Stupid Confession

By Mashitamikako all Characters by Yuusei Matsui

Chapter 1

Character: [ Karma A., Nagisa S.] and other chara

Rated: T+ || Words: 1.1k || Published: 25 Juni 2016

Genre: Friendship, Romance, School Life, Shounen-ai.

Enjoy my fanfiction! ^^


Seorang Akabane Karma jatuh cinta adalah hal yang mustahil. Pemuda jenius sekaligus seorang iblis ini lebih memutuskan untuk hidup secara bebas tanpa aturan yang memikat dirinya. Pintar, tapi sering membolos dan Ia sama sekali tidak perduli. Ketertarikan untuk menjalin cinta? Baginya, soal masalah cinta, mendengarnya saja membuat muak. Apalagi merasakan bagaimana artinya cinta.

Tapi semuanya mulai berbeda. Ketika seorang iblis baru saja selesai berkelahi dan dipanggil ke ruang kepala sekolah untuk dimintai keterangan, mata emasnya menangkap objek bewarna biru yang dianggapnya menarik. Yah, sangat menarik untuknya. Sampai-sampai Ia lebih memilih si biru dibanding menggerakkan kakinya ke ruang orang utama yang berkuasa di sekolah.

Sambil tetap memasang wajah coolnya, Karma menyelipkan kedua tangannya di saku celana. Dengan seolah memata-matai, ekor matanya mulai memperhatikan si biru dari atas sampai bawah. Dan kemudian Ia menyadarinya bahwa pemuda itu adalah teman sekelasnya.

"Shiota.. bagaimana pun juga, kau harus tetap meningkatkan nilaimu!" guru berambut pitak itu menumpahkan emosinya pada pemuda bersurai biru langit sambil menunjuk wajah Nagisa. Yang dimarahi hanya mengangguk "ya pak, saya akan berusaha sebisa—semaksimal mungkin."

Guru itu berdeham lalu meninggalkan Nagisa yang masih berdiri di hadapannya. Pemuda bluenette ini mulai berjalan memasuki kelas sambil menghela napas. Karma yang sedari tadi memperhatikan objek menarik ini tanpa sadar mengukir senyuman di wajahnya.


Sesampainya di rumah, pemuda bersurai merah ini masih teringat dengan kejadian tadi dimana Ia memperhatikan Shiota Nagisa. Sambil tersenyum miring, karma mengusap rambutnya karena terpikirkan satu hal yang membuatnya terganggu.

Yaitu gender Nagisa.

Wajahnya tirus, matanya agak besar dan berkilat, bibirnya yang tipis, badannya yang setara dengan kebanyakan perempuan atau mungil. Semua fakta yang didapatkan sang jenius dari fisik Nagisa dapat dirumuskan bahwa pemilik rambut panjang biru langit itu adalah seorang perempuan.

Tapi kenapa Nagisa menggunakan seragam laki-laki?

Apa karena Nagisa termasuk gadis imut yang menginginkan tubuh seperti laki-laki alias tomboy? Agak masuk akal sepertinya. Tapi itu juga termasuk melanggar aturan sekolah. Karma mengacak rambutnya. Entah mengapa Ia jadi ingin lebih banyak mengenal seorang Nagisa Shiota yang gendernya masih dipertanyakan. Dan jenius ini harus membuktikannya. Bahwa objek ini lebih menarik dibanding apapun.


Pemuda bersurai merah ini mengelilingi bagian rak buku pelajaran dan novel yang Ia cari, setelah mendapatkan buku yang Ia cari, matanya lagi-lagi menangkap objek yang lebih penting. Kakinya melangkah tidak sabar, namun tetap disesuaikan dengan nada yang pelan. Bibirnya membentuk senyum imajiner yang diadaptasi dari perasaan gembiranya.

Nagisa memutari rak buku bagian majalah yang setiap bulan Ia tunggu terbitannya. Jari-jari tangan mungilnya tergerak mengambil satu buku majalah dari rak kedua. Nagisa langsung membacanya dengan seksama. Lalu dengan seketika konsentrasinya buyar akibat si jenius itu.

Karma dengan sengaja mendekatkan dirinya dengan tubuh Nagisa seolah-olah tidak ada apa-apa. "hoo..! hebat, sutradara ini mau buat film Sonic Ninja?!"

Mata nagisa melirik Karma dan disambut oleh bola mata tembaga emas itu. "nonton ini yuk, Shiota-kun! Tayang hari ini lho.." Karma langsung ke intinya, tidak memperdulikan tatapan Nagisa yang agak terkejut menerima perlakuan darinya. Karma tersenyum miring lalu memperlihatkan cengiran khasnya.

Nagisa ikut tersenyum dengan perlahan disertai sedikit rona merah di pipinya yang seputih susu. "Ya! Ayo."

Di dalam hati, Nagisa merasa sangat terkejut serta rasa senang yang menjelajahi pikirannya. Disapa oleh teman sekelasnya yang terkenal jenius,tidak takut apapun,dan yang selama ini Ia kagumi adalah sesuatu yang menurutnya menakjubkan ketika seorang Akabane Karma menyapanya dalam satu hal yang Ia sukai.

Dan tanpa sadar, Nagisa mengukir senyum kebahagiaan yang diadaptasi oleh perasaannya. Mulai saat itulah, Nagisa dan Karma menjadi teman dekat. Selalu hangout bareng, membicarakan sesuatu yang terkait dengan Sonic Ninja, belajar bersama, dan bahkan Karma menyatakan bahwa berteman dengan Nagisa adalah hal yang menyenangkan dan berkesan baginya.


"Akabane-kun, apa kau tidak mengganti bajumu? Habis ini pelajaran olahraga." Nagisa mengobrak-abrik ke dalam tasnya bermaksud mencari baju olahraga. Karma hanya menggeleng sebagai responan perkataan Nagisa. Setelah itu Nagisa langsung meninggalkan kelas ini beserta Karma menuju ruang ganti.

Karma menyadari sesuatu. Bukankah ini taktik yang bagus untuk mengetahui apa jenis gender pemuda mungil itu yang sebenarnya? Dengan melihat Nagisa mengganti baju, itu merupakan cara untuk membuktikan semuanya. Dengan seringaian iblisnya, Karma melesat meninggalkan ruang kelas.

Tangannya bergerak pelan menggeser pintu ruang ganti, detik itu juga matanya menangkap Nagisa Shiota yang sedang mengganti baju atasannya. Karma terpaku melihat pemandangan yang menggoda dihadapannya. Menenguk ludah. Lalu mencoba untuk tenang.

Merasa diperhatikan Nagisa menoleh dan berteriak kaget. "kyaa! Ak-akabane-kun..?" kedua tangannya buru-buru menutupi dadanya yang sedikit terbuka karena Nagisa sedang memakai pakaiannya. Sedangkan kaki putih mulusnya hanya tertutupi celana yang sangat pendek. Karma terengah, lalu kemudian tersadar dari imajinasi liarnya, dan mencoba memasang seringaian yang bisa Ia gunakan untuk menjahili Nagisa. "..yo, Shiota-kun."

Dibalik seringaian yang dipasang sang Chuunihan ini, terukir kekecewaan besar di dalam hatinya. Bagus. Inilah jawabannya yang ingin Ia buktikan sendiri dan hasilnya malah melukai perasaannya. Karma menganggap Nagisa objek menarik dibanding gunung harta karun yang tak ternilai harganya. Tapi seketika runtuh karena fakta yang didapatkannya saat ini adalah Nagisa dengan dada ratanya. Nagisa itu cowok.

"a-ah, ya. Akabane-kun.." Nagisa mencoba merespon perkataan Karma dengan biasa. Tanpa Karma ketahui, Nagisa sedang bersusah payah mengatur detakan jantungnya. Mata birunya mendapati Karma membawa baju olahraganya. "lho, bukannya kamu bilang tidak ingin ikut pelajaran olahraga?" tanyanya sambil membuka lokernya memastikan bahwa celana olahraganya masih tersimpan di loker.

Lalu kemudian wajah pemuda bersurai biru itu berubah menjadi pucat pasi.

"ba..bagaimana ini.. aku lupa membawa celana olahraga!" katanya dengan gemetaran. Karma hampir terperanjat, yang benar saja. Mencoba tenang, Karma menyerahkan celana olahraga miliknya pada Nagisa. Si bluenette mengerapkan matanya. "pakai saja punyaku."

"tapi.. Akabane-kun?"

"pakai saja."

"kau tidak mau dianggap sedang crossdressing menjadi perempuan yang lupa membawa pakaian bawahnya kan?" sembari mengatakan hal tersebut, remaja bersurai merah ini memalingkan wajahnya ke asal arah. Lagi-lagi Nagisa tanpa sadar menggoda imannya. Rasanya Ia ingin sekali menampar dirinya sendiri oleh pemandangan dihadapannya ini. Shiota Nagisa yang faktanya adalah laki-laki berwujud perempuan itu hanya mengenakan baju olahraganya yang sepanjang celana pendeknya. Menurut karma itu sangat pendek karena berada jauh diatas dengkul. Ditambah lagi rambut bewarna biru langitnya yang dibiarkan terurai.

Nagisa hanya mengangguk. "ah ya, kau duluan saja. Aku tidak usah ikut. Bilang saja bahwa aku membolos." Ucapnya sambil memamerkan senyuman miringnya. Nagisa menghela napas melihat kelakuan sahabatnya dan mencoba tersenyum kecil. "tapi, Akabane-ku..—" si jenius meletakkan jari telunjuknya di bibir Nagisa mensyaratkan untuk diam.

"Karma-kun.

Kau hanya perlu memanggilku Karma saja, bagaimana? Nagisa-kun~"

Objek biru itu terhenyak. Diam sebentar sembari mencerna ucapan Karma. Bibirnya mencoba mengeluarkan sepatah kata yang Karma perintahkan. "Ka—karma-kun."

Karma berdeham mencoba menahan ribuan kupu-kupu yang menggelitiki perutnya. "ya. Nagisa-kun." Sang iblis tertawa kecil lalu memasang senyuman miringnya. Bahagia sekali rasanya. Lalu Karma memasukkan kedua tangannya di saku celananya dan izin pada Nagisa untuk membolos mencari udara segar dan meninggalkan Nagisa yang berjalan menuju lapangan.

Dan satu lagi fakta yang didapati Karma hari ini adalah,

Pemuda mungil dengan bola mata dan rambut biru langit itu sudah membuatnya jatuh cinta. Walaupun dirinya jatuh cinta kedalam cinta yang terlarang pada Shiota Nagisa.


WUOOOO/AKHIRNYA JADI JUGA NI FF ;w;)9

Gimana? Gimana? Gimana menurut kalian ff abalabal iniih? Gimana karunagi feelsnya? Muehehehe~

Oh ya, perkenalkan dulu aku baru disini dan ini juga FF pertama akoeh :""3 Makasih banget buat yang udah mampir ataupun sekedar baca. Itu aja aku seneng apalagi kalo kalian follow aku loh/ digampar

Mind to Review?

Because your reviews is my energy :)

TERIMA KASIH BUAT YANG UDAH REVIEW YAA LOVE UUU X""D