Boss, are You Revenge Stolen Kiss?
Disclamer: Masashi Kishimoto
Rat: T
Warn: OOC, BL, miss typo.
Special edition for my Teme. Happy birthday, Dhika-kun!
Don't read if you don't like!
(Jangan dibaca kalau tidak suka!)
CHAPTER 1 (Uchiha meets Uzumaki)
Naruto Namikaze kali ini berada di dalam sebuah ruangan. Tempat yang benar-benar tidak ada suara selain suara orang yang sedang menulis atau mengetik. Selain itu, wajah-wajah orang tua yang tidak dikenal memandangnya dengan ekspresi dingin-tidak ramah sama sekali- dan cahaya lampu yang seharusnya menerangi seluruh ruangan, kini tidak ada sama sekali, melainkan hanya cahaya yang berasa dari sebuah layar proyektor. Ya, ruangan rapat adalah tempat Naruto sekarang ini berada, ruangan yang paling dia benci dan paling dia tidak sukai karena seorang Naruto Namikaze adalah seorang yang bebas dan sangat mencintai hidup berpoya-poya. Bisa dikatakan apabila engkau memberikan uang segudangpun, hanya dalam sekejap Naruto akan menghabiskannya, entah untuk judi, makan-makan bersama teman-teman artisnya, atau yang lainnya. Jadi, ruangan yang hanya untuk para orang yang menganggap diri mereka sendiri ekslusif atau spesial sangatlah tidak cocok untuk Naruto yang benar-benar merasa dirinya bebas.
"Jadi, sekian perkenalan dari saya. Terima kasih," kata Naruto. Sesudah mengatakan hal itu Naruto membungkukkan badan untuk memberi hormat pada orang tua-orang tua yang sedang menyaksikan penampilannya. Semua pun bertepuk tangan kecuali seorang Uchiha. Sasuke Uchiha yang dikenal sebagai pemuda kaya, anak dari seorang Fugaku Uchiha adalah orang yang benar-benar judes, dan sangat sombong. Bisa dikatakan, dengan kekayaan, kepintaran atau kejeniusan, dan ketampanannya yang bisa membuat wanita atau pria tergila-gila padanya membuat dia bersikap besar kepala dan sering memutuskan sesuatu seenaknya, sesuai dengan keinginan dirinya sendiri. Ya! meskipun keputusan-keputusan yang dibuatnya begitu hebat dan tidak pernah mengalami kegagalan, tetapi egois dan individualistis tetaplah merupakan sesuatu yang tidak baik, terutama bagi perusahaan sebesar Uchiha-Namikaze corp.,
Kembali lagi pada rapat. Orang-orang yang berada di dalam ruangan rapat sudah berhamburan keluar ruangan untuk pulang atau melakukan aktifitas yang sempat tertunda akibat rapat. Sehingga, tinggalah dua orang di dalam tempat rapat tersebut. Orang pertama yang dimaksud adalah Naruto sebagai wakil presiden yang sedang mematikan laptopnya dan membereskan berkas-berkas. Orang kedua adalah Sasuke Uchiha yang sedang memandang sesosok manusia pemilik rambut pirang, dan mempunyai tiga garis akibat luka diwaktu kecil di masing-masing pipinya.
Naruto merasakan dirinya diperhatikan dan dia pun melihat ke arah Sasuke.
Mata mereka pun saling bertatapan.
"Ada apa Uchiha?" tanya Naruto yang masih memegang kertas.
"…."
"…."
Beberapa detik Naruto menunggu tidak ada satu kata pun yang keluar dari mulut Sasuke. Akhirnya, Naruto memutuskan untuk melanjutkan acara memberes-bereskan berkas-berkasnya.
"Kau jangan lupa untuk mengerjakan tugasmu!" kata Sasuke setelah beberapa lama terdiam. Sesudah itu Sasuke segera meninggalkan ruangan rapat.
Naruto memandang pintu yang sudah tertutup dan menghela nafas, "Teme!" teriak Naruto.
-
-
Setelah beberapa jam lalu menghadapi salah satu bagian yang penting dalam hidupnya (memperkenalkan dirinya pada para direksi perusahaan Uchiha-Namikaze corp.,), sekarang Naruto bersama teman-teman kantor maupun teman kuliahnya di Amerika pergi ke sebuah tempat berkumpulnya anak-anak muda yang mempunyai uang berjibun. Tetapi, jangan salah! Untuk memasuki tempat tersebut, bukanlah hanya orang yang mempunyai uang banyak saja, tetapi tempat tersebutpun hanya mengijinkan orang-orang yang mempunyai kartu anggota dan orang yang mempunyai latarbelakang keluarga yang terpandang. Tempat yang ketika memasukinya harus melewati penjaga yang bertubuh kekar, gagang pintu masuk terbuat dari emas, sebanding dengan dalamnya yang sangat berkilau dan menggugah selera untuk bermain di dalamnya. Tempat dengan nuansa moderen dengan karpet merah, dan terdapat banyak bartender yang siap melayani para pengunjung dengan minuman-minuman enak buatan bartender tersebut membuat siapapun yang menyukai dunia gemerlap tidak akan berpikir dua kali untuk memasukinya. Hal ini pun berlaku bagi Naruto dan teman-temannya.
"Bersulang!" seru Kiba sambil mengangkat gelas yang penuh dengan bir beralkohol tinggi-tinggi.
"Bersulang!" jawab Shikamaru, Naruto, Ino, Lee, dan Sai.
Setelah meminum bir yang berada di dalam gelas, merekapun serempak menaruh gelas yang masih ada isinya di atas meja panjang.
"Kau hebat, aku tidak menyangka kau akan menjadi Wakil Presiden," kata Kiba. Setelah itu Kiba mengambil gelasnya dan minum kembali.
Naruto tertawa dan memandang teman-temannya satu-persatu, "kau tidak akan bisa menang jika berurusan dengan Naruto Namikaze," ujar Naruto sambil memperlihatkan seringainya.
"Ya… tetapi aku harap kau bisa menjadi pemimpin perusahaan tersebut," kata Shikamaru. Setelah mengatakan hal tersebut Shikamaru meminum minumannya.
"Itu hanya mimpi Kiba, Uchiha itu benar-benar egois dan tinggi hati," ujar Naruto.
"Memang orang egois dan tinggi hati tidak bisa dikalahkan, ya?" tanya Sai pada Naruto dan pertanyaan tersebut didampingi senyum Sai yang selalu dibuat-buat.
"Mungkin bisa atau mungkin tidak," jawab Naruto.
"Kalau begitu, kenapa tidak dicoba?" tanya Sai. Setelah mendengar pertanyaan Sai, Kiba memandang Naruto dengan ekspresi sangat berminat dengan topik yang sedang dibicarakan kali ini.
"Kau tahu, untuk menjadi seorang Wakil Presiden pun sangat berat bagiku. Dan sekarang kalian menyuruhku menjadi presiden?"
"Kalau begitu, kau bodoh, kau mau diinjak-injak oleh seorang brengsek dan sombong seperti Uchiha?" ujar Shikamaru dengan nada malasnya.
Naruto memandang gelas di depannya, rasa kesal atas perlakuan Sasuke padanya tadi membuat dia sedikit berpikir tentang perkataan-perkataan teman-temannya, terlebih teman-temannya terus memanas-manasi dirinya.
"Tidak mau tetap tidak mau," ujar Naruto.
Kiba dan Shikamaru saling pandang, sedangkan Sai hanya tersenyum tipis, dan Ino sibuk dengan minumannya.
"Kau tidak tahu perbuatan Uchiha pada anak buahnya?" tanya Ino. Setelah mendengar Ino, Naruto berpikir sejenak lalu menggelengkan kepala.
"Pantas," ujar Kiba.
"Memang apa yang dia perbuat?" tanya Naruto sambil memandang teman-temannya satu-persatu.
"Dia kerap sekali memecat dan menendang keluar anak buah yang membuat kesal dirinya dari perusahaan," ujar Kiba. Mendengar perkataan Kiba, Naruto menggelengkan kepala, matanya membesar karena terkejut.
"Selain itu, dia tidak akan pernah segan-segan membuat anak buahnya tersiksa," ujar Shikamaru. Inopun mengangguk mendengar perkataan Shikamaru, pertanda ia meng'iya'kan perkataan Shikamaru.
"Kau tahu, seseorang yang bernama Karin telah dipermalukan di depan umum oleh Sasuke," ujar Ino-menambahkan perkataan Shikamaru- dan sukses membuat Naruto ingin merebut jabatan Sasuke sebagai presiden.
"Terus?" tanya Naruto.
"Karin itu teman aku… kasihan sekali dia, aku tidak bisa melihat dia stress seperti sekarang ini," kata Ino. Mendengar perkataan Ino, Naruto pun tertawa, "stress bagaimana?" tanya Naruto.
"Dia tidak berani keluar rumah bahkan pergi mencari kerjaan baru setelah Sasuke memecatnya," jawab Ino.
"Memang apa yang Uchiha perbuat?" tanya Naruto dengan ekspresi penasaran.
"Karin tidak sengaja menumpahkan air pada baju Sasuke di restoran, Sasuke yang terkenal Tuan Sempurna tidak terima hal itu. Dia pun membanjur Karin yang kebetulan minuman tersebut adalaj minuman milik aku yang sedang duduk di sebelah meja Sasuke, lalu Sasuke, tanpa rasa kasihan sedikitpun memecat Karin yang waktu itu menjabat sebagai sekretarisnya di depan banyak orang."
"Orang yang menyebalkan sekali. Dasar Teme!" pikir Naruto sambil memandang teman-temannya.
"Terus apa yang harus aku perbuat?" tanya Naruto pada teman-temannya.
Kiba dan Shikamarupun saling pandang.
Naruto pun memandang Kiba dan Shikamaru bergiliran.
"Ino, ayo kita dansa," ajak Sai pada Ino. Setelah mendengar ajakan Sai, Ino mengangguk setuju.
-
-
Keesokan harinya, ketika matahari sudah mulai memanasi punggung dan burung-burung sudah berkicau dengan ramainya. Naruto sudah berada di ruangan yang memakai cat warna oranye, lantai oranye, dan beberapa ramen instan di atas almari yang terletak di samping meja kerjanya yang terdapat setumpuk tugas yang diberikan pimpinannya. Naruto memandang ke arah tumpukan kertas tersebut dan untuk kesekian kalinya menghela nafas, "kembalikan masa mudaku," kata Naruto pada dirinya sendiri.
Saat Naruto kembali mengerjakan perkerjaannya yang berupa proyek-proyek untuk perusahaannya, pintu ruangannya membuka. Sasuke Uchiha pun memasuki ruangannya tanpa permisi.
"Kau tidak tahu cara mengetuk pintu?" tanya Naruto sambil mengerjakan pekerjaannya.
"Untuk apa aku mengetuk pintu ketika pintu itu adalah milikku?" kata Sasuke. Setelah itu, Sasuke berjalan ke sebuah kursi kosong di depan meja kerja Naruto, tepatnya kursi tamu. Dan memandang Naruto dengan ekspresi datar.
"Ada apa?" tanya Naruto.
"Mana tugasmu?" tanya Sasuke sambil mengetuk-ngetuk meja di depannya memakai jari telunjuk.
"Sedang aku kerjakan," jawab Naruto dengan tenang.
Suasana pun menjadi hening seketika, Sasuke memandang Naruto dengan mata onyx-nya yang tajam, "kau lambat sekali, kau datang ke kantor harusnya tugas-tugasmu sudah selesai!" seru Sasuke yang tampak sangat berlebihan bagi Naruto.
"Kau pikir tugas ini mudah apa, aku baru saja memasuki perusahaan ini, dan kau sudah memberikan aku sampah-sampah ini, kau berpikir tidak tentang semua ini, Pak. Presiden?" kata Naruto dengan bersungut-sungut. Mendengar perkataan Naruto, Sasuke mengeluarkan pandangan menusuk miliknya.
"Aku tidak mau tahu, kau harus menyelesaikannya siang ini," demikian kata Sasuke. Setelah itu Sasuke segera pergi ke luar ruangan Naruto.
'Teme, akan aku beri kau pelajaran,' seru Naruto dalam otaknya.
-
-
Naruto mengambil ponsel yang di sebelahnya, dan segera menekan tombol-tombol di ponsel tersebut.
'Aku tertipu… aku terjebak.. aku terperangkap muslihatmu…' nada tunggu bertema ular berbisapun terdengar di kuping Naruto.
"Halo?" akhirnya terdengar suara wanita di seberang sana.
"Benar ini dengan Sakura?" tanya Naruto dengan ragu.
"Ya, ini siapa?" tanya Sakura pada Naruto.
"Naruto, Sakura-chan!" seru Naruto.
Untuk beberapa saat tidak ada percakapan di antara mereka.
"Naruto, kau Naruto, adikku?" seru Sakura dengan nada yang benar-benar heboh.
"Iya," jawab Naruto dengan seringai.
"Bagaimana kabarnya, terus ada apa telepon?" tanya Sakura.
"Baik. Sakura-chan, aku butuh bantuanmu," ujar Naruto.
"Bantuan?" tanya Sakura.
"Iya, jadi begini..."
Dan rencana Naruto pun akan segera dijalankan…
-
-
Pada siang harinya, dengan penuh perjuangan, akhirnya Naruto bisa mengerjakan tugas-tugas tepat pada waktunya. Sekarang, Naruto sedang berada di dalam ruangan Sasuke dan sedang menunggu Sasuke yang sedang memeriksa pekerjaannya.
"Ini salah, ini salah, itu salah!" ujar Sasuke sambil mencorat-coret proposal alias tugas yang diberikannya pada Naruto.
"Sa-salah?" Naruto melihat hasil kerjanya dan Sasuke mendengus kesal, "kau tidak berguna," ujar Sasuke seenaknya.
"Enak saja kau bicara, Teme!" seru Naruto berapi-rapi, siap untuk berkelahi meski resikonya akan dipecat.
"Dobe," ejek Sasuke.
"Teme."
"Dobe."
"Teme."
"Betulkan tugasmu, aku akan keluar untuk makan siang," ujar Sasuke. Sesudah berkata demikian Sasuke segera mengambil jasnya dan pergi meninggalkan Naruto.
"Hei, Teme tunggu!" teriak Naruto. Sasuke menghentikan langkahnya dan menanti apa yang akan Naruto katakan selanjutnya.
"Ada seseorang yang ingin aku perkenalkan," Naruto beranjak dari tempat duduknya dan berjalan menuju tempat Sasuke berada.
Sasuke membalikkan badan dan mengangkat sebelah alisnya, "kau ingin memperkenalkan aku pada seseorang?" Sasuke membeo.
"Iya, ayo!" ajak Naruto. Setelah itu Naruto segera merangkul tangan Sasuke.
"Jangan pega-"
"Ikuti aku!" seru Naruto memotong perkataan Sasuke.
-
-
Sebuah taman luas yang terletak di belakang perusahaan Uchiha-Namikaze corp., sangatlah indah, bermacam-macam bunga, pohon yang rindang, dan danau terdapat di taman tersebut. Karyawan-karyawan perusahaan tersebut kerap kali melepas lelah atau sekadar menikmati aroma alam di taman ini. Tetapi, bagi cerita ini, taman ini akan menjadi taman bersejarah.
"Lepaskan, Dobe!" teriak Sasuke. Naruto pun melepaskan genggamannya ketika sudah sampai di taman, paras Naruto yang tampan kini melihat ke kiri dan ke kanan seperti mencari sesuatu. Beberapa saat kemudian, sebuah seringaipun muncul di bibir Naruto yang berwarna merah muda, "Sakura-chan!" seru Naruto sambil melambaikan tangan pada pemilik nama tersebut.
Gadis berambut ping dan memiliki wajah yang sangat cantik pun melambaikan tangannya dengan gembira. Sebuah senyuman mengembang terlukis dibibir Sakura. Naruto berjalan ke arah Sakura sambil mendorong Sasuke yang nyaris terjatuh.
"Sakura, ini Sasuke," ujar Naruto.
Sakura tersenyum sangat manis, kulit wajahnya yang putih kini berubah menjadi merah. Mau bagaimanapun pesona Sasuke sulit untuk dihiraukan, "dan Sasuke, ini Sakura," lanjut Naruto. Sasuke hanya mendengus kesal.
Setelah Naruto memperkenalkan Sakura dengan Sasuke, suasana di antara mereka bertiga pun menjadi canggung.
Naruto memandang Sasuke dan Sakura secara bergiliran, 'ini saatnya,' pikir Naruto.
"Kau. Harus. Cium. Uchiha" Naruto memberikan isyarat mata pada Sakura yang segera mengangguk ketika melihat isyarat Naruto.
Baiklah!
"Sasuke, tolong jaga Sakura ya! Aku ingin ke belakang," kata Naruto.
Sasuke memandang Naruto dengan tatapan tajam, membuat Naruto sedikit tidak nyaman. Tetapi segera dia hiraukan. Mau bagaimanapun rencananya harus berhasil.
Naruto segera melangkahkan kakinya ketika ada yang memegang lengannya. Naruto membalikkan badan sekaligus yang diakibatkan panik dan terburu-buru dengan rencananya.
"…."
"…."
Sakura membelalakkan mata, sedangkan mata Naruto memandang horror orang di depannya.
Flashback
"Kau tahu Naruto, Uchiha junior itu mempunyai kelemahan paling besar," ujar Kiba yang mulai setengah mabok akibat terlalu banyak meminum bir.
"Apa itu?" tanya Naruto.
"Dia benar-benar kuno. Dia benar-benar mempunyai pola pikir yang sangat lucu," Shikamaru menimpali perkataan Kiba.
Suasana diskotik pun makin ramai. Naruto memandang ke arah lantai dansa untuk melihat Sai yang sedang berdansa dengan Ino, "memang apa kelemahannya?" tanya Naruto sekali lagi.
"Dia berjanji akan menikahi siapapun orang yang menciumnya untuk pertama kalinya," ujar Kiba. Naruto membelalakkan mata dan perlahan-lahan sebuah seringai muncul dibibirnya, "di-dia kuno sekali, kenapa bisa seperti itu?" tanya Naruto. Kedua temannya pun mengangkat kedua bahunya masing-masing, pertanda tidak tahu.
"Dan oleh karena itu kita bisa memanfaatkan hal ini," ujar Kiba.
"Memanfaatkan?" tanya Naruto sambil mengangkat sebelah alisnya.
"Kau buat dia mengejar seseorang yang bisa kita atur, kita permainkan saja Uchiha dengan cara memakai orang tersebut. Dan untuk itu kita membutuhkan kenalan," ujar Shikamaru. Naruto mengangguk dan jari-jarinya mengelus bibir gelas yang berada di depannya.
"Aku tahu seseorang yang pasti menyukai Uchiha. Orang tersebut benar-benar penggemarnya semenjak kecil-meskipun dia tidak mengenalnya- dan selain itu orang tersebut pun bisa kita manfaatkan untuk menikam Sasuke dari depan maupun belakang," ujar Naruto dengan semangat.
"Siapa?" tanya Kiba.
"Sakura-chan."
"Owh, pecinta Uchiha. Kasihan sekali Sakura, dari dulu dia mencintai Uchiha tetapi berkenalan dengan Uchiha saja tidak pernah," kata Kiba. Mendengar perkataan Kiba, Narutopun mengangguk.
End Flashback
Sasuke dan Naruto pun saling pandang. Bibir mereka yang saling menempel membuat nafas mereka tertahankan.
Setelah beberapa detik kemudian, akhirnya Sasuke kembali pada kesadarannya dan begitu juga dengan Naruto. Setelah mengedipkan mata dan berpikir untuk beberapa saat, ciuman tidak disengaja itu pun akhirnya terlepas.
Wajah mereka berubah pucat.
Merekapun saling pandang.
Onyx bertemu biru langit...
'A-aku dan Uchiha-teme ciuman? Ya, Tuhan,' pikir Naruto.
'Ci-ciuman pertamaku. Aku dengan si Dobe?' tanya Sasuke pada Tuhan.
1…
2…
3…
"Tidak mungkin!" mereka berdua pun berteriak secara bersamaan. Sakura yang melihat semua kejadian itu pingsan dengan darah yang keluar dari hidungnya.
TBC…
Aduh, ini cerita parah juga. Makasih udah baca.. R&R, please?
Nb: Maaf jika ada kesalahan dalam tulisan maupun cerita ini.
