Cast : Luhan, Oh Sehun, Byun Baekhyun, dan segenap member EXO lainnya

Genre : School Life, Romance, Chapter ke depan mungkin NC-17 (?)

Warning : Yaoi, typo, OOC.

.

.

.

.

.

-2010-

"Chagiya, tunggu disini, aku akan membawakanmu sesuatu"

Dengan langkah terburu-buru namja itu berlari menjauhi kekasihnya, memasang wajah penuh senyuman yang membuatnya terlihat semakin tampan. Tatapannya kini tertuju pada sekumpulan mawar putih yang berada di tengah taman. Begitu sampai dideretan bunga tersebut, segera ia memetik beberapa dan hendak berlari kencang jika saja saat membalikkan badan ia tidak menabrak seseorang.

"Ya! Seenaknya saja menabrak. Kemana matamu." Teriak seorang namja cantik, dengan rambut coklat karamel yang kini terduduk dirumput sambil meringis.

"Ah mianhae, aku buru-buru. Ini sebagai permintaan maaf."

Tanpa menunggu lama, namja yang mempunyai kulit seputih susu itu pergi, meninggalkan satu tangkai bunga mawar putih ditangan namja yang tadi ditabraknya. Untung saja dia memetik banyak mawar tadi. Yang menerima malahan bingung untuk apa bunga yang diperolehnya.

"Bunga seperti ini aku juga bisa memetiknya sendiri disitu." Ujar namja yang bernama Luhan sambil membuang bunga tadi dan melanjutkan aktifitas memotretnya, ia tidak mau membuang-buang waktu liburannya yang singkat dan jarang ini. Ya, keluarganya memang termasuk keluarga yang sangat sibuk. Butuh berbulan-bulan untuk membujuk appa-nya agar dapat berlibur bersama.

Kini mata Luhan terus memperhatikan sekeliling, berharap ada suatu objek menarik yang dapat ia abadikan. Dan benar saja, seorang namja sedang memberikan beberapa tangkai bunga pada kekasihnya. Kekasihnya tersebut terlihat menawan, ah mungkin karena kulitnya yang berbeda dengan orang korea lainnya, sedikit lebih hitam dan wajahnya terlihat sangat bahagia. Sayangnya, Luhan tidak dapat melihat wajah namja yang tengah memberikan bunga itu, karena posisinya tepat membelakangi kamera. Yang terlihat jelas hanya bagian belakang sweaternya bertuliskan MOD.

"Ah pasti lelaki itu yang tadi menabrakku." Gumamnya dan langsung pergi meninggalkan taman itu.

"Sehunie, gomawo..." sayup-sayup terdengar seorang namja berkulit tan tadi berterima kasih kepada namjachingunya.

Kau tahu, bahkan sebuah takdir sudah dimulai tanpa disadari. Pertemuan yang dianggap tak berarti pun terkadang menjadi sebuah tanda, bahwa sebuah cerita baru sudah berjalan.

.

.

.

.

-2013-

Hari ini kantin sekolah sedang ramai-ramainya dipenuhi oleh para yeoja yang bersemangat membicarakan comeback-nya boyband yang paling digemari banyak wanita, apalagi jika bukan EXO. Dan itu membuat minoritas namja dikantin risih mendengarnya. Namun tidak begitu dengan satu namja yang duduk sendirian dipojok kantin, dia sama sekali tidak peduli dengan apa yang sedang dibicarakan orang sekitarnya. Oh Sehun namanya, yang kini sedang sibuk melahap ramyun didepannya.

"Sehun-ah, kau seperti sudah tidak makan selama 7 bulan!" Teriak Chanyeol yang kini sudah ada dihadapan Sehun. Sehun hanya terkekeh mendengar penuturan sahabatnya itu. Ya, Chanyeol adalah sahabat pertamanya dan satu-satunya sejak ia pindah ke sekolah ini, -Seoul Art High School

Butuh waktu lama untuknya beradaptasi dengan lingkungan barunya, apalagi saat awal-awal kepindahannya dia selalu diburu oleh puluhan yeoja dan namja yang tak henti-hentinya meneriaki namanya, bahkan pernah ada seorang namja berbadan kekar memintanya menjadi ukenya. Sehun yang mendengarnya langsung memukul wajah namja tak tahu diri itu tepat dihidungnya. Bagaimana bisa seorang atlet karate bersabuk hitam dikatakan cantik dan diminta menjadi seorang uke.

Sejak ia mengenal Chanyeol-lah hidupnya jadi lebih tenang, yeoja atau bahkan namja aneh yang mendekatinya berkurang dan bahkan sudah tidak ada, bisa ditebak kan, semua karena mulut Chayeol yang tidak segan-segan menceramahi siapa saja yang mendekati sahabatnya, sungguh menguntungkan buat Sehun.

"Sehun-ah, temani aku ke ruang guru,ne? Tadi ketua kelas menyuruhku mengambil buku PR yang tadi dikumpulkan."

"Aissh, kau mengganggu makanku saja. Ne..ne. Setelah ini ya."

.

.

"Hyung, bagaimana tadi malam? Apakah appamu marah karena kau pulang larut?" tanya seorang namja dengan ekspresi penasarannya.

"Ani, aku mengatakan pergi bersamamu, jadi dia tidak marah."

"Ah untunglah. Aku takut Hyung tidak boleh bermain bersamaku lagi." Namja tersebut menenggak softdrink-nya hingga habis dan langsung melempar kaleng minuman itu ditempat sampah yang berada tak jauh dari tempatnya berjalan.

"Santai saja, selama itu kau, Appa tidak akan marah." Jawab namja satunya.

"Hyung, aku masih haus... kau minum lambat sekali, sini untukku saja." Ucapnya lagi seraya menarik paksa minuman yang digenggam oleh namja yang dipanggilnya Hyung tadi.

"Yak! Byun Baekhyun! ini milikku." Pemandangan tarik-menarik seperti ini memang sudah terlalu sering terjadi. Mereka memang berteman sejak kecil, namun umur mereka terpaut 1 tahun. Karena itu baekhyun memanggilnya Hyung.

Mimik muka baekhyun berubah jahil, ia bermaksud melepaskan tangannya dari minuman kaleng itu, sehingga Hyungnya akan kaget. Dan benar saja, saat baekhyun melepas genggamannya, namja cantik itu tersentak sehingga tanggannya terayun kebelakang dan softdrink tersebut lepas.

Dua orang namja yang kebetulan lewat dibelakang mereka nampaknya sedang tidak beruntung, terutama namja berkulit putih pucat yang kini sedang terpaku ditempatnya dengan keadaan muka yang basah, tak jauh dari ia berdiri tergeletak minuman kaleng yang diperebutkan Hyung dan hobaenya tadi.

"Luhan, kau yang salah!"

"Yak, mengapa saat seperti ini kau tidak memanggilku Hyung! Kau yang mengagetkanku Baekhyun-ah!. Ottokhe..." Lelaki itu gemetaran, namun langsung berinisiatif menghampiri namja yang bahkan wajahnya sudah sangat jelas terlihat jengkel.

"Mi-mian..." ucap Luhan, yang langsung terputus saat Baekhyun menghampiri mereka dan memegang pundak namja yang mukanya basah itu.

"Siapa namamu, mmm Sehun-ssi!" Ujarnya ketika melihat name tag yang ada diseragam lelaki itu, dilihat dari warna name tagnya sudah jelas bahwa dia seangkatan dengan Baekhyun. Yang diamati Baekhyun malahan mematung, mungkin ia terlalu kesal sampai-sampai tidak tahu harus melakukan apa selain mengepalkan tangannya. Sedangkan Chayeol yang tadi bersamanya telah menjauh, dia tidak mau berurusan dengan Sehun yang sedang jengkel.

"Sehun-ssi, aku tau Hyung-ku bersalah, dia memang bodoh. Tapi lebih bodoh lagi orang yang jelas-jelas tau ada kaleng yang menghampirinya namun ia tidak menghindar, untuk itu aku minta maaf. Lagipula wajahmu sepertinya baik, kau tidak pantas untuk marah. Gomawo. Saranghae chingu!" Baekhyun yang seolah mengolok Sehun itu langsung pergi menarik Hyung-nya yang semakin ketakutan karena sikap Baekhyun yang tidak sopan, mimik wajah Sehun semakin mengerikan dan tiba-tiba dia memukulkan kepalan jarinya ke tembok yang berada disampingnya.

.

.

.

"Baekhyunie, kau tadi berani sekali hahahahaha" tawa Luhan meledak ketika mereka mengingat kejadian tadi. Baekhyun yang mendengarnya tidak merespon apa-apa, melainkan masuk ke ruang kelasnya dan menarik dua buah kursi ke depan pintu kelas. Hobae yang berumur 1 tahun dibawah Luhan kini mempersilahkan Hyung-nya untuk duduk.

"Jika aku tidak seperti itu kau pasti sudah menangis meminta maaf bukan? Harga diriku sebagai adikmu akan jatuh melihat Hyung-nya seperti itu."

"Aishh, siapa juga yang akan menangis! Tapi tadi itu memang menyelamatkanku. Gomawo Baekhyunie." Ujarnya sambil mengacak-acak rambut lelaki disampingnya. Baekhyun yang mendapat perlakuan seperti itu langsung berteriak meminta Hyung-nya berhenti.

"Hyung! Kau tidak tahu berapa lama aku merapihkan rambutku tadi pa..." ucapannya terhenti saat Baekhyun mendongakkan wajahnya. Orang didepannya pun tak kalah kaget, matanya sedikit membulat. Bagaimana tidak wajah kedua-nya kini hanya berjarak sekitar sepuluh centimeter saja.

"Hyung.."

"N-Ne baekhyunie."

Nyaring suara bel masuk menyadarkan mereka dari kegiatan tatap menatap yang mereka lakukan. Keduanya memang sedikit salah tingkah setelah kejadian tadi. Baekhyun pun segera berdiri dan diikuti Luhan yang langsung meminta izin untuk kembali ke kelasnya.

"Hei, sudah masuk. Mau sampai kapan kalian berpacaran didepan kelas!" Terdengar suara Kris dari dalam kelas. Keduanya hanya tertawa mendengarnya.

"Yak! Kris!, bagaimana bisa aku berpacaran dengan adikku. Jika denganmu mungkin saja aku bisa" jawab Luhan dengan nada menggodanya. Luhan dan Baekhyun memang sudah terkenal dekat, karena itu baik teman Luhan maupun teman Baekhyun sudah akrab dengan keduanya.

"Ani,aku tidak suka ahjussi" balas Kris lagi sambil tertawa yang diikuti oleh senyuman Baekhyun.

"Aku bukan ahjussi! Kau lagi Baekhyun, mengapa tersenyum?Kau mengejekku hah?"

"Sudahlah Hyung, nanti gurumu marah kau terlambat." Ucapan Baekhyun pun menjadi perbincangan terakhir mereka bertiga. Luhan berlari ke arah kelasnya begitupula Baekhyun langsung menarik kembali dua kursi yang tadi dia ambil dan menaruhnya lagi pada tempatnya. Tepat saat ia duduk, guru bahasa inggrisnya datang.

.

.

Lorong sekolah sudah mulai sepi ditinggalkan penghuninya. Ya, ini sudah sangat sore, hanya orang-orang yang bertugas membersihkan kelas ataupun mengerjakan tugas kelompok yang masih berada disekolah. Terlihat seorang namja berjalan di halaman sekolah dengan santai, pelajaran hari ini memang membuat otaknya cukup mengalami konsleting.

"Baekhyunie tugas mengepel ku sudah selesai, ayo kita pulang" Suara kecil itu sayup terdengar dari lantai atas, mungkin lantai dua pikir namja itu. Sedangkan dia tetap berjalan perlahan menuju gerbang sekolah sampai sebuah siraman air kembali membuatnya mematung.

"Byun..ba..baek..hyun. Sepertinya a..aku mengenai seseorang." Suara itu kembali terdengar dan terasa bergetar. Jelas sekali bahwa orang yang ada di lantai atas adalah Luhan dan Baekhyun. Keduanya memang selalu menemani apabila salah satu dari mereka ada yang bertugas piket. Dan kebetulan hari ini Luhan yang bertugas.

"Sudah kubilang, airnya besok saja kau buang pagi-pagi. Lagipula iseng sekali kau membuangnya dari atas Hyung." Ujar Baekhyun yang sudah tidak asing lagi dengan kecerobohan Hyung-nya itu. Luhan yang kebingungan akhirnya membuka suara,

"KAU YANG DIBAWAH. MIANHAE.. JEONGMAL MIANGAE. DIAM DISITU, AKU AKAN TURUN." Teriak Luhan sambil berlari turun dan menghampiri namja tersebut, matanya membesar ketika tau siapa orang yang dia siram dengan air bekas mengepelnya itu.

.

"Ka..kau..."

Namja didepannya menghela nafas, seperti bersiap akan mengatakan sesuatu, dan benar saja,

"YAK KAU PIKIR KAU SIAPA! APA ADA YANG SALAH DENGAN MATAMU? jangan-jangan matamu tidak berfungsi? Atau kau memang suka menyusahkan orang lain dan membuatnya sengsara? Sepertinya kau senang sekali melihatku basah. Ah aku tau, kau menyukaiku, dan karena aku sangat cuek kau menghalalkan berbagai cara agar berkenalan denganku?" Namja tersebut menarik napasnya dalam, mungkin karena tadi ia berbicara dengan sangat cepat. Sedangkan Luhan sudah memasang wajah sekesal mungkin yang bisa tiba-tiba meledak begitu saja.

"Namaku Sehun, Oh Sehun. Sudah cukup kan berkenalannya, mulai sekarang jangan pernah menggangguku."

.

.

.

TBC. . . .