The Atmosphere of Happiness

Cho Kyuhyun . Choi Siwon

by Belle Ken

.

.

"Ck..", decakan kecil nyaris terdengar. Umpatan tak jelas terlontar begitu saja karena kebosanan.

Kyuhyun kemudian kembali berkutat pada ponsel yang digenggamnya sejak tadi. Seraya menunggu, ia masih berdiri sendirian di sebuah halte bus sore hari itu.

"Hai."

Sebuah sapaan terucap, telinganya mendengar lebih jelas. Refleks Kyuhyun menoleh, dan di detik selanjutnya..

"Hyung..?"

Pria itu tersenyum, kakinya seolah enggan melangkah untuk menjadi lebih dekat. "Tidak lama, kan?"

Kyuhyun melirik arloji yang terlingkar di pergelangan tangan kirinya. Sambil sedikit mendengus, "lima puluh delapan menit!"

Well,. Setelah bentangan jarak yang hadir selama nyaris satu tahun, tentu saja Siwon menginginkan sambutan yang lebih hangat. Ia mengharapkan akan ada reaksi manis yang kelak takkan membuatnya menyesal karena sudah mengambil keputusan untuk kembali menunjukkan eksistensinya di hadapan Kyuhyun.

Siwon sambil tertawa ringan menghampirinya, merangkul pundak Kyuhyun dengan erat, lantas berkata, "Tidak adakah tempat yang lebih nyaman untuk kau menunggu, hm?"

"Aku suka di sini."

Siapa yang akan terpikirkan jika seorang Cho Kyuhyun ternyata lebih memilih sebuah halte sebagai tempat pertemuan? Bukan dengan alasan menaiki sebuah bus, Ia bahkan menggunakan kendaraan pribadi agar membawanya ke tempat mereka bertemu. Sedikit aneh memang.

Siwon kembali tertawa dan mengacak rambut Kyuhyun, "Kau tidak berubah, ya."

Jangan pernah ragukan Siwon, ia sudah sangat mengenal seluk beluk kehidupan Kyuhyun. Dan.. begitu juga sebaliknya.

"Hari ini udara cukup dingin, bagaimana jika dengan sedikit kopi yang ada di sana?"

Tanpa menunggu jawaban Kyuhyun. Dan Siwon bukan orang yang suka menerima penolakan, ia lalu menarik tangan namja berkulit pucat tersebut. "Ayo.."

Kyuhyun memang tidak memiliki alasan untuk menolak. Tidak ada salahnya juga jika ia mengikuti tawaran Siwon untuk sekedar minum minuman favorit pria itu. Toh ia juga ingin segera menghangatkan badannya. Mereka akhirnya berjalan berdua beriringan memasuki sebuah Coffee Shop yang tak jauh dari halte tempat mereka bertemu.

Kyuhyun pernah memutuskan tempat pertemuan di mana yang akan menjadi yang terbaik sepanjang hidupnya. Yah, sebenarnya ajakkan bertemu bisa datang kapan saja atau dari siapa saja termasuk dari seseorang yang bahkan sudah sekian lama tak menampakkan presensinya, seperti Choi Siwon.

"Bagaimana Jerman?", tanya Kyuhyun terlihat kaku.

Tatapan mereka bertaut selama beberapa saat, keduanya seolah bingung harus berbincang dengan cara bagaimana. Sejak dulu, Siwon tahu jika Kyuhyun selalu payah dalam memulai berbasa-basi.

Seulas senyum perlahan tercetak. "Jerman sedang dalam mood bagus, meskipun sedikit panas namun udara di luar cukup sejuk dan menyenangkan."

Kyuhyun mengangkat dagunya, "Heh? Kau senang?", seakan kurang terima dengan jawaban atas perasaan bahagia Siwon di Negara Hitler tersebut.

"Benar, Jerman memang menyenangkan"

"Karena Kenie juga ada di sana?", dikte Kyuhyun.

Tak perlu mendikte seorang Choi Siwon terlalu berlebihan. Karena terlepas dari rasa tulus atau tidak, gadis mana pun pasti akan suka padanya. Secara fisik dia menarik, secara kepribadian, orang akan terkagum olehnya. Meskipun dia juga memiliki sifat sedikit konyol yang terkadang melewati batas kewarasan, tetapi dia adalah teman, sahabat, sekaligus seorang hyung yang sangat menyenangkan.

Siwon sedikitpun tidak tertarik dengan pertanyaan Kyuhyun yang menurutnya tidak esensial untuk dijelaskan. Ia hanya memandang Kyuhyun tetap dengan senyuman.

Sebenarnya Kyuhyun pun telah menyadari, tidak selamanya ia harus mencemburui para gadis yang dekat dengan Siwon. Ternyata memang ia harus rela berbagi perhatian dengan mereka. Salahkanlah Siwon yang terlalu tulus.

Terkadang Kyuhyun ingin sekali mencaci-maki sikap baik Siwon yang berlebihan itu. Siapa lagi yang bisa disalahkan jika pada akhirnya semua orang akan menilainya tidak jauh-jauh dari kata sempurna. Beruntungnya Kyuhyun selalu bisa kendalikan mulut pedasnya. Seperti contohnya saat ini, rupanya ia bisa mengurangi kadar keegoisannya. Kyuhyun yang dulu selalu ingin menguasai Siwon seutuhnya, sekarang sudah cukup mengerti dan berusaha menepis semua perasaan egois itu.

"Berhentilah tersenyum seperti itu Choi, kau terlihat menyebalkan."

Lagi-lagi Siwon mengulas senyumnya, "Korea lebih menyenangkan."

"means?"

"Intensitas untuk kita bertemu, berbagi cerita dan mencoba banyak tempat baru untuk sekedar minum kopi akan lebih banyak."

"hmm.. seperti itu ya?"

Jangankan berbicara manis, Kyuhyun memang tidak pernah bisa mengindahkan ucapan Siwon. Tetapi beda halnya dengan Siwon, pengendaliannya terlalu kuat. Kenyataan ia tidak pernah terbawa dengan mulut pedas sepupu manjanya ini.

Tak ada yang istimewa memang, semua sudah terbaca dengan begitu jelas. Mereka duduk berhadapan, dan dengan senang hati bertukar cerita yang sekiranya bertautan.

"Terimakasih.."

Di saat keheningan meresapi keduanya, entah mengapa semua begitu jauh dari kesan salah, secara tiba-tiba Kyuhyun seolah menemukan arah hidupnya lagi yang kemarin sempat terkubur lenyap akibat kejenuhan yang mengesalkan baginya.

"Untuk..?", Siwon menautkan alisnya bingung.

Kyuhyun memegang cangkir yang berukuran sedikit lebih jumbo itu dengan kedua tangannya. Kehangatan mulai menjalari genggaman yang sempat membeku tersebut. Ia menyesap sekali kopinya lalu menjawab, "Kau telah kembali."

Siwon kembali diiringi tawa ringan."This is my promise, Kyu."

"Aku tahu, kau pasti menepatinya. Tetapi boleh 'kan jika aku sedikit berlebihan?"

Siwon mengedikkan bahunya, "Seperti keinginanmu, tidak ada hal special yang sudah aku lakukan."

"Sudah ku katakan sejak awal, aku memang tidak meminta sesuatu yang macam-macam darimu tahun ini."

"Lalu, yang membuatmu tampak berbeda hari ini?"

"Kau ada di sini, kita duduk berbincang seperti ini adalah hadiah sederhana namun teristimewa bagiku. Terimakasih…... hyung."

Tidak ragu lagi Kyuhyun menunjukkan perasaan rindunya. Keberadaan Siwon memang mempunyai makna khusus di dalam hati Kyuhyun. Setelah sang Ibu, Siwonlah orang kedua yang akan tetap berperan penting sebagai seorang hyung. Siwon yang tak akan berhenti memperhatikannya. Siwon yang tak ragu menghakimi jika ia melakukan kesalahan, dan Siwon pula yang akan selalu mengkhawatirkannya. Inilah yang tidak mampu untuk Kyuhyun pungkiri. Ia begitu senang.

Mereka berdua sambil menyesap sedikit demi sedikit kopi itu hingga merasakan suhu tubuh menjadi lebih hangat. Bukan, Kyuhyun bukan pecinta kopi. Kyuhyun bahkan bukan pecinta setiap tempat yang menarik untuk dijadikan sebagai acara pertemuan. Hanya saja ia pecinta atmosfer.. Atmosfer di mana acara berbincang riang dengan perasaan bahagia dan ditemani secangkir kopi sedang berlangsung.

.

.

Memberikan selamat tidak harus selalu dengan ungkapan. Terkadang hal kecilpun mampu menjadi makna yang besar bagi seseorang.

.

.

.

fin

.

.

.

.

Ini aku nulis apaan sih? Kkk... :D

Maaf jika ada yang kurang puas, persiapannya dadakan sih.. sehari sebelum Kyu ultah, jadi hasilnya begini. Tapi gomawo buat yang mau membaca dan meluangkan waktu untuk mereview.. ^_^

Ini oneshot. Jika ada yang suka, mungkin aku akan membuat series lain lagi. /ini baru mungkin ya.. hehehe…/

Oke,,sampai disini dulu.. dan sampai jumpa di ff berikutnya.

Happy birthday Cho Kyuhyun… ^_^

Author : Belle Ken