Hadiah kecil dari Tuhan
Naruto © Mashashi Kishimoto
Error Boss
Drabble!
.
.
.
Kedua kelopak matanya terpejam erat. Tak pernah terpikir sebelumnya bahwa Hinata Hyuga akan bisa berdiri di sini bersama orang yang ia cintai. Hari ini adalah Bulan ketujuh tanggal 25 yang notabene adalah saat baginya untuk menikah dengan sang pangeran yang selama ini ia impikan. Seseorang yang sangat Hinata kagumi semenjak mengenal sosok si pirang yang selalu tersenyum hangat pada semua orang, kini senyum itu hanya untuk Hinata seorang.
Pria itu bernama Uzumaki Naruto. Pemuda yang selalu ceria sehingga orang - orang yang ada disekelilingnya pun akan tertawa senang. Memang tidak ada yang menarik lagi dari pria itu bagi sebagian wanita yang ada di dunia ini, namun baginya tentulah seorang Uzumaki Naruto memiliki hal spesial yang ia sukai. Salah satunya adalah dia adalah pria yang selalu bertanggung jawab meski kadang ia selalu menanggung beban itu sendirian.
Tapi itu dulu karena sekarang ia ada di sini untuk membantu beban Naruto yang selama ini ia pikul sendirian. Hinata bukan gadis yang lemah meski sebagian orang masih mencapnya sebagai wanita lemah lembut. Sebagai seorang wanita memang ia harus bisa bersikap lembut, namun ia bukan wanita yang lembek. Hinata adalah wanita yang kuat, bahkan ia bisa meluluhkan seorang Uzumaki Naruto yang terkenal sebagai pria yang keras kepala.
Dengan hal ini ia akan tersenyum sepanjang hari menikmati sunset yang akan terus menampakkan keindahannya. Ia tidak akan sabar untuk menjalani kehidupan mereka sebagai keluarga. Kehidupan yang selama ini diam - diam Hyuga Hinata impikan dalam mimpi indahnya. Semua saat ini menjadi kenyataan berkat kerja kerasnya untuk meluluhkan hati sang militer itu.
Memikirkannya saja sudah membuatnya tersipu malu, wajahnya memerah semerah tomat yang sering ia tanam di kebun rumahnya. Hinata menatap tanah di depannya yang terukir nama sang suami, Uzumaki Naruto. Tangan putih Hinata dengan telaten mengusap Batu nisan itu. Hari ini seharusnya adalah pernikahan mereka, namun ternyata Tuhan ingin menemui calon suaminya jauh lebih cepat. Mati di Medan perang bukankah tugas yang mulia bukan.
Bulan ketujuh hari ke-25 adalah saat dimana Hinata mendapat hadiah kecil dari Tuhan.
Fin.
