Kuroko no Basuke © Fujimaki Tadoshi-ji
Stories © Asia Tetsu.
Warning : banyak!
Rate : T.
Enjoy!
...
"Apa?!, ...-chan mau pindah?"
Gadis yang berusia 9 tahun itu menatap pemuda yang bersurai coklat muda yang mengaguk samar, gadis bermanik salju ini menunduk menutupi wajah polosnya, iris nya melirik laki-laki cilik bersurai biru muda yang menatap gadis ini heran. kedua tangan gadis ini mengepal erat, perasaan gelisah menyelimuti gadis ini, tidak-tidak! dia harus berbicara kepada kedua sahabatnya ini. ia membuka mulut dan berucap. :
"Sebenarnya, aku sama seperti ...-chan, aku juga akan pindah ke Amerika, karena kaa-san dan aku merindukan kakak ku, jadi.. Gomen, ...-kun, kami berdua akan meninggalkan mu sendirian." Jelas gadis ini menahan isak sambil menggegam erat tangan bocah biru itu. tangan sebelah yang tidak genggam gadis itu langsung menghapus air mata dari manik saljunya sambil tersenyum lembut.
"Iie, aku mengerti, Rea. aku juga tidak merasa sendiri, kita bisa memakai ponsel.. Jadi kita bisa berhubungan lewat email atau telphone, benarkan ...-kun?" Tanya bocah bersurai biru muda itu kepada pemuda cilik bersurai coklat.
"Tentu saja, Baka Rea! jangan menangis seperti itu! tertawalah dan tersenyum itu bisa membuat mu bahagia terus, kalau dirimu menangis itu akan menghapus rasa bahagia mu tau!" Jawab dan nasihat bocah itu sambil tersenyum. Gadis bernama Rea itu mengaguk dan menghapus air matanya, sudut bibirnya membentuk cengiran lebar. kakinya melangkah kearah kedua bocah yang mengarahkan kedua telapak mereka agar di genggam olehnya.
"Arigatou, ...-kun, ...-chan."
"Arigatou.."
Terlihat gadis remaja yang sedang mengigau, air matanya keluar dari kelopak mata yang tertutup rapat, kedua belah pipinya banyak bekas air mata yang mengering, nafas berhembus dengan teratur dari bibirnya yang sedikit terbuka, apalagi wajah polos seperti boneka porselein yang terlihat manis dan juga ia yang sedang memeluk erat boneka teddy berbulu putih lembut, benar-benar menggemaskan. Gadis ini melengguh kecil dan menghapus air yang terus mengalir dari kelopak matanya, tanpa menyadari itu air mata miliknya.
"Arigatou ...-kun, ...-chan." Igau gadis ini yang masih tertidur pulas. ya, sebelum bunyi ketukan yang akan mulai mengusik tidur pulasnya.
"Rea bangun!" Seruan suara dari balik pintu kamar milik Rea- yang kita baru tau nama gadis itu, dengan apalagi suara ketukan yang begitu keras membuat Rea terusik dari mimpinya. igauan yang tadinya keluar sekarang terhenti dan berganti lengguhan kecil. Rea menggantikan posisi tidurnya menjadi bantalnya menjadi tutup wajahnya agar meredam teriakan di balik pintu.
"Rea bangun! astaga, sayang sudah jam berapa ini," Seru lembut kembali terdengar di telinga Rea,
Suara ketukan kembali membuat diri gadis bersurai hitam panjang yang sedikit ada beberapa surai berwarna merah ini. mulai mengambil bantal yang berada di wajahnya dan mulai membuka kelopak matanya dengan perlahan, sinar-sinar rembulan mulai menerpa manik salju nya yang belum bisa beradaptasi sepenuhnya, ia mengerjap-ngerjap matanya untuk mengatasi sinar sang bulan yang masih terjaga. Rea beranjak dari tidurnya menjadi duduk dan kemudian merenggang tubuh yang kaku, alis nya mengeryit heran saat sesuatu mengalir di pipinya.
"Are?" Gumam Rea saat menghapus air mata ini, gadis ini terdiam saat mencerna apa yang terjadi, ouh! dia ingat, ternyata mimpi yang seperti kenyataan itu kembali mulai menjajah mimpi indahnya. dia menghela nafas dengan perlahan dan mulai beranjak dari tempatnya. ia mulai kembali mendengar seruan dari seseorang, Rea yang membuka pintu demi keselamatan sang pintu yang akan di buka secara paksa,
"Kaasan, suruh otousan buka seca- aa, kau ternyata sudah bangun, sayang," Ucap wanita berumur 37 tahun, tapi wajah wanita ini terlihat terawat. Rea menatap sayu kepada wanita ini, gadis bermanik salju ini memeluk manja kepada wanita bersurai hitam yang tergerai sepunggung, mata merah wanita ini menatap Rea lucu.
"Okaasan, ada apa? inikan masih jam tiga lewat tiga puluh pagi, memang kita mau kemana?" Tanya Rea menatap nya dengan ngantuk, wanita ini yang mengacak rambut surai hitam Rea , lebih tepatnya- dia ibu Rea, iris snow nya menatap dandanan ibunya yang terlihat rapih, memang kita mau kemana, hmm? otak yang terbilang pintar milik Rea ini mulai berputar, memikirkan kemana dirinya bangun sepagi ini, dia ingat-.
"Rea.. jangan bilang... ka-" Ucapan Ibu terpotong saat anaknya melepaskannya dan kembali memasuk kamarnya dan mulai mengambil potongan pakaian di lemari miliknya dan mulai memasuki kamar mandi.
"Gyaa! aku lupa! Gomenne.. Okaasan!" Teriak Rea di dalam kamar mandi, Ibu hanya dari dua anak ini menggeleng melihat anak gadisnya seperti itu dan menutup pintu kamar milik Rea. Rea mengutuk dirinya yang tidak sengaja melupakan sesuatu yang sepenting ini.
"Dasar! padahal dia yang bersemangat ingin kembali ke jepang, tapi, malah dia bisa melupakan hal itu."
Hiruk pikuk menyelimuti bandara yang terkenal di LA, Amerika ini. terlihat sebuah keluarga yang sedang berbicara sambil menunggu jadwal terbang kedua anak keluarga, suara tawa kecil keluar dari bibir tipis milik mu saat ayah mu mengusap kepala mu dengan sayang, tidak kalah dengan ibu mu yang sedang memeluk dirimu sambil mengelus punggung mungil milik mu.
"Hati-hati ya Rea, terima kasih sudah membantu ibu," Ucap ibu mu sambil mengelus pipi mu dengan lembut. kau mengaguk sambil tersenyum lebar,
"Oh iya, Rea.." kau menoleh saat ayah memanggil nama mu.
"Jaga dirimu baik-baik ya, dan, jika ada sesuatu dengan kalian, jangan lupa hubungi kami." Ucap Ayah kalian berdua sambil tersenyum.
"Tentu saja, Tousan." Ucap dirimu mengaguk dan tertawa kecil saat ayah mu mengelus surai hitam mu dengan lembut.
"Dan, juga setelah sampai, segeralah selesaikan misi mu yang kau bilang itu, jangan sampai ketauaan, nanti seperti musim dingin lalu, yang ketahuan oleh keempat teman mu." Lanjut ayah mu sambil tersenyum mengejek, kau mengembung pipi mu sebal.
"Aku tau, Tousan!"
kedua orang tua mu terkekeh melihat dirimu yang lucu di mata mereka, suara pengumuman penerbangan terdengar bahwa jadwal pesawat yang kau naikki akan lepas landas. kau berpamitan kepada orang tua mu dan berjalan meninggalkan orang tua mu yang berada di bawah sambil menunggu pesawat mu terbang.
"Jaa, Kaasan! Tousan!"
Pesawat yang kau naiki lepas landas, tempat duduk mu berada di dekat jendela, Iris mu tidak henti-hentinya melihat awan yang seperti mengikuti pesawat yang kau tumpangi, otak mu yang masih mengingat mimpi semalam, dirimu tidak bisa mengingat kedua nama bocah dan wajahnya, terasa samar dan sangat susah di ingat. jika kau paksakan kepala mu, pasti sakit. apalagi, mimpi ini sudah lama sekali tidak muncul, tapi sekarang mimpi itu datang kembali. kau menggeleng kepala mu dan mengeluarkan ponsel, jari-jari lentik mu menekan galery photo dan melihat photo-photo teman-teman di sekolah mu, terlihat para senior mu yang semangat berlatih basket, sungguh dirimu sangat kagum kepada senior mu yang memiliki keyakinan yang kuat, apalagi dengan kakak mu dan bayangan nya itu. Aa, kau menjadi mengingat 3 minggu yang lalu saat dirimu akan ke Amerika karena ibu mu ada suatu masalah dan meminta bantuan mu.
(( 3 Minggu yang lalu. ))
Suatu hari, saat team seirin melawan team Shinkyo dan hasilnya, yang di menangkan oleh seirin, sekarang team kalian sedang perjalanan kembali ke majiba. manik mu tanpa henti menatap kedua pemuda berlaian surai ini. mereka terlihat akrab di mata mu mengingatkan dirimu dengan seseorang, ahh. tidak maksud mu dua orang, kau merintih kecil saat kepala mu terasa sakit mengingat sesuatu di kepala mu. sebuah tepukan lembut menyentuh bahu mu, dirimu tersentak dan langsung menoleh kearah orang yang menepuk mu, terlihat kakak kelas perempuan mu menatap mu cemas.
"Rea-chan, Daijoubu?" Tanya Aida menatap mu cemas. dirimu menggeleng kecil dan seraya berkata :
"Un, Daijoubu." Aida mengaguk mengerti sambil mengelus punggung mu, kau sadari, saku blazer mu terasa bergetar. dirimu mengambil ponsel mu yang berada di saku dan melihat, kenapa ponsel mu bergetar? . dirimu membuka flat ponsel mu dan melihat siapa yang menelphone mu.
'Okaasan Call's '
Manik mu menyipit melihat siapa yang menelphone mu, Aida yang melihat mu seperti itu langsung menatap layar ponsel mu, Aida memberi kode agar dirimu mengakat sambungan telphone itu dan hanya di balas dengan anggukan oleh mu, kakak kelas mu langsung meninggalkan dirimu yang sedang mengakat telphone dari ibu mu.
click!
"Hallo Okaasan?" Sapa mu ramah, Kagami yang mendengar dirimu yang memanggil ibu kalian langsung berjalan kearah mu, alis Kagami menukik heran, karena ibu kalian menelphone.
"Hallo sayang." Sapa balik ibu mu, dirimu langsung mendekati ponsel mu di telinga Kagami biar dia bisa mendengar suara ibu kalian. Kagami menarik dirimu agar terdengar suara ibu dengan lebih jelas, dengan cara Kagami merangkul mu.
"Kaasan, ada apa?" Tanya dirimu, suara helaan nafas resah terdengar dari telinga kalian berdua, dirimu mengeryit dahi heran mendengar suara resah dari ibu kalian, Manik salju mu melirik kearah Kagami yang juga sedang melirik dirimu, heran.
"Begini, Butik Kaasan disini sedang ada masalah dan..." penjelasan ibu mu langsung di potong oleh Kagami yang merebut ponsel mu, dirimu hanya mengembung pipi mu tidak suka melihat Kagami yang asal merebut dan memotong pembicaraan ibu kalian.
"Masalah apa Kaasan?! , siapa yang membuat masalah?! aku akan kesana?!" tanya Kagami panjang lebar tanpa henti.
Dirimu hanya menggeleng kepala mu, melihat kakak mu seperti itu. manik mu melihat ke depan jalan, tempat dimana team kalian sudah berjalan menjauh dari kalian berada, mungkin Aida sudah memberi tau kepada mereka, bahwa kau dan Kagami akan menyusul ke majiba.
"Sayang, tidak usah seperti itu. hanya masalah kecil, dan. kau tidak perlu ke Amerika," jawab ibu kalian, dengan lembut. Kagami mengaguk mengerti dan tidak mengerti untuk mu,
"Jadi, masalah kecil itu apa Kaasan?" tanya Kagam dengan nada halus, dirimu menarik Kagami ke kursi panjang yang berada tidak jauh dari tempat kalian berdiri, dirimu menepuk tempat kosong yang berada di sebelah mu, Kagami melihat mu langsung mengaguk kecil dan duduk di sebelah mu.
"Begini, di butik Okaasan ada masalah, dan. Kaasan, tidak bisa mengurusi masalah itu, karena kaasan membantu tousan tugas keluar kota disini. jadi, kaasan mau Rea datang ke amerika untuk berapa minggu," Iris scarlet Kagami melirik mu yang mengaguk kecil dan berkata 'baiklah.', bibir mu juga membentuk sumringan kecil agar menyakini kakak mu,
"Tentu saja, Kaasan." Jawab Kagami tersenyum lebar, kalian bisa mendengar helaan nafas lega setelah Kagami mengucapkan 'tentu saja.', memang, ibu kalian sangat menyukai perkejaan butik nya yang sudah lama dikerjakan itu.
"Yokkata, kaasan pasti menelphone pihak sekolah kalian, agar bisa mengizinkan Rea agar bisa ke amerika, baiklah. jaga dirimu baik-baik ya Taiga, dan nanti akan Kaasan hubungi mu lagi." Ujar dan pamit ibu kalian lembut,
"Hai, Kaasan."
Suara telphone di tutup terdengar di telinga kalian, helaan nafas lega juga terdengar di bibir dirimu dan Kagami, tangan mu mengambil ponsel mu dan memasukan kembali ke saku blazer mu. "Ne, oniichan." Saut mu, Kagami melirik mu yang sedang menatap langit sore, dengan dahi.
"Ada apa?" Tanya Kagami, pemuda bersurai gradasi ini tau, ada yang aneh dari manik snow adiknya.
"Jangan meremehkan lawan mu nanti, dan. masih banyak team yang paling kuat dari pada anggota kisedai itu, jadi berhati-hatilah dan jaga emosi konyol mu,"
"dan, berhentilah sementara waktu, kalau kondisi mu kurang baik. dirimu akan mengalami cedera." Nasehat mu panjang lebar,
Kagami mengaguk mengerti, tunggu. kenapa dia yang di nasehati oleh mu? Siapa yang menjadi kakak disini ? Kau atau dia? urat kesal kakak mu mulai bermuculan seiring nasehat mu yang keluar dari bibir mu. tangannya sudah beracang-ancang untuk mencubit pipi mu dengan gemasnya.
"Kau mengertikan, Taiga?" Tanya mu melirik kakak mu, dirimu langsung bergedik takut karena melihat aura suram di sekitar kakak mu dan apalagi tatapan iris scarlet nya menatap mu tajam,
"Ha'i, onee...chan.." Jawab Kagami dengan suara ambigu membuat mu semakin takut. tangan Kagami mulai menarik pipi mu dengan gemas.
"O-ouch! ini sakit Taiga!" Seru mu menarik tangan kakak mu agar menjauh, tetapi hasilnya Nol, dirimu tidak bisa menjauhkan tangan Kagami,
"Sumimmasen, Oneechan~~ aku ingin mendengar nasehat oneechan lagi~~," dirimu hanya bergedik takut mendengar suara kakak mu, seperti pria tua yang penyuka gadis sma. menjijikan.
"Rea-san, Kagami-kun. kalian berdua di lihat orang disini." Kakak beradik ini langsung menoleh saat mendengar suara kosong yang berada di depan kalian, manik mu dan Kagami melihat samar-samar pemuda berbalut sweater seirin, kau dan kakak mu mengerjap untuk melihat jelas pemuda di depan kalian.
"Kuroko/ Tetsuya-kun! Sejak kapan kau di sana!" Seru kalian dengan kompaknya, sang pemuda bersurai biru menatap kosong kearah kalian,
"Sejak Rea-san mengakat sambungan telphone, Rea-san bukannya merasakan diriku bukan?" Tanya Kuroko, dirimu hanya menggaruk kecil pipi mu gugup, memang. kau sudah merasakan sejak tadi, karena dirimu terlalu penasaran dengan masalah ibu mu.
"Hai, aku sudah merasakannya. tetapi, karena penasaran masalah ibu..." dirimu terdiam, otak mu terasa berputar merekam kejadian yang hampir sama seperti ini, bibir mu bergetar saat kepala mu terasa sakit.
"I-iittai," rintih mu, Kagami dan Kuroko langsung bergerak kearah mu, Kuroko langsung menepuk pundak mu dan Kagami juga langsung mengelus rambut mu, manik mu membulat saat mereka lakukan seperti ini.
Jantung dan otak mu tidak berfungsi dengan singkron, kejadian ini kembali menyetak otak mu yang sedang memutarkan ribuan video yang kau tidak mengerti, kedua anak laki-laki dan satu anak perempuan. menangis, tertawa, dan... basket. Kedua manik mu sedikit demi sedikit gelap, kau mengerjap pelan agar suasana gelap yang mulai menggoroti cahaya yang berada di penglihatan mu, agar menghilang. bibir mu tidak henti-hentinya merintih, suara kakak mu dan Kuroko hanya terdengar angin yang sedang bertiup.
Mata mu mulai menutup seiring cahaya mata mu menghilang, rasa gelap menyelimuti penglihatan mu, kau tidak melihat apa-apa lagi hanya hitam dan gelap, tanpa mendengar suara-suara yang berteriak nama mu dengan khawatir.
Setelah itu, kau tidak mengingat apa yang terjadi, kau hanya mengingat bahwa dirimu sudah terbangun di kamar mu dengan dahi di tempelkan oleh kain basah, dan kakak mu membawa sup jagung hangat untuk dirimu, Kagami memberi tahu mu bahwa kau tidak sadarkan diri setelah menjelaskan rasa penasaran mu dan setelah itu, dirimu mendesah pasrah, sungguh. kau sempat mengira, kalau kau ini adalah renkarnasi dari mereka, gila- memang. tetapi, rekaman ini selalu terekam di otak dan, apalagi. ini selalu terjadi saat melihat Kuroko.
"Hahhh.." Helaan nafas kembali keluar di bibir mu, lelah. mungkin, ingatan ini selalu berputar-putar membuat dirimu sakit kepala.
"Excuse me, Miss. Are you okay?" Kau tersentak saat seseorang menepuk bahu mu, manik mu langsung melihat seorang gadis cantik memakai pakaian semi-formal melihat mu khawatir, gadis ini duduk di sebelah mu, dirimu memperkirakan dengan analisa mu bahwa gadis ini lebih tua 3 tahun dari mu.
"Aa, I'm fine, thanks." Ujar mu tersenyum gugup, gadis itu tertawa kecil melihat gugup karena nya menyadari dirimu tengah melamun, manik mu menerawang ke langit luar,
biru. mengingatkan mu dengan pemuda datar itu, walau, kau tau bahwa pemuda itu pandai mengendalikan ekspresinya, Kuroko Tetsuya.
"Got crush?" tanya kembali gadis itu, kau langsung menggeleng kepala mu dengan cepat dan berkata, :
"tentu saja tidak, ehh!" gadis itu terkekeh kecil saat dirimu berucap gugup, kau mengingat bahwa pesawat ini ke jepang, tentu saja, sebagian dari penumpang pesawat ini mengerti bahasa jepang dan berbicara bahasa jepang.
"Sou, jadi kau berpikir apa onna?"
Dirimu terdiam, hari ini memang klub basket sedang bertanding dengan klub shuntoku, klub yang mengalahkan klub mu tahun lalu, sekarang kau tidak tau. bagaimana dengan nasib klub mu, apalagi disana ada si Shooter dari kiseki no sedai, kau mengepal tangan mu dan berkata untuk menjawab, :
"Aku sedang berpikir bagaimana nasib teman-teman ku disana, semoga saja mereka berhasil."
BERSAMBUNG!
(A/N.) :" Huehhh, Akhirnya FFn ini jadi juga,:""3 *sujud* Asia sudah berusaha semaksimal mungkin, untuk membuat ffn ini dari masa-masa tegang ujian dan ujian praktik, tetapi, karena otak asia sudah penuh dengan cerita ffn ini, dan hasilnya ffn ini.:"3
okay dengan ini FFN Endless love di nyatakan discounted!*ketukpentungan* nyehehe, Asia mengambil keputusan untuk mengambil nama 'Rea' dari Readers. kalian bisa menggantinya dengan nama readers, dan. kalian tau.. wattpad asia terblokir hueehhh:"""" *plakk . jadi asia harus membuat baru hiks dan apalagi sedikit lagi ujian nasional menghadang asia:""*pundung*
Kuroko :" Asia-san, otaknya tergeser."*liatasiapundung*
midorin:" itu karna ujian dan tugas praktek dirinya yng padat 'nodayo. jadi asia seperti itu.."
Akashi :" Sudahlah, biarkan Asia menggila dan, kalian baca terdahalu ffn endless love, agar mengerti jalan ini.. Ryota, daiki, atsushi. tolong tutup ffn gaje.."
AoKiseMura:" Arigatou Gozaimasu.. sudah membaca ffn ini gaje~~."
RnR Please,
Asia Tetsu.
