Apa yang akan kau lakukan jika berada di posisi ku? Menyukai seseorang ,yang bahkan tak pernah melihat mu sama sekali.

Aku selalu ingin berada di sekitar nya. Dekat dengannya. Menjadi seseorang yang selalu dapat di andalkan.

Namun aku sadar, untuk melakukan itu semua aku harus mengorbankan banyak hal. Termasuk orang terdekatku. - Jongin.

Chap 1.

Begin

Pukul 08.00

Awal tahun ajaran baru di mulai. Semua siswa harus mengakhiri segala kesenangan mereka, dan kembali berkutat dengan buku-buku tebal. Tidak ada lagi kasur empuk tempat mereka menghabiskan waktu untuk bermalas-malasan. Yang ada hanyalah bangku dan meja kayu yang keras, yang sialnya harus mereka tempati dalam waktu 12 jam di setiap hatinya.

Sekolah ini tidak jauh berbeda dengan sekolah lainnya. Yang membedakannya hanyalah sebuah tembok kasat mata, antara si kaya dan si miskin. Status keluarga di sekolah ini sangat lah penting. Jika kau tak kaya, maka kau harus cerdas. Namun jangan harap jika otak mu dapat mengalahkan dompet tebal mereka. Mungkin itu lah gambaran umum tentang sekolah ini, yang tentu saja sudah di ketahui oleh semua orang di dalamnya.

Tahun ajaran baru berarti kelas baru. Teman baru, musuh baru, dan suasana baru . Begitu pula dengan kelas 2-1. Kelas ini adalah salah satu kelas unggulan, yang tentu saja dengan sengaja di ciptakan oleh para orang tua.

Alasannya cukup mudah. Jika anak mu masuk ke dalam kelas unggulan, maka anak mu akan di kenal dengan image anak pintar, dan itu akan memudahkan mereka untuk masuk ke univesitas ternama. Lalu alasan lainnya adalah, tentu saja untuk membedakan status anak mu.

Kelas ini bukan lah murni tempat untuk anak-anak cerdas seperti di sekolah lainnya. Kau mungkin bisa menghitung berapa dari mereka yang benar-benar cerdas, karena sekali lagi kelas ini adalah hasil permainan uang para orang tua murid untuk pencitraan anak-anak mereka.

Jika kau menemukan si Jeon Wonwoo ataupun Lee Daehwi di sana, hal itu akan sangat wajar. Namun jika Kim Jongin-

"Yak! Kenapa kau ada disini hitam?!" Itu adalah suara cempreng dari seorang wanita yang sudah sibuk menunjuk-nunjuk jidat pria di depannya,Kim Jongin.

"Kenapa kau berlebihan sekali?! Kau saja bisa masuk, masa aku tidak!" Jongin balas menunjuk-nunjuk jidat gadis itu.

"Sialan kau! Setidaknya aku masuk kelas unggulan sebelum nya. Tidak sepertimu!" Jongin merasa tidak perduli. Dan tanpa permisi ia menabrak bahu wanita itu dan segera masuk ke dalam kelasnya.

Kondisi kelasnya tidak jauh berbeda dengan reaksi yang di berikan Sejeong. Semua orang mulai bergunjing, menyambut kedatangannya.

"Apa aku sebegitu tidak pantasnya yah masuk kemari?" Jongin mendengus keras tanpa menghiraukan orang-orang yang mulai menatapnya.

"Sana kau, duduk yang jauh sana. Aku tak ingin berada di dek-hmmppp "

"Sudah-sudah. Diam! Memangnya siapa yang ingin duduk di dekat manusia cerewet seperti mu,hah?!" Jongin segera melepaskan jepitan jarinya dari bibir Sejeong.

"Yak! Aku ini sepupu mu,hitam!!"

"Kau juga hitam!"bibir Sejeong terkatup rapat. Sebenarnya ia tak terima di katai hitam oleh Jongin, namun apa daya bila yang di katakan oleh sepupunya itu benar adanya.

Tanpa menghiraukan Sejeong yang terlihat ingin menangis itu, Jongin segera menuju ke bangku pada deretan paling ujung sebelah kiri, tepat di samping jendela besar. Yah...hitung-hitung cuci mata, batin Jongin.

"Hai Jongin! Kau juga masuk kelas ini?" Seorang pria tinggi tiba-tiba duduk tepat di bangku depan Jongin.

"Apakah sangat aneh aku masuk ke dalam kelas unggulan?"

"Tidak-tidak. Aku, yah aku- aku hanya sangat senang bisa satu kelas lagi dengan mu Jongin." Jongin hanya membalas pria itu dengan senyuman manis nya. Namun setelah beberapa saat kemudian, pandangannya teralihkan dengan datangnya sesosok- tidak, lebih tepatnya segerombolan pria tampan dari arah pintu depan. (Bayangin kelasnya school 2017 oke).

"Oh kau kenal mereka Jongin?" Si pria tinggi kembali berseru. Sementara Jongin menggelengkan kepalanya pelan, tanpa memutuskan pandangannya dari salah satu pria yang berada di gerombolan itu.

"Mereka adalah anak-anak dari donatur sekolah. Dan kau lihat laki-laki yang paling tinggi itu? Ayah nya adalah donatur terbesar di sini. Dia juga digadang-gadang akan menjadi ketua osis untuk periode kali ini."

"Kau tahu mereka? Tapi mengapa aku tidak- maksudku ,aku bahkan tak pernah melihat mereka sekali pun."

"Kau terlalu sibuk dengan game mu itu Jongin." Dan Jongin kembali berdebar saat pria yang sedari tadi ia tatapi itu mengambil bangku tepat di samping Chanyeol, lelaki yang duduk di depannya.

"Kau suka pada Sehun?"

"Y-yak! Ka-kau bicara apa?! Siapa yang suka pada Sehun?!" Jongin merutuki mulut jahanam Chanyeol yang dengan seenaknya berbicara. Namun Jongin lebih merutuki mulutnya yang terlalu nyaring saat berteriak tadi, hingga semua orang di kelas itu menatapnya aneh, termasuk Sehun dan kawan-kawannya.

"Tapi ia sudah punya seseorang Jongin. Kau lihat wanita yang duduk paling depan di deretan nomer dua itu? Kabarnya Sehun sudah menyukai gadis itu sejak lama." Jongin sedikit melengkungkan bibir nya. Tapi ia segera mengembalikan wajah cerianya dan memukuli Chanyeol.

"Aw- sakit Jongin! Ingat kau itu juga pria, walaupun kau manis! Lengan ku pasti memar." Jongin kembali menyerang Chanyeol, namun kali ini ia lebih memilih untuk menggigit lengan kekar pria itu.

"Akh!"

"Rasakan itu! Dan satu lagi, aku tidak manis Park Chanyeol!" Sementara itu, sosok pria lain yang duduk di sebelah Jongin tengah memandangi pria itu dengan ekspresi yang susah ditebak.

'Menarik.'

- School 2016 -

Setelah beberapa menit kemudian, seluruh kelas sudah terisi penuh oleh para murid yang sebagian besarnya merupakan mantan siswa kelas unggulan di kelas satu tahun lalu. Tak lama kemudian seorang guru wanita masuk dengan langkah tegasnya, bahkan suara ketukan high heels 3cm nya terdengar menggema di ruang kelas itu.

"Perkenalkan, nama ku adalah Kahi. Dan aku akan menjadi wali kelas kalian mulai dari hari ini. Dan satu hal yang harus kalian ketahui adalah, aku tidak akan segan-segan bertindak tegas pada SIAPAPUN yang melanggar peraturan yang berlaku di kelas mau pun di sekolah ini."

Semua murid yang sebelum nya terlihat mengacuhkan wanita itu perlahan-lahan mulai memusatkan perhatian mereka pada sang guru.

"Dan mulai dari sekarang, Kim Jonghyun akan menjadi ketua kelas di kelas ini. Ada pertanyaan?"

"Saem, bukan kah Kris akan menjadi ketua osis kali ini. Mengapa tidak dia saja yang menjadi ketua kelas?" Seorang pria bernama Kang Daniel berseru .

"Aku tidak percaya dengan orang seperti kalian."

Hening.

"Memangnya orang seperti apa Kami ini?!" Kris yang awalnya terlihat diam pun akhirnya mulai mengeluarkan suaranya.

"Kalian adalah orang yang selalu mengandalkan uang dan kekuatan yang kalian miliki. Kalian kira aku tak tahu apa yang selama ini kalian lakukan di sekolah ini? Masuk kedalam kelas unggulan selama dua tahun berturut-turut karena kekuasaan orang tua kalian. Dan kau Kris, aku tidak takut dengan kekuasaan yang dimiliki oleh ayah mu itu." Dan sesaat setelah guru Kahi mengakhiri kalimatnya bel tanda istirahat pun berbunyi.

Brakkk

Seorang pria dari arah sudut kelas menendang kursi yang berada di depan nya dengan keras, dan berkata pelan, "Ikut aku sialan!". Namun saat kaki nya mulai melangkah mendekati pintu, guru Kahi berseru dengan tegasnya.

"Kau mau kemana Kang Dongho?!"

"Apakah kau tuli,saem? Itu bel istirah. Tentu saja aku ingin istirahat. Dan kau Lee Daehwi! Apa kau tak dengar perintah ku?!" Dengan takut lelaki bernama Lee Daehwi itu berdiri dan mengekori Dongho yang sudah keluar dari kelas. Sementara guru Kahi hanya tersenyum miring. Dan beberapa saat kemudian ia juga pergi meninggalkan kelas tersebut.

"Kang Dongho sialan!" Seorang gadis tiba-tiba berdesis emosi.

"Kau kenapa Yebin?" Sejeong segera bertanya pada gadis yang berada di samping kanan nya itu setelah mendengar desisan gadis itu tentu nya.

"Tidak apa apa. Aku hanya tidak suka dengan perangai pria itu."

"Eyy...jangan seperti itu. Nanti kau suka lagi dengannya." Yebin hanya memutar bola matanya malas, "Suka pantat ku! Aku tak akan pernah menyukai nya." Yebin berkata dengan mantap, sementara Sejeong hanya tersenyum menatap temannya itu.

"Tapi kalau ku lihat-lihat, kau terlihat sedikit mirip dengan Kang Dongho, marga kalian pun sama. Ku rasa kalian jodoh."

"Kau gila,hah?!"

Bahkan jika hanya Dongho laki-laki yang tersisa di dunia pun, Yebin tak akan mau bersama pria itu.

"Yah sudah, kalau begitu kita ke kantin saja,oke. Sekalian aku ingin mengenalkanmu pada sepupu hitam ku itu." Telunjuk Sejeong merunjuk pada Jongin yang sedang menatapnya dengan kesal.

"Aku tak mau pergi dengan mu, sialan!" Jongin segera keluar dari kelas melewati pintu belakang, sedangkan Sejeong yang duduk di deretan depan pun buru-buru mengejarnya, tak lupa dengan menarik tangan Yebin.

"Eyy...jangan marah begitu hitam. Kau tak boleh ketus pada sepupu cantikmu ini." Sejeong mengibas rambutnya, setelah berhasil mengamit lengan kurus Jongin. Sementara Jongin dan Yebin dengan kompaknya memutar bola mata mereka.

"Let's go!" Lalu Sejeong kembali berujar dengan random nya.

' Punya salah apa paman ku, hingga memiliki putri seperti ini?!'

'Dosa apa aku hingga gadis setan ini kembali jadi teman sekelasku. Sudah cukup satu tahun kemarin, mengapa harus satu tahun lagi?!'

"Sialan"/"Sialan". Jongin dan Yebin berseru bersama.

"Kalian kenapa? Kalian sedang bertelepati tanpa ku,hah?! Mengaku saja! " Jongin segera membekap mulut jahanam itu dengan tangan kiri nya, sedangkan Yebin sudah menyembunyikan wajah nya menahan malu.

- School 2016 -

"Dimana rokok ku?!"

"M-maaf... Aku belum mendapatkan uang. Ka-kau tau bukan jika harga rokok itu-"

Brakk

"Kau tahu bukan jika aku tak suka di bantah, sialan?!" Pria bertubuh lebih besar itu menendang tumpukan kursi di sebelahnya, hingga pria yang ada di hadapannya itu kesulitan untuk meneguk air liurnya.

"B-besok. Besok aku akan belikan." Pemuda kecil itu makin menundukkan pandangannya, bahkan suaranya terdengan seperti semilir angin, terlalu pelan.

"Pegang janji mu sialan! Jika tidak aku benar-benar akan menghabisi mu."

Brakk

Laki-laki bertubuh kekar itu pun pergi setelah berhasil menendang perut sang pemuda yang lebih kecil dari nya, hingga tubuh pemuda itu terbentur dengan tumpukan kursi.

"Akh..." Pemuda itu hanya bisa merintih, mengasihani nasibnya sendiri.

"A-aku takut bu...aku benar-benar takut hiks... Aku hiks... Aku takut hiks... Hikss..."

- School 2016 -

"Kenapa kau ada disini? Bukan kah kau ingin pergi merokok tadi?"

"Si sialan itu tidak membawa rokoknya. Hah... Mood ku benar-benar hancur hari ini."

Pria kekar itu pun hanya menarik bangku di samping teman-teman nya. Mood nya benar-benar hancur karena tak berhasil merokok tadi.

"Sehun apa yang kau lakukan,hah? Mata mu bisa copot jika melihatinya seperti itu!" Pemuda bernama Kang Daniel itu hanya bisa menggelengkan kepalanya. Ia heran dengan teman pucatnya satu itu, temannya itu terlalu bodoh karena mengejar seseorang yang bahkan tak pernah melihatnya barang sedikit pun.

"Kau tahu bukan, jika vampire satu ini sangat tergila-gila dengan gadis jalang itu." Si ketua berseru.

"Kris, apa yang akan kau lakukan untuk melawan guru itu? Kau lihat bukan bagaimana ia mempermalukan kita tadi." Seru pria manis di seberangnya .

"Entah lah. Ku kira cara biasa tidak akan mempan untuk nya. Aku akan memikirkannya nanti. Dan untuk sementara ini, aku harap kalian bisa bersikap dengan baik selagi aku memikirkan cara nya." Dan seruan itu di angguki oleh seluruh teman-temannya .

'Setidaknya...guru itu harus benar-benar jera dan menyesal dengan kata-kata yang ia berikan tadi.'

"Yak! Ini minuman ku sialan!"

"Kau pelit dengan kekasihmu sendiri,hah?!"

"Yak Kang Daniel!"

"Yak Park Jihoon!"

Brakk

"Yak kalian berdua! Apa kalian tidak bisa diam eoh?!" Pemuda bermarga Ong yang awalnya hanya diam saja itu pun akhirnya berseru kesal. Pasangan yang ada di hadapannya itu selalu saja seperti itu, bertengkar seperti orang gila.

Krieet

"Kau mau kemana Gyu?" Sehun bertanya saat melihat pemuda yang sedari tadi diam di sampingnya berdiri secara tiba-tiba .

"Aku ingin ke perpustakaan."

"Kau ingin belajar lagi eoh?" Jihoon menimpali.

"Ehm. Kau tahu bukan jika kita sekelas dengan si nerd itu. Dan si nerd itu terkenal sekali dengan kepandaiannya, aku tak ingin di kalahkan oleh seorang nerd ." Jawabnya panjang lebar.

"Kau hanya tinggal menyuruh ayah mu untuk melakukan seperti yang sebelumnya."

"Kau gila. Kau lupa siapa Kahi saem? Aku mungkin bisa mendapat nilai sempurna di seluruh mata pelajaran lainnya. Namun tidak di mata pelajarannya. Dan ayahku mungkin akan benar-benar menghabisi ku."

"Ya...ya. ku rasa harus ada seseorang yang menghentikan obsesi ayah mu itu." Mingyu hanya tersenyum kecut dan pergi dari kantin.

' Jika aku tidak dapat menghadapi guru killer itu, maka si nerd itu yang akan ku habisi.'

"Aku juga pergi duluan."

"Kenapa cepat sekali Hun?"

"Ah... Aku sudah kenyang. Lagi pula aku ingin buang air kecil." Jihoon berdecih. "Kenyang, atau karena si jalang itu sudah pergi hah?". Kang Daniel memberikan jempolnya pada sang kekasih, ia bangga sekali dengan keberanian Jihoon.

"Pergilah Hun. Lagi pula sebentar lagi bel masuk berbunyi. Kalian juga, ingat kita harus mematuhi segala aturan gila itu setidaknya jika kalian tidak ingin berurusan dengan guru sialan itu." Kris sebagai ketua hanya menengahi perdebatan yang mungkin akan terjadi saat itu. Tak lama kemudian satu persatu dari mereka meninggalkan kantin dan menyisakan seorang pemuda yang masih betah duduk di kursinya.

"Kau juga menatapnya?" Pemuda itu sedikit terkejut ketika seseorang dengan tiba-tiba berbicara di sebelah telinganya. Dan pemuda itu hanya bisa mengepalkan tangannya saat melihat siapa orang tersebut.

"Kau tahu? Ku kira, kita menyukai orang yang sama."

"Sialan." Orang tersebut hanya mengedikkan bahu nya acuh, dan segera pergi menjauhi pemuda yang masih setia menduduki kursi nya itu.

'Aku akan menghabisimu, Kim!'

- School 2016 -

Bel pulang sebentar lagi akan berbunyi. Bisa kita lihat wajah-wajah lelah para murid mulai berangsur-angsur membaik karena terlalu semangat untuk kembali ke rumah masing-masing. Meskipun jam pertama tadi hanya berlangsung beberapa menit saja (karena upacara penyambutan murid baru), tetapi hal ini tidak berpengaruh dengan jam pelajaran berikut nya. Mereka masih tetap harus belajar selama 12 jam penuh, datang di pukul 8 pagi dan pulang pukul 8 malam. Masih beruntung karena mereka hanya perlu belajar 12 jam saja, jika mereka berada di tingkat akhir mereka mungkin akan belajar hingga 15 jam lamanya karena di tambah dengan jam belajar mandiri nya. (Biasanya kalau habis jam makan malam gitu, mereka belajarnya sendiri. Kalau butuh referensi kalian bisa liat di drama school 2017).

"Baiklah. Kalian bisa pulang semua nya."

"Terima kasih ssaem." Seluruh murid mulai merapikan peralatan tulisnya, dan pergi keluar ruangan satu persatu .

"Jeon Wonwoo, bisakah kau bawakan buku-buku ini ke meja ku. Ssaem ada sedikit keperluan di bagian tata usaha."

"Eum... Aku akan membawanya ssaem."

"Kalau begitu ssaem pergi dulu, oke. Terima kasih Wonwoo." Wonwoo hanya membalas nya dengan sebuah anggukan patuh.

Setelah memakai tasnya, ia pun segera membawa tumpukan buku itu dan pergi menuju kantor guru di lantai satu.

"Jeon Wonwoo!" Baru saja Wonwoo menapakkan kaki nya di ruang guru, ada seseorang yang memanggil nama nya.

"Jeon Wonwoo!" Orang itu bahkan memanggil nama nya dengan sedikit keras karena tidak mendapatkan reaksi apapun dari Wonwoo.

Srett

"Lepaskan!"

"Bisa kah kau gunakan telinga dan mulutmu itu untuk merespon ku hah?! Jangan diam saja sialan."

"Kim Mingyu, aku tak punya urusan apapun dengan mu."

"Aku hanya memperingatkan mu sekali saja Jeon Wonwoo, mundur...atau aku akan menghancurkan mu." Mingyu semakin mengeratkan genggamannya di pergelangan kiri Wonwoo.

"Aku juga memperingatkan mu Kim Mingyu, lepaskan tangan ku!" Wonwoo menepis genggaman tangan kekar lelaki tan itu, namun hanya berakhir sia-sia.

"Aku tidak main-main Jeon! Jika kau masih mempertahankan ego mu itu, maka tidak hanya kau yang akan ku hancurkan, melainkan ibu mu."

"Jangan macam-macam dengan ibuku brengsek! Kau dan obsesi sialanmu itu- "

Bughh

Mingyu mendorong Wonwoo hingga punggung pria itu membentur dinding dengan keras nya. Dan Wonwoo dapat memastikan jika punggung nya akan memar nanti.

"Ingat kau Jeon! Aku dan obsesi sialan ku ini lah yang akan menghancurkan mu dan ibu mu itu." Lalu tanpa banyak kata lagi Mingyu segera meninggalkan nya sendirian.

' Aku akan memastikan nya sendiri, aku...akan memastikan bagaimana obsesi mu itu akan menghancurkan mu Kim Mingyu. '

- School 2016 -

Tbc.

Note:

Fyuhhh...akhirnya aku ngepost lagi. Kali ini aku balik dengan merombak(?) Cerita ku sendiri. Judul nya emang sama kek yang sebelum nya, dan jalan ceritanya pun masih dalam kisaran yang sama, aku cuma ganti cast dan pairnya supaya lebih banyak variasi. Di ff ini gak ada main pair atau cast utama nya, karena aku pengen buat jalan cerita yang beda2 tiap cast nya. Plis kalo ada kritik dan saran bisa di tulis di kolom komentar, aku bakal seneng banget buat memperbaiki cara penulisan ku di cerita ini

P.s ini bakal update lama perchap nya.