"UWAAAAAAAHH?!!"
Sasuke memukul sesosok tubuh di sampingnya, dengan keras dan mengerahkan seluruh tenaganya, menggunakan bantal keras sebagai senjata. "DIAAAMM!!"
"AH! Sakit!! Sasukeee!" nada suara kekanakan dan memelas, "Ueeee.."
Melihat wajah si penyerang begitu cemas dan khawatir, Sasuke sedikit melunak dan merendahkan suaranya, "Ada apa?" kembali ke posisi semula, menarik selimut sampai ke atas dada dan menatap sosok di sampingnya itu. "Hari ini…"
Alisnya yang kehitaman, hampir tidak terlihat akibat sinar minim di ruangan itu naik sebelah, "Hari ini?" Ulangnya, nada bertanya begitu menekan, menginginkan jawaban.
"Hari ini! Hari terakhir diskon Bento dengan rasa terbaruu di Stasiun Konoha!!! AAAH!!"
Sekali lagi Sasuke melemparkan bantal yang ia tiduri kearah sosok itu, penuh luapan kekesalan "BAKA! Pergi sana! Jangan ganggu aku!"
Hening, Sasuke menjadikan lengannya sebagai bantal, mulai menutup mata. Lalu ia merasa tarikan-tarikan lemah di kaos yang dikenakannya, "Apa?"
"Pinjami aku uang…"
"OBITO!! PERGI SANA!"
"Dasar sepupu pelit!"
.
.
Shiro:: AHAHAHA!! Surprise! Ide ini tiba-tiba TRING! Begitu ajah waktu gue mo makan, ga jadi makan deh aaaahhh!! Enjoy minna!! Multi Chapter terbaru!
UCHIHA
Disclaimer:: Kishimoto-kunnnn… I Love You… *ditampar Istri-ada kaga?- dan saudara kembar Kishi*
.
.
Chapter-1
.
Dengan terpaksa Sasuke memijakkan kakinya ke atas lantai rumahnya yang luas, memikirkan nasib malangnya yang masih harus tinggal di kompleks Uchiha bersama sepupu-sepupunya yang suka mengganggu kehidupannya. Masih menenteng handuk hitam yang kini diusap-usapkan ke kepalanya guna mengeringkan rambut sehabis mandi, mata hitam mutiara itu menyusuri ruangan yang begitu menarik perhatiannya.
Laptop miliknya, berada di tangan seorang yang tidak ingin dan tidak mau ia temui di pagi ini. Sasuke menjambak rambut hitam di orang itu dengan amarah, yang ditarik segera mengaduh. "Sasuke-kun… Sakit…"
"Sai… Menjauh dari laptopku!"
Mata bertemu jempol kaki, maksudku mata.
Dua kepala anggota keluarga Uchiha itu memulai pertandingan glare yang tersohor seantero Konoha. "Menjauh… Dari… Laptopku!"
Sai melengkungkan senyum tipisnya yang diiringi munculnya aura membunuh, tidak kalah dengan milik Sasuke, "Kenapa?"
Sasuke menarik rambut Sai, hingga tergantung di udara, "Karena ini milikku!"
BZZZTT… terdengar secara animasi suara petir saling bersambar di sekitar dua orang itu. Tiba-tiba dari belakang datang dua pasang tangan, meraih kedua kepala yang sedang bertarung glare itu, lalu menyundulkannya menghantam satu sama lain, menimbulkan bunyi 'bletak' yang memilukan.
"Aduh!"
"Akh!"
Pemilik kedua pasang tangan itu, melipat lengannya di depan dada, memasang senyuman tinggi sembari berkata ringan, "Incest itu menjijikkan tau!" nada suara begitu dewasa membuat kedua remaja yang kini mengusap-usap dahinya itu bergidik takut.
Sasuke segera menepis perasaan itu lalu menjawab dengan berani, "Mana mungkin aku incest dengan si kurus genit ini!!" kecepatan penuh, Sasuke mendorong tubuh Sai, menjauh dari laptopnya yang berada di atas coffee table. Sai menatap pria yang kini tersenyum sinis padanya, "Itachi-chaaaan.." dengan kecepatan tinggi pula ia memeluk pinggang pria bernama Itachi yang berdiri di samping Sasuke.
"Siapa coba yang incest di sini…" gumam Sasuke, memeriksa sekeliling laptopnya, dengan teliti mengangkatnya ke udara, membuka-buka alamat web terakhir yang dikunjungi Sai.
Sai kini memiliki titik kecil air mata di sudut matanya, dengan kekuatan penuh memeluk tubuh Itachi, yang dipeluk merasa Sai berniat untuk membunuhnya. Tangan dan kaki Sai melingkar di sekeliling tubuh Itachi, "Sai… Berat, kau kira kau masih berumur 5tahun apa?"
"Tapi, Sasuke-kun nyeremin… Takut…" mukanya menjorok masuk di leher Itachi, dengan lelah si pria menjawab santai, "Kalau takut kau tidak akan pernah mandi bersama dengannya…"
Mulut tipis Sai mencerucut, memeluk leher Itachi lebih erat… Err, keras lagi, "Itu karena aku penasaran!" nada suaranya terdengar ceria, membuat Itachi penasaran, tanpa sempat bertanya ia sudah didahului Sasuke, "Itu karena si kurus genit itu mau mengambil kesempatan!" tangan dan matanya masih mengutak-atik laptop yang sudah dinodai Sai, sementara Itachi menaikkan sebelah alisnya, tidak terlalu terganggu oleh berat Sai yang membuat lututnya bergetar.
"Kesempatan?"
Sai terkikik geli, "Aku mau lihat sebesar apa milik Sasuke-kun, banyak gosip yang beredar di antara kami, remaja Konoha bahwa Sasuke-kun itu Sex God 2010."
"Memang benar 'kan?" suara Sasuke terdengar sombong, Itachi membalas dengan erangan mengejek, "Yang benar saja…" masih dalam pelukan Sai, Itachi menendang kepala Sasuke dengan kaki kirinya,
"HOI!" segera, yang ditendang berdiri menemui muka Itachi yang memasang wajah manis namun memiliki aura membunuh, "Jangan iri Itachi… Tidak usah takut kalau 'era'-mu sudah lewat, digantikan oleh yang lebih muda sepertiku." Nada bicara Sasuke tinggi dan berbahaya, menepuk dadanya dengan maksud untuk menyombongkan diri, mengundang Itachi untuk meluapkan kemarahannya, namun si tertua masih memiliki pengendalian diri, membalas Sasuke dengan nada tinggi dan berbahaya sama berbahayanya,
"Seingatku baru kemarin kau menangis dan memelukku sehabis melihat ulat bulu di taman."
Sementara Sai menatap bergantian pria-pria yang kini melanjutkan pertandingan glare yang tadi sempat terhenti, dengan genit ia berkata ceria, "Ahh.. Sasuke-kun! Itachi-chan~ jangan memperebutkan akuuuu…"
BLETAK!
GABRUK!
Ruangan itu serasa tidak berpenghuni, suara jangkrik terdengar dari kejauhan mengisi kekosongan. "Bisa kalian jelaskan apa yang sedang kalian lakukan di pagi buta seperti ini?!" Fugaku yang masih setengah bangun dari tidurnya, melipat kedua tangan di balik kimono yang sedang dikenakannya. Bukan hanya untuk menimbulkan kesan misterius namun juga guna menyembunyikan kepalan tangan yang terasa ngilu akibat memukul kedua kepala anaknya.
"Aduh… Papanya Itachi-chan 'kan tidak harus memukul kepala Itachi-chan, pukul saja kepala pitak si Sasuke-kun itu… Aku jadi jatuh begini 'kaaan…"
Guratan urat yang mengejang keluar di kedua sisi dahi tua milik Fugaku, "P-papanya I-Itachi?! Apa kau tidak tahu nama pamanmu sendiri…" aura kelam masuk kedalam ruangan, membuat Sasuke dan Itachi yang masih memegangi kepalanya menahan nafas dan terkaget delam diam. Sementara Sai hanya memiringkan kepalanya ke samping tanda bingung, "Ehhh… Ehhh… Apa ya, Sasuke-kun kalau saat seperti ini harus bilang apa?" Sasuke dengan spotan menjawab, yang nanti akan begitu disesalinya, "Tidak tahu, bodoh!"
Fugaku menjitak kepala Sai dan Sasuke bersamaan, saat Sai mengulangi kata-kata yang diucapkan Sasuke sesaat tadi. Masih dalam keadaan marah, Fugaku bersiap melancarkan pidato paginya, sebelum dihentikan dan amat sangat disyukuri Itachi, Sasuke dan Sai oleh wanita paling sabar sedunia, Mikoto.
"Fugaku… Sudahlah!"
Satu-satunya wanita di rumah besar ini, mengenakan baju terusan hitam dengan celemek putih menggantung di leher, mukanya keibuan dan sifatnya penyabar, terkadang suka meluap-meluap dan hobby makan Ubi. Dengan nada mengejek ia menarik lengan Fugaku ke arah pelukannya, "Seperti tidak pernah muda saja kamu ini, Sayaaang…" Muka Suaminya sedikit memerah dan melotot kearah sang istri tercinta dengan pandangan jangan-ganggu-aku-bodoh! "Apa? Kau kira aku takut kau lototi seperti itu?!"
Itachi tertawa kecil sebelum berhenti saat pandangan ayahnya mengarah pada dirinya, "Semuanya ayo makan! Hari ini lauknya kare super pedas!"
Mikoto memeluk lengan Itachi dan Fugaku, keluar dari ruangan dengan menggumamkan lagu 'Old Mc Donald had a farm' yang lirik nya diganti menjadi 'si Tua Fugaku tukang marah'. Sementara Sai mengikuti dari belakang, menahan perutnya yang tertekan akibat lama menunda tawa.
"A-apa…?! Ki-Kitsune?!" Sasuke terbelalak, ia sendirian di dalam ruangan dan menatap layar laptopnya dengan mata membesar, seperti ingin keluar dari rongganya.
"Sai… Jangan bilang kau memesan HumanPet!! Kenapa kau pakai akunku untuk membayarnyaaa!! RAWR!!"
Di keluarga Uchiha, pagi hari adalah waktu yang paling ramai. Di penuhi teriakan dan kekacauan, juga lemparan tokai di udara, mereka menyebutnya tokai no jutsu.
Lupakan!
Setiap Uchiha adalah pribadi misterius dan penuh kejutan, memiliki ego yang tinggi dan semua dari mereka menganggap dirinya adalah pemimpin. Namun bagaimana saat pesanan Sai datang? Pesanan yang akan mengubah kehidupan keluarga Uchiha… Pesanan apa sih? Dan kenapa Authornya hilang ingatan lalu jadi gaje begini?! Yeah, we'll see.
.
.
.
BERSAMBUNG
.
.
.
REVIEW
Jaa minna-chan!
