Disclaimer belongs to Masashi Kishimoto
Warning: AU, OOC, gajeness, ficlet, typo, fluff gagal.
Summary: menurutmu senyuman gadis itu sehangat mentari, yang mampu membuatmu merasa tenang. Kala kau mulai kehilangan semangatmu dengan senyuman itu kau kembali mendapatkan energimu./"Aku suka saat kau tersenyum."/fluff?/ RnC?
.
Untuk seseorang yang kuyakin tak mungkin membaca fiction ini.
.
.
Enjoy!
.
.
Kau kembali menyeka peluhmu yang mengucur dengan deras. Dengan napas yang tersengal-sengal kau kembali mengejar bola sepak yang saat ini sedang di-handle oleh lawan Tim Sepak Bola kalian.
Kau―Sebagai kapten mempunyai tanggung jawab yang besar. Entah karena apa, kau yang biasanya selalu mencetak gol di setiap pertandinganmu kali ini kau sama sekali belum mencetak golmu.
Pasrah. Kau pasrah kala melihat papan penunjuk nilai yang menunjukkan angka seri. Tinggal beberapa menit lagi sebelum peluit tanda akhir pertandingan dibunyikan.
Saat kau sudah amat pasrah akan keadaan, gendang telingamu mendapati sebuah suara yang amat kau kenal. Yang selalu membuat perasaanmu damai.
"AYO, SASUKE-KUN! SEMANGAT!" suara itu milik kekasihmu―Haruno Sakura.
Saat kau menolehkan kepalamu kearahnya kau mendapati sebuah senyuman yang berhasil membuatmu tersenyum tipis.
Satu lagi, entah dari mana kau kembali mendapati energimu hanya dengan melihat senyuman gadis Merah Muda itu.
.
Saat ini kau sedang duduk santai menikmati udara pantai yang berhembus tenang, tanganmu sibuk mengutak-atik kamera DSLR kesayanganmu, sementara gadismu sedang asyik bermain air.
"Sasuke-kun, jangan main kamera terus dong. Ayo, temani aku bermain~" pinta gadis Merah Muda itu manja.
Kau hanya mendengus kecil mendapati kekasihmu yang sedang merajuk manja. Kau berhenti bermain kameramu dan berjalan menghampiri gadismu yang sedang sibuk bermain air.
"Yeah, akhirnya." Ia berseru girang.
"Hn," tanpa basa-basi kau segera menarik pergelangan tangan gadis Merah Muda itu, mengajaknya untuk menyusuri tepian pantai berdua denganmu.
"Jadi?" Sakura segera membuka topik pembicaraan. Mungkin, dia bosan karen sepanjang perjalanan kalian hanya berjalan saja, tanpa mengeluarkan sepatah kata.
"Hng..," kau mengusap tengkukmu―gugup. "Ah, di pertandingan tadi terimakasih, ya." kau berusaha sebuisa mungkin menghilangkan egomu untuk mengucapkan kata 'terima kasih' itu.
"Untuk?"
"Sudah mendukungku." sahutmu kalem.
"Ah? Perasaan aku hanya tersenyum saja," Gadis itu memberi jeda sejenak, sebelum kembali membuka mulutnya, "dan sedikit berteriak... Kurasa."
Kau menghentikan langkahmu secara tiba-tiba, membuat gadis yang berjalan di sampingmu ikut berhenti.
"Apa?" tanyanya heran.
Kau hanya mengulum senyummu―tipis. Ya, walaupun tipis kau tersenyum. Hal yang sangat jarang sekali kau lakukan dan kau hanya bisa tersenyum lepas saat kau berada di sebelah gadismu ini.
"Aku suka saat kau tersenyum." kau berujar tiba-tiba.
"Eh?" ia berujar heran diikuti semburat merah tipis di pipi ranumnya.
"Jika melihat senyummu, perasaanku menjadi tenang." jawabmu jujur.
"Eh? Te-terimakasih." ia berucap sambil tersipu malu akibat ucapanmu tadi.
"Hn,"
.
.
Tamat.
.
.
A/N:
Haloo... Kembali lagi dengan saya, Author yang penuh dengan segala kegajean #posekece #dibantai
Ide ini tuh di dapet karena... Err―kasih tau gak ya? #ditabok
Oke, tanpa banyak omong saya ucapkan.
Review please? Don't be a silent readers ;))
Sign,
Yume.
Depok, 12 Oktober 2012
