What if your personal bodyguard is him?

By: Author

DISCLAIMER:

Kuroko no Basuke, which Fujimaki Tadatoshi's property. Saya pinjem tokohnya yaa om :P


Bangun, mandi, sarapan, kuliah, tugas, dan aktifitas klub yang kau ikuti. Enam hal tersebut menjadi aktifitas rutinmu semenjak menyandang status 'mahasiswa'.

Ngomong-ngomong, sejak duduk di bangku SMA kau sudah tinggal sendirian di apartemen. Orang tuamu yang berprofesi sebagai pengusaha dan bekerja di luar kota mau tidak mau membuatmu tinggal terpisah dari mereka. Ditambah lagi pekerjaan ayahmu kini bertambah sebagai anggota dewan dan ibumu yang ikut menemani ayahmu membuat waktumu bersama mereka benar-benar tersita. Bagi sebagian orang kamu mungkin bisa dikatakan sebagai anak yang beruntung karena terlahir dengan harta berlimpah, pekerjaan orangtuamu yang sukses, anak tunggal, cantik, pintar, dan masih banyak lainnya.

Bicara soal hidup, belakangan ini kamu merasa hidupmu tidak tenang. Dimulai ketika kamu sedang berada di taman kota, tiba-tiba ada seorang pria yang mengancammu.

"Hei, apa kau yang bernama (full reader's name)?"

"D-dari mana anda tahu?" tepat ketika kau menyelesaikan kalimatmu, pria itu langsung menodongkan pisau ke arahmu. Kamu yang kaget dan panik, ditambah orang-orang di sekitar yang berteriak melihat kejadian mengerikan tersebut membuat keadaan semakin bertambah gawat. Ketika pria itu hendak menusuk tubuhmu dengan pisaunya, kamu yang dengan refleks menutup mata dan mengira akan mati saat itu juga dikejutkan dengan pemandangan si pria tersebut telah jatuh tersungkur. Ketika kamu membuka mata untuk melihat apa yang terjadi, tepat di antara dirimu dan pria itu berdiri seseorang yang menurutmu dialah yang membuat pria itu jatuh.

"Kau tidak apa-apa, (last-name)?" tanya pria di depanmu yang sudah memukul orang misterius itu hingga jatuh. Pria itu memiliki badan yang kekar, kulit hitam eksotis, dan berambut dark blue. Kamu menjawabnya dengan mengangguk, tidak mampu untuk mengeluarkan suara. Lebh tepatnya, kamu merasa ada sesuatu yangmengganjal di tenggorokanmu sehingga membuatmu sulit untuk bersuara.

"Menyerahlah, nodayo," muncul seorang lagi yang memborgol tangan si pelaku dengan paksa, karena pelaku berusaha memberontak.

"LEPASKAN AKU!" teriak si pelaku.

"Sepertinya kau sudah tidak sayang nyawamu lagi, huh?" tanya pria berambut merah dengan sepasang iris berwarna merah dan gold itu dengan aura mencekam di sekitarnya.

"(last-name)san, mari ikut saya. Saya akan membawa anda ke tempat yang aman," tanpa kamu sadari, seorang pria bermata biru langit membawamu pergi dari tempat itu, dan memasukkanmu ke dalam sebuah mobil berwarna hitam yang cukup wah.

"Kau tidak apa-apa (name)chin? Ini untukmu, agar kau tidak ketakutan lagi," tawar seorang pria berambut violet sambil tersenyum ke arahmu. Kamu pun menerimanya dan mengucapkan terima kasih.

"Kami bukan orang jahat kok-ssu, jadi kau tidak perlu takut!" kata seorang pria berambut kuning keemasan dengan senyum yang mengembang, yang mana membuatmu merasa pernah melihat pria itu sebelumnya, tapi lupa dimana.

Masih memproses kejadian yang baru saja kamu alami, mobil hitam yang kamu naiki melaju meninggalkan taman kota dan menuju ke sebuah gedung pencakar langit yang tampak familiar bagimu.

'Ini kan kantor Otou-san?' tanyamu dalam hati.

.

.

.

.

.

"(name), selamat datang! Kau tidak apa-apa kan? Apa kau terluka?" tanya ibumu.

"Aku tidak apa-apa kok Okaa-san," jawabmu sambil tersenyum, meyakinkan ibumu.

"Nah, kamu pasti lelah kan? Duduklah (name)," kata ayahmu ramah. Kamu pun langsung duduk di sofa yang ada di ruang kerja ayahmu. "Kamu pasti sangat syok akan kejadian barusan kan (name)? Otou-san dan Okaa-san khawatir akan keselamatanmu. Banyak orang di luar sana yang memiliki niat jahat kepada keluarga kita. Tapi yang paling kami khawatirkan adalah keselamatanmu". Kamu mendengarkan perkataan ayahmu dengan seksama, dan sesekali mengangguk, menandakan kamu mengerti apa yang dimaksud.

"Jadi, kami memutuskan untuk mengutus seseorang untuk menjadi bodyguardmu. Otou-san yakin kamu sudah bertemu dengan mereka, kan?"

"T-t-tunggu, bodyguard?" tanyamu tak percaya.

"Silahkan perkenalkan diri kalian," perintah ayahmu pada para bodyguard yang berdiri di belakang sofamu.

"Kuroko Tetsuya desu, yoroshiku,"kata pria berambut biru muda dengan iris mata serupa sambil membungkuk.

"Midorima Shintarou, nanodayo. At your service," kata pria berambut hijau lumut sambil membungkuk.

"Kise Ryouta-ssu~ salam kenaalll," kata pria berambut blonde, yang kemudian mengingatkanmu kalau dia adalah model terkenal itu. "Ah, kau kan Kise-kun, model yang terkenal itu?" katamu. "Hehe.. tapi aku sudah berhenti jadi model-ssu," jawabnya. Kamu pun hanya ber 'oh' ria mendengar jawabannya.

Berikutnya seorang pria berambut violet, yang paling tinggi diantara semuanya memperkenalkan dirinya,"Murasakibara Atsushi," sambil mengulum lollipop. Disebelahnya berdiri pemuda yang memukul pria misterius yang hampir membunuhmu tadi, "Aomine Daiki," katanya memperkenalkan diri sambil membungkuk.

Terakhir, pemuda berambut merah dengan iris mata heterochromenya yang menawan memperkenalkan dirinya padamu,"Akashi Seijuurou, ketua tim. At yout service, my lady," sambil membungkuk sopan.

"(name)chan, pilihlah salah satu dari mereka untuk menjadi bodyguardmu. Mereka akan melindungimu 24 jam dalam 7 hari," kata Okaa-san.

"Tapi, bagaimana dengan Otou-san dan Okaa-san sendiri? Bukankah nyawa kalian dalam bahaya juga?" tanyamu yang mengkhawatirkan keselamatan mereka.

"Tidak usah khawatirkan kami (name)-chan, sudah ada bodyguard yang menjamin keselamatan kami berdua," kata Okaa-san. Perkatannya membuatmu sedikit bernafas lega, setidaknya kedua orang tuamu sudah ada yang melindungi.

"Baiklah, aku memilih…"

.

.

.

.

.

"Kuroko Tetsuya-san,"

"Tetsuya, mulai hari ini kau bertugas memastikan keselamatan nona (name)," titah sang ketua.

"Hai, ganbarimasu," jawab Kuroko.

"Sekarang kami akan tinggalkan kalian berdua disini agar kalian lebih saling mengenal," kata ayahmu. Setelah ayahmu mengatakan itu, mereka semua, kecuali kamu dan Kuroko, pergi meninggalkan ruangan tadi.

"Kuroko-san, mohon kerja samanya," katamu sambil membungkukkan badan.

"Mohon kerja samanya juga, (last-name)san," katanya sambil membungkuk.

"Panggil (name)saja, aku merasa tidak enak jika dipanggil nama keluargaku, apalagi dengan suffix –san."

"Tapi…"

"Tidak apa-apa,"

"Kalau begitu, (name)-chan," ucapnya sambil tersenyum. Entah kenapa, kamu merasa wajahmu tiba-tiba merona melihat senyumnya.

"(name)chan, daijoubu? Kenapa wajahmu memerah?" tanya Kuroko padamu, dan otomatis membuatmu memalingkan wajahmu kesamping, agar tidak ketahuan olehnya.

"Aku tidak apa-apa, Kuroko-san," jawabmu. Setelah memastikan dirimu tidak apa-apa, Kuroko menanyakan agendamu hari ini.

"Hari ini, aku tidak ada acara apa-apa. Aku pulang saja," katamu.

"Baiklah, akan saya antar."

"Eh, tidak usah. Aku naik bis saja,"

"Tidak apa-apa. Lagipula ini sudah kewajiban saya sebagai bodyguard (name)chan," katanya sambil tersenyum padamu. Uuh lagi-lagi kamu dibuat terpana oleh senyumannya itu, senyum bak malaikat. Akhirnya Kuroko mengantarmu pulang ke apartemen naik mobil, tentu dia yang menyetir. Sebelum Kuroko mengantarmu pulang, kamu berpamitan dulu kepada orang tuamu.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

To Be Continued~~~


Haloo balik lagi sama Author galau yang suka bikin cerita aneh, tapi semoga para pembaca nggak jadi aneh karena tujuan dibuatnya cerita ini adalah melampiaskan ide aneh saya (?)

Fict kedua ini Author ngerasa... *speechless *ini cerita apa *garing *jelek *injek /JANGAAANNNN

Mohon saran dan idenya yaa. jangan lupa tinggalkan jejak-jejak reviewnya plis, hehe~