Mr. Halloween

.

Genre : Romantic, Hurt/Comfort

Rate : T

Cast :

Lee Hyuk Jae as Main character

Jang Wooyoung as 1st namja

Nichkhun as Hyuk Jae's Oppa

Warning : Yaoi, Genderswitch, umur bukan umur asli

Disclaimer : Semua cast yang ada di FF ini adalah milik Tuhannya masing-masing. Tapi FF ini tetep milik saya seorang. Dan FF ini saya buat dengan support sobat saya, si cungkring Sinta Ramadhani. We are Mrs. Halloween. Hahahaha...

.


Mr. Halloween


.

Annyeong. Joneun HyukJae imnida. Lee Hyuk Jae. Tetapi semua chinguku senang sekali memanggilku Hyukkie. Saat ini aku sedang berada di Rumah Sakit. Penyakit andalanku kambuh hingga mengharuskan aku tinggal di kamar Rumah Sakit yang sepi ini sendirian.

Aku menghela nafas panjang. Ku lirik kalender duduk yang ada di atas meja dekat tempat tidurku. Tanggal 30 Oktober.

"Besok 31 Oktober yha? Hemmm..." aku bergumam pada diriku sendiri.

Aku sangat membenci dua hal di dunia ini dan keduanya adalah sesuatu yang berhubungan. Laki-laki dan 31 Oktober. Aku selalu ingin melewati tanggal 31 Oktober dengan cepat. Ahh...!

Aku muak dengan tanggal itu. Di setiap tanggal itulah aku mengenal namja-namja yang dengan senang hati merusak hatiku. Namja-namja tak berperasaan.

Aku menghela nafas panjang. Lalu aku turun dari ranjang dan menuju balkon. Ahh mungkin kalo Khun Oppa dan Eomma melihatku di sini, aku akan di bantai habis-habisan.

Tubuhku yang masih lemah gara-gara Tipes memang tidak boleh tersentuh udara dingin musim gugur ini. Tapi sayangnya, hatiku perlu sensasi dingin itu.

Ku bawa diary-diary yang sudah menemaniku selama 6 tahun ini. Kubuka satu persatu halamannya. Banyak kejadian aneh, lucu, menyenangkan bahkan menyedihkan yang tertulis di lembaran kertasnya.

.

Diary pertama. Di dalamnya tertulis cerita-ceritaku saat kelas 2 SMA. Yah. Aku memang baru mengenal namja saat kelas 2 SMA. Bukannya aku dorky atau apalah itu namanya. Aku hanya belum membuka kesempatan utuk didekati oleh namja. Hahaha.. Itulah aku. Lee Hyuk Jae.

Namja itu bernama Jang Wooyoung. Dia memang lebih tua dariku satu tahun. Namun dia masih setingkat denganku saat itu. Sejak berkenalan dengannya, aku bertanya-tanya apakah dia pernah tidak naik kelas atau bagaimana. Hingga akhirnya aku tahu kalau dia pernah mengidap penyakit tahunan yang menyebabkan dia harus cuti sekolah selama satu tahun saat SMP. Dan kalian tahu apa hubungan namja ini dengan tanggal 31 Oktober? Dia mengajakku keluar untuk yang pertama kali tepat di tanggal itu.

.

Diary kedua. Di dalamnya tertulis cerita-ceritaku saat kelas 3 SMA. Ini pertama kali aku merasakan nyamannya dicintai oleh seorang namja. Dan namja itu bernama Choi Siwon. Sayangnya itu hanya kedoknya. Hahaha... Aku sudah bisa menebaknya karena ulang tahun namja ini tepat tanggal 31 OKTOBER. Haaaahhhhh...!

.

Diary ketiga. Kali ini ceritanya berbeda. Bukan aku yang patah hati kali ini. Mianhaeyo Jong Woon Oppa. Ya namanya Kim Jong Woon. Dia Sunbaeku di kampus. Berbeda 1 tingkat denganku namun 1 jurusan denganku. Jurusan musik. Jong Woon Oppa lah yang membantuku sembuh dari keterpurukan.

Sayangnya ada sesuatu yang membuatku harus meninggalkan Jong Woon Oppa. Kebiasaan minumnya. Walaupun ku akui tidak ada laki-laki yang bisa lepas dari kebiasaan itu. Sayang sekali. Dan kalian tahu, aku pertama kali berkenalan dengan Jong Woon Oppa karena sahabatku, Chansungie. Dan aku berkenalan dengannya tepat tanggal 31 Oktober saat Halloween party.

.

Diary keempat. Isinya tentang Kim Junsu Oppa. Pada awalnya, karena umurnya yang lebih tua dariku sekitar 2 tahun membuatku sedikit berpikir kembali untuk membuatnya kecewa. Namun, setelah agak lama mengenalnya, rahasianya mulai terbuka sedikit demi sedikit. Dan ternyata dia sudah memiliki yeojachingu saat mendekatiku.

Akhirnya, sebelum ini masalahnya bertambah lebar, aku pun menolaknya. Mian Oppa. Sekarang, aku hanya menganggapnya Oppa. Tidak lebih. Pertama kali aku bertemu dengannya di Lab. Musik juga saat aku persiapan untuk tampil di Halloween Party pada malam harinya. Yap. Tanggal 31 Oktober.

.

Diary kelima. Dia yang paling memuakkan. Namja yang lahir di tanggal 31 Oktober memang memuakkan. Dia, ya dia. Namja gila ini salah satunya. Namanya... Ah aku sebenarnya sangat malas menyebutnya. Namanya.. Ehmm.. Cho Kyuhyun. Yap namja ini lahir saat Halloween. Oleh karena itu dia seperti setan. Evil. Crazy Evil. Ahh aku malas menceritakannya. Kita lanjut saja.

.

Diary keenam. Namanya Lee Donghae. Sifatnya pun selembut namanya. Dia tak pernah berani menyatakan rasanya kepada yeoja lantaran takut ditolak. Namun, karena masalah itulah aku menjadi dekat dengannya. Aku mengenalnya karena dia namjachingu (atau sekarang bisa dibilang MANTAN namjachingu) dari sahabatku, Kim Kibum.

Selama Bummie berpacaran dengan Donghae, Donghae selalu meminta saran kepadaku. Hingga akhirnya Bummie-nama sayangku untuk Kibum- memutuskannya, aku dan Donghae tetap menjadi teman baik. Dan aku mulai mengenal Donghae lebih dalam semenjak Bummie memutuskannya saat malam Halloween, 31 Oktober.

.


Mr. Halloween


JANG WOOYOUNG

.

Dia adalah namja pertama yang datang ke dalam kehidupan tenangku. Ahh.. Mungkin memang bukan salahnya jika rasa cinta ini tiba-tiba tumbuh. Namanya Jang Wooyoung. Chingu yang ku temui saat aku menang balap motor dengannya waktu itu. Aku masih sangat mengingat pertemuan kami saat itu.

.

Flashback : On

.

BRUUUUUMMMMM...!

.

Sudah hampir satu minggu ini aku terus-menerus diajak balapan oleh seorang namja yang sama sekali aku tidak tahu siapa. Yang aku tahu, dia berwajah manis. Kulitnya putih dan matanya seperti manik mutiara hitam atau terkadang warnanya seperti batu obsidian jika terkena sinar matahari pagi. Aku juga merasa aneh. Dia tahu kebiasaanku berangkat sekolah tiap pukul 5.30 sehingga dia selalu saja sudah menunggu saat aku baru keluar dari gang rumahku.

.

BRUUUUUMMMMM...!

.

Anehnya, dia selalu datang saat suasana hatiku sedang tidak enak. Entah itu perasaanku saja atau bagaimana, dia seperti ingin menghiburku dengan mengajakku balapan. Yah, balapan memang hobbiku walaupun aku seorang yeoja.

Contohnya pagi ini. Pagi ini aku bertengkar dengan Eomma dan aku berangkat tanpa berpamitan dengan beliau. Suasana hatiku benar-benar kacau hingga tiba-tiba dia sudah berada di samping motorku dan memberikan tatapan ayo-kalahkan-aku. Yah tatapan yang sangat ku kenal. Aku langsung memacu motorku. Jalanan pagi yang sangat sepi mempermudah kami mengadu kecepatan.

.

BRUUUUUMMMMM...!

.

Biasanya, aku kalah darinya. Namun, entah karena apa, pagi ini aku ingin menang darinya. Aku memacu kecepatan motorku lebih dari biasanya. 100km/jam dan terus bertambah. Aku memang seorang yeoja. Tapi jangan anggap remeh kemampuanku saat di jalan. Khun Oppa, Oppaku sendiri, sudah mengakui bahwa akulah yeoja tercepat yang pernah ia kenal. Chansungie, sahabatku, juga mengakui bahwa aku sangat lihai saat membawa motor di jalanan.

Sebenarnya aku punya kelemahan yang Khun Oppa dan Chansungie serta orang-orang lain tidak tahu saat aku mengendarai motorku. Dan aku pun tidak menginginkan kelemahan itu ada yang mengetahui. Sayangnya, namja misterius itu mengetahuinya dan terkadang menggunakan kelemahanku untuk mengalahkanku.

Sayangnya, pagi ini mood racingku sedang ON. So, watch me, dude. Hahahaha... Aku memacu kecepatan motorku lebih dari biasanya. Kulihat dia gelagapan melihatku seperti itu. Dan sesaat sebelum gerbang sekolah, ku pacu motorku lebih cepat darinya. Dan...

.

BRUUUUUMMMMM...!

.

"Yeah..! Hahahaha..." aku tersenyum penuh kemenangan. Aku menang. 'Hahahahaha... Lihat itu. Aku, Hyukkie si yeoja, bisa khan mengalahkanmu? Dasar namja aneh.'

Aku mengalahkan namja itu. Namja yang sering sekali mengajakku balapan secara tidak langsung saat aku akan berangkat ke sekolah. Namja sipit itu bermotor Sport. Padahal, motorku hanya motor bebek biasa. Jika di bandingkan dengan motor namja itu yang besar dan tentu saja cepat, seharusnya motorku kalah. Tetapi ternyata hasilnya terbalik. Aku mengalahkannya. Akhirnya aku mengalahkannya.

Aku parkirkan motorku di tempat biasa. Aku melenggang santai ke arah kelas. Suasana sekolah masih sangat sepi. Inilah yang aku butuhkan. Ketenangan. Langkah gontaiku membawaku ke atap sekolah, tempat favoritku. Kusandarkan kepalaku di dinding dekat tangga. Ku gunakan tasku sebagai bantalan punggungku. Aku menghela nafas panjang.

.

"Annyeong." Sebuah suara mengagetkanku. Aku mencari si pemilik suara baritone itu. Ahh ternyata si namja pembalap itu.

"Ne' annyeong."

"Sedang ada masalah?"

"Apa urusannya denganmu?"

"Anio. Hanya bertanya."

"Sayangnya aku punya hak untuk tidak menjawabnya." Lalu kami terdiam cukup lama. Ku pejamkan mataku untuk mendapatkan ketenangan yang kubutuhkan saat ini. Hembusan angin pagi musim gugur ini membuatku merinding. Padahal sekarang masih tanggal 30 Oktober.

"Joneun..." Kubuka mataku dan kulirik dia. Dia mengatupkan mulutnya. Dia sepertinya ragu untuk memperkenalkan diri kepadaku.

"Ne'?"

"Ahh ani. Joneun Wooyoung imnida. Jang Wooyoung." Aku memperhatikannya dari atas ke bawah. Aku hanya menjabat tangannya.

"Ne'. Bangabseumnida Woo-sshi."

.

Aku meliriknya sesekali. Jaket racing yang biasa ia gunakan saat ada di atas motornya, belum terlepas dari badannya. Membuatnya terlihat lumayan tampan. Tiba-tiba angin musim gugur yang agak dingin, lewat begitu saja tanpa memberi peringatan padaku. Aku merinding karena dinginnya.

"Pakai ini." Dia melepas jaketnya dan memakaikannya padaku.

"Gomawo." Dia mengangguk. Agak lama hingga dia mulai membuka suara.

"Apa kau suka racing?"

"Waeyo?"

"Err.. Ani. Hanya saja, kau selalu meladeniku saat aku mengajakmu balapan. Mengapa?"

"Karena kau selalu datang di saat yang tepat."

"Mwo? Di saat yang tepat?"

"Emm. Kau selalu datang saat moodku sedang tidak bersahabat. Secara tidak langsung, kau membuatku melupakan penyebab mengapa moodku rusak. Seperti tadi pagi contohnya."

"Moodmu sedang kacau pagi ini?" aku hanya mengangguk. "Kalau begitu, kita berjodoh."

"Mwoya? Yaah..! Apa maksudmu?" dia belum menjawab pertanyaanku. Tiba-tiba...

.

TEEEEEEEETTTTTT... TEEEEEEEEETTTTTT...

.

"Sepertinya kita harus masuk. Tak terasa ya kita bisa ngobrol di sini. Annyeong."

"Yaahh.. Jawab dulu pertanyaanku. Yaaahh..! YAAAAAHHHHH...!" namja bernama Woo itu tetap melangkah dan pergi menjauh. "Aissshhh... Namja aneh."

Kami berpisah. Aku terus memikirkan kata-katanya tadi pagi. Hingga tak terasa bel pulang sekolah sudah terdengar. Dengan cepat, kumasukkan semua buku-bukuku dan beranak meninggalkan kelas.

Langkahku terhenti. Pemilik wajah yang sedari tadi mengganggu pikiranku, tiba-tiba sudah tersenyum kepadaku.

"Annyeong."

"Hem." Aku melewatinya tanpa menoleh. Tiba-tiba tanganku di tarik olehnya. "Ige mwoya?" aku meninggikan suaraku.

"Kau masih marah yha?"

"Cih. Kau pikir aku peduli padamu?"

"Mian."

"Yaaahh.. Aku mau pulang. Lepaskan tanganku."

"Anio. Kau masih punya hutang padaku."

"Mwo? Hutang apa?"

"Tadi pagi aku khan sudah sedikit menghiburmu. Sekarang, hibur aku."

"M..mwo?" aku bingung dengan ucapannya. Menghibur? Dia sudah gila.

"Ikut aku balapan nanti malam. Arra?"

"Ha?"

"Nanti malam, ikut aku balapan." Dia mengulangi ucapannya.

"Nanti malam aku ada acara dengan keluargaku."

"Ku jemput jam 5. Di rumahmu."

"Aku sudah berangkat sejak jam 4 karena kami ke Incheon. Mian Woo-sshi."

"Panggil aku Young saja."

"Mian, Young-sshi."

"Gwaenchanha. Kalau begitu besok lusa yha?"

"Tanggal 31?"

"Hem. Aku mau menghadiri pesta Halloween sahabatku di Yongsan."

"Mwo? Yongsan? Itu khan jauh dari sini. Dari Seongbuk."

"Aku jemput jam 4 yha? Byeeee..." dia berlari menjauh.

"Yaahh.. Young-ah.. YAAAAAAAAAHHHHH...! Aissshh.. Selalu seperti itu."

.


Mr. Halloween


.

Dan tibalah hari ini. 31 Oktober. Sebenarnya aku malas keluar rumah malam ini. Sayangnya, si namja gila ini memaksaku. Sekarang sudah pukul 3.30 tapi aku belum memutuskan mau memakai baju apa. Tiba-tiba ada pesan masuk ke ponselku.

.

"Sudah siap? Kalau sudah siap, sms aku, arra?" from : +82621xxxxxxxx

.

Aku mengernyitkan dahi. Siapa ini?

.

"Nuguseyeo?" to : +82621xxxxxxxx

.

Aku menaruh ponselku di ranjang dan mulai memilih setelan yang akan kupakai. Aku suka warna hitam. Suka sekali. Apa aku memakai itu saja? Ku ambil setelan hitam kesukaanku. Rok kotak-kotak hitam dan kaos polos lengan ¾ hitam. Ada balasan datang di ponselku.

.

"Ini Youngie. Cepat dandan sana.

Aku anti dengan menunggu." from : 82621xxxxxxxx

.

Aku langsung sweatdrop membaca pesan terakhir yang di kirim kepadaku yang ternyata dari si namja gila itu. Aku langsung membuang ponselku ke ranjang dan bersiap.

.

"Aku sudah siap." to : +82621xxxxxxxx

"Aku sudah di depan kok. Hehehehe..." from : +82621xxxxxxxx

"Arra. Aku pamit Eommaku dulu." to : +82621xxxxxxxx

.

Aku berjalan keluar kamar dan menuju dapur. Eomma sedang membuat kue karena Appa pulang malam ini setelah 2 minggu ada kunjungan luar kota ke Busan.

"Eomma. Aku berangkat yha." Aku mencium tangan dan pipi Eomma.

"Kamu jadi keluar sama namja yang kamu ceritakan itu? Hei, baju apa ini?" kata Eomma sambil melihat ke arahku.

"Ne' Eomma. Sudahlah Eomma. Ini kan Halloween."

"Arra arra. Jalga, chagiya. Jangan pulang terlalu malam, Arraseo?"

"Ne' Eomma. Annyeong."

"Ne' annyeong." Aku menutup pintu. Aku berjalan ke ujung gang yang jaraknya tidak jauh dari rumahku. Sesampainya di sana, ku lihat Wooyoung yang sedang nongkrong di atas motornya. Dia memakai setelan putih. Kemeja putih dengan garis vertikal tipis warna hitam dan celana putih. Kacamata hitam bertengger di wajahnya. Tampan.

.

"Annyeong." sapaku. Dia mendongak. Dia terlihat shock. "Waeyo?"

"Bajumu..."

"Ada memangnya?" aku melihat pantulan diriku dari etalase toko di dekat situ. Aku memakai setelan hitamku, sepatu hitam, tas hitam dan bandoku pun berwarna hitam.

"Hmmm... Kita memang berjodoh sepertinya. Aku si angel tampan dan kau si evil cantik. Lihat saja." Tiba-tiba dia sudah berdiri di sampigku dan ikut melihat pantulan dirinya.

"Aduh. Terserah kau saja lah. Gaja. Katanya mau ke Yongsan."

"Ah iyha aku lupa. Kau tidak membawa jaket yha?"

"Aniya. Wae?"

"Ini perjalanan jauh, Agasshi." Aku mengangguk.

"Aku ambil jaket sebentar yha?" aku segera berlari pulang dan kembali membawa jaket hitam bersamaku.

"Aigo~ Lagi-lagi hitam." Aku tersenyum. "Gaja, cepat naik."

"Kata Eomma, aku tidak boleh pulang malam. Appa pulang dari Daegu malam ini. Eomma mau kami ada di rumah saat Appa pulang." Ucapku saat sudah berada di atas motor Wooyoung.

"Arraseo. Kau sudah ada di rumah jam 9 nanti. Tenang saja."

"Ok. Gaja." Aku memegang jaketnya. Aku memang orang yang terbiasa berpegangan saat berboncengan dengan motor.

"Yaahh..! Kau mau terjungkal saat aku ngebut nanti?" teriak Wooyoung.

"Ha?"

"Tanganmu seharusnya di sini." Dia menarik kedua tanganku hingga melingkar indah di perutnya. Kurasakan wajahku memanas.

"Ap..apa harus seperti ini?"

"Iyha. Jangan sekali-kali mencoba melepaskan diri, arra?"

"N..ne'..." aku masih tergagap. Dan Wooyoung mulai menjalankan dan mempercepat laju motornya menuju Yongsan.

.


Mr. Halloween


.

Tepat pukul 9 malam, aku sudah berada di depan rumah. Aku melepas helmku dan kuserahkan pada Woo yang sedari tadi tidak bosan melihatku.

"Apa?"

"Anio. Kau manis."

"Hasshh gombal."

"Hahahaha... Nanti, jangan tidur dulu ya."

"Waeyo?"

"Ada deh. Pokoknya jangan tidur dulu. Annyeong."

"Ne' annyeong. Jalga."

Aku berjalan memasuki rumahku. Aku langsung menuju kamar. Namun aku menangkap sosok itu di ruang makan. Sedang menobrol dengan Eomma.

"Appaaaa..." aku menghambur ke arahnya.

"Wah anak Appa sudah pulang. Bagaimana kencannya?" ujar Appa samil menoleh ke arah Eomma. Eomma hanya tersenyum.

"Eommaaaa... Kenapa harus bilang ke Appa sih?" gerutuku.

"Hahahahaha... Sudah sudah. Cepat istirahat sana. Besok masuk sekolah kan?"

"Ne' Appa." Aku melangkahkan kakiku menuju kamar. Sesampainya di kamar dan menjatuhkan diriku di ranjang, aku langsung tertidur.

.


To Be Continued


.

Annyeonggg...

Saya dengan tidak bangganya mempersembahkan cerita baru..

Mianhae kalo kepanjangan..

Karena aku baik, aku bagi dua deh..hehehehe...

But,,

Mind to RnR? Continue or Deleted?