Bagian 1
Hari ini adalah hari Senin di awal bulan Desember, semua orang sudah kembali beraktifitas, meskipun udara benar-benar sudah memasuki 12 derajat selsius. Yah, namanya juga kehidupan di Seoul, kalian tidak akan bisa hidup jika tidak bekerja. Jalanan yang macet, udara yang dingin, dan keinginan untuk berdiam diri dirumah dirasakan semua orang, tak terkecuali oleh seorang wanita yang bernama lengkap Lee Sungmin ini.
Lee Sungmin, wanita yang sudah berumur dua puluh tiga tahun –namun terlihat seperti yang masih berumur delapan belas ini menggerutu didepan halte bus, hampir semua orang yang melihat dirinya menggelengkan kepala. Mungkin yang ada difikiran mereka, kenapa ada anak dibawah umur sendirian di hari yang sangat dingin ini?
"Hoy Lee Sungmin!" Seorang wanita berteriak dari kejauhan, dan hal itu membuat semua orang yang berada disana melihat ke arahnya. 'Aku hanya memanggil Lee Sungmin, kenapa mereka semua melihat kearahku? Apa mereka semua bernama Lee Sungmin?' Pikirnya bodoh.
Wanita tersebut berlari kearah halte dan langsung memeluk Sungmin erat. "Lee Sungmin!" Teriaknya lagi heboh dan langsung menerima pukulan sayang- sebenarnya agak sakit di punggungnya. "Berhenti memanggil namaku, Hyukjae bodoh!" Bisik Sungmin ditelinga wanita itu, "Namaku Lee Eunhyuk, bukan Hyukjae. Eun-hyuk. Dengar itu?" Eunhyuk melepaskan pelukan mereka dan menatap tajam Sungmin, "Hah, terserahmu sajalah."
Lee Hyukjae –Maksudku Lee Eunhyuk, adalah teman sedari kecil Lee Sungmin. Mereka memang satu marga, tetapi bukan berarti mereka adalah keluarga. Eunhyuk anak tunggal, sedangkan Sungmin memiliki satu kakak laki-laki.
Sungmin memasuki bus dan disusul oleh Eunhyuk. Untungnya, bus tidak terlalu penuh, masih banyak kursi tersisa. "Jadi, apa rencanamu hari ini?" Tanya Eunhyuk ketika mereka berdua sudah duduk. Sungmin menerawang keluar kaca bus, dan menggelengkan kepalanya, "Tidak ada. Aku masih mencari pekerjaan lain. Aku tidak bisa bekerja di tempat itu lagi Eunhyuk-ah.."
Wanita bergummy smile itu berdecih pelan, "Kenapa kau baru sadar sekarang Min? Sudah sedari dulu aku menyuruhmu untuk pergi dari perusahaan si Jungmo gila itu. Dia sudah menyakitimu! Haish, aku jadi kesal sendiri!" Eunhyuk menatap Sungmin tajam.
"Yah! Kenapa kau jadi kesal padaku sih? Sudah sedari dulu aku ingin keluar dari sana, aku hanya menunggu waktu yang pas saja!"
Eunhyuk memutar bola matanya malas, "Tidak usah memasang wajah kesal seperti itu juga Sungmin-ah, kau itu tidak menyeramkan." Ujarnya sambil mencubit Sungmin. "Aw! Sakit bodoh!" Gerutu Sungmin, mencoba menatap tajam lagi kearah Eunhyuk. "Tidak usah memanggilku bodoh lagi, jika bodoh, aku tidak akan menghasilkan sesuatu!"
"Memangnya kau menghasilkan apa?" Pandangan Sungmin mengikuti gerakan tangan Eunhyuk yang memasukkan tangannya kedalam tas kecilnya itu. "Ini." Ucap Eunhyuk sambil menyerahkan selembar kertas yang sudah terlipat tidak beraturan.
"Apa ini Eunhyuk-ah? Nota tagihanmu?" Wanita itu berdecih mendengar ucapan Sungmin. "Jangan menghina dulu. Baca."
Mata Sungmin mulai membaca deretan kata yang berada di kertas itu, dan menatap bingung kearah Eunhyuk, "Tiket audisi untuk menjadi dancer? Kau tidak sakit kan Hyuk? Sudah lama aku tidak menari!" Eunhyuk menjentikkan jarinya, "Sudah kuduga jawabanmu akan seperti ini. Dan aku sudah mencari jalan keluarnya."
"Apa jalan keluar dari ini semua?"
Eunhyuk mendekati wajahnya kearah Sungmin, dan membisikan sesuatu di telinga wanita itu, "Blue Sky.."
"MWO?! Blue hmphh-" Eunhyuk reflek menutup mulut Sungmin ketika merasa bahwa sahabatnya itu akan mengatakan semuanya secara terang-terangan.
"Haish Sungmin-ah! Jangan berisik bisa tidak?! Kau mengatakan aku berisik, tetapi sebenarnya kau yang paling berisik diantara kita berdua." Sungmin menepuk paha Eunhyuk dengan brutal, dan hal itu berhasil membuat Eunhyuk melepaskan tangannya dari mulut Sungmin.
Sungmin menggerutu pelan sebelum melihat kembali kearah kertas yang sedari tadi masih digenggamnya erat. "Bagaimana bisa kau mendapatkan ini, Hyuk? Sihir apa yang kau gunakan? Kau tidak mencurinya kan?"
Eunhyuk menghela nafasnya pelan, "Kau ini memang sesuatu sekali ya Min. Bukannya kau berterimakasih kepadaku, kau malah menyangka yang tidak-tidak."
"Aku tidak menyangka yang tidak-tidak, kok."
"Tapi?"
"Aku menyangka yang iya-iya." Jawabnya polos sambil terkekeh pelan.
Aw! Berhenti memukul kepalaku!" –Dan dihadiahi pukulan telak di kepalanya.
Sungmin mengelus bagian kepala yang barusan dipukul dengan-tidak-berperasaan- oleh Eunhyuk, "Jadi, Bagaimana caramu mendapatkan tiket ini?"
Eunhyuk tersenyum dan mengibas-ngibaskan tangannya, "Itu hal mudah. Aku mempunyai teman yang menjadi staff di agensi yang menaungi Blue Sky, dan dia memberikanku satu tiket untuk mengikuti audisi menjadi dancer saat aku berulangtahun kemarin, dan ternyata audisi ini dibuka untuk menjadi dancer dari Blue Sky! Aku tahu kau menyukai Blue Sky, dan aku tahu dulu kau juga pandai menari. Jadi aku memohon kepada temanku itu untuk memberikan satu tiket tambahan untukku. Lihat kan Min? Aku sudah berkorban untukmu, demi kau, aku harus mengikuti keinginannya untuk pergi berkencan sehari!" Ungkap Eunhyuk berkobar-kobar.
Sungmin mengedipkan matanya berulang kali, "Wow…"
"Wow? Hanya itu Min?"
"Aku masih tidak percaya Hyuk. Blue Sky… Kyuhyun, Siwon, Donghae, Yesung wow.. mereka idolaku! Dan aku berkesempatan untuk di audisi menjadi dancer mereka? Ini tidak bisa dipercaya!" Sungmin menatap kearah Eunhyuk yang sedang menaik turunkan kedua alisnya berulang kali, "Huwaaa terimakasih ikan asinkuuu!" Teriak Sungmin sambil memeluk Eunhyuk. Membuahkan tatapan heran dari semua penumpang yang ada di bus tersebut.
Eunhyuk menepuk-nepuk punggung Sungmin, "Berhenti membuatku malu, Sungmin-ah. Kau boleh berterimakasih kepadaku jika kau sudah diterima menjadi dancer dari mereka. Sekarang, ayo latihan untuk membuat tubuh buntet ini menjadi langsing kembali!" Ucapan itu membuat Sungmin tersadar dan melepaskan pelukan mereka dan menatap kembali Eunhyuk dengan tajam.
"Wae?" Tanya Eunhyuk. "Aku tidak buntet! Aku hanya tidak bisa bertambah tinggi lagi!" Gerutu Sungmin membuat Eunhyuk terkekeh. "Ya, terserah kau lah Sungmin-ah." –Dan membuat Sungmin kembali menatap Eunhyuk tajam.
"Berhenti menatapku seperti itu Min, kau membuatku seperti seorang ahjumma yang mencuri permen dari anak kecil. Lebih baik sekarang kita bersiap untuk turun."
Sungmin menyadari satu hal lagi, dia sama sekali tidak punya tujuan sejak pertama kali menaiki bus ini tadi, dia hanya mengikuti instruksi Eunhyuk untuk berkumpul di halte bus. Apa ini sudah bagian dari rencana wanita ikan asin itu? "Mau kemana kita, Hyuk?"
"Tentu saja kita akan belajar dance Min-ah. Aku akan mengajarimu lagi. Kau harus ingat waktu kita terbatas."
"Memang kapan audisinya?"
"Besok."
"APA?! YANG BENAR SAJA KAU!"
Dan kita bisa mendengar suara teriakan Sungmin mengisi seluruh bagian dari bus itu.
To Be Continued
ps: Kritik dan saran diperlukan. terimakasih :)
