Jongin Centric
Letters of Depresion
Psychology, dan beberapa contain yang rafra tidak tau harus di golongkan dalam kategori apalagi, ini genre yang absurd menurut rafra. Dan hasil percobaan saja untuk memasukan unsur yang 'tak pernah terpikirkan' dalam sebuah fanfiction.
Backsong: Daydream-Kim Sunggyu Feat. Borderline (Tablo & JW)
Seseorang mengatakan kepada ku bahwa aku harus menulis sesuatu disini, tapi aku bingung apa yang harus ku tulis dan mengapa aku harus melakukannya.
Orang itu berkata aku bebas menulis apapun yang aku inginkan, apa yang aku rasakan juga apa yang menjadi keinginan ku dimasa mendatang. Tapi aku bingung, aku tak memiliki rencana apapun dalam kehidupanku di masa mendatang. Aku hanya seorang pria yang memiliki semangat hidup yang rendah juga kehidupan ku yang payah. Jadi kehidupanku sama sekali tak menarik untuk dibahas.
Tapi aku tak akan membiarkan semua uang yang kuberikan kepadanya lenyap begitu saja dengan kertas kosong ini. Orang itu setidaknya harus membaca ini sebagai imbalan dari uang yang telah ku berikan. Sampai tetes terakhir darah yang ada di dalam diriku, aku tak pernah sedermawan itu untuk memberikan orang asing dengan uang yang melimpah tanpa suatu keuntungan bagi ku.
Aku bingung, apa yang harus ku tulis lagi disini?
Bukankah ini masih terlalu pendek untuk sebuah cerita dongeng dari negeri khayalan?
Haruskah aku menulis apa yang ku lakukan sekarang? Baju apa yang ku gunakan? Makanan apa yang tadi aku santap? Dan sabun mandi apa yang ku gunakan?
Mungkin tak ada salahnya.
Nama ku Kim Jongin. Pukul jam 00.47 saat ini, usiaku sudah 20 tahun. Dan sekarang aku sedang menulis sebuah catatan yang di pinta seseorang atas uang yang telah aku keluarkan untuknya. Kini aku memakai sebuah kaos polos berwarna putih dengan celana training berwarna hitam. Makan malam ku hari ini adalah ramyun instan yang selalu aku sediakan untuk begadang saja, tetapi aku memakannya sebagai makan malam kerena aku merasa tak berselera memakan apapun selain ramyun, ini mengkin telah terjadi selama beberapa minggu. Tentang sabun mandi, aku sama dengan kebanyakan pria di korea ini, apa aku harus menyebut mereknya juga disini? Aku hanya tak ingin di tuntut karena melakukan promosi sabun mandi secara ilegal di catatan ini.
Jika kau bertanya apakah aku sedang mengambil suatu studi di universitas, jawabanku adalah tidak. Mengapa aku tak mengambilnya, jawabanku adalah karena aku tidak minat pada semua jurusan yang ada. Aku bisa saja untuk belajar di luar negeri, tetapi aku tetap saja tidak minat. Kenapa aku memiliki begitu banyak ketidakminatan, jawabannya adalah karena aku Kim Jongin.
Sekarang sudah pukul jam dua pagi, tapi aku tak mengantuk sama sekali dan aku harus berfikir keras dengan catatan ini. Sejujurnnya, aku adalah pengidap insomnia akut jadi tak perlu merasa cemas jika jam segini aku belum terlelap. Aku tak mengerti alasan mangapa aku bisa pengidap insomnia akut seperti ini, padahal hidupku tak sesulit atau sekeras di drama tv. Dulu aku pernah mencoba untuk meminum sejumlah pil tidur, nyatanya aku malah menjadi lebih sulit untuk terlelap. Jadi kuputuskan saja untuk menjadi manusia nokturnal saja sekalian.
Kini aku menyalakan mp3 player ku yang melantunkan lagu Daydream dari Kim Sunggyu, aku baru saja mendownloadnya dari internet karena aku tertarik dengan judulnya yang seakan menghina kondisi ku ini, aku mulai terbawa suasana lagu itu sehingga aku memikirkan kejadian dimasa lalu. Aku merasa di otak ku sekarang di penuhi oleh kejadian-kejadian nostagia selama aku di senior high school. Apa aku harus menulisnya juga disini?
Mungkin tidak ada masalahnya,
Kehidupan ku pada jaman sekolah biasa saja, seperti siswa lain kebanyakan. Tetapi aku mempunyai sahabat dekat bernama Oh Sehun. Dia adalah orang yang paling akrab dengan ku dan paling mengerti aku dibanding diriku sendiri. Dia selalu hadir seperti hantu, datang tak terduga saat aku memerlukan bantuan. Dia adalah sahabatku yang tak pernah mengeluh akan kondisi ku ini, dan aku juga sedikit menyukai parasnya yang tampan.
Sehun dan aku banyak melewati masa yang sulit, tapi hebatnya dia tetap menjadi temanku. Aku tak tau bagaimana cara menghitung semua cacian dan makian yang datang kepadaku setiap hari, tapi ia tetap bersama ku setiap hari. Ia bersamaku, menemaniku, bahkan melindungiku seperti anak kecil. Padahal aku sering bilang padanya untuk menjauh dariku karena orang-orang bilang aku ini aneh. Tapi dia tak pernah menjawab itu dan langsung mendekapku kedalam pelukannya. Aku bingung dengan reaksinya, sejujurnya aku ingin ia menjawabnya karena aku sangat penasaran.
Tapi setelah aku dan Sehun lulus dari sekolah, kami jarang berkomunikasi seperti biasa. Tiga tahun aku berteman dengannya, aku belum pernah sekalipun berkunjung kerumahnya, melihat isi kamarnya, dan bermain game bersamaanya. Tapi aku takut menanyakan itu kepada Sehun, aku takut ia tak mau lagi berteman dengan ku. Tapi seringkali jika ia tak banyak tugas dari kampusnya ia akan mampir ke apartement ku yang sangat jauh dari tempat tinggalnya. Tapi satu bulan ini ia menghilang, ia tak pernah mengunjungiku lagi bahkan aku menungunya setiap menit. Aku juga tak punya nomor ponselnya, karena Sehun tak memilki ponsel. Dia bilang hidupnya tak ingin digangu oleh bunyi dering ponsel, padahal itu cukup merepotkan kalau tiba-tiba saja aku merindukannya sehingga aku tak bisa menghubunginya dan menunggu hingga ia mengunjungi apartemen ku ini.
Jujur saja aku sangat merindukannya sekarang, banyak hal yang ingin ku ceritakan padanya dan aku ingin memandangi parasnya yang tampan lebih lama. Tapi ia tak kesini semenjak sebulan yang lalu, aku terkadang mulai menerka apakah Sehun sudah tak ingin berteman dengan ku lagi atau bagaimana? Aku sangat cemas memikirkan itu, aku tak tau apa reaksi ku jika Sehun memang seperti itu. Tetapi sisiku yang lain mencoba meyakinkan bahwa Sehun hanya sedang sibuk dengan perkuliahannya, walau sebenarnya pikiran negatif adalah cara pandangku.
Terkadang aku memikirkan hal-hal seperti; kenapa Sehun mau berteman dengan ku, maksudku kenapa ia tetap ingin menjadi temanku walau aku banyak sekali menyusahkannya. Aku tak punya keahlian khusus ataupun populer atau bahkan menjadi murid kesayangan guru. Aku hanya Kim Jongin dengan segala kehinaannya kata orang-orang. Aku pikir Sehun adalah jelmaan malaikat yang dikirimkan untuk selalu membantuku dan melindungi ku, dia terlalu sempurna untuk menjadi seorang manusia.
Untuk saat ini, aku benar-benar merindukan Sehun. Aku berharap Sehun ada disini dan menceritakan aku sebuah cerita lucu dan aku dapat tertawa lepas karenanya. Tapi itu hanya sebuah pengharapan, pengharapan yang belum tentu akan terkabul. Aku tau ini terlalu melankolis untuk sebuah surat yang bukan surat cinta, aku hanya ingin mencurahkan isi pikiranku saja saat ini. Waktu berjalan semakin pagi, dan semakin bingung juga.. apalagi yang harus ku tulis disini. Aku sudah begitu banyak bercerita hingga menyinggung soal Sehun, sejujurnya aku bukan seseorang yang pintar dalam berkomunikasi dalam bentuk apapun, aku orang yang canggung, gugup dan tak pandai merantai kata seperti orang-orang pada umumnya. Jangankan berbicara dengan seseorang, untuk surat seperti ini saja aku juga gugup entah karena apa. Jadi maafkan aku jika surat ini membuatmu tidak nyaman atau membuat mata mu sakit karena membacanya.
Aku Kim Jongin, yang telah telah menyelesaikan catatan ini dengan kisahnya yang di minta oleh seseorang. Aku tak melakukannya secara sukarela, aku membayarnya dengan harga yang mahal untuk catatan ini. Maafkan aku jika membuat mata mu sakit, setidaknya uang itu bisa kau pakai untuk membeli obat tetes mata nantinya. Ini adalah penutup catatan yang buruk yang pernah ada... tapi aku sudah membuatnya semampu yang ku bisa.
Nyatanya ia adalah seorang Kim Jongin, seorang pasien penghuni kamar di salah satu apartement kejiwaan di kota yang agak jauh dari ibukota Seoul. Jika kau berfikir dia adalah seseorang yang sedang kebosanan di malam hari, tentu kamu salah besar. Mengenai surat, itu adalah cara yang digunakan oleh psikiatri yang merawat Jongin agar ia lebih banyak berkomunikasi.. mungkin hanya satu-satunya cara ia berkomunikasi dengan surat. Jongin begitu pasif jika sedang melalui jadwal rutinnya, sehingga membuat para petugas kebingungan karenanya dan memilih ini sebagai cara yang tepat untuk menyampaikan apa saja yang ia pikirkan saat itu. Dalam suratnya Jongin berkata seperti semua baik-baik saja, seperti dia seorang jutawan yang gampang saja dengan hidupnya, nyatanya ia tidak seperti apa yang dia katakan di surat itu.
Kuliah, ponsel, internet dan banyak hal kemawahan seperti yang ia sebutkan hanyalah sebuah kebohongan belaka. Jongin tak bisa melanjutkan studinya di bangku perkuliahan karena dia sudah masuk ke dalam apartement ini, mp3? Sejujurnya itu hanyalah sebuah radio kecil yang segaja di pasangkan untuk Jongin. Ponsel dan laptop? Dia hanya menghayal seperti itu, padahal hanya sebuah kertas lusuh dengan pensil yang tumpul dan tak ada sebuah ponsel yang Jongin punya. Apartemen ini sebenarnya hanyalah kiasan dari sebuah rumah sakit jiwa.
Dan sosok Sehun sebenarnya adalah kekasihnya yang sudah meninggal akibat kecelakaan tepat dihari kelulusan mereka dari sekolah menengah atas. Sampai saat ini Jongin masih menyangkal bahwa Sehun telah tiada dan ia hidup dalam bayangannya yang seperti biasa ia lakukan ketika normal dulu. Ini begitu menyedihkan seperti cerita-cerita roman lainnya, tapi Jongin tak ingin terlihat lemah seperti perempuan, dia kuat... tapi hanya tak bisa menerima kenyataan.
Namanya Kim Jongin, seorang penderita depresi yang kini statusnya berubah menjadi penderita Skizofrenia. Dan semua cerita ini hanyalah karangan jenius dari seorang penderita skizofrenia yang menetap disebuah apartement kejiwaan yang berlaga seperti jutawan pemalas.
...
...
...
END
...
...
...
Maaf kalau ff ini aneh, rafra tau kok. Namanya juga eksperiment aneh. Semoga terhibur dan selalu mencintai orang-orang disekitar kita. Tolong hilangkan budaya rasisme dan bullying terhadap apapun kepada sesama makhluk hidup.
Salam jauh dari seseorang yang tetap berjuang untuk hidupnya didalam kaum minoritas (bukan konotasi negatif). Sejujurnya Skizofrenia tetap bisa hidup normal dan berkarya hanya saja jangan kucilkan kami karena cara pandang kami berbeda dengan orang-orang. Kami ini spesial, hanya saja kami tak tau bagaimana cara mengali potensial itu.
Semangat hidup untuk kita semua^^ dan jangan lupa untuk mereview kawan-kawan.
