TITLE : I DON'T BELIEVE IT
RATE. : T+
Author : Kim Nunzzy.
Cast: Kim Jong In.
Oh Sehun, dll
Length : Chaptered
Genre : Romance, Humor,
(maybe -")
WARNING!: BOYXBOY. YAOI. TYPO(s)
DON'T LIKE YAOI DON'T READ! NO BASH. (Cinta damai saya :v)
A/N : Di repost :v terlalu kebanyakan typo.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Oh Sehun,namja incaran seseorang namja juga yang bernama Kim Jong In. Mereka sudah mengenal cukup lama.
Kim Jong In menyadarinya sejak mereka pertama kali bertemu. Lewat tatapan mata Sehun itu, sifatnya yang polos ,membuat hati seorang Kim Jong In luluh.
Cepat sekali bukan? Ayo kita rayakan dimana hari seorang Oh Sehun selain dapat meluluhkan hati seorang yeoja, Sehun juga dapat meluluhkan hati seorang namja. *prok prok prok/?
Jongin Ingin sekali mengungkapkan perasaannya pada Sehun, tapi belum menemukan saat-saat yang tepat.
Setelah berhari-hari Jongin mengumpulkan semua keberaniannya untuk mengungkapkan perasaannya, dia memutuskan untuk bertemu Sehun esok hari.
.
.
.
.
.
.
.
Pagi hari, suasananya sangat sejuk dan nyaman. Kicauan burung membuat seorang namja berkulit tan terbangun dari alam bawah sadarnya.
Pukul 08.28 pagi.
Jongin -namja itu meregangkan tubuhnya, mengumpulkan semua tenaganya. Dia bangun terlambat lagi. Kebiasaan buruk Jongin tidur larut malam. Tak apa, toh. ini hari libur.
Dengan langkah gontai Jongin menuju kamar mandi untuk membersihkah diri. Setelah mandi, Jongin memakai pakaian yang sudah disiapkan sebelum mandi tadi.
Tok Tok Tok
" JONGIIIIINNNN ! CEPAT BANGUN! "
Yang di panggil namanya hanya menutup kedua kupingnya dengan kedua telapak tangannya.
"JONGIIIINN! BUKA PINTUNYA ATAU AKAN EOMMA DOBRAK PINTUNYA!"
Dengan cepat sang pemilik kamar membuka pintunya, takut-takut akan rumahnya meledak hanya karena teriakan eommanya itu.
"Aishh,, eomma, pelankan sedikit suaramu. Itu akan membuat gendang telingaku pecah karena eomma berteriak seperti itu. Eomma mau anaknya tuli? Ckckck. Aku ini anakmu eommaaa~" jelas Jongin panjang lebar.
Eommanya hanya mendengus kesal. Bagaimana tidak? Memiliki anak seorang namja yang sangat manja.
"Cepat mandi! Dan keluar dari kamarmu. Eomma sudah menyiapkan sarapan untukmu!." Perintah eommanya.
"Arasseo. Aku sudah mandi eomma. Aku mau sarapan."
"Baiklah. Eomma akan pergi kepasar bersama appamu. Eomma akan cepat pulang. Ingat, kalau kau sudah sarapan, cuci piringmu. Ah. Satu lagi, jangan keluar dari rumah sebelum eomma dan appa pulang. Ingat itu! Eomma pergiiii, jaga rumah baik-baik!" Seketika Eomma Eomma Jongin sudah tidak ada di hadapannya.
" ck,, punya eomma seperti itu" gerutu Jongin sambil melangkah menuju ruang makan.
.
.
.
Setelah sarapan dan mencuci piringnya. Jongin menuju ruang tamu hanya sekedar untuk menonton tv untuk menghilangkan rasa bosannya. Sesampainya di ruang tamu, Jongin langsung merebahkan dirinya di sofa putih yang empuk itu dan mengambil remote Televisi-nya. Setelah itu, ia menekan tombol berwarna merah On/Off di pojok sebelah kiri remote itu untuk menyalakan TV-nya.
.
"Hiks, aku-aku harus kemana lagi? Hiks. Aku tak punya siapa-siapa lagi. Hiks" Lirihnya sembari mengusap air matanya dan melangkah menyebrangi jalan tanpa melihat kanan kiri-nya.
Tiba-tiba datang mobil BMW berwarna putih melaju kencang tepat ke arah yeoja yang sedang menangis tadi. Orang-orang yang berjalan disekitarnya mengetahui hal itu langsung berteriak "HEY! GADIS! MENYINGKIR LAH!"
Yeoja itu tersentak kaget. Ia sadar dari lamunannya. Mobil itu semakin mendekat.
Mendekat
Mendekat
"Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaa!"
CKIIT
BRAKK
"Tolong gadis Itu! Tol-"
Jongin dengan sigap mematikan TV-nya. "Dasar bodoh, kenapa tak menghindar ke trotoar tadi?" Geramnya. Mood-nya bukan semakin membaik, akan tetapi semakin memburuk.
Ia membaringkan tubuhnya di sofa. Mengambil ponsel-nya dan membuka semua Account sosial medianya. Jongin meletakkan kembali ponselnya di meja. Ia bosan sekali. Matanya memandang kosong sekitarnya. Mengingat rencana untuk mengungkapkan perasaannya pada Sehun, Jongin memberanikan diri untuk menghubungi Sehun dan mengajaknya untuk bertemu.
Dengan ragu jari-jari Jongin menekan setiap angka. Ya, Jongin hafal sekali nomer ponsel Sehun. Jadi, ia tidak usah mencari di list contact. Entah sejak kapan. Mungkin, sejak negara api menyerang/?
'Tuuut'
Oh. Sudah terhubung. Tinggal menunggu jawaban dari sana.
" Yeoboseyo Jongin" Sapa Sehun dari seberang sana.
"Y-y-yeoboseyo. Bagaimana kabarmu?" Ohh, lihat. Jongin sedang gugup sekarang.
"Baik. Bagaimana denganmu?. Oiya, ada perlu apa?"
"Aku b-baik-baik juga. Eeee.. hanya.. hanya,, menanyakan kabarmu. Hehe" Jongin sedang basa-basi saat ini.
'Hanya itu?" Tanya dari seberang sana
"Eee,, eumm,, apa kau ada acara malam ini?" Tanya Jongin sedikit gugup. Oh ayolah, hanya berbicara di telfon saja Jongin sudah gugup, apalagi bertemu?
'Entahlah, kurasa tidak. Kenapa?" Tanya Sehun polos.
"A-a-aku mengajakmu bertemu di tempat biasa, apa kau mau?" Tawar Jongin
'Tentu saja! Pukul berapa? ' Sehun
menyetujuinya
"Mungkin, pukul setengah enam?"
" Baiklah, sampai bertemu nanti malam" ucap Sehun mengakhiri percakapan singkat tersebut.
1 detik.
2 detik.
3 detik.
"Yeeeeeeeeeee~!" Jongin memekik kegirangan. Suaranya menggema. Jika saja ada eomma-nya, mungkin mulut Jongin sudah di sumpal sandal.
.
.
.
.
.
-Sehun side.
"Baiklah, sampai bertemu nanti malam" Sehun
mengakhiri percakapan singkat tersebut.
"Kris hyuuuuuuuuuuuuuunngg!" Sehun berteriak kencang sekali.
"YA! Ada apa kau berteriak seperti orang gila, huh?" Kesal kris.
Kris adalah kakak sepupunya. Dia bekerja di Canada. Kris memutuskan untuk berlibur ke Korea. Dan kemarin baru saja sampai.
"Hehe. Aku hanya senang sekali hyung" Sehun
nyengir kuda/?
"Senang? Karna sesuatu?" Tanya Kris sambil menghampiri Sehun di Ruang tamu. Lalu ikut duduk di samping Sehun
Sehun mengangguk cepat
"Siapa yang membuatmu
senang sperti itu? Oooo, aku tauuu. Dia yang sering kau ceritakan di telfon itu kan? Yang namanya, Kim emm,, eee, Ngin Joo eee"
Sehun yang mendengar itu hanya memutanya bola matanya malas. Segitu pelupa kah hyungnya itu? Keterlaluan bukan? Ya, sangat keterlaluan. Mungkin di karenakan faktor usia.
"Eee,, Jo.. ng.. Kim.. eee" Kris masih mencoba menebak. Matanya menerawang ke setiap sudut ruangan. Berusaha mengingatnya
Sehun hanya berekspresi (-_-)"
"Kim Jong In, hyung" Sehun memberitahu. Ia sudah greget sekali.
"Ah, yaaa ituu. Disaat aku ingin menyebutnya kau sudah memberitahuku duluan." Kesal kris. Padahal dia tidak ingat. "Aish,, aku tau kau tidak ingat, masih ngeles pula." Ucap Sehun sedikit datar.
"Eh? Kau tahu? Baguslah, hehe. Lalu, apa yang dikatakan Jongin-mu itu?" Tanya Kris lagi.
Sehun yang mendengar 'Jongin-mu' langsung berkata " YA! Hyung! Dia bukan Jongin-ku. Aisshh,, dia hanya temanku!"
"Dan kau menyukainya, bahkan kau mencintainya bukan?" Balas Kris dengan nada sedikit menggoda.
Sehun hanya diam. Tak menghiraukan apa yang dikatan hyungnya. Tapi memang benar yang di katakan hyungnya itu. Tidak ada angin tidak ada badai, pipi Sehun memerah seperti tomat.
Kris yang melihat hal itu hanya terkekeh. "Ahahaha, Hunnie, pipimu kenapa?" Tanya Kris, padahal Kris tau, dia sedang malu karena pertanyaannya tadi.
Mendengar pertanyaan hyungnya itu, dia langsung menutup kedua pipinya dengan kedua tangannya "aku-aku tidak kenapa-kenapa hyung, mu-mungkin di sini panas? Oh ya, disini panas, aku mau ke kamar dulu hyung. Ppai ppai" Sehun langsung beranjak pergi meninggalkan Kris yang menahan tawanya.
"Aissh anak itu. Bukankah AC-nya sudah menyala? Ckckck. Dia memang benar-benar sedang jatuh cinta" gumam Kris.
'
.
.
.
- Jongin side
Jongin bosan bermain ponsel-nya sedari tadi sambil menunggu eomma dan appanya pulang di Ruang Tamu.
Dia memutuskan untuk kembali ke kamar. Tapi, jika dia tertidur, lalu eomma dan appanya pulang, siapa yang membukakan pintunya?
Jongin mengurunkan niatnya untuk kembali ke kamar.
Lebih baik di tidur di sofa sambil menunggu eommanya. Jongin mulai memejamkan matanya...
.
30 menit kemudian.
.
Tiba-tiba
Tok tok tok..
Jongin cepat bangun dari tempat tidurnya dan langsung membuka pintunya.
"Eomm... Sehunna?" Jongin kaget
"Ne, aku. Hehe." Ucap Sehun polos
"Sehunniee" Jongin langsung memeluk Sehun.
-sebelumnya
"Yeobo, bawakan ini ne?" Ucap eomma Jongin sembari memberikan plastik yang isi-nya lumayan berat. "Arra. Baiklah. Aku masuk ke rumah duluan." Balas appa Jongin
Tok tok tok
Tiba-tiba
"Sehunniee" Jongin memeluk appa-nya tiba-tiba. Sehingga membuat appa-nya sedikit oleng.
"YA! Apa yang kau lakukan?! Aku bukan Sehun, Jongin!" Tak ada reaksi. Jongin masih tengah memejamkan matanya sambil
menggumamkan 'sehun'.
"YA!
anak ini mengigau. Eommaaaaaa. CEPAT KESINI! Jongin! LEPASKAN!" Appa Jongin sedang marah saat ini.
Sementara yang di bentak hanya bergumam "Sehunna" lagi
Eomma Jongin datang dari garasi rumahnya terburu-buru menghampiri suaminya. Eomma Jongin melotot melihat pemandangan itu.
"JONGIN! APA YANG KAU LAKUKAN?"
bentak eomma Jongin. Eomma-nya mencoba melepaskan tangan Jongin yang memeluk appanya sangat erat.
Akhirnya bisa.
"Aishh. Kenapa Sehunnaa?" Jongin mengucek-ucek matanya berusaha untuk menjernihkan pengelihatannya.
"Eomma? Appa? Sejak kapan kalian disini?" Jongin bingung saat ini. Satu lagi, ia mendapatkan death glare dari appa-nya. Seingatnya, ia tak melakukan kesalahan sama sekali.
"Dimana Sehun,? Sudah pulang?" Sambung Jongin karena merasakan pertanyaan pertama tak di jawab.
"Tidak ada Sehun!" Jawab eommanya.
"Tadi ada eommaaa,, aku bahkan memeluknyaa" rengek Jongin.
"YAK! Yang kau peluk bukan Sehun! Tapi Appamu bodoh" Teriak Appa Jongin dan langsung masuk ke rumah. Meninggalkan Jongin yang masih meminta penjelasan lebih lanjut.
"Kau tadi sedang bermimpi" sambung eomma hanya mematung seperti batu. "Jadi tadi mimpi?" Gumam Jongin
"Sudahlah. Ayo bantu Appa dan Eomma membawa belanjaannya" Eomma-nya menyeret tangan Jongin.
Jongin hanya pasrah
.
.
TBC
.
Duh, gimana? Abal-abal sekaleh. =-= Mohon Kritik dan sarannya buat chapter ke depan. DON'T BE SILENT READERS! '-')/
