Luhan selalu berharap sehari saja pagi hari di kelas tenang, dalam artian tidak ada makhluk vampir jadi-jadian yang selalu saja membuat pagi indahnya di kelas menjadi sebatas khayalan. Lihat saja di depan sana, di papan tulis dia membuat gambar manusia dengan gigi yang jarang juga hitam lalu kedua matanya yang dipertemukan hingga hampir menyatu dengan tulisan "LUHAN" yang berada di dalam lingkaran yang dihubungkan dengan satu garis ke rambut yang berbentuk keriting mendekati ikal seperti mi dalam kemasan. Vampir jadi-jadian adalah julukan yang Luhan berikan padanya, pada pemuda kelebihan kalsium yang kulitnya berwarna sangat putih nyaris mendekati pucat. Luhan pencinta film fantasyperlu kalian tahu.
Luhan tidak mengerti mengapa hanya pada dirinya seorang sosok itu berlaku demikian. Menarik rambutnya, melepas karet kunciran rambut yang hasilnya membuat Luhan kegerahan karena rambut coklat madunya terurai, menjegal langkah Luhan yang bahkan Luhan sendiri tidak pernah sadar akan kehadiran Pemuda Idiot itu jika berpapasan di koridor. Kalau sudah begitu Luhan hanya bisa memberikan tatapan tajamnya tapi lebih banyak menghela nafas sekaligus mendengus. Jika Luhan menghabiskan tenaganya hanya untuk memarahi Si Pucat itu maka hanya akan di balas seringaian menyebalkan terkadang kekehan tak tahu dosa, tak merasa bersalah hampir membuat jidatnya –kening Luhan- mencium lantai.
Sikutan Baekhyun –teman akrab Luhan sedari sekolah menengah- membuat Luhan harus mengangkat kepalanya. Merebahkan kepala diatas meja dengan lipatan kedua tangan menjadi alas adalah salah satu cara meredakan emosi saat berhadapan dengan Si Kulit Pucat.
"Loliat nohhh, kelakuan ajaibnya Si Sehun"
"Kutu Monyet kaya Si Sehun mahh di diemin ajaa. Tar kalo abis minum obat juga bae sendiri"
"Jadi maksud Lo Gue gila gitu, Rusa Liar ?" –Itu Sehun.
Teman sekelas mereka meledakkan tawanya. Sehun memberikan tatapan tajam ke seluruh kelas dan seketika hening. Pertengkaran kedua anak beda jenis kelamin itu sudah biasa bahkan menjadi hiburan tersendiri untuk mereka. Teman-teman Sehun maupun Luhan juga heran, mereka selalu bertengkar dalam artian perang kata –kata makian, tetapi Sehun tidak pernah membalas perlakuan Luhan yang selalu anarkis jika sudah dibuat kesal sampai ke ubun-ubun. Itulah sebabnya Sehun memberikan nama panggilan "Rusa Liar" kepada Luhan, juga Si Coklat Madu yang menyukai Rusa menjadi tambahan terciptanya panggilan tersebut.
"Kalo Lo engga gila, berarti Elo kurang waras. Apa enaknya coba ngegangguin gue mulu ?. Sekali-sekali Lo gangguin Si Irene nohhh, pengen banget kan dia di gangguin ama Lo"
"Enakkan ngebully Lo kali"
Luhan diam. Kan ? Sudah dibilang menghabiskan tenaga untuk melawan Sehun adalah perbuatan yang sia-sia. Luhan selalu bertanya-tanya apa alasan pemuda bermarga "Oh" itu selalu merecoki dirinya. Apakah untuk membuat Luhan menjadi bagian tertindas di sekolah mereka ? tapi itu tidak mungkin. Luhan ingat, tepat setahun lalu ada kakak kelas yang menjegal kakinya ketika berjalan hingga hampir membuat hidungnya terantuk kayu yang menjadi sandaran kursi panjang di taman, hampir saja, jika tidak ada tangan yang memeluk perutnya yang ajaibnya tangan itu adalah tangan milik Oh Sehun yang Luhan ketahui setelah memutar kepalanya empat puluh lima derajat. Luhan terkejut tentu saja.
Lebih terkejut lagi saat mendapati hidung kakak kelas itu mengeluarkan cairan pekat berwarna merah yang sering kita sebut dengan darah, kejadiannya hanya berlangsung beberapa detik,. Tak berapa lama terjadi perang tinju antara Sang Kakak Kelas dengan Si Pucat, dan Luhan hanya bisa menatap tanpa berkedip. Kakinya lemas jika sudah dihadapkan dengan situasi seperti itu. Bagaimanapun Luhan tetap perempuan dan Hati perempuan memang begitu bukan ? Sensitif.
Selang lima menit Guru bagian kesiswaan datang lalu digiringlah mereka ke ruang Guru tersebut untuk diadili dengan Luhan sebagai Saksi dan Sehun juga Si Kakak Kelas yang menjadi tersangka. Luhan yang tidak mungkin berbohong lalu menceritakan kejadian sebenarnya dengan hasil Sehun di skors selama satu minggu dan Si Kakak Kelas dengan jumlah dua kali lipat dari skors yang diterima Sehun.
Oh Sehun adalah magnet bagi sekolah mereka. Apa-apa yang dilakukannya akan di contoh oleh siswa yang lain. Menindas misalnya. Tapi Luhan mendapati bahwa sejak hari itu tidak ada lagi yang mengusik ketenangannya selain Si Satu Keparat itu.
"Kenapa diem ? Terpesona sama kegantengan Gue ?"
Dan bisa-bisanya Luhan teringat akan kejadian yang tidak ingin di kenangnya lagi, beruntung dan sialnya ucapan Sehun membuat Luhan sadar dan membalas "Cuma orang idiot yang bilang Elo ganteng !. Liat mukalo di kaca, ga jelas gitu sama kaya iduplo yang ga jelas"
"Dan Cuma orang buta yang bilang muka gue absurd"
"Sialan.."
"Selamat Pagi anak-anak" –itu Guru Kwon. Guru yang menjadi Wali Kelas Luhan dan Sehun juga teman-teman mereka.
"..Lo" Diakhiri dengan bisikan.
Guru Kwon sudah duduk di kursi khusus Guru. Kepalanya menggeleng pelan secara berulang setelah sadar ada gambar aneh di papan tulis buatan Oh Sehun, Guru Kwon meyakini itu. Pertengkaran mereka(Luhan dan Sehun) bahkan sudah terdengar hal yang lumrah di telinga para Guru. Tapi anehnya jika Sehun dan Luhan di buat satu kelompok maka akan menjadi kelompok yang luar biasa mengagumkan. Yeahh berterima kasih pada kedua otak mereka.
Sang Guru mendelik pada Luhan saat tadi mendengar umpatan Si Siswi terpintar di kelasnya tanpa tahu kalau Luhan juga mengumpati Gurunya itu karena dengan kedatangan Guru maka kesialan Luhan akan bertambah dua kali lipat. Kesialan yang berawal dari menerima aturan Wali Kelas yang mengatur Sehun duduk tepat di belakang dirinya duduk. Dan Kesialan itu berupa...
"Sehun ! Jangan mengganggu Luhan terus ! Kembalikan ikat rambutnya" –Ini Guru Kwon. Lalu melanjutkan "Sudah ! Sekarang waktunya belajar" Dan kelaspun dengan hikmat mengikuti pelajaran Guru Kwon, abaikan dua bangku terbelakang di pojok kanan kelas.
Sehun hanya tidak tahu caranya bagaimana agar Luhan terus menatapnya. Sehun sudah menyukai Luhan saat Si Cantik itu sudah satu minggu belajar di tempat yang sama dengan dirinya untuk menuntut ilmu dan ini berarti sudah satu tahun lima bulan Sehun memendam rasa sukanya pada Luhan. Luhan murid pindahan dari Beijing, itu yang Sehun tahu dari Jongin –Teman di segala aspek kebrengsekan dalam hidupnya.
Si Pucat hanya tidak ingin berakhir seperti Kris, Siswa kelas sebelah yang terang-terangan mengejar Luhan. Dari memberikan sebuket bunga, sekotak coklat bahkan menyewa satu bioskop hanya untuk menonton film bersama Luhan dan hanya berdua. Tapi Si Rusa Liar itu hanya menganggapnya angin lalu, bahkan janjinya yang akan datang untuk menonton dibiarkan begitu saja hingga akhirnya Kris pulang dengan keadaan kesal sampai keujung-ujung jemarinya. Tapi Kris sadar Dirinya berhak menyukai bahkan mencintai Luhan tetapi Luhan tidak memiliki kewajiban untuk membalas perasaan suka yang Kris tawarkan. Hingga akhirnya Kris mundur secara perlahan.
Stalker. Itu adalah nama tengah yang diberikan Jongin untuk Sehun, alasannya adalah sering kali Jongin mendapati Sehun sedang berjalan dengan jarak lima meter di belakang Luhan. Seperti sekarang ini. Bel pulang sudah menggema sejak sepuluh menit yang lalu untuk membubarkan kegiatan belajar-mengajar di kelas dan Sehun tidak akan membuang kesempatan untuk kembali melanjutkan kegiatan kesukaannya. Mengikuti Luhan sampai Luhan pulang dengan selamat, Sehun selalu memastikan saat ini langkah Sehun terhenti tepat Lima Meter dari gerbang Sekolah. Disana Sehun menatap Luhan yang sedang dipeluk oleh laki-laki yang Sehun tidak kenal. Senyuman Luhan bahkan terukir begitu lebar. Lalu Luhan menghilang dibalik pintu mobil yang Sehun yakini berada di jajaran mobil yang memiliki harga selangit.
"Kemaren Kris, sekarang cowok mana lagi coba ?!"
"Makanya Elo harus gerak cepet, Man" Sehun memutar kepalanya hanya untuk mendapati Jongin yang merangkul pundaknya."Elo keseringan maen GTA siihh daripada PointBlank. Orang mahhh langsung tembak, ini mahh kode-kodean mulu. Udah tau tuhh Rusa Liar orangnya kaga pekaan"
"Luhan bukan Game, bego" Toyoran Jongin dapat dari Sehun, Jongin meringis dan Sehun melanjutkan "Gue cuma engga tau harus ngapain, salah-salah malah kaya Kris lagi Gue entar"
"Nanti Gue bantuin" Seperti memiliki kontak batin, kedua lelaki itu kompak mengarahkan pandangan mereka ke kanan. Mendapati Baekhyun sedang dirangkul Park Chanyeol. "Kesian juga Gue ama Lo, setaun lebih mendem rasa. Jangan aja tuhh yang dipendem ngehasilin bunga di hati Lo, Hun"
"Elo emang sepupu kesayangan Gue, Baek"
"Gausah peluk-peluk segala" –itu Chanyeol yang langsung memasang badan di depan Baekhyun. Menghalangi Sehun yang ingin memeluk sepupu dari garis Ibunya.
"Gue ama Baekhyun udah pernah mandi ama tidur bareng asal Lo tau aja, Yeol"
"Tapi entar Gue yang ikkeh-ikkeh kimochian ama Baekhyun"
"Si Kutu Kupret" Hardik Sehun bersama Jongin.
Mengesampingkan rona merah di pipinya, Baekhyun menarik Chanyeol dari hadapan Sehun juga Jongin. Kalau tidak dipisahkan akan terjadi perang kata-kata yang Baekhyun yakini tidak jauh dari urusan ranjang dan tindih-tindihan. Sebelum berbelok kearah parkiran, Baekhyun memberikan gestur kelingking dan ibu jari berdiri sedangkan yang lain terlipat lalu mendekatkannya ke telinga. Isyarat dirinya akan menelpon Sehun nanti. Merencanakan hal-hal apa saja yang harus dilakukan agar Luhan menjadi kekasih Sehun.
Sementara itu Luhan yang sudah sampai di rumah sejak pukul tiga sore kini sedang rebahan menyandar pada papan tempat tidurnya. Setelah mandi lalu memilih untuk beristirahat dengan berselancar menggunakan ponsel ditangannya menjadi pilihan Luhan. Mengunggah foto bersama dengan lelaki yang tadi menjemputnya ke salah satu media sosial yang dia setelahnya jemari lentiknya sibuk menyeret layar ponselnya untuk melihat apa saja yang diunggah teman yang diikutinya, tapi lima detik berselang ada panggilan masuk yang Luhan harus memutar maniknya setelah melihat bahwa "Vampir Jadi-Jadian" yang menjadi pemanggilnya.
"Ngapain diangkat ? Yang ada ngecengin Gue mulu, ujung-ujungnya bikin naek darah"
Lalu tiga puluh detik berlalu dan panggilan itu terputus. Dua detik selanjutnya ponsel Luhan kembali berdering dengan nama pemanggil yang sama, Luhan tetap tidak mengangkat. Lalu panggilan yang ketiga kalinya barulah Luhan angkat, tanpa sapaan Luhan membentak "Ngapain sihh nelponin Gue mulu ?! Ganggu tau gak !"
"Si Cantik galak banget. Lagi dateng bulan yaaa ?" Diakhiri dengan kekehan menyebalkan diujung sana.
"Cepetan mau ngomong apa. Gue sibuk !"
"Iyaa, sibuk mikirin Gue kann ?" Kali ini tawaan yang Luhan dapati.
"Gue tutup"
"EHH JANGAN ! JANGAN !" Luhan bisa mendengar nada panik dari seberang sana. Entah mengapa. "Galak banget sihh sama Gue. Jangan benci-bencilahh sama Gue, entar yang ada Elo jatuh cinta lagi sama Gue" Sehun berharap perkataannya menjadi kenyataan. Bukankah apa-apa yang kita bicarakan adalah Doa ?. Itu yang Sehun yakini.
"Najis Gue jatuh cinta sama Lo, Hun"
"Benci sama cinta itu beda tip-"
"Enggak usah ngalor-ngidul. Cepet mau ngomong apa ?"
"Gue Cuma pengen denger suara Lo aja kok. Tapi kalo ganggu yaa Gue minta maaf dehh"
"Udah ?"
"Udah"
"Yaudah Gue tutup" Luhan menyentuh tombol gagang telepon tertutup dan sambungan panggilanpun terputus. "Ganggu aja. Kalo engga ada yang mau diomongin yaa nggak usah nelpon. Selain ga punya pigmen kulit ternyata tuhh vampir engga punya otak juga"
Luhan melangkahkan kakinya ke pintu kamar hendak mengambil air minum di dapur. Meskipun hanya beberapa menit perang mulut dengan Sehun, nyatanya mampu membuatnya dehidrasi.
"ForGodShake !" Luhan kembali ke ranjangnya. Mengambil ponsel yang tadi dilemparnya ke ranjang. Tanpa melihat siapa ID Callernya Luhan langsung menyentuh gagang telepon berwarna hijau lalu langsung menyalak "Apalagi sihh Sehun ?!"
"Luhan ?" Ohh itu suara Baekhyun. Luhan berdehem, mengatakan maaf selanjutnya. "Iya, Baek. Ada apa ?"
"Engga apa-apa. Gue cuma mau tanya nanti malem jadi ke rumah Gue buat ngerjain tugas kelompok yang disuruh sama Guru Song ?"
Luhan secara otomatis langsung mengarahkan pandangannya ke jam dinding yang bertengger diatas meja belajar yang terletak di samping pintu kamar mandi di kamarnya. "Udah Jam Lima" Lirih Luhan yang bisa di dengar Baekhyun diujung sana, tanpa sadar Baekhyun juga menganggukkan kepalanya. "Jadi kok jadi. Jam tujuh entar Gue udah sampe sana. Sediain aja makanan yang banyak" Diakhiri gelak tawa dari Luhan dan Baekhyun yang mendengus. "Di Halaman rumah Gue banyak rumput kok, engga usah khawatir. Rusa kaya elo mahh emang makanannya rumput kan ?" Kali ini Baekhyun yang tertawa dan dengusan Luhan terdengar setelahnya.
"Terus aja Baek terus"
Baekhyun menghentikan tawanya lalu bertanya "Emhh Lu, tadi Sehun nelpon Elo yaa ?"
Dengan berapi-api Luhan menjawab "Ho ohh gangguin Gue mulu tuhh Sepupu Gila kesayangan Elo"
Baekhyun hanya berdehem lalu bertanya "Gimana kalo ternyata Sehun suka sama Elo, Lu ?"
"Hahh ?"
.
.
.
.
.
Hai ? FF Hunhan kedua gue di fandom EXO-L. Berasa feelnya ?. Sengaja pake bahasa nonbaku di dialognya. Biar kerasa teen fictionnya,menurut gue sihhh *laugh*
Well, ga pake banyak cincong. Gue Cuma minta review bagi yang mau aja. Engga maksa ^^. Karna gue tau engga semuanya suka sama apa yang kita buat. FF sekaliber All Abous Us by OhByunSoo aja banyak banget yang jadi siders padahal itu FF beuhh wuarrbyazaaa kerennya apalagi sama nihh FF yang cuma seujung kuku. Ekhemm sebenernya modus biar tuhh FF di update. Gue nungguin tuhh FF ampe gregetan sumpahh. Tiap liat, masih aja ada kata "HIATUS". Kalo Elo ngeliat ini –ngarep- pleaseeeeee lanjut yaa author-nim. Gue sama ratusan reviewers setialo masih nungguin kok ^^.
Sign
HunHan Addict
