Tidakkah kau merasa bahwa dunia ini tidak adil? Disaat kau sedih, semua orang mentertawakanmu. Dan disaat kau bahagia, semua orang menatapmu dengan tatapan membunuh milik mereka seraya mereka berkata,
Kau tidak pantas untuk bahagia.
Tidakkah kau merasa hidup ini penuh dengan ketidakadilan? Atau hanya aku yang merasakan hal ini?
Apa hanya aku?
.
.
.
Ansleon
.
.
Coloring Book
.
Skets 1
.
Jeon Jungkook and Kim Taehyung
.
Its Jungkook TOP! So if you don't like it. Its better you leave now.
.
.
.
Disaat semua orang sibuk dengan urasan mereka masing-masing. Sampai mereka tidak peduli dan merasakan kehadiran orang lain disamping mereka. Dan tetap berjalan acuh dan angkuh di setiap langkah mereka.
Sampai mereka tidak peduli dengan apa yang terjadi kepada orang disamping mereka, yang mungkin saja tengah membutuhkan pertolongan mereka. Membutuhkan uluran tangan mereka, membutuhkan perkataan khawatir mereka. Hanya untuk menanyakan bagaimana keadaanmu.
Aku rasa tidak ada yang peduli denganku. Tapi ternyata aku salah, disaat semua orang berjalan menjauhiku dan hanya menatap kearah dengan tatapan dengki mereka, kau datang dengan terburu-buru, berlari kearahku dengan tatapan khawatir milikmu.
Sejak kapan ada orang yang berlari kearahku? Pasti aku bermimpi.
Aku masih ingat, betapa bewarna hitam pekatnya kedua bola matamu saat itu. Aku bahkan tidak bias menatap tatapan matamu untuk lebih lama lagi. Aku tidak bisa, rasanya hanya dengan melihat kedua bola mata hitam pekat milikmu. Mampu menerbangkan diriku ketempat Dewa Zeus tinggal.
"Apa kau baik-baik saja?"
Disaat semua orang lupa akan diriku bahkan mereka tidak pernah berbicara padaku, kau datang dan menanyakan bagaimana keadaanku. Setelah jatuh dari tangga terguling membentur lantai tangga yang dingin. Tentu aku tidak baik-baik saja.
Tapi setelah melihatmu. Aku tahu aku akan baik-baik saja, karena ada dirimu.
Sekali lagi. Kau membuattku tercengang dengan apa yang terjadi padaku saat ini. Kau mengangkat diriku kebagian punggungmu dan kau berlari memecah kerubunan orang yang tadi mengerubungiku. Memecah semua lautan manusia disana.
Aku tidak bisa melihat wajahmu saat itu. Aku tidak sempat melihat bagaimana bentuk tubuhmu saat itu. Tapi aku ingat satu hal darimu.
Kau Jeon Jungkook kan?
Aku benarkan?
Nametag mu, aku melihatnya.
.
.
.
"Tuan Jeon, kita sudah sampai"
Ucap seorang namja paruh baya dengan balutan jas berwarna hitam yang terlihat begitu resmi. Aku melihat kesekitarku. Inikah Sekolahku ? murid-murid yang berjalan bersama dengan teman mereka sambil bergandengan tangan, murid yang berjalan sambil memainkan smartphone mereka, dan ada juga yang tengah membully murid lainnya.
Berbeda sekali dengan di New York.
Aku rindu dengan Seoul. Sangat malahan, tapi aku tidak bisa melupakan kenangan yang aku lukis indah bersama temanku di New York sana. Tepatnya belum bisa melupakan. Tapi setelah aku berpikir lagi, untuk apa aku terlalu berlarut dengan kenangan bersama mereka? Toh juga nanti mereka akan pindah ke Seoul juga.
Tadinya aku sangat sibuk dengan pikiranku, tentang temanku di New York. Sampai ada satu murid yang menarik perhatianku. Murid berambut blonde dengan tas bewarna hitam dengan aksen zig zag bewarna putih di kedua pundaknya, yang dilengkapi gantungan singa kecil disana, imut. Dia berjalan sambil terus menundukan kepalanya dan ada apa dengan mereka semua?
Ada apa dengan tatapan mereka? Hey, dia hanya berjalan dan itu tidak salah kan?
Aku masih ingat beberapa murid menoyor kepalamu keras sehingga membuatmu sedikit terhuyung kekanan dan kekiri. Tapi kau tidak peduli dan memilih untuk terus berjalan menghindari mereka. Dan tarikan kuat dia tas berwarna hitammu itu juga tidak mengubrismu. Kau tetap berjalan.
Bahkan kau tidak peduli dengan tindakan mereka yang melemparimu dengan kertas-kertas bewarna. Ada apa dengan mereka sebenarnya? Apa kau sangat membenci warna? Apa karena itu mereka melemparkanmu dengan kertas dengan berbagai macam warna itu?
Aku turun dari mobil dan berusaha untuk mengikutimu. Terus mengikutimu, hingga sampai pada tangga gedung utama sekolah melihat kekiri dan kekanan semua sama. Mereka menatapmu dengan tatapan membunuh milik mereka dan jangan lupakan ejekan mereka.
"Ow, ternyata sang pelukis telah datang. Apa yang akan kau lukis hari ini Kim Taehyung sang pelukis?"
"Kau jangan berlagak bodoh, pasti dia akan melukis Yin dan Yan"
Setelah itu mereka tertawa.
Kim Taehyung.
Jadi itu namamu? Salam kenal kalau begitu. Aku terlalu sibuk dengan perkataan mereka. Sampai aku tidak menyadai bunyi keras dan nyaring seperti benda jatuh. Aku baru sadar setelah dirimu yang berguling jatuh melewatiku. Maaf reflek ku tidak cepat.
Siapa yang tega menodrong seorang manusia yang tengah berjalan menaiki anak tangga hingga terjatuh berguling seperti itu? Astaga ternyata murid disini cukup Pysco ya.
Dan aku sadar saat itu bahwa semua orang tertawa padamu. Dan tidak ada yang menolongmu, mereka gila apa?! Kau sudang berguling terjatuh dari tangga dengan dahi indahmu yang sekarang tengah mengalir darah segar disana.
Aku menuruni tangga secepat yang aku bisa. Dan duduk di hadapanmu yang terbaring lemah dengan keadaan setengah sadar.
"Apa kau baik-baik saja?"
Kau tidak menjawab. Hanya melihat kearahku dengan memamerkan senyuman tipis tapi indah dilihat milikmu. Jangan tersenyum! Dikeadaan seperti ini kau masih bisa tersenyum? Dasar Kim Taehyung bodoh. Maaf aku tahu aku tidak sopan mengatakan kau bodoh dipertemuan pertama kita.
Aku mengangkat tubuhmu yang kurus nan kecil tapi pas untukmu. Dan menaikan tubuhmu di pungunggku. Aku tidak peduli jika nanti seragamku ikut kotor karena darah segar milikmu. Aku khawatir padamu, kenapa aku bisa khawatir pada orang yang baru kukenal?
Dan berlari secepat yang aku bisa untuk pergi keruang kesehatan sekolah.
Sadar ya,
Kim Taehyung.
Karena ada aku disini.
.
.
.
Kim Seokjin tidak pernah merasa gagal dalam hidupnya. Yang ia tahu ia telah berhasil dalam segla hal, bahkan dalam hal mengurusi adiknya, menjadi sosok Ayah untuk adiknya, menjadi sosok Ibu untuk adiknya. Semua ia lalui dan ia kira ia sudah berhasil.
Tapi tidak setelah saat dimana ia memberikan Taehyung Buku Gambar untuk anak seusia Taehyung. Disaat itu ia merasa gagal dalam hidupnya. Ia merasa gagal karena tidak bisa mengetahui keadaan yang diterima adiknya.
Sama seperti ibu.
Itu yang dipikiran Seokjin saat melihat kedua manik coklat milik Taehyung.
.
.
.
"Kim Taehyung berhenti berlari, kau akan terjatuh"
Teriakan seorang Namja dengan tangan kanannya yang membawa buku mewarnai untuk usia anak berumur 5 sampai 12 tahun. Buku itu bukan miliknya, itu buku yang ia belikan untuk adiknya.
Kim Seokjin, selalu menghadiahi adik kecilnya dengan hadiah kecil yang sudah membuat anak kecil seumuran Taehyung bahagia. Dan Seokjin akui ia bahagia jika adiknya bahagia. Ia ingin menjadi sosok seorang Ayah, Ibu, dan Hyung sekaligus untuk Taehyung.
Taehyung tiak bisa merasakan hangatnya pelukan sang ayah dan kasih sayang sang ayah. Karena sebelum Taehyung lahir ayah mereka memilih untuk pergi meninggalkan mereka terlebih dahulu karena tuhan sangat menyayangi ayah mereka.
Dan tepat saat Taehyung lahir. Ibu mereka juga pergi menemui ayah mereka disurga sana. Dan Taehyung juga tidak dapat merasakan kasih sayang dan pelukan hangat seorang ibu. Yang jelas sangat dibutuhkan Taehyung saat ini. Karena anak seusia Tahyung butuh kasih sayang seorang ibu.
Bukan seorang Hyung,
"Tidak akan Jinnie hyung, Taehyung tidak akan jatuh"
Seokjin hanya menggelangkan kepalanya kecil seraya tertawa melihat bagiamana sang adik sangat bersemangat untuk mengejar kupu-kupu indah bewarna hitam dengan motif yang terlihat apik saat ia mengepakan sayapnya, dihalaman belakang rumah mereka.
"Taehyung, hyung bawa hadiah untukmu! Cepat kesini!"
"Hadiah?!"
Taehyung berlari kearah sang kakak dengan wajah yang sumringah. Dan jangan lupakan senyuman lima jari miliknya yang terliahat sangat imut.
"Buku mewarnai? Hyung membelinya untuk Taehyung?"
Taehyung mengambil cepat buku mewarnai ditangan kanan Seokjin. Bahkan ia mengambil sebelum Seokjin berkata untuk mengambilnya.
"Nde. Karena Tae belum punya buku mewarnai satupun"
Seokjin mengusak pelan pucuk kepala Taehyung diiringi dengan cubitan gemas dikedua pipi Taehyung. Seokjin senang melihat Taehyung tersenyum bahagia seperti ini hanya karena hal kecil dan hadiah yang bisa dibilang tidak ada apa-apanya dengan hadiah yang biasa diberikan oleh orang tua lain diluar sana.
Taehyung membuka plastic pembukus buku mewarnai miliknya. Dan terus tersenyum sambil membolak-balikan halamannya untuk melihat sketsa mana yang akan diwarnai olehnya. Sketsa pemandangan kota Seoul dengan matahari yang menyinari kota dipilihnya.
"Hyung bawa pensil warnaya juga?"
Taehyung menengok kearah Seokjin dengan tatapan binar miliknya. Seokjin tersenyum lagi, ia suka meliahat mata Taehyung. Yang terlhiat sangat sempurna. Mirip sekali dengan binar coklat gelap milik Ibu mereka.
"Tentu Hyung bawa"
Seokjin mengeluarkan pack pensil yang memiliki beragam warna disana. Dan menyerahkannya kepada Taehyung kecil. Taehyung mengambilnya dan membukan pack pensil warna tersebut dan memilih warna apa yang bagus untuk gambar yang akan ia warnai.
Taehyung memulai dengan mewarnai sang matahari kecil yang terlihat sedang tersenyum kearahnya. Seokjin tersenyum kecil saat melihat Taehyung mulai memilih warna yang akan ia pakai untuk mewarnai sang matahari.
Tapi senyuman Seokjin tidak berlangsung lama. Senyuman terhenti saat Taehyung mengambil warna yang identic sekali dengan langit pagi yang dipenuhi dengan awan berwana biru muda, yang membawa suasana sejuk saat melihatnya.
"Taehyung, mengapa mataharinya Tae beri warna biru?"
Taehyung memberhentikan aktifitas mewarna mataharinya. Dan menoleh kearah Seokjin yang sekarang masih dalam mode terkejutnya.
"Heh? Ini bukannya merah Hyung?"
Seokjin seharusnya ingat pepatah pernah berkata,
"Buah jatuh tak jauh dari pohonnya."
Dan Taehyung mengalaminya. Karena matanya sama dengan mata sang ibu.
Special.
.
.
.
TBC
Haloo. Ya allah setelah beberapa bulan gak update ff, rasanya gimana gitu balik dengan ff baru. Oh iya leon mau minta maaf soalnya JND leon hapus. Karena leon rasa ff itu harus banyak diperbaiki dari awal mian T-T
Boleh lah minta pendapatnya. Dan juga reviewnya, dan juga cinta kalian heheheh….
