Title : Broken Angel
Author : Cho Sohee
Main cast : Cho Kyuhyun, Choi Siwon, Kim Kibum
Lenght : Chaptered
Genre : Romance, Hurt/comfort, Family, Genderswitch
Rate : T ( untuk awal, tidak tau nantinya :D )
Summary : Kisah seorang istri yang begitu mencintai suaminya yang telah meninggalkan dunia. Kehadiran mantan kekasihnya membawanya kepada pernikahan dengan sang pria. / Dia sudah meninggalkanmu, Kyuhyun! / Tidak! Siwonnie! Siwonnieku masih di sini! / Berhentilah menyakiti dirimu sendiri dan lihatlah aku.
Warn : Genderswitch, Death!chara, typo(s) dimana-mana. EYD bukan gaya saya, jadi tidak ada keluhan, terima ini dibuat di tengah-tengah masa galau gue yang merana karena belum bisa ngelanjutin Blue ampe sekarang. Kibum milik saya dan Kyuhyun adalah belahan jiwa Kibum. ( jadi intinya Kyuhyun juga punya saya :D ) kalo Siwon milik orang tuanya sama Tuhan hehe. Buat yang gak suka sama genderswitch atau gak suka cerita ini silahkan klik tombol keluar. Gue cinta damai.
Story Begin
.
Gundukan tanah bernisan itu tampak basah. Langit baru saja menumpahkan tangisan memilukannya dan menyebabkan bumi bersorak karena sejuk yang diterimanya. Aroma tanah basah menguar di penciuman bercampur dengan semerbak harum bunga.
Gadis cantik berkulit pucat itu bergeming. Ia berdiri di depan sebuah gundukan tanah bernisan yang basah akibat hujan. Ia seolah tak merasakan dinginnya angin yang berhembus sore itu apalagi tubuhnya yang basah kuyup. Sepasang matanya yang berwarna cokelat gelap menatap deretan huruf yang menghiasi nisan di atas gundukan itu dalam diam.
Tak ada sepatah kata pun terucap dari belah bibir merahnya yang memutih karena hawa dingin. Ia hanya berdiri. Mematung. Dengan wajah pucatnya dan tubuh yang bergetar. Kedua matanya memerah dan bibirnya bergetar. Seolah mengungkapkan sesuatu namun tak ada suara yang keluar.
Beberapa lama. Gadis itu akhirnya jatuh terduduk di depan gundukan tanah basah itu dengan air mata yang telah membasahi wajahnya. Kedua tangannya yang bergetar terentang lemah memeluk nisan bercat putih dengan huruf-huruf yang bahkan tak ingin dibacanya sama sekali. Punggungnya yang mungil bergetar hebat tak kala sebuah isakan lolos dari bibir mungilnya, lalu disusul dengan banyak isakan kemudian.
Gadis cantik berkulit pucat itu meraung dengan pilu. Tangannya mencengkeram ujung kayu nisan yang runcing dengan erat, tak peduli hal itu melukai telapak tangannya yang halus. Darah mengalir dari telapak tangannya dan turun melalui kayu nisan yang dipeluknya dengan erat. Berakhir meresap diantara tanah bertabur bunga yang basah. Gadis itu menatap sayu nama seseorang yang menghiasi nisan putih yang telah ternoda oleh darahnya.
"Wonnie hiks... " lirihnya dengan suara serak. Ia tidak menyangka akan mendapati seseorang yang begitu berharga baginya kini bahkan tak bisa untuk sekedar dilihatnya lagi. Orang itu telah pergi jauh. Meninggalkannya sendiri.
"Wonnie hiks... Wonnie... Wonnie..." gadis itu semakin terisak setiap melafalkan nama seseorang yang tertera di atas nisan. Tenggorokannya tercekat dan lidahnya terasa kelu, hingga yang mampu diucapkannya hanya nama seseorang yang sama.
"Wonnie hiks... Wonnie Wonnie Wonnie... hiks..."
Bibir mungil yang nyaris berwarna biru itu terus melafalkan nama seseorang yang dipanggilnya 'Wonnie' bak sebuah mantra ajaib seakan-akan jika ia melakukannya terus-menerus maka orang yang ditangisinya akan muncul di hadapannya.
Seandainya.
Ya. Karena kenyataannya seseorang yang dipanggilnya 'Wonnie' itu tak muncul bahkan hingga ia kehabisan suaranya dan tubuhnya ambruk begitu saja di atas gundukan tanah itu. Tak pernah dan tak akan lagi.
Kedua matanya masih sempat mengerjap sekali dan kembali mengalirkan liquid panas yang menjalar di pipinya. Bibirnya kembali menggumamkan nama 'Wonnie' sebentar sebelum akhirnya mata dan bibir yang indah itu terkatup dengan rapat. Bersamaan dengan terkulainya kedua tangannya yang tadi mencengkeram ujung nisan. Menampilkan celah yang cukup dalam dengan lelehan merah kental di telapak tangan kanannya.
.
Sepasang sepatu hitam itu melangkah menyusuri jalan setapak yang ditata dengan apik. Langkah-langkahnya pelan tak menghasilkan suara meski jalan setapak yang dilewatinya merupakan kerikil berwarna putih yang sengaja disusun sebagai akses jalan di area pemakaman itu.
Sepasang sepatu hitam itu berhenti di depan sebuah makam baru yang masih penuh oleh taburan berbagai bunga. Menatap nisan bercat putihnya yang berukiran lelehan kental merah berbau anyir.
Lelaki itu kemudian mengalihkan fokusnya untuk memandang sosok cantik berkulit pucat dengan gaun pernikahan yang melekat ditubuh mungilnya. Gaun indah berwarna putih itu kini telah basah dan kotor dimana-mana.
Lelaki itu berjongkok. Diraihnya tubuh yang tak sadarkan diri sang gadis dan menggendongnya bak seorang pengantin. Menatap beberapa saat wajah cantik gadis yang terkulai lemah dalam gendongannya itu dengan helaan napas.
Ia berdiri. Sepasang matanya yang hitam menatap kembali nisan putih yang ternoda oleh darah dan membaca deretan huruf di sana yang menunjukkan sosok yang telah bersemayam dengan damai di bawahnya. Mengeratkan gendongannya kemudian melangkah meninggalkan makam itu dengan langkah yang begitu datar. Tanpa sadar kalau air matanya menetes begitu berbalik menjauhi makam seseorang itu. Hatinya hancur melihat sosok cantik yang begitu menyedihkan di gendongannya. Ia merutuki seseorang yang telah damai di balik nisan berwarna putih tadi. Menyesalkan kepergian orang itu hingga membuat gadis cantik ini hancur.
.
Choi Siwon.
Wafat : 03 February 2019
.
.
TBC
Officially new debut on fanfiction^^
Selamat membaca dan jangan lupa tinggalkan review, ya
Cause review reader itu angin segar buat penulis, meskipun tulisannya Xian jauh dari bagus sihhh^^
