DIFFERENT

Rated:

T [bisa berubah kapanpun]

Cast:

Park Chanyeol

Byun Baekhyun

Oh Sehun

Xi Luhan

and Other Cast..


Dua kepribadian yang berbeda menjadi saling memiliki. Baekhyun yang gemar berkelahi dengan Chanyeol si ketua Osis yang sangat berwibawa. Sehun si tukang bully dengan Luhan si namja pemalu dan terlihat lemah. Semua itu hanya karena surat cinta sialan milik Luhan. Bagaimana kedua pasangan itu menjalani kisah cintanya? mampukah keempat namja itu bertahan?


Mata rusa milik Luhan tak hentinya menatap lapangan basket yang luas dihadapannya, lebih tepatnya bukan menatap lapangan itu melainkan menatap seseorang yang berada disana. Seseorang yang ia kagumi selama ini.

Park Chanyeol.

Bukan dari jarak dekat memang, melainkan dari jarak yang bisa dikatakan sangat jauh Luhan menatapnya. Ia menatap Chanyeol dari jendela perpustakaan yang berada dilantai ketiga gedung ini.

Namun, itulah tempat kesukaannya. Dimana ia bisa melihat lelaki tinggi itu lepas tertawa setelah bermain basket dengan mudahnya. Tanpa ada pengganggu sama sekali.

Meski matanya menatap Chanyeol, tangan Luhan dengan lihai menggoreskan tinta disebuah kertas. Menumpahkan semua perasaannya kepada Chanyeol di kertas itu. Entah perasaan kagum ataupun perasaan cinta.

Ya.. itulah yang sering Luhan lakukan selama ini. Membuat surat cinta seperti remaja kebanyakan namun bedanya ia tak pernah memberikan surat cinta itu kepada Chanyeol. Ia selalu menyimpannya. Dengan alasan, ia takut Chanyeol akan menolaknya.

Tetapi kali ini mungkin pengecualian, Luhan dengan segala keberanian yang ia kumpulkan selama setahun belakangan ini akan mengirimkan suratnya kepada Park Chanyeol. Maka dari itu, ia harus memastikan bahwa suratnya harus sebagus mungkin.

Meski sudah mengumpulkan keberanian, Luhan tetaplah Luhan. Seorang remaja kutu buku yang sangatlah pemalu. Maka dari itu, ia menuliskan secret admirer pada nama pengirim surat itu. Dengan alasan, setidaknya ia tak akan merasa malu jika saja Chanyeol menolak suratnya.

Setelah keluar dari perpustakaan, Luhan melangkahkan kakinya pada tempat loker siswa. Ia berjalan menyusuri beberapa loker untuk menemukan loker milik Chanyeol. Langkahnya pun akhirnya terhenti didepan sebuah loker yang berisikan banyak surat cinta tertempel disana.

Entah mengapa dada Luhan terasa sedikit sesak, bukan karena banyaknya surat cinta yang tertempel pada loker Chanyeol yang berada dihadapannya. Tetapi lebih tepatnya ia merasa sesak karena ia kecewa pada dirinya sendiri.

Mengapa ia begitu pengecut untuk mengirim surat cinta? Mengapa ia membutuhkan waktu hampir setahun lamanya untuk mengirim sebuah surat cinta saja?

Tak ingin kecewa lebih lama, Luhan segera membuka tasnya mengambil sebuah surat berwarna biru muda. Setelah itu, ia ingin segera menempel surat itu lalu pergi.

Namun keberuntungan tak berpihak padanya. Ketika Luhan hendak menempelkan surat itu, sebuah suara menginterupsi membuatnya mengurungkan niatnya untuk menempelkan surat itu pada loker Chanyeol.

"apa yang kau lakukan disana?" suara itu menghentikan pergerakan Luhan. Luhan menoleh kearah sumber suara dan menemukan seseorang yang mengerikan dalam hidupnya ada disana. Dia adalah Oh Sehun. Seseorang yang pernah membullynya dulu. Saat mereka berdua sama sama duduk dibangku JHS.

"ti-tidak ada" Luhan menggenggam suratnya erat agar sehun tak melihatnya.

Alis Sehun berkerut bingung, ia berjalan mendekati Luhan membuat lelaki bermata rusa itu gugup. Luhan semakin mengeratkan genggaman suratnya. Seringaian terlihat dibibir Sehun saat ia berhenti tak begitu jauh dari Luhan "lalu apa yang kau lakukan eoh? Mencuri?"

Kepala Luhan menggeleng dengan cepat, ia menatap Sehun ketakutan "ak-aku ti-tidak men-mencuri, ak-aku ber-bersumpah"

"benarkah? Menurutmu jika orang lain yang berada disini apa ia akan berpikiran sama denganku?"

Tak ada jawaban dari Luhan, Ia hanya menundukkan kepalanya tak berani menatap Sehun yang entah mengapa terasa jauh lebih menakutkan ketimbang biasanya.

"aish jinja, aku seperti berbicara dengan patung saja" Sehun menghembuskan nafasnya kesal. "yak! Kau bisa bicara tidak?"

"ma-maaf" Luhan membungkukan tubuhnya yang hanya ditanggapi dengan decihan Sehun. "ta-tapi bi-bisakah aku me-meminta to-tolong pa-padamu?"

Sehun menatap Luhan dengan senyuman meremehkan terlihat jelas dibibirnya "kau meminta tolong padaku? Kau serius?"

Kepala Luhan mengangguk cepat, ia menangkupkan kedua telapak tangannya didepan dadanya "ku mo- mohon p-padamu, sehun-ssi. To-tolong lupa-kan k-kejadian h-hari ini"

"yasudah bagaimana jika kita membuat kesepakatan saja?" tawar Sehun kepada Luhan, seringaian iblis sangat jelas tercetak dibibirnya. "turuti semua keinginanku dan aku akan melupakan semua tindakanmu hari ini, bagaimana?"

Luhan dengan refleks mengangguk. Ia tak menyadari bahwa kesepakatan ini sangatlah tidak adil. Mungkin Luhan tak memikirkan konsekuensinya jika ia membuat kesepakatan dengan Sehun yang menyerupai jelmaan iblis terkejam abad ini. Karena yang terpenting dipikirannya saat ini adalah pergi dari hadapan Sehun.

"keinginanku saat ini adalah.." Sehun mengeluskan jemari pada dagunya, seperti dalam pose pose orang berfikir serius "temui Byun Baekhyun di jalan gang kecil belakang gedung sekolah sekarang!" perintah Sehun.

Dengan kecepatan kilat, Luhan langsung berlari menuju belakang gedung sekolah meninggalkan Sehun yang sekarang sedang tertawa keras.


"kau terlalu percaya diri! Kau pikir pertarungan kali ini aku akan bertekuk lutut padamu hah? Jangan harap!"

"aku pastikan kau bahkan akan mati, Byun!"

Jemari lentik milik Baekhyun terkepal kuat, ia menatap sosok dihadapannya dengan tatapan mematikan. Seringaian iblis muncul dibibirnya. Pukulan keras pun melayang dari tangannya.

"brengsek kau, Bang Yongguk!"

Lelaki yang dipanggil Yongguk pun tersungkur seketika. Darah segar terlihat jelas diujung bibirnya. "sialan kau!"

"kau telah melewati batas keparat! Kau benar benar telah memulai perang" Baekhyun dan seluruh temannya yang berseragam sama pun menyerang Yongguk dan teman temannya.

Sebuah tongkat kayu melayang kearah tubuh mungil Baekhyun namun dengan cepat Baekhyun menghindarinya dan menjatuhkan kayu itu, ia berbalik dan menatap seseorang yang hendak menyerangnya "kau takkan bisa melawanku, brengsek" Baekhyun pun berbalik melawan dengan tangan kosong.

Baekhyun memang terkenal sebagai master of tawuran sehingga ia pun bisa melawan semua musuhnya tanpa alat dan dengan tangan kosong. Ia benar benar petarung sejati yang ganas dan menakutkan berbeda sekali dengan wajahnya yang justru terlihat sangat imut.

Disisi lain, Langkah kaki Luhan terhenti ketika ia mendapati segerombolan anak sekolah sedang baku hantam dihadapannya. Ia meringis ketika melihat segerombolan anak sekolah saling memukul sampai berdarah.

Ini adalah pertama kalinya Luhan melihat kekerasan dihadapannya langsung, selama ini Luhan selalu hidup dalam keluarga yang sangat menjunjung tinggi kedamaian. Hal ini membuat Luhan sangat ketakutan, terutama saat ia melihat darah mengalir pada salah satu dari mereka.

Tubuh Luhan gemetar hebat, peluh membasahi wajahnya. Ia menelan ludahnya sendiri tak mampu melangkah kembali. Kakinya seolah olah beku ditempat. Ia benar benar ingin menangis kencang saat ini. Oh tuhan! Sungguh Luhan tak ingin mati dalam keadaan ketakutan seperti ini.

Luhan benar benar merutuki dirinya sendiri yang mau saja dikerjai oleh si iblis Oh Sehun. Dan lagi pula kenapa ia baru sadar jika gang sempit ini adalah kawasan tawuran? Ish.. Luhan benar benar bodoh.

Menyadari ada seseorang yang sedang berdiri tak jauh dari area perkelahian antar sekolah. Baekhyun pun memilih untuk keluar dari sana dan menghampiri orang tersebut. Ia seolah olah tuli ketika lawannya memaki Baekhyun yang meninggalkan perkelahian seperti pengecut.

"yak baek! Kau ingin kemana eoh?" teriak Daehyun yang melihat Baekhyun berjalan menjauh. Namun Baekhyun sama sekali tak menjawabnya ia hanya fokus pada orang asing yang merintih ketakutan.

Baekhyun menatap khawatir sosok dihadapannya yang sedang menutup matanya dengan ketakutan. "t-"t-tolong aku, t-tolong aku" lirih Luhan dengan bibir yang gemetar.

Baekhyun pun menarik lengan Luhan dan membawanya menjauh dari gang kecil itu. mereka pun memilih menjauh ke jalanan raya yang ramai akan orang orang berlalu lalang. "aku akan membawamu menjauh dari sini"

Jemari Baekhyun menyentuh pundak Luhan dengan pelan ketika mereka telah berhenti "kau baik baik saja?"

"akh" teriak Luhan saat ia membuka matanya dan menemukan wajah penuh memar milik Baekhyun. "m-maaf aku hanya kaget" Luhan segera membungkukan tubuhnya namun ditahan Baekhyun.

"ini bukan waktunya untuk meminta maaf" dengus Baekhyun.

"mengapa kau ketempat berbahaya seperti tadi? Apa kau tak tahu bahwa gang ini adalah tempatnya anak anak tawuran?"

"a-aku t-tahu" Luhan menatap Baekhyun dengan tatapan bersalah "m-maaf t-telah merepotkanmu"

Baekhyun hanya memutar matanya malas mendengar ucapan maaf Luhan "mengapa kau selalu meminta maaf eoh? aku tak butuh maafmu asal kau tahu"

Kepala Luhan semakin menunduk dalam. Ia takut Baekhyun akan memukulnya seperti ia memukul anak anak sekolah lain barusan.

Melihat tingkah Luhan, Baekhyun hanya menghela nafasnya panjang "siapa yang menyuruhmu datang kemari?"

"tidak ada"

"kau tak perlu berbohong, aku yakin orang sepertimu tak memiliki urusan disini" Baekhyun melembutkan suaranya "jadi, siapa yang menyuruhmu?"

Luhan mengangkat kepalanya dan melihat wajah memar Baekhyun dengan tatapan khawatir "apa itu sakit?"

"yak! Luhan-ssi" Baekhyun menatap name tag Luhan "aku bertanya padamu, tolong jangan mengalihkan pembicaraan"

"m-maaf" Luhan menunduk kembali "Oh Sehun, dia yang menyuruhku menemuimu"

"menemuiku? Untuk apa? Aku tak memiliki urusan dengannya".

"a-aku rasa dia sedang menjahiliku" ucap Luhan dengan menunduk dalam.

Baekhyun pun segera mengepalkan jemarinya dengan amarah yang meluap. "shit! Dia gila menjahilimu dengan menyuruhmu kesini, jika tak ada aku mungkin kau akan babak belur"

Ia pun menatap Luhan kembali "pulanglah! Lain kali jangan kesana lagi. Tempat itu tak aman untukmu"

"te-terima kasih"

Luhan pun berjalan menuju gerbang sekolah yang tak jauh dari sana. Baekhyun hanya menatap punggung luhan dengan tatapan kasihan. Ia yakin pasti si keparat Oh Sehun mempunyai rencana jahat terhadap luhan yang entah apapun itu.

Mata Baekhyun pun teralihkan saat ia tak sengaja melihat beberapa siswa bertampang urakan sepertinya berlari berlari, ia pun tersenyum sinis "aku yakin segerombolan tikus itu menghentikan acara kami lagi"


"hei hentikan! Stop" beberapa siswa dengan pakaian seragam rapih menuju tempat tawuran yang sedang berlangsung.

Melihat beberapa siswa yang mendekat para siswa disana hanya memutar bola matanya malas "lagi lagi diganggu segerombolan tikus" dengus Yongguk. Ia pun menatap Daehyun dengan senyuman liciknya "aku akan pergi dulu, sampaikan salamku pada si keparat Byun itu" Daehyun hanya mengangguk kecil membalas ucapan Yongguk.

Melihat para anggota osis mendekat kearah para pelaku tawuran. Para pelaku tawuran pun kabur seketika dan hanya beberapa saja yang tertangkap. Pastinya yang tertangkap adalah anak anak yang baru terlibat tawuran.

Chanyeol hanya berdiri dengan tenang tak jauh dari sana. Ia menatap beberapa siswa berlarian namun ia tak menemukan sosok kecil membahayakan, Byun Baekhyun. "kemana kira kira si Byun itu?" tanya Chanyeol entah pada siapa.

"kau merindukannya?" tanya Sehun yang entah dari kapan berada disisinya.

"apa kau fikir aku akan melakukan hal tak berguna seperti itu?" Chanyeol tersenyum tampan yang hanya dibalas decihan dari Sehun.

Tiba tiba ada dua orang anak lelaki mendekat "kami tidak menemukan Byun Baekhyun disini, sunbae. kami pikir Baekhyun tak terlibat tawuran kali ini"


Baekhyun kembali ke tempat perkelahian dan menemukan keadaan sudah sepi. Ia hanya menghela napas panjang melihat tetesan darah dan beberapa balok kayu yang patah berceceran disana. Namun yang membuat ia semakin frustasi adalah beberapa temannya pasti ditangkap segerobolan tikus.

Ya segerombolan tikus itu adalah para osis yang sok suci.

Tak lama atensi Baekhyun pun teralihkan pada sepucuk surat yang sudah kusut berwarna biru terjatuh ditanah. Ia memungutnya dan membacanya. Ia tertawa remeh ketika ia melihat bahwa itu adalah surat cinta untuk Chanyeol.

"secret admirer? Kira kira siapa ya?" tanya Baekhyun entah kepada siapa.

Baekhyun terdiam lama lalu ia pun menyadari bahwa surat itu ada ditempat Luhan berdiri. "Luhan terlalu berharga untuk keparat menyebalkan seperti si tower ini" gumamnya.

Ia pun memasukkan surat itu pada saku celananya berniat untuk mengembalikannya nanti. Tentunya setelah ia membalaskan semua perbuatan Sehun terhadap Luhan.


Ketegangan menyelimuti ruangan osis SM high school. Semua siswa yang ada disana menunduk tak berani mengangkat kepala ketika guru Choi sedang dalam keadaan mengamuk sepeti sekarang, tak terkecuali sang ketua osis, Park Chanyeol.

"tak bisakah kalian mengurus kuman kecil seperti Baekhyun?" guru Choi menatap sekelilingnya dengan mata yang membulat lebar "bagaimana mungkin kalian tidak bisa menangkap Byun cilik itu hah?"

"anu pak, Baekhyun tak ada disana. Kami sudah mengeceknya namun ia sungguh tak berada disana" ucap salah satu dari mereka.

Guru Choi tertawa keras membuat para siswa semakin merinding "kalian pikir siapa yang menciptakan perkelahian ini jika bukan Baekhyun hah?" teriak guru Choi "Si iblis kerdil itu pasti bersembunyi"

"kami pasti akan menghukumnya dengan hukuman terberat setelah menemukannya" Chanyeol pun membuka suaranya setelah sekian lama ia bungkam.

Chanyeol adalah sosok yang sangat dihormati oleh seluruh sekolah tak terkecuali guru Choi. Ia tak pernah melanggar janjinya dan terlihat sangat bijaksana sebagai ketua osis. Maka dari itu setelah mendengar pernyataan Chanyeol guru Choi segera menyetujuinya.

"baiklah, akan ku pegang janjimu" guru Choi bangkit dari tempat duduknya dan berjalan mendekati pintu "jika kau menemukannya, segera laporkan padaku. Aku akan membuatnya menyesal pernah hidup didunia ini" lanjutnya dengan seriangaian jelas dibibirnya.

Namun belum sempat guru Choi berjalan mendekati pintu. Seseorang telah mendobrak pintu ruangan itu seperti orang mengamuk. Semua siswa disana sangat terkejut melihat siapa yang datang. Ia adalah Baekhyun sosok siswa buronan yang baru saja dibicarakan.

"yak! Oh sehun! Kau benar benar gila. Kau mau mencari mati hah?" teriak Baekhyun. Ia berjalan mendekati Sehun lalu menarik kerah lelaki yang lebih tinggi darinya itu.

"ap-apa s-salahku eoh?" Sehun menatap Baekhyun takut.

"kau telah menjebak Luhan brengsek! Jika tak ada aku mungkin ia akan mati disana!" Baekhyun mengepalkan tangannya bersiap siap memberikan satu pukulan pada pipi putih Sehun.

Namun belum sempat ia melayangkan pukulan, seseorang telah menahan lengannya "kau tak bisa memukulnya disini. Ini masih daerah kekuasaan osis"

Mendengar suara bass milik Chanyeol menginterupsi, Baekhyun hanya berdecih "kau pikir aku takut hah?"

"kau telah memasukki sarang harimau, Byun!" kini guru Choi yang bersuara. Dia menatap Baekhyun penuh kemenangan.

Tawa sakartis Baekhyun terdengar "kalian harimau dan aku singa. Mau bertarung?" tawarnya dengan nada mengejek.

Tiba tiba beberapa siswa mengunci tubuh Baekhyun dengan memegang kedua lengannya, Baekhyun hanya tersenyum sinis "pengecut" gumamnya. Ia pun tak mencoba melepaskan diri.

"tidak melawan?" tanya guru Choi.

"aku tak mau mengotori tanganku melawan segerombolan tikus pengecut seperti kalian"

"kau tak takut padaku? Aku guru disini dan kau hanya siswa"

"guru? Aku tak menganggapmu seperti itu, tuan Choi Siwon"

Guru Choi menatap Baekhyun penuh amarah. Ia benar benar ingin membunuh Baekhyun saat ini juga "geledah tubuhnya mungkin saja dia membawa senjata tajam" ia pun menyeringai "dan mungkin saja kita bisa menjebloskannya ke penjara"

Baekhyun hanya berdecih, ia menatap pria yang lebih tua darinya itu dengan tatapan nyalang "aku tak pernah takut dengan ancamanmu, pak tua"

"kau harus berterima kasih pada kakekmu, jika kakekmu bukanlah pemegang saham terbesar sekolah ini. Demi tuhan kau akan ku keluarkan sekarang Baek!"

Sehun adalah orang yang menggeledah tubuh Baekhyun. Lelaki albino itu sama sekali tak berani menatap wajah garang Baekhyun barang se inchi pun. tiba tiba pergerakan sehun terhenti ketika Baekhyun membisikkan "aku rela menyerahkan diriku seperti ini untuk bisa membunuhmu, tuan Oh"

Ia meneguk ludahnya kasar mendengar ancaman Baekhyun. oh tuhan! Lebih baik Sehun dihukum oleh guru Kim yang terkenal killer ketimbang harus berurusan dengan iblis menyeramkan seperti Baekhyun.

Tangan Sehun pun meraba saku celana bahan milik Baekhyun, ia pun menemukan sepucuk surat kusut disana. Ia pun segera lapor kepada guru Choi "aku menemukan surat ini pak!"

Mata Baekhyun melebar ketika ia melihat surat itu ada ditangan sehun "yak! Serahkan surat itu brengsek! Itu bukan milikku"

Guru Choi pun mengambil surat itu dan membacanya. Ia membolakkan matanya dengan ekspressi kaget yang kentara "k-kau?" ia menatap Baekhyun dan Chanyeol gentian.

Chanyeol yang merasa bahwa surat itu ada sangkut paut olehnya pun segera membaca surat berwarna biru itu. Ia pun menatap Baekhyun dengan tatapan tak percaya "kau yang menulis surat ini?"

To: Park Chanyeol

Aku tak tahu harus memulai dari mana. Namun, asal kau tahu aku menyukaimu, Chanyeol-ssi. Selama ini aku memang hanya mampu menatapmu dari kejauhan tanpa bisa sekalipun berbicara denganmu.

Kau tahu? Kau sosok yang sangat mengaggumkan, Chanyeol-ssi. Aku sangat sangat sangat menyukaimu. Dan aku selalu berharap kau berbalik menatapku dan membalas perasaanku juga.

From: secret admirer

Hanya terdengar decihan dari seorang Byun Baekhyun, ia menatap Chanyeol yang menatapnya dengan pandangan menilai "kau pikir aku mau menuliskan kata kata tak berguna seperti itu padamu? No! kau sama sekali bukan tipe ku Park"

Mendengar ucapan Baekhyun, entah mengapa Chanyeol merasa harga dirinya terinjak injak. Ia pun mendekati Baekhyun dan memegang lembut pipi Baekhyun yang penuh dengan memar "lalu jika bukan kau siapa lagi? Surat ini ada dalam sakumu"

"itu milik temanku, Luhan"

"jika itu milik temanmu, mengapa surat itu ada padamu? Mengapa surat itu tidak diberikan padaku?" semua orang yang ada diruangan itu menatap Baekhyun penasaran.

Tetapi hanya sehun yang benar benar tahu bahwa Baekhyun tak bohong, karena beberapa saat lalu ia memang memergoki Luhan yang hampir saja menaruh surat itu diloker Chanyeol.

"jadi menurutmu surat itu adalah milikku?" Baekhyun menatap Chanyeol nyalang.

Seringaian chanyeol yang sangat jarang terlihat pun kini terlihat membuat sosoknya yang berwibawa bertransfomasi menjadi sosok yang mengerikan "aku memang menganggapnya begitu" Chanyeol pun menunduk mensejajarkan wajahnya dengan Baekhyun "dan aku akan membalas perasaanmu, Byun"

"maksudmu?"

Chanyeol pun menyuruh beberapa siswa yang mengunci pergerakan Baekhyun untuk melepasnya. Ia pun memegang erat tangan Baekhyun dan menatap ke seluruh orang yang berada diruangan itu "mulai saat ini aku akan umumkan bahwa aku, Park Chanyeol dan Byun Baekhyun resmi berpacaran"

Seluruh orang sontak melihat kedua pria berbeda tinggi itu dengan tatapan tak percaya begitupun sehun, sedangkan guru choi yang semenjak tadi hanya terdiam justru tersenyum penuh arti menatap Chanyeol.

"aku membencimu brengsek" ucap Baekhyun.

"aku akan belajar mencintaimu sayang" balas Chanyeol dengan senyuman tampan miliknya.

.

.

.

TBC


auch apa lagi ini? ff apa lagi ini? wkwkwkwk