Title : Neo Ttaemune / Chapter 1

Cast : Oh Sehun

Kim Jongin

Other Cast : Luhan

Park Chanyeol

(Other cast bisa berubah di setiap chapter)

Genre : Campur aduk^^

Rate : T

Sehun POV

Aku masih berguling-guling di kasurku yang empuk dan hangat. Rasanya tak ingin berpisah dari benda kesayanganku ini meskipun aku tahu hari sudah beranjak siang.

"Sehunnie! Oh Sehun!" teriakan Eomma membuatku beranjak duduk seketika. Pasalnya jika ia tak bangun oleh teriakan itu, maka Eomma-tanpa berkeperimanusiaan-akan masuk ke dalam kamarku dan memukul bokong pan dengan spatula hingga menimbulkan bunyi gaduh yang memekakkan telinga. Aku tak mau jika Eomma menginterupsi pagi cerah tetangga yang lain. Dengan langkah berat aku pun keluar menuju kamar mandi yang terletak di sebelah kamarku.

"Oh Sehun, kau tidak akan pergi sekolah eoh? Kau takkan kuberi uang jajan selama seminggu!" teriak Eomma lagi. Ck kenapa dia berisik sekali sih? Padahal aku sudah bersusah payah berjalan menuju kamar mandi tapi ia masih saja mengancamku seperti itu.

"Arasseo... Arasseo.. Aku sudah bangun!" aku mengucek mataku lalu hanya menguap malas. Terdengar suara Eomma yang menggerutu tak jelas. Tanganku sudah meraih knop pintu. Tapi sebelum sempat kuputar, pintu tiba-tiba saja terbuka.

"HUAAAAAAA!"

Insiden kecil terjadi pagi ini. Aku benar-benar lupa jika ada 2 penghuni baru di rumah ini. Dua kakak beradik yang merupakan anak kerabat Eomma. Dan lebih parah lagi insiden tadi membuatku sedikit terluka. Pasalnya orang yang berteriak itu mengira aku sedang mengintipnya dan Eomma percaya begitu saja padanya lalu memukulku dengan bokong pan! Bagaimana mungkin aku-Oh Sehun-yang innocent ini memiliki pikiran buruk seperti itu? Ini semua pure kecerobohanku karena tak ingat dengan kehadiran mereka!

"Sehunnnie, maafkan Eomma. Kukira kau memang mau mengintipnya." Eomma terus-terusan meminta maaf padaku. Tapi aku masih marah padanya. Eomma tak sayang padaku!

"Aku sudah selesai." Ujar namja yang lebih tua dariku-tapi Eomma bilang kami seumuran-yang kemudian membungkuk pada Eomma lalu pergi tanpa berkata-kata lagi. Anak aneh. Kau tahu? Dari awal aku tak begitu suka dengannya. Ia sangat berbeda dengan kakaknya yang begitu murah senyum. Kecuali karena kejadian tadi ia menuduhku yang tidak-tidak.

"Jonginnie, kau tidak akan pergi bersama Sehunnie ke sekolah? Kalian kan satu kelas." Ujar Eomma berusaha mencegah kepergian anak itu. Huh, kenapa dia tak membiarkannya pergi saja.

"Tidak akan." Jawab Jongin datar lalu ia pun pamit untuk pergi. Eomma melirik Luhan Hyung sambil menaikkan kedua alisnya.

"Maafkan dia atas sikapnya yang dingin." Ujar Luhan Hyung sambil membungkuk kecil. Kenapa dia yang meminta maaf?

Aku hampir lupa. Seharusnya kuperkenalkan terlebih dahulu siapa kedua namja itu. Bagaimana mereka bisa muncul dalam kehidupanku secara tiba-tiba. Kesibukan orang tua mereka yang notabene adalah sahabat Eomma sejak kecil membuat anak-anak ini kali ini-entah untuk berapa lama-akan tinggal bersama keluargaku. Eomma tak keberatan jika mereka tinggal disini karena Eomma merasa kesepian sejak dia bercerai dengan Appa yang kini tinggal di belahan bumi yang lain bersama Hyung. OK, yang satu adalah namja aneh dan kurasa ia tak memiliki senyum. Awalnya kukira dia bayangan hantu yang mengikuti keluarga mereka karena turun dari mobil yang sama. Bayangan? Jongin itu memiliki kulit yang agak gelap dan sangat kontras dengan kulitku yang putih seperti susu. Aku benar-benar kaget sampai tanganku dengan refleks menarik-narik lengan baju Eomma. OK, harus kuakui jika aku adalah seorang penakut. Aku tidak suka dengan hal-hal yang berbau mistis. Bahkan jika Chanyeol-teman sekelasku-mengajakku untuk menonton film horor bersama, aku akan menolaknya dan pura-pura tertidur. Anak itu bernama Kim Jongin. Namanya memang bagus. Tapi kurasa tak sesuai dengan karakternya yang dingin dan menyeramkan. Dan kakaknya, dia adalah namja yang... jujur saja aku sedikit gugup saat pertama kali bertemu dengannya. Kulitnya putih pucat dengan bibir plum kemerahan. Menurutku dia cantik! Meskipun dia namja. Selain itu kepribadiannya yang cerah dan ceria membuatku terpesona. Andai saja ia seorang yeoja pasti sudah kudekati dia. Chanyeol pasti akan iri padaku! Kekeke.

"Ya Oh Sehun! Apa kau melamun? Cepat habiskan sarapanmu! Jika tidak kau akan terlambat sampai di sekolah!" Eomma menginterupsi lamunanku. Aku menatapnya kesal dan ia malah memelototiku. Eoh ne. Luhan Hyung lebih tua 4 tahun dariku. Tapi rasanya dia jauh lebih muda dariku karena wajahnya yang terlihat seperti anak kecil.

"Eomma~~~~~" ujarku saat Eomma sibuk memasukkan bekal makan siang untukku. Kalian lihat? Aku masih diperlakukan seperti anak kecil oleh Eomma.

"Eomma, aku tak mau membawa bekal! Chanyeol pasti akan mengejekku!" tolakku dan aku mendapat sebuah death glare yang menakutkan.

"Jika kau tak membawa bekal, aku tak akan memberimu uang jajan!" ancamnya lagi. Aku bosan dengan semua ancamannya. Selalu saja uang jajanku yang menjadi korban. Kulihat Luhan Hyung tersenyum begitu manis. Eomma, mempermalukanku di depan seorang yeoja... uhm maksudku namja cantik itu! Dimana harga diriku sebagai pria jantan?

"Luhannie, maafkan Sehun. Dia memang terlalu dimanja oleh Hyung-nya. Makannya sudah sebesar ini masih sangat kekanakkan."

Mwo? Apa katanya? Kekanakkan? Memangnya siapa yang membuatkan bekal setiap hari sehingga aku terlihat kekanakkan?

Aku tak berkomentar apapun dan hanya mengerucutkan bibirku kesal.

"Sehun-ah, pagi hari itu awali dengan sebuah senyuman. OK?" ia meletakkan telunjuknya yang lentik di ujung bibirnya. Yeppeuda~ Akh! Micheonabwa! Sehun, dia seorang namja!

"OK! Ini bekalmu. Belajar yang rajin dan perhatikan saat seonsaengnim menerangkan di depan kelas. Terutama kau Sehunnie!" Eomma menunjukku.

"Aku selalu belajar dengan rajin! Memangnya untuk apa aku datang ke sekolah setiap hari?" aku mengembalikan pertanyaan kepada Eomma. Ia memutar bola matanya.

"Jinjja? Tapi Chanyeol bilang kau menyelipkan komik di antara buku pelajaranmu dan kau ketahuan saem-mu lalu dihukum. Apa itu yang kau sebut belajar dengan rajin?"

Aisssshhh dasar Park Chanyeol tukang mengadu! Awas kau ya! Aku tak akan lagi meminjamkanmu komik-komikku!

Aku pun segera beranjak dari dudukku karena takut terlambat masuk ke sekolah.

"Oh Sehun!" panggil Eomma sambil mengacungkan kotak makanku dan aku hanya mendesah pelan.

"Ne~~~"

Aku setengah berlari menuju sekolah. Saat-saat melelahkan seperti ini pun rasanya tak terasa karena kedatanganku tampak disambut oleh mereka. Tatapan yeoja-yeoja itu membuatku patut berbangga diri. Oh Sehun memang namja tampan yang memiliki banyak fans girl di SOPA ini. Selain tampan tapi aku juga memiliki kemampuan dance yang diatas rata-rata. Aku bukan menyombongkan diri. Hanya saja itu memang kenyataan yang tak bisa dipungkiri.

"Sehunnie!" suara bass yang sudah kuhapal itu membuatku menoleh pelan. Park Chanyeol. Biarkan saja. Aku masih kesal padanya karena sudah mengadukanku pada Eomma.

"Ya Oh Sehun apa kau tuli?" Chanyeol sudah berjalan di sampingku.

"Mwo?" ujarku datar dan tak berselera.

"Aku sudah bertemu dengan anak teman Eomma-mu tadi. Aishh dia benar-benar angkuh dan menyebalkan!" matanya berkilat-kilat dengan tangan yang mengepal tak sabaran.

"Kau kira hanya kau yang sebal? Nado." Ujarku kemudian mempercepat langkahku menuju kelas.

Setelah sampai di kelas kulihat yeoja-yeoja itu tengah mengerubungi satu bangku di paling belakang. Bukankah itu bangkuku? Aku pun mendekati mereka. Ya ya dasar yeoja-yeoja ini. Aku tak ada pun masih saja berkumpul di tempatku. Namun seketika harapanku pun sirna. Bukan bangkuku yang tengah mereka kerubungi. Tapi bangkunya!

"Permisi! Aku mau duduk!" aku menerobos kerumunan itu. Menyebalkan! Apa bagusnya dia? Senyum tak bisa. Kau lihat sekarang? Dia hanya memasang wajah datarnya, tanpa menghiraukan keberadaan yeoja-yeoja itu di sekelilingnya. Hanya membaca buku tebal yang entah berjudul apa.

"Sehun-ah, dia benar-benar tinggal satu rumah dengamu?" tanya salah seorang teman perempuanku begitu kepo. Mau tahu saja! Aku hanya menganggukkan kepalaku pelan. Kenapa gosip tentang orang tampan begitu cepat menyebar? Aku ya! Bukan dia yang tampan!

Isshh kenapa tempat dudukku harus bersebelahan dengannya? Aku meliriknya sekilas. Lalu ia tiba-tiba berdiri dan berjalan keluar kelas. Mau kemana dia? Padahal sebentar lagi bel masuk akan berbunyi.

"Pssttt! Pssstt!" seseorang berdesis padaku. Aku pun menoleh padanya.

"Mwo?"

"Ya Sehun-ah, tolong berikan ini padanya. Jebal~~~"

Errr... Sebenarnya aku malas untuk memberikannya. Tapi demi menjaga image-ku di depan teman-temanku yang lain dengan berat hati aku pun menerimanya.

"Baiklah~" ujarku pasrah. Ia tampak terlihat senang.

"Gomawo, Oh Sehun! Kau memang tampan! Aku akan mentraktirmu coklat kesukaanmu sepulang sekolah nanti!" girangnya dan aku hanya tersenyum hambar.

TENG TENG TENG!

Bel masuk pun berbunyi dengan nyaring. Si Kim Jongin itu belum kembali juga. Kemana dia? Biar saja. Baru menjadi siswa baru sudah bertingkah. Rasakan jika kau dimarahi Kibum Saem. Belum tahu dia jika guru itu benar-benar mematikan!

Tapi rupanya Tuhan masih menyayangi dia. Si datar itu datang sebelum Kibum Saem masuk ke dalam kelas. Aku menatapnya dari atas ke bawah. Ia bahkan tak melirikku sedikit pun! Aigooooo! Aku benar-benar ingin tahu isi kepala dan hatinya. Apa tak berisi?

"OH SEHUN!" suara itu membuatku kaget setengah mati. Aku segera membetulkan posisi dudukku. Gawat! Karena terlalu serius mengumpat sambil terus menatap Jongin aku tak menyadari jika Kibum Saem sudah berada di dalam kelas. Mati aku!

"JIKA KAU TAK AKAN MEMPERHATIKAN PELAJARANKU SEBAIKNYA KAU KELUAR!" sembur guru itu tegas. Aissshhh ini gara-gara Kim Jongin.

"J-jwesonghamnida~ S-saya tidak akan mengulanginya lagi."

Sial! Hari ini aku benar-benar sial! Sudah dimarahi Kibum Saem, lalu saat istirahat tiba-tiba saja sebuah bola basket menimpa kepalaku saat aku melintasi lapangan. Dimana kharismaku sebagai Oh Sehun?

"HAHAHAHAHA! Hari ini kau terlihat sangat bodoh Sehun!" ejek Chanyeol dengan tawanya yang menggelegar. Aku meliriknya kesal.

"Puas? Tertawalah sebelum aku menyumpal mulutmu dengan ini!" aku mengacungkan tinjuku padanya.

"Kekekekeke! Kau tahu ekspresi yeoja-yeoja itu saat bola itu menghantam kepalamu? 'Awww Sehun Oppa-ku!' 'Ahh Oppa kasihan sekali!' 'Oppa gwaenchana?' 'Oppa, aku rela menggantikanmu terkena bola itu!'" Chanyeol memperagakan gerakan yeoja-yeoja itu dengan menjijikan.

"Stop Park Chanyeol! Memalukan! Mau disimpan dimana wajahku yang tampan ini?" aku mengacak rambutku frustasi. Chanyeol tiba-tiba menghentikan langkahnya dan menahan lenganku.

"Sehunnie, lihat! Bukankah itu Kim Jongin? Wahh apa dia gila? Dia mengabaikan gadis-gadis itu tanpa mengambil hadiah dari mereka satu pun! Sombong sekali dia!"

Aku memperhatikan arah yang ditunjukkan Chanyeol. Jongin diikuti yeoja-yeoja itu tapi ia sama sekali tak menolehnya. Apa hatinya terbuat dari batu?

"Huh bahkan reputasiku kalah olehnya." Dengusku pelan.

"O ow~ Kurasa tidak."

"Hm?" kulihat yeoja-yeoja yang tadi mengikuti Jongin berbalik arah dan menuju ke arahku.

"Sehun Oppa!"

"Oh Sehun!"

"Sehun-ah, tolong beri ini pada Jongin-ssi!"

"Ne Oppa! Kumohon bantu kami!"

Ya! jadi mereka mendatangiku hanya untuk memberiku barang-barang itu untuk Jongin? Keterlaluan!

"A-ah ne~" aku hanya tersenyum pasrah. Popularitasku memang sudah menurun. Huhuhuhu!

"Gomawo Oppa!"

"Apa tak ada hadiah untukmu?" Chanyeol terkikik pelan saat yeoja-yeoja itu sudah membubarkan diri.

"OPSEO!" bentakku dan aku pun berjalan dengan cepat meninggalkannya.

BRUK!

Aku melempar barang-barang itu sedikit kasar di ranjangnya.

"Merepotkan! Kenapa kau tidak menerimanya sendiri huh? Aku ini bukan pembantumu!" teriakku kesal padanya. Ia hanya menoleh padaku sekilas lalu kembali melanjutkan aksi membuka kancing kemejanya.

"Ya! aku sedang berbicara denganmu! Bukan bicara dengan ranjangmu!" ucapku kesal. Ia sama sekali tak meresponku! Aaarrgghh kenapa ada orang seperti ini di dunia ini?

"Kim Jongin lihat aku!" aku meraih bahunya dan membalikkannya sekaligus.

DEG!

Ya Tuhan apa ini? Seketika aku mengendurkan cengkramanku di bahunya.

"Lain kali tak perlu kau terima." Ucapnya datar. Aku benar-benar tak bisa bergerak. Matanya~ Baru kali ini aku melihat langsung ke dalam matanya. Ia terlihat begitu... kesepian. Aku pun bergerak mundur dengan perlahan. Dan saat berbalik~

BRAK!

Kepalaku sukses menghantam pintu yang tertutup. Ini benar-benar sakit! Memalukan! Aku pun membuka pintu kamar dengan cepat dan segera keluar dari kamarnya. Menutup pintu itu kasar kemudian memegangi dadaku yang merespon aneh tatapannya.

Ige mwoya? Aku masih normal! Normal! Mungkin tadi hanya perasaan takut saja. Hem! Takut! Matanya memang menyeramkan!

"Sehunnie!" suara lembut itu membuyarkanku. Luhan Hyung sudah berdiri di depanku dengan senyum hangat seperti biasa.

"H-Hyung~"

"Sedang apa kau di depan kamar Jongin? Apa dia pulang bersamamu?"

"Eoh. Hyung kau baru pulang?" tanyaku lagi.

"Ne, aku hanya akan mengambil barang-barangku."

"Huh? Kau akan pindah?"

"Ne. Aku akan pindah ke apartemenku sendiri."

"Wae? Kau kan bisa tinggal disini bersama kami."

"Aku tak ingin merepotkan kalian. Jadi biar Jonginnie saja yang tinggal disini. Kuharap kau bisa menjadi teman yang baik untuk Jonginnie. Aku tak bisa membawanya bersamaku. Karena dia benar-benar membutuhkan sosok orang tua yang menyayanginya. Kau tahu kan jika keluarga kami~" Ucapnya panjang lebar.

"Ah keurae~" aku cepat-cepat memotong ucapannya karena melihat perubahan raut wajahnya.

Cklek

Pintu di belakangku terbuka. Jongin keluar dari kamarnya.

"Hyung~"

"Jonginnie, kuharap kau menjaga sikapmu selama berada disini."

Aku pun meninggalkan mereka yang tenggelam dalam pembicaraan yang serius. Hey, apa aku salah lihat? Jongin begitu hangat saat menatap Luhan Hyung. Ia mengangguk-angguk saat Luhan Hyung menepuk kepalanya pelan. Membalas senyum Luhan Hyung saat namja itu tersenyum. Apa dia benar-benar Kim Jongin yang selalu kulihat muram dan datar? Kurasa aku salah menilai anak itu tak memiliki senyum. Yah, ini pertama kali aku melihatnya tersenyum. Dan kau tahu? Senyumnya benar-benar polos sperti anak kecil dan begitu manis.

...

...

M-mwo?

Andwae~

Andwae!

Andwaeeee! Ya Oh Sehun, apa kau bilang? Apa kau sudah gila? Aaarrggghhh aku sepertinya sudah gila! Aku pun segera masuk ke dalam kamarku dan mendaratkan tubuhku di kasurku yang empuk sambil terus mengumpat tanpa jeda.

Membosankan. Hanya menggigiti ujung pensilku karena tak ada sesuatu yang bisa kumakan. Kulirik bangkunya. Kemana dia? Aisshhh sepertinya ada yang salah denganku. Kenapa aku begitu perhatian padanya? Mungkin karena ucapan Luhan Hyung yang berpesan padaku untuk menjadi teman yang baik.

Saat-saat malas seperti ini tiba-tiba saja aku tak kuat ingin mengeluarkan isi perutku. Aissshh kenapa sakit sekali? Aku pun segera beranjak dari bangkuku.

"Kau mau kemana?" Chanyeol menjegal kakiku. Untung saja aku tidak terjatuh! Anak ini selalu saja melakukan hal berbahaya.

"Panggilan alam!" ujarku tak tahan. Aku berlari tergopoh-gopoh menuju toilet. Untung saja sepi. Reputasiku akan semakin menurun karena Oh Sehun harus buang air besar di sekolah-_- Tidak keren.

Setelah beberapa menit mengurung diri sambil mengeluarkan sesuatu rasanya lega sekali.

BRAK

"Hueeekkk! Hueekkkk!"

Iuuwwhhh menjijikkan! Kurasa ia lebih tak keren lagi. Aku pun berjalan keluar dari toilet. Jeng jeng jeng! Kenapa ada beberapa yeoja di depan toilet pria? Ah! Apa mereka sedang menstalk-ku?

"Sehunnie, apa Jongin ada di dalam?" ujar salah seorang yeoja yang tak kukenal sama sekali. Harap dimaklum. Aku adalah orang terkenal di sekolah ini. Eh apa tadi ia bilang? Jongin? Lagi-lagi dia.

"Aniyo. Aku hanya sendiri." Ujarku singkat. Mereka tampak kecewa. Ya apa popularitasku sudah berada pada level standar? Bahkan Jongin tampak tak bisa tergantikan olehku-_-

"Kemana dia? Padahal tadi kulihat dia berlari ke arah sini saat melihat kita." Ujar mereka kemudian pergi begitu saja.

Oh ya. aku penasaran pada seseorang yang muntah tadi. Siapa dia? Maaf aku memang terlalu kepo. Aku pun mengintip dari celah pintu yang sengaja kubuka sedikit. Mataku membelalak sempurna saat mendapati seseorang di dalam sana.

Kim Jongin?

-TBC-