Grumpy
By Rakshapurwa
Rate: T
Warning: Drable, Shounen-ai, Kemungkinan terdapat typo yang terlewat dan OOC
Disclaimer: Ansatsu Kyoshitsu milik Yuusei Matsui
'30 days OTP Challenge; Prompt: Grumpy Morning Heads'
Enjoy
.
Badannya begitu pegal, terutama pada bagian pinggang. Matanya sedikit nyeri dan sembab. Suaranya pun agak serak dan tenggorokannya sakit saat menelan. Semua salah Gakuhou, seenaknya saja menariknya ke atas ranjang, kemudian menyetubuhinya hingga pagi menjelang. Padahal hari ini ia harus mengajar muridnya olahraga, menggerakan tubuh dan mencontohkan gerakan menyerang. Namun sekarang lihat—turun dari kasur saja rasanya tak mampu ia lakukan.
Karasuma kesal, dan merutuki Gakuhou dalam hatinya.
Lain kali ia tak akan jatuh pada jebakan yang sama. Tak akan lagi percaya jika Gakuhou mengatakan tengah sakit dan terbaring lemah. Seharusnya ia ingat, iblis bermuka dua itu tak mungkin dengan mudah terkalahkan oleh virus penyakit. Tak perlu lah ia membelikan obat flu dan bahan makanan untuk membuat bubur. Sia-sia saja, dan berakhir tak terpakai.
"Rugi aku khawatir kemarin..."
Karasuma berusaha mengubah posisi tidurnya. Menatap langit-langit kamar yang berwarna putih bersih. Pikirannya masih memutar kejadian tadi malam. Tangannya yang terlilit dasi, pakaiannya yang berserakan di lantai, keringatnya yang mengucur deras, dan desahannya yang terdengar memalukan.
Sial.
Padahal ia tak berniat menikmati, tetapi entah mengapa semalam terasa begitu luar biasa. Tangan Gakuhou sangat lihai memanjakan, kecupan bibirnya sungguh hebat dan nikmat, suaranya terdengar berat dan menggoda, serta harum tubuhnya yang merangsang—
Karasuma menelan ludahnya, kemudian menggeleng cepat.
Tidak, tidak—Ia masih merasa kesal, mood-nya masih tak bagus. Lihat saja Gakuhou—Karasuma tak akan berbaik hati dengan mudah memaafkan tingkah lakumu. Tubuh Karasuma menderita, penampilannya berantakan, kepalanya berdenyut pusing, dan bibirnya tak berniat memberikan senyuman selamat pagi.
Bersiaplah kau Gakuhou!
"Kau sudah bangun?"
Muncul juga.
"Anda bisa lihat sendiri bukan?"
Lirik, Karasuma menatap sinis sumber suara, sedangkan sebaliknya Gakuhou hanya menatap dengan wajah tanpa dosa. Apa? Bukan salahnya Karasuma terlihat demikian—oke itu salahnya. Tapi Gakuhou amat yakin Karasuma semalam begitu menikmati segala perlakuannya. Desahannya bahkan sedikit lebih kencang dari malam-malam sebelumnya.
Lagipula dua minggu mereka tidak bertemu, tak salah 'kan kalau ia menyiapkan jebakan manis untuk orang itu?
"Bagaimana tubuhmu?"
"Luar biasa," Karasuma berusaha sarkastik. "Berkat Anda semua tubuh saya sakit."
Oh.
Gakuhou terkekeh, berjalan mendekat dan mengelus surai Karasuma dengan gemas. Rasanya ia begitu senang mendengar suara serak Karasuma. Mata sembab itu juga karena ulahnya. "Terima kasih untuk semalam."
Karasuma mendengus kesal, enggan menatap Gakuhou yang tengah menundukan tubuh semakin dekat.
Cup.
"Mau sarapan dulu? Aku sudah siapkan semuanya." Kecupan pada surai hitam itu terjadi begitu cepat, Karasuma tak sempat mengelak. "Sehabis itu kita berangkat bersama."
"Saya bisa berangkat sendiri."
"Aku memaksa."
Jeda.
Ukh—Lagi-lagi bersikap demikian. Penuh kelembutan namun di saat yang sama juga terkesan memaksa. Karasuma tau, meski tak menunjukannya Gakuhou sebenarnya merasa sedikit menyesal. Lihat saja tatapan mata itu, dan belaian dikepalanya. Walau terlihat tegas namun tersimpan rasa sayang.
Kalau begini, terasa sulit untuk tetap marah.
Sigh.
"...Baiklah, asalkan Anda mau membantu saya berdiri. Karena Anda, saya tak bisa menggerakan tubuh leluasa." Karasuma mengangkat tangan ke udara, seraya menolehkan kepala dan tersenyum tipis. "Deal?"
"Deal."
.
Tamat
.
Terima kasih sudah membaca cerita ini, dan maaf kalau ceritanya mengecewakan *bows*
Sekian dari saya, Rakshapurwa undur diri.
