Wahooo~!
Wahoooo~!
Ini author paling kiyut paling imyut dan paling cantik kembali lagi~ *readers : hoeeeekz*
Yee...readers pada ngiri ya? *readers: NGAPAIN JUGA MUSTI NGIRI?!*
Eiitss..jangan marah dulu! Uzu bawa fic baru nih! Ini fic pertama Uzu di fandom KagePro~! *tebarbunga*
Ok tanpa banyak cing-cong kagak jelas, ayo kita langsung ke T..K..P..!
.
.
Disclaimer: Uzu kagak ikut punya XD
Genre: family friendship mungkin...
Rated: K ajalah gomen kalo salah narohnya (_ _)
Warning: OOC tingkat tinggi, bikin ilfeel, typos menyebar, tidak sesuai EYD, OOT, OTW(?), dan OTE-OTE(?) yang lainya. GAK SUKA? Tenang tombol exit siap di tempatnya kok :D
Oh iya! Disini Mekakushi Dan udah punya rumah sendiri, jadi gak tinggal di apartement :D, dan Ene bisa keluar masuk dari benda-benda elektronik, jadi janga heran kalau ntar ada Ene tiba-tiba muncul...ehehehee...
Cerita yang terinspirasi saat Uzu disuruh jaga'in keponakan Uzu yang masih balita, uhh...repot banget dahh, jaga'in anak kecil yang belum tau apa-apa...DX
.
.
Chapter 1: First Meet
.
.
.
.
.
Mekakushi Dan
Nama sekelompok anak dengan kemampuan 'mata'. Karna suatu keadaan yang mendesak kelompok itu harus bekerja ekstra untuk mengumpulkan uang, mereka membuka sebuah cafe yang berada tidak jauh dari rumah sederhana tempat 'markas' mereka.
Awalnya keadaan cafe itu baik baik saja, peluang usaha mereka cukup lancar. Cafe itu bahkan menjadi tempat favorit sebagian remaja yang ada di Tokyo. Tapi keadaan mulai agak berbeda saat salah satu anggota mereka menemukan seorang anak kecil didalam kardus yang ditinggalkan begitu saja di depan pintu rumah mereka.
Benar juga! Mari kita undur beberapa hari saat peristiwa 'penemuan-anak-dalam-kardus' yang membuat keadaan Mekakushi Dan jadi agak berbeda
Here you go...
~~XX~~XX~~XX~~XX~~XX~~XX~~XX~~XX~~XX~~
Someone POV
Pagi ini aku bangun lebih pagi dari biasanya. Bukan karna apa-apa, tapi karna sebuah rengekan dan tangisan yang keras dari depan pintu rumah. Sialnya aku mendapat kamar dilantai satu sedangkan yang lainnya ada dilantai dua, jelas saja suara itu terdengar dengan sangat jelas dari kamarku.
Dengan mata masih sangat mengantuk dan sesekali menguap, aku berjalan menuju pintu depan. Ini masih pukul lima pagi, masih terlalu pagi untuk bagi yang lain untuk bangun. Hahhh...ya sudahlah...
Tangisan anak kecil itu makin menjadi jadi, telingaku sudah sakit mendengarnya! Siapa juga yang berkunjung pagi-pagi begini dengan membawa anak kecil?
"Hei! Bisakan kau-", ucapanku langsung terhenti saat melihat seorang anak kecil bersurai hitam dengan pony-tail kecil dibelakang, memeluk boneka yang tak jelas apa bentukanya. Matanya yang masih berkaca-kaca menatapku dengan memelas seperti anak kucing yang meminta untuk dipungut.
Dan yang membuatku cengo sesaat, anak ini dimasukkan kedalam kardus TV 41 inch dengan alas sebuah selimut lusuh berwarna putih dan bantal kecil dibelakang anak itu. Apa anak ini korban KDRT? Sampai sampai orang tuanya membuangnya seperti ini?
"Kau darimana? Kenapa bisa ada disini?", tanyaku pada anak itu, walau aku tak begitu yakin anak ini paham perkataanku atau tidak. Dia kembali menatapku dengan pandangan yang lebih memelas dari yang tadi, tatapan 'kitty-eyes' level ketiga!
"Otou-san...", ucapnya lirih dan dengan sedikit senggukan karna barusan menangis. Aku melihat kekanan, kekiri, dan kebelakang. Setelah kurasa cukup aman, kuseret kardus beserta anak kecil ini didalamnya kedalam kamarku, kututup pintu kamarku dan menguncinya. Bisa gawat kalau anggota Mekakushi Dan yang lain tau kalau aku menamukan anak kecil ini, apalagi anak ini memanggilku 'otou-sa' bisa bisa mereka berfikir yang tidak tidak.
Jam sudah menunjukkan pukul 05.30 pagi, mungkin ada beberapa anggota yang lain sudah mulai bangun. Tapi aneh juga, tadi anak ini menangis sangat keras, kenapa tidak ada yang mendengar? Atau mereka pura pura tidak dengar?
Aaaaarrrgghhh...sekarang bukan itu masalahnya, memang aku peduli kalau mereka dengar atau tidak? Sekarang masalahnya adalah anak ini, yang kembali menangis karna terjatuh saat mencoba keluar dari kardusnya. Aku menghampiri anak itu dan menempuk nepuk kepalanya, tidak menggendongnya karna masih terlalu lelah dengan pekerjaan kemarin.
Kenap dancho kepikiran buka cafe sih?!
End of POV
~~XX~~XX~~XX~~XX~~XX~~XX~~XX~~XX~~XX~~XX~~XX~~
Normal POV
Seorang gadis bersurai biru diikat twins-tail mengetok-ngetok (baca: menggedor-ngedor) pintu dengan sebuah sodet yang masih berlumur minyak, sepertinya gadis itu barusan memasak sarapan.
"KONOHA! SAMPAI KAPAN MAU TIDUR?! AYO BANGUUUNN!", teriaknya mirip seorang ibu yang mencoba membangunkan anaknya. Merasa tak ada respon dari sang pemilik kamar, dia kembali berteriak dan menggedor pintu dengan volume yang semakin dikeraskan. Tapi tetap saja tak ada respon sama sekali dari si pemilik kamar.
"Sudahlah! Aku tidak mau tau lagi!", teriak gadis itu dengan kesal dia menghentak-hentakkan kakinya dan berjalan menjauh dari depan pintu kamar itu, tapi langkahnya terhenti saat seseorang memanggilnya, "Ene! Ada apa?"
Gadis itu, Ene, menoleh kebelakang dan melihat seorang pemuda bersurai putih dari arah berlawanan, dia membawa dua kantong plastik berwarna hitam yang lumayan besar yang entah apa isinya.
"Konoha! Aku membangunkanmu dari tadi tau! Darimana? Dan apa itu?", tanya Ene saat melihat Konoha menentang dua kantong plastik itu. "Bukan apa-apa, Cuma keperluan pribadi.", Konoha langsung masuk kekamarnya dan mengunci kamarnya dari dalam, tanpa menghiraukan tatapan heran yang diberikan Ene.
"Keperluan pribadi? Memangnya dia memerlukan susu dan popok bayi?", wajah Ene mulai memucat, dia sempat mengintip isi belanjaan Konoha tadi. "Dasar aneh!", teriaknya lalu berlari menjauh dari sana.
Sementara itu, Konoha...
Pemuda albino itu menatap anak kecil yang dia temukan tadi pagi dengan datar, dia mencoba mengingat apasaja yang pernah ia lakukan. "Aku tidak melakukan apa-apa...", ucapnya dengan setengah berbisik.
Benar juga, tidak mungkin Konoha melakukan 'sesuatu' pada perempuan, lagipula dia Cuma kenal dengan perempuan-perempuan di Mekakushi Dan. Dia juga jarang keluar atau malah bisa dibilang tidak pernah keluar rumah, mungkin saat giliran belanja saja.
"Sepertinya, usianya sekitar tiga tahun...", matanya yang berwarna merah terang beralih pada amplop putih yang dia temukan didalam kardus bersama anak kecil itu. Dia membuka amplop itu dan mulai membaca isinya, kira-kira isinya seperti ini...
'Kepada siapa saja yang menemukan anak ini
Kami benar benar berterima kasih, kami juga meminta maaf yang sebesar besarnya karena sudah merepotkan anda.
Semoga anda mau mengadopsi anak ini, meskipun sedikit nakal tapi sebenarnya dia anak yang baik.
Sekali lagi, kami ucapkan terima kasih
n.b.: kami belum memberikan nama untuk anak ini'
Konoha menghela nafas pasrah, "Tidak ada nama pengirimnya", ucapnya memperhatikan surat singkat itu. Dia menatap anak kecil yang masih asyik bermain dengan boneka tidak jelas miliknya, pemuda bersurai putih itu berfikir keras, terlihat dari raut wajahnya yang makin lama makin terlihat aneh.
'Aku takut kalau anggota lain berfikir yang tidak-tidak, kenapa wajah anak itu mirip denganku sih?!', Konoha mengamati baik baik wajah anak kecil bersurai hitam didepanya lalu beralih pada cermin kecil yang dari tadi dipegang olehnya.
"Memang mirip...", ucapnya entah kepada siapa.
~~XX~~XX~~XX~~XX~~XX~~XX~~XX~~XX~~XX~~XX~~XX~~XX~~
Semua anggota Mekakushi Dan berkumpul diruang tengah, ralat...tidak semuanya disana, Cuma Konoha yang tidak ada disana. "Hey! Hey! Minna, apa kalian dengar suara anak kecil menangis tadi pagi?", kata Seto memecahkan keheningan yang dari tadi melanda ruangan itu. Semuanya saling menatap lalu mengangguk secara bersamaan. "Saat aku dan Ene-chan memasak sarapan tadi juga ada suara aneh, seperti benda berat yang jatuh lalu ada suara anak kecil menangis.",
Sahut Momo, dia mengingat saat memasak sarapan dengan Ene dengan sedikit ketakutan karna suara yang tangisan yang entah dari mana asalnya.
"Ene, bukannya tadi kau membangunkan Konoha? Tapi kenapa dia tidak ikut makan tadi?", tanya Shintaro pada gadis serba biru yang duduk disebelahnya. "E-etto...katanya dia sudah makan duluan..", jawab Ene, pemuda ber-jersey merah itu hanya ber-'oh' saja.
"Tapi! Tadi aku melihat Konoha membeli susu dan popok bayi! Katanya itu keperluan pribadi!", kata Ene lagi. Semuanya saling menatap (lagi) lalu secara bersamaan mereka semua berlari dengan kamar Konoha senagai garis akhirnya, umm...sepertinya lebih cocok dibilang lomba lari ya?
"UWAAAAAA"
"MIGGIR KAU BAKAA!"
"JANGAN HALANGI JALANKU!"
"MASTER! KAU TERLALU CEPAT! TUNGGU!"
"MINGGIR! MINGGIR!"
"KYAAAAAAAAAA!"
Yang pertama sampai adalah Kano, tapi langsung mengrem larinya secara tiba tiba. Yang kedua Shintaro, tapi dia langsung menabrak Kano yang tiba tiba berhenti dan akhirnya jatuh bersamaan. Yang ketiga Hibiya, badanya yang kecil membuatnya dengan mudah menghindari tabrakan 'maut' ShinKano.
Keempat Seto, tapi nasibnya sama sialnya dengan ShinKano, karna tali sepatunya lepas dia terjatuh tidak jauh dari pasangan(?) ShinKano. Kelima Ene, Momo dan Mary, sialnya mereka tersandung badan Seto dan akhirnya jatuh secara bersamaan.
Terakhir Kido, dia berjalan santai dibelakang teman temannya. Kido melihat 'tumpukan' teman temannya yang tergeletak bagai tak bernyawa(?) hanya bisa menghela nafas.
Mendengar suara berisik didepan kamarnya, Konoha memutuskan untuk melihat apa yang terjadi didepan. "Uhh...kalian kenapa?", melihat 'tumpukan' temannya, Konoha hanya bisa ber-sweatdrop. Kemudian dia beralih pada Kido dan Hibiya yang selamat dari 'tabrakan maut' itu.
"Kau menyembunyikan sesuatu kan, Konoha?", tanya Kido secara langsung. Yang ditanya hanya diam saja dengan wajah yang memucat. "Hei! Hei! Boleh kami masuk kekamarmu?", tanya Kano, ternyata korban 'tabrakan maut' tadi sudah bangun satu persatu.
Konoha menoleh kebelakang sebentar kemudian mengangguk dengan agak ragu-ragu tentunya, satu persatu anggota Mekakushi Dan masuk kedalam kamar Konoha.
~~XX~~XX~~XX~~XX~~XX~~XX~~XX~~XX~~
Semuanya diam
Hening...
Mekakushi Dan berhasil masuk kekamar Konoha dengan alasan mengajaknya main kartu bersama, dan tentu saja itu Cuma bohong saja. Mereka (minus, Konoha) mencari sesuatu yang mencurigakan didalam kamar itu, mereka terus melihat keseluruh sudut ruangan kamar itu. Tapi yidak ada yang aneh, Cuma kamar biasa dengan keadaan yang normal normal saja.
Hanya ruangan yang tidak terlalu kecil, tempat tidur *sebenarnya hanya sebuah futon*, lemari buku, lemari pakaian, meja belajar, meja kecil disebelah futon dan bekas tusuk serta wadah negima yang berceceran.
Dan satu barang tambahan, sebuah kardus TV ukuran 41 inch dan sebuah boneka yang tak jelas bentuknya berwarna hitam yang tergeletak disebelah kardus.
"Konoha-nii membeli TV?", Hibiya menujuk kardus Tv yang letaknya tak terlalu jauh dari mereka. "Tv? Mana?", dan bodohnya, Konoha malah berbalik bertanya membuat anggota yang lain memicing curiga pada kardus Tv itu.
"Kalau bukan Tv lalu isinya apa?", tanya Kido dengan nada yang dibuat agak tegas. "Umm...umm...", Konoha hanya bisa diam, bingung akan menjawab apa. Tidak mungkinkan kalau dia menjawab 'isinya anak kecil, aku berniat membuangnya tadi'. Bisa bisa dia dihajar Kido kalau menjawab seperti itu.
Secara tiba tiba, Kido mengangkat tanganya lalu menunjuk Konoha. Matanya melihat pemuda itu dengan tajam, kemudian memberi sinyal pada yang lain, "MINNA! TAHAN DIA!",
"AYE! SIR!", chara laki laki Mekakushi Dan (minus Konoha) melompat, menerjang dan menahan Konoha, Shintaro menahan tubuhnya, Seto menahan tangannya, Kano menahan kakinya dan Hibiya menahan kepalanya. Sebenarnya posisi Hibiya tidak terlalu diperlukan, tapi biarlah biar dia dapat peran di dalam fic ini(?).
Kido berjalan kearah kardus misterius itu dan mulai membuka bagian atasnya. Setelah membuka kardus itu, wajah Kido sedikit merona dan menarik sudut bibirnya membentuk sebuah senyuman, "Kawaii~", bisiknya, mungkin anggota lain tidak bisa mendengarnya.
Gadis bersurai hijau panjang itu mengangkat isi dari kardus itu dan menunjukkannya pada semua anggota yang ada dibelakangnya, "Kau kejam Konoha! Menaruh anak sekecil ini didalam kardus, apa kau berniat membuang makhluk kawaii ini?", kat Kido.
Yang lain menatap horor pada anak kecil yang digendong Kido, anak itu terlihat nyaman tidur diatas gendongan Kido.
"Konoha! Tak kusangka kau seperti 'itu'!", kata Ene,
PLAKK
Dia berjalan kearah Konoha yang masih ditahan para chara laki-laki dan langsung menampar pemuda itu. "Tu-tunggu dulu! Aku bisa menjelaskanya! Ene kenapa kau tiba tiba menamparku? Tolong lepaskan aku dulu!", teriak Konoha, dia meronta ronta membuat teman temanya sedikit kuwalahan.
~~XX~~XX~~XX~~XX~~XX~~XX~~XX~~XX~~XX~~XX~~
Setelah bercerita panjang lebar dan sekalian curhat tentang masalah pribadinya yang tak terlalu penting (uzu malas nulis banyak banyak, jadi uzu skip ceritanya XD), Konoha pergi begitu saja dari kamarnya dengan wajah lega karna sudah mengeluarkan semua uneg unegnya(?)
Sementar itu chara laki laki yang dari awal tidak terlalu tertarik dengan cerita (baca: curhatan) Konoha, pergi sejak awal saat Konoha mengucapkan kalimat pertama untuk memulai ceritanya. Akhirnya hanya tinggal chara perempuan.
Chara perempuan berebutan untuk memangku anak-tanpa-nama itu, Kido juga? Tentu saja! Meski tomboy begitu, kalau melihat benda imut dan lucu pasti langsung menjadi 'cewek sejati'.
" Ne! Ne! Giliranku giliranku!", Momo merebut anak itu dari Mary, anak-tanpa-nama itu mulai mengeliat diatas gendongan Momo, dia membuka matanya. Menampakkan 'big-yellow-eyes' yang sangat cerah bagai matahari, terlihat sangat imut.
Dia melihat Momo, lalu menoleh ke Ene, lalu ke Mary, dan melihat Kido, lalu kembali melihat Momo. Seperti memencari seseorang, tapi yang dia cari tidak ada. Matanya mulai berkaca kaca dan...
"HUWAAAAAAAAAAAAAA!",...mulai menangis.
"E-eh...ja-jangan menangis! Jangan menangis!", Momo mangangkat dan mengayun ayunkan anak itu dangan pelan, bukannya berhenti anak itu malah makin keras tangisannya. "Coba pakai ini!", Mary memberikan boneka aneh berwarna hitam yang tadi tergeletak disebelah kardus Tv. "Lihat~ kawaii ne~?", Mary memainkan boneka itu dibelakang kepala Momo, sayangnya idenya gagal. Anak itu masih saja menangis.
"Aaaaaaarrrggghhh! Bawa saja pada 'ayah'nya!", teriak Kido, sepertinya dia kesal mendengar tangisan anak itu. "H-ha-ha'i!", ketiga gadis itu berlari keluar kamar, menghindari Kido yang sudah mengeluarkan aura hitamnya yang mengerikan.
Ketiga gadis itu mencari keseluruh sudut rumah. Para chara laki laki pergi berpencar entah kemana tadi, tidak ditemukan tanda tanda chara laki laki didalam rumah 'markas' Mekakushi Dan.
"E-etto...Momo-san...", sekarang ketiga gadis itu ada di ruang tengah, anak itu masih menangis. Dan ketiganya mulai panik sendiri.
"Mungkin dia lapar"
"Baka! Anak seumuran dia kalau lapar pasti sudah bilang dari tadi!"
"Kita buatkan susu saja!"
"Tidak ada susu bayi di'markas'!"
"Bukannya Konoha membelinya tadi pagi? Kau sendirikan yang bilang, Ene!"
"Ah! Aku lupa!"
Momo berdebat dengan Ene, Mary sibuk menangkan anak-yang-masih-menangis itu. Momo menghela nafas panjang, ini pertama kalinya dia menangani anak kecil selain Hibiya.
"Ini. Maaf membuatmu menunggu lama.", Konoha tiba tiba datang entah darimana, memberikan sebotol susu pada anak itu lalu menggendongnya, tapi tidak lama. Dia menurunkannya lagi, "Benarkan dia pasti lapar!", kata (baca: teriak) Ene sambil menunjuk anak itu.
Konoha memberikan boneka aneh milik anak itu lalu mengelus kepalanya, "Main sama nee-chan dulu, ya.", " UHM!", anak itu hanya merespon-nya dengan anggukan.
"A-ano...apa ada yang tau kenapa danchou tidur dikamarku?", tanya pemuda albino itu pada ketiga gadis yang ada didepannya, "Hehe...kau tidak perlu tau...", jawab ketiganya
~~XX~~XX~~XX~~XX~~XX~~XX~~XX~~XX~~XX~~XX~~
Malamnya anggota Mekakushi Dan berkumpul diruang tengah, dengan tambahan anggota baru yang entah darimana asalnya.
"Yosh! Minna, ini rapat yang (tidak) penting! Kita akan memberikan nama untuk anggota baru kita!", teriak Kano didepan semua anggota Mekakushi Dan, dia menggantikan Kido yang sedang asyik bermain dengan si anggota baru bersama chara perempuan yang lain.
"Baigamana kalau 'chibi Konoha'? wajahnya mirip Konoha~ kawaii~~", kata Ene, Kano langsung menuliskan 'saran nama' dari Ene dipapan tullis yang entah sejak kapan ada dibelakangnya. "Ada saran lain?", Seto mengangkat tangannya,"Ok Seto! Katakan!", kata Kano, dia menunjuk Seto dengan sebuah tongkat kayu yang entah dapat dari mana.
"Little Konoha?", Kano menulis 'saran nama' dari Seto dipapan tulis, tepat dibawah 'saran nama' milik Ene. "Etto...masih ada lagi? Baru dua yang terkumpul.", pemuda bermata kucing itu mencorat coret papan tulis dengan gambar gambar yang tidak begitu jelas, mirip gambaran anak Tk.
"Menurutku lebih bagus 'Konoha junior', bagaimana?", kata Shin, dia maju dan menuliskan sarannya karna Kano masih sibuk menggambar. Sepertinya para chara perempuan tidak terlalu dengan rapat yang (tidak) penting ini. "Ano...bagaimana kalau 'Kuro'? warna rambutnya hitam, kan?", ucap Hibiya dengan agak lirih. Kano langsung menuliskannya setelah selesai dengan acara menggambarnya.
"Sekarang kita tanya si'ayah'! Bagaimana Konoha, mana yang kau pilih?", semuanya (minus chara perempuan) menoleh pada Konoha yang baru saja datang dengan dua mangkuk kecil yang berisi camilan untuk yang lain. "Apa?", dia malah balik bertanya.
"Kau pilih nama yang mana? Kami sudah berikan beberapa saran, silikan pilih.", Kano menarik Konoha kedepan, "Apa itu? Lebih mirip julukan daripada nama.", Konoha sweatdrop membaca 'saran nama' dari teman temanya.
"Kuro? Haaahhhh...kalian pikir dia itu kucing?", kata Konoha, karna diruangan itu ramai oleh anak anak perempuan yang berteriak teriak histeris, karna anak kecil itu menjatuhkan gelas berisi jus. Jadinya, para chara laki laki salah mendengar kata 'kuro' dan helaan nafas Konoha menjadi satu kata 'Kuroha'.
"YOSH! SUDAH DITETAPKAN! MULAI SEKARANG NAMA ANAK ITU ADALAH 'KUROHA'!", teriak Kano secara tiba tiba. Semua anggota Mekakushi Dan melihat si anggota baru yang menatap mereka dengan polos.
"SELAMAT DATANG DI MEKAKUSHI DAN! KUROHA-CHAAANN!", teriak semua anggota Mekakushi Dan. Minus Konoha, dia masih sibuk sweatdrop.
"A-apa? Akukan tidak memutuskan untuk memberinya nama, harusnya kubuang saja dari awal..."
.
.
.
.
TBC
.
.
.
.
.
AN:
Uzu: fyuuuuhhh...akhirnya kelar juga
Kuroha: sialan! Napa gue yang jadi bayinya?!
Uzu: karna loe kalo chibi itu kawaii pake banget!
Konoha: napa gue yang jadi bapaknya?
Uzu: karna loe chara fave gue, huehehhehee...
Kuro-Konoha: *pundung dipojokan*
Uzu: oke readers! See you next time!
Jaa neee~!
