Prolog

The Stalemate

Sebuah hutan bambu di pinggir pantai, 2004

...dua sosok itu berhadapan di hutan yang sepi itu. Yang satu seorang pria berambut coklat, bercelana jins hitam, berjaket biru indigo dengan lambang "B.O.A.R.D" di bagian dada sebelah kiri. Wajahnya terlihat babak belur. Darah merah menetes dari mulutnya, menandakan bahwa ia manusia. Sosok yang satu lagi seorang pria berambut hitam, berjubah panjang warna beige, bercelana jins biru gelap. Darah hijau menetes dari luka di dadanya, menandakan bahwa ia undead.

Kedua sosok itu masih terus berhadapan dengan diam. Sampai si manusia membuka mulutnya...

"Semua Undead sudah tersegel... Kaulah yang terakhir, Joker!"

Si Undead, Joker, pun menjawabnya...

"Kau dan aku... hanya bisa saling mengerti dengan bertarung!"

Mereka masih diam untuk beberapa saat, sebelum si manusia mengeluarkan henshin bucklenya. Di waktu yang bersamaan, Joker menampakkan beltnya sendiri, yang merupakan bagian tubuhnya sendiri, juga model dari henshin buckle si manusia yang dihadapinya sekarang... tidak... model dari semua rider system yang pernah diciptakan di muka bumi ini.

Joker mengacungkan sebuah kartu, di mana di sana tersegel undead terkuat sepanjang sejarah, Chalice the Legendary. Sementara itu, si manusia sudah mengacungkan jari telunjuk kanannya ke sebelah kiri badannya. Kemudian, kedua sosok itu pun meneriakkan sebuah kata yang menandakan perubahan wujud mereka...

"HENSHIN!!!"

"HENSHIN!!!"

" TURN UP! "

" CHANGE! "

...beberapa saat kemudian, kedua sosok itu sudah berganti rupa. Si manusia berubah menjadi Kamen Rider Blade, Kamen Rider terkuat yang masih tersisa, sedangkan Joker kembali meminjam wujud dan kemampuan Chalice.

Dan pertarungan mereka pun dimulai...

**********


...bunyi pedang dan armor beradu, sabetan yang seolah menyobek angin, dan kiai -teriakan perang- terdengar sampai di kejauhan. Rupanya Blade dan Chalice-Joker masih terus saling bertukar serangan fisik, entah itu sabetan pedang, pukulan, atau tendangan. Masing-masing dari mereka berusaha untuk tetap bisa berdiri di tempatnya masing-masing. Masing-masing mengeluarkannya serangan yang seolah tidak mengijinkan lawan mereka untuk bernafas, apalagi menggunakan card yang mereka miliki. Pertarungan ini terus berlangsung dalam kondisi stagnan, dimana tidak jelas siapa yang memimpin atau siapa yang dalam posisi terjepit.

Namun keadaan ini tidak berlangsung lama. Blade menemukan daerah yang terbuka di pertahanan Chalice, setelah Chalice gagal menyarangkan sabetan besarnya ke arah Blade. Blade pun tidak menyia-nyiakan kesempatan ini, dan menyarangkan tendangan ke arah perut Chalice yang terbuka, menyebabkan chalice terpental sejauh beberapa langkah ke belakangnya.

Sampai Chalice berhenti berguling lalu berdiri kembali, itu sudah cukup memberikan waktu singkat namun berharga untuk Blade, untuk menggunakan form terkuatnya, King Form. Dengan segera blade menggesekkan kartu Evolution Caucasus ke Rouse Absorbernya, yang sejak tadi telah terisi dengan Absorb Capricorn .

" Evolution King! "

Semua 13 kartu milik Blade pun beterbangan ke udara -termasuk Change Beetle , Absorb Capricorn , Evolution Caucasus , yang seharusnya sedang digunakan-, lalu menyelimuti tubuh Blade. Satu persatu kartu tersebut bersatu dengan armor blade, diakhiri dengan Evolution Caucasus yang menjadi Breastplate Armor untuk King Form, ditandai dengan lambang Caucasus Undead di plate armor tersebut yang menggantikan lambang spade yang biasanya. Rouzernya -pedang yang digunakannya sejak tadi- menghilang, digantikan sebuah pedang besar dan berat, King Rouzer. Blade kini telah berubah menjadi King-Blade.

Mengetahui dirinya dalam posisi yang tidak menguntungkan, Chalice-Joker terpaksa kembali ke wujud aslinya, wujud terkuatnya, wujud yang ia benci, Black Joker. Dengan segera ia merangsek ke arah Blade yang baru saja berubah jadi King-Blade.

King-Blade menyadari gerakan Joker tersebut, dan tanpa membuang-buang waktu lagi menarik -lebih seperti memerintahkan kartu-kartunya untuk lepas dari armornya sementara- 5 kartu: Time Scarab , Fusion Eagle , Absorb Capricorn , Evolution Caucasus , dan Change Beetle , kemudian memasukkan kartu-kartu tersebut ke dalam King Rouzernya satu persatu...

" Spade Ten, Jack, Queen, King, Ace. "

" ROYAL STRAIGHT FLUSH! "

Kartu-kartu tersebut berubah menjadi proyeksi yang mirip seperti proyeksi kategori ace saat Blade melakukan henshin, hanya kali ini proyeksinya berwarna emas, dan lebih memperlihatkan detail dari masing-masing kartu tersebut, tidak cuma lambang undeadnya saja. King-Blade mengangkat king rouzernya, kemudian berlari menerjang proyeksi-proyeksi tersebut, dimana masing-masing proyeksi terserap ke dalam King Rousernya, dan mulai menghilang berurutan begitu King-Blade keluar dari sana, kemudian menyambut serangan Joker dengan sabetan rousernya...

"HEAAAAAAEEEE!!!"

"HAAAAAAAAAA!!!!"

Pedang pendek Joker dan King Rouser milik King-Blade beradu. Akibat kekuatan yang sama besar dari kedua belah pihak, energi tubrukan masing-masing serangan mereka pun berubah menjadi shockwave raksasa -dengan radius sekitar 5 Km-, mengakibatkan mereka berdua terpental ke pojok lain dari hutan tersebut.

Setelah pendaratan yang keras, keduanya masih terbaring untuk beberapa saat, mengumpulkan sisa-sisa kekuatan mereka untuk berdiri dan melajutkan pertarungan mereka, kemudian berdiri kembali dengan sempoyongan. Seakan tidak peduli kondisi tubuh masing-masing -atau mungkin sudah kehilangan akal-, King-Blade dan Joker -yang kehilangan senjata mereka akibat ledakan barusan- melanjutkan pertarungan mereka, hanya dengan tinju saja.

Selama satu jam, kedua belah pihak hanya saling bertukar pukulan. Sekeras apapun pukulan yang mereka lancarkan, lawan masing-masing tidak ada yang bergeser posisinya sedikitpun. Setelah satu jam yang serasa panjang, Joker dan King-Blade melancarkan pukulan terkuat -setidaknya dengan sisa-sisa tenaga mereka-, yang menyebabkan lawan masing-masing terlontar ke belakang sejauh beberapa langkah begitu pukulan masing-masing mendarat ke tubuh lawannya.

Setelah pukulan terakhir tersebut, King-Blade masih bisa berdiri, walau sempoyongan. Namun tidak untuk Joker. Joker sudah tidak punya tenaga lagi untuk berdiri, apalagi melanjutkan pertarungan. Sambil terbaring, dia pun mengakui kekalahannya...

"Aku kalah... segel aku. Lakukan sekarang..."

...namun King-Blade diam bergeming.

"Apa yang kau tunggu? Lakukan sekarang! Atau aku akan tetap menjadi pemenang Battle Fight ini! Kau tahu kan apa artinya itu?"

Joker melihat lawannya dengan lebih jelas. Kondisi King-Blade agak aneh. Di matanya, semua undead yang bergabung dengan Blade -yang direpresentasikan oleh ukiran lambang masing-masing undead di seluruh tubuh King-Blade- seakan terlihat "hidup". Lambang-lambang itu berdenyut-denyut, kadang terdistorsi.

Pemandangan itu terus berlangsung selama beberapa detik. Setelah itu, bukannya menyegel dirinya, King-Blade malah melepas bucklenya, lalu membuangnya ke tanah, membuatnya kembali ke wujud manusianya...

"...a...apa??"

...namun pemandangan di depannya yang seharusnya biasa ia lihat -proses kembalinya blade ke wujud semula- terasa sangat mengerikan baginya!

Seharusnya wujud di depannya adalah seorang manusia yang dikenalnya. Memang sekilas ia kembali ke wujud manusianya. Tapi darah hijau menetes dari mulutnya, tangannya, dan luka di kaki kirinya. Manusia tidak mungkin berdarah hijau seperti dirinya. Apalagi sejak tadi sampai saat ini darah yang menetes darinya berwarna merah, seperti umumnya manusia biasa. Terlebih lagi, manusia didepannya sekarang memiliki sabuk yang sama sepertinya...

"...jangan-jangan... tidak... tidak mungkin!"

Joker mulai menyadari apa yang telah terjadi. Ia berdiri, kemudian dengan susah payah menggesekkan kartu "Spirit Human" yang dimilikinya ke sabuknyaa, untuk kembali -meminjam- wujud manusianya...

" Spirit "

Joker pun kembali mengeluarkan suaranya...

"...Kau telah menjadi... undead?"

Pria di depannya cuma mengangguk pelan.

"...kenapa kau... lakukan ini...?"

Joker berhenti menanyakan pertanyaan bodoh itu. Sebuah prasasti -Stone of Sealing- terbang ke arah mereka, dan mendarat tepat diantara mereka. Prasasti tersebut memancarkan gelombang suara yang hanya bisa dimengerti undead. Joker makin mengerti apa yang terjadi sekarang...

"Master bilang... dua undead telah dikonfirmasikan eksistensinya... Battle Fight kembali dimulai!"

Manusia di depannya -sekarang undead sepertinya- meneruskan kalimatnya...

"...sampai tinggal seorang undead yang tersisa...kan?"

Joker cuma mengangguk pelan.

Beberapa saat kemudian, pria di depannya meninju prasasti tersebut sampai hancur berkeping-keping. Namun tampaknya usahanya sia-sia saja. Pecahan-pecahan prasasti itu bergerak ke arah jurang, kemudian kembali ke wujud asalnya. Pria tersebut kembali membuka suara...

"Aku... tidak akan bertarung!"

Joker mendekati pria itu, namun dengen segera pria itu membentak...

"JANGAN MENDEKAT!"

Mendengar teriakan pria itu, Joker menghentikan langkahnya seketika. Pria itu kembali melanjutkan kata-katanya...

"Kita ini undead. Selama kita tidak bertarung, Battle Fight tidak akan mencapai klimaksnya. Kiamat pun tidak akan datang..."

Pria itu menghentikan kalimatnya sebentar, kemudian melanjutkannya...

"...karena itu, kita tidak boleh bertarung. Karenanya pula, kita tidak boleh berdekatan!"

Joker membalas kata-kata pria itu...

"Sejauh apapun kita terpisah, Master akan memanggil kita, untuk mengikuti naluri bertarung kita. Itulah takdir kita sebagai undead..."

Pria itu hanya menjawab...

"Aku akan bertarung melawan takdirku... dan menang!"

Joker terdiam sebentar, sebelum akhirnya bertanya...

"Itukah jawabanmu?"

Pria itu mengangguk pelan, sebelum melanjutkan kata-katanya...

"...kau, hiduplah berbaur dengan manusia-manusia lainnya..."

Pria itu membalikkan badannya, lalu melangkah beberapa langkah menjauhi Joker, sebelum Joker menghentikannya dengan pertanyaannya lagi...

"kau sendiri, mau ke mana?"

Pria itu menoleh sebentar ke arah Joker, dan menjawab pertanyaannya...

"aku akan pergi sejauh mungkin, ke tempat di mana kita tidak bisa saling bertemu, di mana kita tidak bisa saling berhubungan. Itu saja sudah cukup."

Pria itu tersenyum, lalu berlalu dari hadapan Joker...

**********


Waktu berlalu, semua luka yang diakibatkan oleh Battle Fight sebelumnya mulai menutup.

Semua kartu telah dikumpulkan untuk disembunyikan di tempat yang aman, agar tidak disalah-gunakan. Pengecualian untuk kartu Spirit Human -di mana dalam kartu tersebut tersegel undead yang dipercaya sebagai nenek moyang manusia, Human Undead- yang dimiliki oleh Joker, agar ia bisa tetap hidup bersama manusia.

Sementara itu, keberadaan Kamen Rider Blade tidak diketahui. Ia membuang jatidiri manusianya demi keselamatan dunia, juga demi sahabatnya. Sampai saat ini dia masih terus bertarung melawan takdirnya, di manapun ia berada...

~~FIN~~


SMU Akatsuki, 3 Februari 2014

Di atap gedung, tampak seorang gadis berseragam SMU yang sedang duduk sendirian sambil membaca sebuah buku tebal. Biasanya, karena cukup luas, atap sekolah selalu penuh dengan siswa-siswi yang menghabiskan waktu istirahat mereka di sana. Namun, karena sekarang masih bulan Februari -bulan terakhir musim dingin-, biarpun salju sudah mulai berkurang banyak, suhu udara di sana masih terlalu dingin. Tidak akan ada yang mau keluar bermain di sana dalam suhu sedingin itu. Bisa dibilang cukup aneh kalau gadis itu mau berada di tempat sedingin itu. Tidak jika ia tak duduk di dekat exhaust pipe dari penghangat gedung sekolah.

"..aargh! Biar dibaca berkali-kali juga buku ini masih bikin bingung! Apa maksudnya epilog buku ini?? Kenapa harus nanggung begini sih???"

...sambil menggerutu gadis itu menutup buku tebal yang dari tadi dibacanya untuk menghabiskan waktu istirahat makan siang di sekolahnya. Tertulis [i]"Legend of Kamen Rider"[/i] di sampul depan buku itu, dengan ilustrasi punggung Kamen Rider Blade, tokoh utama buku -novel- itu, juga tokoh yang benar-benar ada. Novel yang pernah jadi best seller beberapa tahun lalu, namun masih laris sampai sekarang, bahkan sudah dicetak dalam berbagai edisi...

"Teng! Teng! Teng!"

Bel berbunyi, tanda waktu istirahat siang sudah selesai, dan jam pelajaran berikutnya segera dimulai. Gadis itu pun beranjak dari atap sekolah lalu berjalan ke arah tangga untuk menuju kelasnya...

"Pip! Pip! Pip!"

...namun, baru berapa langkah ia berjalan, tiba-tiba handphonenya berbunyi, membuatnya langsung menghentikan langkahnya. Gadis itu mengangkat handphone-nya...

"...halo? Shachou? Maaf ya, sebentar lagi waktu istirahat sudah mau selesai... eh, undead? Tapi sekarang pelajaran mau... BOLOSS??? YANG BENAR SAJA??? ...i-iya, iya, oke, nggak ada orang lain, aku tahu itu! Baiklah, aku akan ke sana sekarang!"

Gadis itu menutup handphonenya, lalu kembali menggerutu...

"Argh! Padahal nilai ulangan Sejarah Jepang-ku kemarin pas-pasan! Moga-moga Miyuki mau meminjamkan catatannya lagi!"

Gadis itu berbalik arah. Bukannya ke arah tangga ke bawah, ia malah berlari ke arah ujung bangunan. Sambil berlari, gadis itu mengeluarkan henshin buckle dari balik roknya, memasukkan selembar kartu ke dalamnya, lalu meletakkannya di pinggangnya...

"...SSSSRRRRRRKKKKK!!!"

...seketika itu juga, berlembar-lembar kartu berwarna perak keluar dari buckle itu, mengelilingi pinggangnya, lalu membentuk sebuah sabuk di sana.

Sambil terus berlari, gadis itu mengepalkan tinju kirinya dengan siku membentuk sudut 45 derajat, mengayunkannya ke depan dadanya, lalu meneriakkan sesuatu...

"HENSHIN!!!"

...kemudian memutar slot kartu di bucklenya dengan tangan kanannya, sambil memutar tinju kirinya ke arah kiri...

" TURN UP! "

...seketika itu juga, sebuah layar proyeksi berwarna merah keluar dari bucklenya dan melayang di depannya, yang kemudian ditembusnya. Sekeluarnya dari sana, penampilan gadis itu berubah total. Gadis yang dari tadi masih berseragam sekolah itu kini telah terbalut pakaian ketat serba merah. Di dadanya terpasang armor baja. Punggung tangan, bahu, lutut, betis, serta sepatunya juga ditutupi beberapa lembar lempengan baja. Di pinggangnya tergantung sepucuk pistol besar berwarna senada dengan pakaiannya. Ia juga mengenakan helm bermotif kumbang rusa. Secara umum, penampilannya seperti Kamen Rider. Rupanya, gadis ini adalah Kamen Rider Garren yang sekarang.

Garren -gadis tadi- langsung melompat dari atas gedung berlantai empat itu begitu sampai pinggir gedung...