The Sincere Love

.

.

.

Hal yang amat sangat disukai oleh siswa sekolah adalah suara Bel istirahat dan Bel jam pulang yang bertanda berakhirnya semua kegiatan belajar mereka. Suara riuh memenuhi lorong sekolah hingga parkiran. Ada yang berbincang dengan sahabatnya untuk merencanakan akan berpergian di malam minggu, ada yang bergurau dengan temannya. Ada juga yang sedang melakukan ekstra kulikuler sekolah. Seperti beberapa siswa yang tengah menunggu lapangan basket outdoor mereka sepi, mereka ada beberapa yang sedang melakukan pemanasan atau hanya berbincang dan bergurau.

Ekstrakulikuler Basket adalah ekstrakulikuler yang paling banyak diminati sebagian besar siswa disekolah. Karena sudah menjadi rahasia umum bahwa siswa yang mengikuti basket akan menjadi siswa populer. Salah satunya adalah Chanyeol. Ralat, bukan salah satu namun ada 2 orang yang sangat populer di team basket Junshin High School ini, yaitu Park Chanyeol dan Oh Sehun. Kedua namja ini adalah Kapten team Basket dan Wakil ketua team Basket. Ini adalah tahun terakhir mereka menjabat menjadi Kapten dan wakilnya karena semester depan mereka sudah harus fokus pada Ujian akhir Sekolah mengingat mereka adalah siswa tingkat akhir.

Banyak yang bilang bahwa Chanyeol dan Sehun seperti anak kembar. Mereka mempunyai tinggi yang hampir sama. Ketampanan yang juga hampir setara. Dan skil bermain basket mereka juga sama jagonya. Belum ada yang bisa mengalahkan kepopuleran mereka. Meskipun mereka populer, mereka bukanlah siswa yang sombong, mereka ramah. Mereka selalu membalas sapaan dari siapapun dan menampilkan senyum yang menawan. Mereka berdua memang benar benar Perfect.

"Sehun-ah" Chanyeol memanggil Sehun yang masih sibuk dengan ponselnya. Yang dipanggil hanya meliriknya sebentar lalu memfokuskan pada ponselnya kembali. Chanyeol yang merasa di acuhkan oleh Sehun hanya bisa berdecak kesal.

"Ck. Sebegitu pentingkah LuLu mu itu hah sampai teman tampanmu ini kau acuhkan!" ucap Chanyeol sakartis. Yang dikatai hanya tersenyum sebentar lalu memasang wajah datarnya kembali.

"Kau pasti tahu sepenting apa LuLu untukku. Ahh aku jadi merindukannya" ucap Sehun sambil cengar cengir memandangi ponselnya yang terdapat foto orang yang di panggil LuLu itu.

Xi Luhan atau yang sering dipanggil Lulu adalah kekasih dari Oh Sehun. Mereka sudah menjalin hubungan special ini hampir 3 tahun. Xi Luhan adalah Namja berdarah China Korea, dan sudah menetap di Korea kurang lebih 6 tahun. Waktu itu Luhan masuk ke Junior High School dan harus pindah ke Korea karena Eommanya yang mengajak kembali ke Negara asal Eommanya. Di China Luhan tinggal dengan Eomma dan Babanya, namun Babanya sekarang sudah meninggal karena kecelakaan beruntun dan terpaksa Luhan dan Eommanya harus kembali ke Korea. Karena Babanya sudah tak memiliki keluarga lagi di China.

Awal mula pertemuan Sehun dengan Luhan tak begitu mengesankan, melainkan sangat menjengkelkan karena ulah Sehun. Saat itu Sehun tengah berlari mengejar anjingnya yang bernama Vivi ditaman komplek area rumahnya. Ketika mengejar Vivi, Sehun tak sengaja menabrak seseorang yang sedang meminum Bubble Tea sambil berjalan menikmati suasana taman. Dengan sangat cepat minuman seseorang itu menyebar ketanah. Sehun yang merasa telah menabrak memberhentikan langkahnya dan melihat kebelakang. Matanya melebar ketika melihat seseorang sudah terisak pelan sambil memandangi Bubble Teanya yang sudah tak berbentuk. Dan berakhir Sehun terkena omelan Luhan. Ya orang yang ditabrak Sehun adalah Luhan.

Namun siapa sangka bahwa esoknya mereka bertemu lagi namun dengan keadaan yang sedikit baik. Dan berawal dari situ Sehun dan Luhan berteman. Namun saat akan memasuki Senior High School, Sehun mengungkapkan perasaannya pada Luhan dan tanpa disangka Luhan menerimanya. Dan ternyata mereka pun masuk di sekolah yang sama hanya saja beda kelas. Dan sampai sekarang mereka masih menjalin hubungan special itu meski kadang ada pertengkaran dan terkadang mendapat cemoohan dari orang orang di sekitarnya. Namun Sehun dan Luhan tak menggubrisnya.

Chanyeol sudah menjadi teman mereka selama 3 tahun, namun dia berteman dengan sehun sedari kecil dan dia baru mengenal Luhan saat masuk ke Senior High School karena mereka satu sekolah. Terkadang Chanyeolpun menjadi orang ketiga di antara mereka dalam artian Chanyeol menjadi obat nyamuk Sehun dan Luhan. Sehun sudah sering bicara pada Chanyeol agar dia mencari kekasih agar tak menjadi pengganggu mereka, namun Chanyeol selalu bilang bahwa dia belum menemuan orang yang bisa menggetarkan hatinya.

"Rindu Lulunya nanti saja, kita harus latihan basket untuk turnamen minggu depan" ucap Chanyeol sambil berjalan menuju lapangan. Sehun hanya meliriknya lalu meletakkan ponselnya pada tas berlari mengejar Chanyeol dan melakukan pemanasan.

Langit sudah mulai gelap dan jalan disekitar sekolah juga sudah mulai sepi. Kini Chanyeol dan Sehun sedang berjalan untuk pulang kerumah. Kebetulan rumah mereka satu komplek hanya berjarak beberapa rumah saja. Rumah mereka juga kebetulan dekat dengan sekolah maka dari itu mereka memilih untuk berjalan kaki.

"Hyung kenapa kita lewat gang sempit ini ? gang ini menyeramkan Hyung." Tanya Sehun sedikit merengek pada Chanyeol sambil menahan tangan Namja yang lebih tua beberapa bulan darinya. Chanyeol memutar bola matanya malas. Sehun jika tidak ada Luhan akan menjadi manja pada Chanyeol, akan tetapi jika dihadapan Luhan, Sehun akan memasang wajah sok tampannya.

"Mau gimana lagi Hun, jalan yang biasa kita lewati sedang ada acara kita tak bisa melewatinya"

"Kita bisa memutar lewat Blok lain Hyung" lagi Sehun menahan lengan Chanyeol ketika Chanyeol akan melangkah. Sehun menampilkan wajah melasnya agar Chanyeol menurutinya. Chanyeol yang melihatnya hanya memutar matanya malas melihat ekspresi Sehun.

"Ini jalan paling cepat menuju rumah Hun. Kita enggak mungkin balik memutar lewat Blok selatan. Terlalu jauh dan kita akan sampai rumah malam. Ini jalan pintas paling cepat" jelas Chanyeol pada Sehun.

Sehunpun akhirnya hanya bisa pasrah dan menurut pada Chanyeol. Heol! Apa Sehun lupa dengan usianya sekarang? Bahkan dia sudah tahu apa itu cinta sejak usia 14 tahun. Tapi kenapa hanya melewati gang sempit dan sepi dia ketakuan seperti ini. Chanyeol tak habis pikir dengan sikap Sehun.

Chanyeol berjalan di depan Sehun dengan tangan Sehun yang bergelayut di lengan Chanyeol. Beberapa langkah pertama Chanyeol dan Sehun merasa tak ada apa apa. Mata Chanyeol tetap waspada, sejujurnya ia juga sedikit takut karena ini kali pertamanya melewati gang ini ketika hari menginjak malam. Namun Sehun tiba tiba meremas tangan Chanyeol dengan kuat. Chanyeol langsung menolehkan wajahnya pada Sehun.

"Ada apa lagi Sehun? Jangan memperlambat. Lebih cepat lebih baik" ucap Chanyeol. Sehun mengarahkan telunjuknya didepan bibirnya memberi gestur untuk diam.

"Hiks..Hiks.."

Satu detik, dua detik Chanyeol tak mendengarkan apapun. Ketika Chanyeol akan membuka suaranya lagi, Sehun sudah membekapnya lebih dulu dengan tangannya.

"Dengarkan suara itu Hyung" tutur Sehun lirih didekat telinga lebar Chanyeol. Chanyeolpun menurut dan menajamkan pendengarannya.

"Hiks..Hiks.."

Tiba – tiba Chanyeol membulatkan matanya lebar. Dia mendengarkan suara seseorang tengah menangis. Sehun langsung memeluk Chanyeol ketakuan.

"Itu pasti suara hantu Hyung. Bagaimana ini Hyung?" muka Sehun sudah pucat karena warna kulitnya ditambah lagi dengan ketakutan menjadi bertambah pucat. Chanyeol coba meyakinkan suara itu adalah bukan suara hantu.

"Sssttt... Bukan itu bukan suara hantu Sehun. Kita harus mengeceknya terlebih dulu" namun Sehun menggelengkan kepalanya kuat. Tangannya sudah berkeringat tak karuan. Heol dimana wajah sok gagahnya sekarang? Kenapa bisa jadi setakut ini.

Chanyeol mencoba mendekati asal suara itu. Ia yakin suara itu bukan suara hantu, melainkan suara seseorang. Langkahnya ia bawa menyusuri gang sempit itu. Suara itupun semakin lama semakin jelas. Langkah kakinya berhenti didepan sebuah celah kecil diantara dua bangunan. Matanya ia tajamkan untuk melihat kedalam celah itu. Celah itu tak begitu besar, namun cukup untuk dimasuki 2 orang. Sehun yang masih membuntut dibelakang Chanyeol hanya bisa pasrah mengikuti langkah Hyungnya.

"Hiks..sa-kitthh" suara itu terdengar jelas di telinga Chanyeol. Chanyeol semakin memicingkan matanya. Celah itu sungguh gelap tak ada cahaya sama sekali sehingga memaksanya untuk menajamkan penglihatannya. Matanya menangkap sesuatu berwarna lumayan terang seperti kain berwarna putih. Chanyeol coba meraihnya dan ketika tangannya menyentuh kain itu matanya melebar. Ia seperti menyentuh tubuh manusia.

"Sehun, berikan ponselmu" tanpa bertanya Sehun memberikan ponselnya pada Chanyeol. Lalu Chanyeol menyalakan center yang ada di ponsel Sehun. Betapa kagetnya Chanyeol dan Sehun ketika cahaya lampu dari ponsel Sehun meneranginya. Itu tubuh manusia, lebih tepatnya tubuh seorang anak kecil yang tengah meringkuk membelakangi mereka. Chanyeol menyerahkan ponselnya pada Sehun kembali lalu mendekat pada tubuh itu dan membalikkan posisinya agar ia bisa melihat keadaannya.

Tubuhnya kecil dan sangat lemas. Chanyeol berpikir anak kecil ini terkena Hipotermia karena cuaca memang sedang dingin. Kondisinya sangat memprihatinkan. Tubuh kecil itu hanya terbalut kaos tipis dan celana selutut yang terlihat usang.

"Sehun, bisa kau bawakan tasku? Kita harus menyelamatkan anak ini. Sepertinya dia terkena Hipotermia." Ucap Chanyeol panik dan dibalas anggukan oleh Sehun. Lalu Chanyeol melepas jaketnya dan memakaikannya pada tubuh ringkih itu. Sehun mengambil tas Chanyeol lalu membawanya dan sedikit membantu Chanyeol untuk mengangkat tubuh pucat anak kecil itu. Sehun tak berani banyak bertanya pada Chanyeol karena ekspresi Chanyeol sangat panik. Tanpa pikir panjang Chanyeol langsung berlari sambil menggendong anak kecil itu dengan posisi bridal style.

"Sa-kitth..Hiks.." anak kecil yang berada digendongan Chanyeol kembali merintih. Chanyeol yang mendengarnya hanya bisa menolehkan wajahnya untuk melihat keadaan anak itu sebentar.

"Tahan sebentar ne" ucap Chanyeol masih dengan posisi berlarinya. Sehun berlari didepan Chanyeol untuk memudahkan lari Chanyeol. Tak sampai lima menit mereka sudah sampai didepan rumah Chanyeol. Sehun segera membuka pagar Chanyeol dan menuju pintu besar rumah Chanyeol. Dengan langkah cepat, Sehun segera berteriak didalam rumah Chanyeol.

"Eommanim, Eommanim, eoddiseoyo ?" teriak Sehun. Tak lama wanita dewasa keluar dari arah dapur dengan masih menggunakan clemeknya.

"Ada apa Sehun ? kenapa kau berteriak ? Mana Chanyeol ?" tanya Eomma Chanyeol sedikit panik karena teriakan Sehun. Sehun terengah masih mengumpulkan udara untuk mengatur nafasnya. Belum sempat Sehun menjawab, Chanyeol lewat didepan Eommanya sambil masih menggendong tubuh seseorang menuju kamarnya. Eommanya melebarkan matanya kaget dengan apa yang barusan ia lihat.

"Ommo, Sehun-ah siapa yang tengah digendong Chanyeol ?" tanya Eomma Chanyeol pada Sehun yang ikut berlari lagi mengikuti Chanyeol. Sooyoung –Eomma Chanyeol segera ikut berlari mengikuti anak dan temannya. Ketika sampai di dalam kamarnya, Chanyeol segera meletakkan tubuh kecil itu diatas ranjangnya.

"Eomma aku bisa minta tolong masakkan air hangat ? sepertinya dia terkena Hipotermia" ucap Chanyeol sambil menoleh menatapa tubuh yang berada diranjangnya. Saat eommanya akan bertanya Chanyeol sudah lebih dulu membuka suaranya

"Nanti akan kuceritakan Eomma" dan Sooyoung hanya bisa mengangguk lalu berjalan keluar menuju dapur.

Tak lama Sooyoung kembali membawa air hangat. Chanyeol sudah mengganti bajunya juga Sehun yang tergeletak disofa hitam milik Chanyeol. Chanyeol segera menghampiri Eommanya lalu mengambil alih wadah yg berisi air hangat. Dengan telaten Chanyeol membasahi handuk kecil itu lalu mencelupkan kedalam wadah air hangat. Lalu membasuhkan dengan sangat hati hati pada tubuh kecil disampingnya yang tengah tak sadarkan diri.

"Dia siapa Chanyeol?" tiba tiba suara Eommanya mengintrupsinya. Chanyeol mendongakkan kepalanya lalu menatap anak itu sebentar lalu meletakkan kain basahnya diatas dahi sikecil.

"Chan juga tak tahu siapa dia Eomma, Chan tadi menemukannya di gang sempit dekat rumah. Dia seperti sedang menahan sakit Eomma, karena ketika Chan menemukannya, Dia merintih sakit lalu ketika Chan membawanya lari kerumah dia tak bergerak sama sekali" ucap Chanyeol lirih sambil melirik pada tubuh si kecil.

"Apa Eomma pernah melihat anak ini sebelumnya?" tanya Chanyeol pada Sooyoung. Sooyoungpun menggelengkan kepalanya karena ia memang tak pernah melihat anak kecil ini. Lalu Sooyoung melarikan tangannya pada bahu lebar Chanyeol dan mengelusnya pelan.

"Kalau begitu biarkan dia beristirahat dulu, kita tunggu dia sampai sadar baru kita bertanya padanya. Sekarang kalian makan malam dulu" lalu Chanyeol dan Sehunpun berjalan menuju keruang makan rumah Chanyeol.

Chanyeol kini masih berada pada posisi yang sama seperti satu jam yang lalu. Setelah makan malam bersama Eommanya dan Sehun, Chanyeol memutuskan kembali kedalam kamarnya untuk melihat keadaan anak kecil tadi. Setelah makan malampun Sehun pamit untuk pulang karena jam sudah larut. Mata Chanyeol meneliti semua yang ada diwajah anak kecil itu. Mulai dari matanya, hidungnya, pipinya, sampai pada bibir tipis itu namun sangat pucat. Matanya sedikit bengkak mungkin karena terlalu lama menangis. Chanyeol meraih jemari tangan anak kecil itu. Dilihatnya jemari itu sangat cantik sangat lentik namun sayang terlihat sangat kurus dan lemah.

"Eunghh.."

Lenguhan dari bibir si kecil terdengar oleh Chanyeol. Matanya menoleh kearah wajah anak kecil itu. Segera Chanyeol mndekatkan dirinya pada si kecil. Chanyeol masih menunggu pergerakan si kecil lagi. Tak lama si anak kecil itu mengerjapkan matanya pelan. Matanya mulai meneliti setiap sudut ruangan ini. Selama ini ia tak pernah melihat ruangan yang sebesar dan semewah ini. Lalu matanya tertuju pada seseorang yang berada di tepat disebelah kirinya. Dengan cepat si anak kecil itu mengangkat tubuhnya dan menjauh.

"H-hei.." sapa Chanyeol. Tangannya mencoba meraih si kecil. Namun si kecil malah makin meringsut menjauhi Chanyeol sambil menarik selimutnya supaya menengelamkan tubuhnya.

"Nu-nuguya ?" akhirnya si kecil bersuara. Chanyeol tersenyum tipis.

"Aku Chanyeol. Park Chanyeol. Kau ?" ucapnya sambil mengulurkan tangannya yang besar. Yang lebih kecil hanya menatapnya ragu. Namun tak selang beberapa lama si kecil mengulurkan tangannya guna menerima uluran tangan Chanyeol.

"B-baekhyun. Byun Baekhyun" namun setelah mengucapkan namanya si kecil –Baekhyun menarik tangannya lagi. Chanyeol mengangguk dan tersenyum.

"Panggil aku Hyung ne" suruh Chanyeol pada Baekhyun dan dijawab dengan anggukan.

"Apa kau baik baik saja ? atau ada yang kau inginkan Baekhyun ?" tanya Chanyeol namun Baekhyun tak segera menjawabnya melainkan mengedarkan pandangannya kembali pada seisi ruangan ini.

"N-naneun eoddiseoyo ?" tanya Baekhyun dengan suara yang amat lirih.

"Kau sedang berada dirumahku" jawab Chanyeol.

"Eomma eoddiseoyo ?" tanya Baekhyun kembali. Chanyeol tak tahu harus menjawab apa, ia menemukan Baekhyun seorang diri tak ada siapa siapa didekatnya ketika Baekhyun kesakitan.

Kruukk...

Tiba tiba sebuah suara membuyarkan keheningan mereka.

"A-ah apa kau lapar ?" tanya Chanyeol kikuk. Yang lebih kecilpun hanya diam tak berani menjawab karena sejujurnya memang dia lapar.

"Ayo kita turun dan makan. Aku akan memasakkan sesuatu untukmu" lalu Chanyeol meraih tangan si kecil dan menuntun Baekhyun untuk turun kebawah. Ketika Chanyeol dan Baekhyun berjalan menuju ruang dapur, ternyata disana sudah Eomma Chanyeol yang entah sedang melakuan apa.

"Eomma" panggil Chanyeol.

"Omo..Omo kau mengagetkan Eomm- eh siapa dia Chan ?" Sooyoung sempat dibuat kaget dengan panggilan Chanyeol. Sooyoung meneliti anak kecil yang berada dibalik punggung Chanyeol. Ah Sooyoung ingat, anak kecil itu adalah anak yang ditolong Chanyeol tadi sore. Baekhyun hanya berani mengintip dari balik punggung Chanyeol. Chanyeolpun masih setia menggandeng tangan si kecil yang kurus itu dan memberi sedikit usapan agar tak takut.

"Tak apa jangan takut itu Eommaku. Eomma ini Baekhyun" Chanyeol mengenalkan Baekhyun pada Eommanya begitupun sebaliknya. Sooyoung langsung menghampiri Chanyeol dan Baekhyun yang berdiri didekat meja makan. Sooyoung lalu sedikit berjongkok guna menyamakan tingginya dengan Baekhyun. Baekhyun masih bersembunyi dibalik punggung Chanyeol dan meremas kuat kaos yang digunakan Chanyeol.

Perlahan Chanyeol menarik tangan Baekhyun agar keluar dari balik punggungnya. Sooyoung tersenyum ketika si kecil keluar perlahan dan menampakan wajah pucatnya. Sooyoung sedikit tercekat ketika melihat keadaan si kecil, badannya sangat kurus dan pucat. Namun secepat mungkin Sooyoung menghilangkan raut wajah yang menunjukan prihatin dan diganti dengan senyuman. Sedikit mengusap pipi kurus itu, Sooyoung lalu menyuruh Chanyeol utnuk mengajak Baekhyun duduk.

"Eomma bisa tolong masakan sesuatu untuk Baekhyun? Dia lapar" ucap Chanyeol pada Eommanya.

"Geurrae. Eomma akan memasakan nasi goreng kimchi untukmu, apa kau suka ?" Baekhyun hanya menundukkan kepalanya tak berani melihat Sooyoung. Jemari kecilnya sibuk memilin kaos yang ia pakai. Baekhyun takut karena sama sekali tak mengenal siapa mereka. Chanyeol tahu apa yang tengah dipikirkan Baekhyun. Lalu tangan besar Chanyeol meraih jemari kurus Baekhyun dan mengusapnya lembut. Yang diusap menoleh dan mendapati senyum menawan Chanyeol. Baekhyun terpaku dengan senyuman itu dan Baekhyun hanya bisa berkedip polos.

"Jangan takut Baekhyun" ucap Chanyeol untuk menenangkan si kecil. Baekhyun masih menatap Chanyeol dan beberapa detik kemudian ia mengangguk pelan.

"Nasi Goreng sudah siap. Chaa Baekhyun makanlah" seru Eomma Chanyeol lalu menyodorkan piring dan sendok pada Baekhyun. Baekhyun masih tak berani bergerak karena ia masih merasa asing dengan keadaan seperti ini. Sooyoung yang mengertipun langsung mendekatkan diri lalu mengambilkan nasi goreng kimchi itu untuk Baekhyun.

"Apa kamu bisa makan sendiri ?" tanya Sooyoung. Baekhyun masih tetap diam tak bersuara. Lagi lagi Sooyoung tahu apa yang harus ia lakukan karena naluri keibuannya. Dengan cepat Sooyoung mengambil piring yang sudah berisi nasi goreng kimchi itu. Lalu Sooyoung mengambil posisi duduk disebelah Baekhyun.

"Buka mulutmu Baekhyun" ucap Sooyoung sambil menyodorkan sesendok berisi nasi goreng pada Baekhyun. Dengan ragu Baekhyun membuka mulutnya lalu menerima suapan dari Sooyoung. Chanyeol yang melihat kepolosan Baekhyun hanya bisa tersenyum lalu melanjutkan makan mwalamnya yang kedua.

Kini Sooyoung, Chanyeol dan Baekhyun tengah berada di ruang tengah rumah Chanyeol. Baekhyun duduk disebelah Sooyoung dan Chanyeol duduk di kuris single.

"Nah Baekhyun, sekarang bisa kau katakan dimana rumahmu ?" Sooyoung mengawali membuka suaranya pada Baekhyun. Sooyoung bertanya karena ia tak mau membuat orang tua Baekhyun khawatir. Ia tahu bagaimana rasanya ketika anaknya menghilang. Dulu Chanyeol pernah menghilang dari rumah, namun sebenarnya bukan menghilang hanya saja ia bermain ke rumah Sehun dan ikut Sehun kerumah Neneknya dan tak meminta ijin pada Eommanya. Alhasil itu membuat panik seisi rumah.

Baekhyun masih diam tak berani berbicara, dia menatap baju yang ia pakai dan memainkannya. Sooyoung melarikan tangannya pada tangan Baekhyun dan menggenggamnya erat.

"Tak apa Baekhyun bicaralah. Chanyeol akan mengantarmu pulang" ucap Sooyoung meyakinkan Baekhyun.

"A-aku tak tahu ini dimana. I-ini jauh dari rumahku" suara Baekhyun sedikit gagap dan lirih. Sooyoung dan Chanyeol sama sama mengerutkan keningnya lalu menatap satu sama lain. Sooyoung kembali mencoba berbicara agar Baekhyun berbicara lebih jelas.

"Coba berbicaralah lebih jelas Baek" tangan Sooyoung sedikit mengusap bahu Baekhyun memberi ketenangan. Lama Baekhyun terdiam lagi namun kini Baekhyun menatap Sooyoung dengan mata yang sedikit berkaca.

"E-eomma. E-eomma eoddis-seoyo ?" air mata yang sudah menggenang dipelupuk mata Baekhyun kini sudah terjun bebas dan membasahi pipi tirusnya. Sooyoung tak tahu harus berbuat apa. Baekhyun menangis namun menanyakan keberadaan Eommanya yang Sooyoung tak tahu. Sooyoung menarik Baekhyun kedalam pelukannya untuk menenangkan si kecil. Chanyeol yang melihat segera mendekat pada Baekhyun lalu menggenggam tangannya.

"Ceritalah Baekhyun. Eommaku dan aku tak tahu Eommamu berada dimana, aku tadi menemukanmu di gang sempit dan badanmu sangat lemah. Disekitarmupun tak ada siapa siapa" jelas Chanyeol pada Baekhyun agar Baekhyun mau menceritakkannya. Jujur Chanyeol bingung dengan keadaan Baekhyun.

Baekhyunpun melepaskan pelukkan Sooyoung perlahan. Menatap Sooyoung sebentar lalu menatap Chanyeol.

"S-sebenarnya a-ak"

"Tarik nafasmu dulu Baekhyun. Tenangkan hatimu" ucap Sooyoung. Lalu Baekhyun sedikit menarik nafas dan membuangnya perlahan. Dirasa hati Baekhyun sedikit tenang ia mulai membuka suaranya.

"Sepertinya Eomma sengaja meninggalkanku disana. Ditempat Chanyeol Hyung menemukanku" ucapnya sambil menunduk. Sooyoung melebarkan matanya masih bingung dengan apa yang dibicarakan Baekhyun. Chanyeolpun sama, dia hanya bisa memandangi Baekhyun dengan wajah bingungnya.

"Yang aku ingat. Pagi pagi sekali Eomma membangunkanku lalu mengajakku naik mobil entah itu mobil siapa dan aku kembali tertidur didalam mobil. Namun Eomma membangunkanku lagi lalu mengajakku duduk disebuah taman dekat sekolah" Baekhyun sedikit menjeda ceritanya untuk sedikit kembali mengambil nafas.

"Tak lama Eomma memintaku untuk menunggunya sebentar karena ia akan membeli minuman dan makanan untukku. Namun sampai siangpun Eomma tak kembali. Lalu Hujan datang dan aku tak tahu harus kemana jadi aku bersembunyi di gang dan berteduh disitu" ucapnya final lalu menunduk kembali. Sooyoung merasa kasihan pada Baekhyun. Chanyeol lalu memeluk tubuh kurus Baekhyun.

"Jangan sedih Baekhyun. Ada aku disini. Kau bisa menganggapku Hyungmu" ucap Chanyeol sambil mengusap punggu Baekhyun. Tak lama Sooyoung bergabung memeluk mereka berdua.

"Chaa...Sekarang kalian tidur ini sudah malam. Besok kita bicarakan lagi. Kau juga butuh istirahat yang cukup Baekhyun. Tubuhmu masih lemah" Sooyoung mengusap rambut coklat Baekhyun yang sedikit kasar mungkin karena ia tak mandi seharian ini.

"Nah Channie ajak baekhyun tidur dikamarmu dan suruh dia mandi terlebih dulu"

"Tapi aku tak punyak baju kecil Eomma. Bajukku besar semua"

Sooyoung menatap tubuh anaknnya yang sangat tinggi itu lalu melihat pada tubuh Baekhyun yang sangat kecil.

"Tak apa Chan. Besok kita belikan baju untukkunya" Sooyoung tersenyum pada anaknya.

"Ne Eomma. Jalljayo" Chanyeol lalu mencium pipi Eommanya.

"Jalljayo Sayang. Jalljayo Baekhyun" balas Sooyoung lalu memeluk tubuh Baekhyun sebentar.

Chanyeol dan Baekhyun sudah berada di kamar Chanyeol. Si tinggi sedang sibuk memilihkan baju yang sedikit kecil agar tidak terlalu besar ketika dipaakai Baekhyun. Baekhyunpun hanya bisa memandangi Chanyeol dari ranjang king size milik Chanyeol. Matanya kembali menelisik kamar Chanyeol. Kamar itu bercat putih bersih. Barang barang yang berada dikamar Chanyeolpun serba putih. Ketika Baekhyun matanya mengamati setiap sudut kamar itu, tiba tiba dia dikagetkan dengan jeberadaan Chanyeok yang sudah berdiri didepannya.

"Eouhh! H-hyung" Chanyeolpun hanya tersenyum lebar melihat ekspresi Baekhyun. Lalu tangan besarnya mengukurkan satu setel baju dan handuk untuk Baekhyun.

"Chaa... Sekarang mandilah dulu Baekhyun" Baekhyunpun mengambil baju yang diberikan Chanyeol lalu berjalan menuju kamar mandi di kamar Chanyeol.

Chanyeol membawa tubuh tingginya menuju ranjang King Sizenya. Bersandar pada headboard dan memainkan ponselnya. Jemari besarnya menari diatas layar berukuran 6inc itu.

Ia masih bertukar pesan dengan Sehun dan membicarakan soal Baekhyun. Chanyeol kembali teringat denga cerita Baekhyu beberapa waktu yang lalu. Bagaimana seorang Eomma tega meninggalkan anaknya didaerah yang jauh dari rumahnya. Sedangkan anak kecil itu masih tak tahu arah rumahnya.

"Apa Eommanya memang berniat untuk membuat Baekhyun ?" gumamnya seorang diri.

Ceklek

Atensinya berpindah pada suara pintu terbuka dari arah kamar mandi. Chanyeol terkejut dengan apa yang berada didepannya sekarang. Baekhyun yang berdiri dengan kaos kebesaran milik Chanyeol dengan rambut yang masih basah. Chanyeol menelan ludahnya kasar. Kenapa tiba tiba suhu kamarnya menjadi sedikit panas.

Baekhyun mendekat kearah Chanyeol yang berada diranjang.

"Hyung aku sudah selesai. Aku tidur dimana?" tanya Baekhyun dengan ekspresi polosnya. Entah kenapa Chanyeol melihat Baekhyun yang setelah mandi sangat menggemaskan.

Baekhyun menunggu jawaban Chanyeol namun Namja bertubuh tinggi itu masih diam saja. Tangan kurusnya ia lambaikan didepan wajah Chanyeol. Tak lama Chanyeol kembali sadar.

"A-ah kau tidur disini Baekhyun dimana lagi. Tempat tidurnya hanya satu. Lagian ini cukup untuk kita berdua" jawab Chanyeol lalu menepuk sisian tempat tidur yang kosong. Baekhyunpun mengangguk dan tersenyum manis. Chanyeol terpanah dengan senyuman Baekhyun. Senyuman itu sangat manis. Apalagi matanya yang akan hilang ketika bibirnya tersenyum. Itu terlihat seperti Puppy yang lucu.

Baekhyun naik keatas ranjang Chanyeol. Ketika ia naik kaos yang digunakannya tersingkap keatas sedikit hingga menampakkan paha putihnya. Mata Chanyeol melotot dan hampir keluar. Pemandangan didepannya membuatnya kembali menelan ludahnya kasar. Paha itu sangat mulus.

"Kau tak menggunakan celananya Baekhyun?" tanya Chanyeol untuk sedikit menghilangkan pikiran kotornya. Yang dipanggil segera menoleh lalu menggeleng pelan.

"Ani Hyung. Celanamu terlalu besar. Percuma aku memakainya itu akan terus turun ketika aku berjalan" diiringi cengiran khas anak kecil. Chanyeolpun ingat bahwa tubuh Baekhyun sangat kurus jadi celananya yang paling kecilpun akan tetap kebesaran ketika dipakai Baekhyun.

"Jalljayo Chanyeol Hyung" ucap Baekhyun lalu memejamkan kepalanya. Chanyeol kembali memperhatikan wajah Baekhyun. Wajahnya amat sangat cantik untuk ukuran wajah Namja. Tangannya ingin menyuntuh pipi Baekhyun namun ia urungkan karena takut mengganggu tidur Baekhyun. Chanyeol beralih kebawah tubuh Baekhyun dan memakaikannya selimut tebal. Namu saat akan memakaikannya Chanyeol melihat sesuatu pada paha dalam Baekhyun. Chanyeol perhatikan lebih dekat ternyata itu sebuah luka yang sepertinya baru terlihat dari warnanya yang masih sedikit kemerahan.

"Apa Eommamu menyiksamu Baekhyun ?" kembali Chanyeol bergumam. Entah kenapa pemikirannya menuju kesana. Ia merasa ada yang janggal pada Eomma Baekhyun. Namun Chanyeol tak ambil pusing dan segera menutup tubuh Baekhyun dengan selimut dan Chanyeol ikut bergabung tidur disebelah Baekhyun.

"Jalljayo Baekhyunee"

Tebeceeeee

Annyeong...

Pinkeu bawah Cerita baru nihh. Padahal My Secretary aja belum kelar hahaha

Tapi tenang aku bakal gantian update nya. Aku akan adil kok hehe.

Piye piye The Sincere Love ? Bagus gak ? B aja yaaaa ?

Seperti biasa review juceyoo ''

Salam Chanbaek is REAL...