Aku ingin selalu mengingatnya, Anakku.
.
Nak, aku tak pernah menyesal melahirkanmu.
Aku bahagia memilikimu.
Namun terkadang aku bertanya, apa kau pun bahagia memilikiku?
Apa kau bersyukur memilikiku sebagai ibumu?
Ibumu yang tak sempurna ini.
.
Hei, Nak!
Berapa lama lagi akan menemanimu?
Berapa lama lagi kau akan menemaniku?
Tak peduli berapa lama itu, dengarkan aku.
Ingatlah selalu yang kukatakan padamu ini.
.
Jagalah shalatmu. Shalat wajibmu. Lima waktu.
Jangan kau lupa itu, Nak.
Teruslah belajar. Menuntut ilmu.
Itupun wajib hukumnya.
Ingatlah selalu orang-orang yang kekurangan disekitarmu.
Ingatlah ada hak mereka dalam setiap rejeki yang kau dapatkan.
Ingatlah selalu, Nak.
Jangan lupa bersyukur. Apapun itu. Baik dan buruk. Syukurilah.
Ingatlah selalu: 'Allah tak akan memberikan cobaan melebihi batas kemampuan umat-Nya.'
Dan terakhir, selalu ingat Allah dimanapun dirimu berada. Cintailah Dia.
Lakukan apa yang menjadi perintah-Nya dan jauhi segala larangan-Nya.
Jadilah hamba yang selalu dekat dengan-Nya.
Juga, cintailah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam.
.
Nak, kita pasti akan berpisah. Itu pasti.
Jikalau kelak kita berpisah, janganlah tangisi aku.
Aku … ibumu ini tak ingin melihat airmatamu.
Aku ingin melihat senyummu.
Aku ingin melihat kebahagiaanmu.
Karena semua itu sudah cukup untukku.
Untuk membuat ibumu yang sudah tua renta ini bahagia.
…
Sakura duduk memandangi langit senja yang indah. Duduk di pelataran rumahnya. Menunggu suami dan anaknya pulang, sebelum akhirnya langit menggelap dan ia harus kembali masuk ke dalam rumah.
…
ii.
Ayah
Nak, dengarkan aku untuk sekali ini saja.
Ayahmu ini ingin berbicara padamu.
.
Nak, apa yang ingin kusampaikan mungkin tak sebanyak ibumu.
Aku tak pandai merangkai kata.
Namun di segala keterbatasanku, kau mau mendengarkanku, kan, Anakku?
.
Aku bahagia memilikimu sebagai anakku.
Segala kekuranganmu tak membuatku henti mengucapkan syukur atas kehadiranmu.
Karena kau anakku.
Seseorang yang paling kusayangi setelah ibumu.
.
Nak, mungkin aku bukanlah laki-laki yang pantas kau banggakan di depan teman-temanmu.
Aku hanyalah seorang tua yang tak lagi gagah.
Penglihatanku mulai berkurang. Ingatanku pun perlahan memudar.
Namun percayalah, Nak.
Aku tak pernah melupakanmu.
Aku selalu mengingatmu dalam doaku.
Agar Allah selalu melindungimu. Agar Dia senantiasa memberikan hidayah-Nya padamu.
.
Nak, kita akan berpisah suatu saat nanti.
Tapi tolong, ingatlah ini.
Ingat apa yang akan kukatakan ini padamu.
.
Jangan lupakan shalat.
Ingatlah Allah selalu dalam setiap langkahmu. Maka Dia akan mengingatmu.
Dan tolong … aku benar-benar meminta tolong padamu.
Tutuplah auratmu. Perbanyaklah ibadahmu.
Karena dirimulah, Nak, sebab ayah masuk surga atau neraka.
Jadi, tolonglah ayahmu ini, Nak.
Tolong. Tolong. Tolong.
Aku memohon padamu.
Karena aku ingin bertemu kembali denganmu.
Di sini. Di surga yang telah Allah ciptakan.
…
Sasuke datang dengan wajah lelah. Ia langsung mencari istrinya. Karena tak biasanya sang istri tak menyambutnya. Dan ketika menemukannya, rasa lelahnya hilang. Senyum menghiasi wajahnya.
Sang istri tengah membaca Alqur'an. Lantunan suaranya yang indah menggetarkan hatinya. Ia mendekati sang istri yang kini menyadari kehadirannya.
Bidadarinya itu tersenyum.
"Kau sudah sholat?" tanya Sakura lembut. Sasuke mengangguk tanpa melunturkan senyum di wajahnya.
"Aku akan mandi, mengambil air wudhu, dan kita mengaji bersama sambil menunggu Sarada pulang," ucap Sasuke. Sakura mengangguk mengiyakan.
…
Nak, jika kelak kita berpisah.
Tetaplah ingat.
Ayahmu. Ibumu.
Kami berdua akan selalu ada dihatimu.
…
Sarada langsung masuk ke dalam rumahnya setelah melepas alas kaki yang dipakainya. Gadis berusia 25 tahun itu hendak langsung menuju kamarnya. Namun menyadari kedua orangtuanya tak menyambutnya, ia pun mengetuk pintu kamar mereka.
Pintu kayu yang tak terkunci itu setengah terbuka. Ayah dan ibunya duduk berdampingan sambil memegang Alqur'an. Ingin menyapa namun ragu. Ia pun berbalik dan menutup pintu kamar mereka.
Hendak melangkah menuju kamarnya, Sarada terdiam. Sesuatu seakan memukul telak dadanya, membuatnya sesak. Sekujur tubuhnya seakan kaku. Ketika ia menyadari bahwa kedua orangtuanya tak memberi respon, ia berlari kembali menuju kamar mereka.
Tangannya menyentuh kedua orangtuanya. Dan kaku.
Airmatanya tak terbendung ketika kedua tubuh itu jatuh ke lantai akibat sentuhannya. Ketika akhirnya ia menyadari bahwa nafasnya, jiwanya, hidupnya, telah pergi untuk selama-lamanya.
…
Anakku,
Tersenyumlah selalu meski dunia kejam padamu.
Meski orang-orang membencimu.
Karena kami di sini, akan selalu mencintaimu.
Karena Allah akan selalu bersamamu.
.
.
.
end - 781 words
Dan saya nangis pas bikin ini :'( inget orangtua... :'(
Cuma mau bilang, untuk diri saya sendiri juga, selama masih ada kesempatan bisa bersama dengan orangtua kita, bahagiakanlah mereka. Turuti apa yang mereka katakan. Karena apapun itu, orangtua selalu berharap yang terbaik untuk anaknya.
Udah ah itu aja.
Terima kasih sudah membaca :)
