NIGHTCRAWLER

A Kristao Fanfiction by Aesthoxis (Usami Machiko)

Genderswitch/ Action / Mature (for gore and sex in upcoming chapter)/ Drama

This story is mine and if you ever read a story that has the same story line , it's fully inadvertent.

The last,

Enjoy the story!

.

.

.

Gemerlap kota tidak akan pernah mati di kota metropolitan seperti Seoul. Tentu saja seperti kota metropolitan lain nya, Seoul juga memiliki kehidupan malam yang terbagi dalam beberapa golongan kelas. Seperti salah satu nya di klub malam mewah kalangan menengah atas ini. Dengan gedung yang mewah dengan tulisan "Velvet" megah di atas nya. Ini lah tempat gadis bernama Zitao bekerja.

Waktu sudah menunjukan pukul 10 malam. Menandakan shift gadis itu seharus nya sudah dimulai sejak 10 menit yang lalu. Namun gadis itu masih diperjalan, menyusuri gang-gang kecil sambil berlari secepat yang ia bisa. Sesekali ia melirik jam yang berada di pergelangan tangan nya dengan resah. Ia bisa dimarahi manager klub jika ketahuan terlambat.

Tak lama kemudian ia dapat meraih pintu belakang gedung klub. Ia memasuki gedung dengan perlahan, melihat situasi sekitar agar tidak ketahuan sang manager klub yang terkenal galak. Zitao berjalan di lorong remang yang menghubungkan nya dengan ruang ganti para pegawai sepertinya. Tentu saja dengan perlahan. Zitao berhasil mendekati pintu ruang karyawan, membuat hati nya bersorak gembira karena berhasil lolos dari omelan sang manager. Namun tiba-tiba pintu ruangan itu terbuka dengan keras. Zitao pun terlonjak kaget hingga hamper saja terjatuh ke belakang.

"Zitao, kau terlambat 20 menit. Aku baru saja ingin mencarimu" Ujar sosok yang baru saja keluar dari ruangan tersebut. Mendengar suaranya membuat Zitao menghembuskan nafas lega , mengetahui sosok itu bukan lah managernya , melainkan Luhan rekan nya.

"Iya Lu, maaf aku baru saja selesai mengajar. Mereka memundurkan jam nya" Jawab nya seraya masuk kedalam ruangan , diikuti oleh Luhan di belakang nya.

"Kau masih mengajar?" Luhan mendudukan tubuh mungil nya di kursi panjang yang ada di ruangan tersebut sedangkan Zitao berganti pakaian nya dengan seragam pelayan klub tersebut.

"Hanya 3 murid SMA . Tidak mengganggu apapun selama aku mendapat uang yang cukup untuk hidup"
Ya. Selain bekerja di Klub Velvet, Zitao bekerja sambilan menjadi tutor bagi murid-murid SMA. Hidup sendiri di kota metropolitan seperti ini mendorong nya untuk bekerja keras untuk menghidupi dirinya. Disamping itu, Zitao bukan lah berasal dari keluarga berkecukupan, mengingat kedua orang tua nya sudah tiada dan ia hanya tinggal bersama Bibi nya ketika di China.

"Lebih baik kau bergegas karena tadi manager Park berkata malam ini ada tamu penting yang harus diawasi sekaligus dilayani" Ujar Luhan seraya berdiri kembali dan berjalan menuju pintu. Zitao yang tak mau bertele-tele akhirnya mengikuti Luhan dan berjalan keluar kamar ganti menuju bagian utama gedung tersebut.

Disinilah kehidupan malam Zitao berlangsung. Ditemani dentuman musik yang keras, orang orang yang mabuk ataupun sekedar mencari kesenangan, orang yang menari mengikuti irama, dan lain nya, sudah menjadi asupan sehari-hari baginya.

"Zitao, Luhan, tolong antar kan ini ke meja VIP di pojok sana" seru seorang bartender ber-Name Tag 'Taeyong' ketika melihat Luhan dan Zitao memasuki klub dengan pakaian seragam yang sudah rapih. Zitao langsung saja mengambil nampan berisikan gelas-gelas minuman itu. Ia memandangi minuman mahal itu dengan pandangan aneh. Tidak biasa nya ada yang memesan minuman semahal ini. Walaupun klub Velvet ini tergolong klub mewah.

Luhan berjalan melewati Zitao dengan nampan nya, membuat Zitao tersadar dari lamunan nya. Ia pun mengikuti rekan nya menuju meja VIP yang terletak di pojok ruangan. Ia dapat melihat beberapa body guard yang berdiri di sekitar meja tersebut. Serta beberapa pria dengan badan tegap yang dibalut jas mahal yang sedang duduk dan mendiskusikan sesuatu serius. Mungkin semacam negosiasi.

Kedua gadis itu membungkuk di hadapan pria-pria itu , lalu meletakan gelas yang mereka bawa satu persatu. Tentu saja Zitao melakukan nya dengan telaten agar gelas tersebut tidak jatuh seperti yang dulu ia lakukan ketika pertama kali bekerja di klub ini. Zitao pun meletakan gelas terakhir nya, namun secara tidak sengaja tangan nya bersentuhan ketika salah satu pria disitu menerima gelas yang Zitao berikan. Zitao reflek menatap pria tersebut, lalu menampilkan senyum ramah nya. Ia sedikit menyesali nya karena senyuman itu dibalas dengan tatapan dingin pria ber-jas navy blue mewah dengan dasi merah darah yang membuat nya menawan.

Zitao dan Luhan pun kembali membungkuk untuk pamit dan kembali berjalan menuju bar.

"Tampan namun dingin" ujar Luhan ketika keduanya berjalan beriringan.

"Pria ber-jas navy blue?" Tanya Zitao yang diberi anggukan oleh Luhan.

"Tipikal pria kaya memang seperti itu" celotehan Zitao pun dibumbui tawa kecil dari Luhan.

Mereka pun sampai di tempat di mana Taeyong berada.

"Apa ada pesanan lain?" Tanya Zitao seraya duduk di bangku yang tersedia di sana.

"Tentu saja" Taeyong pun menyodorkan beberapa gelas pesanan yang dibalas Zitao dengan helaan nafas. Mau tak mau Zitao harus mengantar semua pesanan tersebut ke meja-meja. Apalagi suasana Klub hari ini lebih ramai dari biasa nya yang berarti ia harus bekerja ekstra.

Sangking sibuk nya tak terasa waktu sudah menunjukan pukul 1 dini hari. Namun suasana klub masih tergolong ramai. Hal itu membuat Zitao ingin sekali merekam suasana klub Velvet dan mengupload nya di weibo ataupun instagram pribadi nya. Hanya untuk hiburan pribadi baginya karena hari ini suasana klub tidak seperti biasanya. Gadis itu mengeluarkan ponsel pintar berwarna hitam milik nya dan mulai merekam suasana di dalam klub dari sudut ruangan ke sudut ruangan lain nya dalam posisinya.

Ia bisa melihat beberapa orang menari ditemani dentuman music keras, bercumbu di sudut ruangan , dan beberapa orang berjalan keluar. Oh, rupanya pria-pria berjas itu yang sedang berjalan keluar klub dengan beberapa body guard yang menjaganya. Zitao memperhatikan pria tampan ber-jas navy blue dari layar ponsel nya dengan seksama. Jika dilihat-lihat pria ini sangat lah tampan dan gagah walaupun tubuhnya tak terlalu berisi. Namun memiliki wibawa yang kuat.

DORR!

Suara tembakan terdengan di seluruh penjuru ruangan. Membuat beberapa pelanggan berteriak dan panic. Tubuh Zitao bergetar hebat. Kaki nya melemas, namun ia masih memaksakan diri untuk menopang tubuhnya.

DOR!DOR!DOR!

"Semua nya merunduk!" Seru manager Park untuk menghindari jatuh nya korban .

Suara tembakan bertubi tubi terdengar setelah nya. Zitao dapat melihat dua dari lima orang berjas tersebut tersungkur. Zitao masih menggenggam ponsel nya yang saat itu sedang dalam posisi merekam walaupun tangan nya bergetar hebat.

DOR!

Satu tembakan terakhir lalu semua orang ber-jas itu pergi menyisakan dua orang yang tadi ditembak nya. Zitao pun berdiri dengan perlahan menatapi pria ber-jas navy tersebut. Sebelum sosok nya hilang , pandangan matanya sempat bertabrakan. Zitao merasa takut ditatap sedingin itu akhir nya memalingkan wajah nya dan mencari Luhan secepatnya.

Ia melangkahkan kaki nya perlahan untuk mencari Luhan . Namun, baru beberapa langkah ia tersungkur. Seluruh badan nya gemetar. Zitao kini hanya bisa menunduk dan menutup kedua telinga nya. Lelehan air mata tak bisa terbendung mengaliri kedua pipinya.

"ZITAO!" Seru Luhan ketika gadis itu menemukan Zitao tersukur sambil menutupi kedua telinga nya. Luhan langsung saja memeluk Zitao erat untuk menenangkan nya.

"L-luhan….." suara Zitao gemetar.

"sshh…. Tenangkan dirimu dulu" Luhan pun mengelus punggung nya berniat untuk menenangkan rekan nya itu.

"A-antar aku k-ke ruang ganti" Suara nya semakin gemetar. Luhan bangkit dan membantu Zitao untuk berdiri. Kedua rekan itu berjalan perlahan menuju ruang karyawan dengan Luhan yang menuntun Zitao.

Sesampai nya di ruang karyawan, Zitao bergegas mengambil obat dan botol minum dari tas nya lalu meminum nya dengan tergesa. Luhan hanya mengawasi rekan nya agar tidak tersukur lagi. Karena sedari tadi tubuh Zitao terus bergetar hebat.

Tak lama setelah nya, tubuh Zitao berangsur tenang. Gadis itu pun mendudukan dirinya dan bersandar di tembok ruangan. Nafas nya juga mulai teratur.

Zitao memiliki phobia terhadap suara tembakan dan sejenis nya. Hal ini lah yang membuat nya tadi tersukur setelah mendengar tembakan.

"Sebaik nya kau pulang, aku akan izin kepada manager Park" Ujar Luhan seraya bangkit dan berjalan menuju pintu,

"Tidak usah, Lu. Sebentar lagi shift kita berakhir. Aku beristirahat disini saja" Mendengar itu Luhan langsung saja mengurungkan niat nya dan menemani Zitao di ruangan itu hingga shift mereka berakhir.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Sehari setelah kejadian itu, Zitao didatangi beberapa polisi di flat nya. Mereka berniat membawa Zitao ke kantor nya guna mencari informasi karena Zitao merupakan salah satu saksi yang berada di sana. Namun Zitao tidak memberi informasi apapun kepada mereka.

"Aku phobia pada tembakan sehingga, ketika tembakan itu terjadi aku langsung tersungkur dan menangis. Bahkan bernafas saja sulit" Itulah yang Zitao ucapkan , ketika diinterograsi sebagai saksi. Sejujurnya ia tahu apa yang terjadi, namun ia terlalu malas berurusan dengan kepolisian. Dan ia pikir akan menjadi masalah di kemudian hari jika ia membeberkan informasi dan hal itu akan membuatnya celaka.

Karena tidak memberi informasi apapun, Zitao diperboleh kan kembali. Ia pun berjalan menuju sebuah halte yang cukup jauh dari kantor polisi .

Zitao mendudukan dirinya di bangku halte yang nampak kosong. Hanya ada dirinya di halte itu. Untuk mengisi waktu hingga bus datang, Zitao mengutak atik ponsel nya agar tidak bosan. Zitao yang tidak tahu harus apa hanya menggeser galeri di ponsel nya. Dengan cepat ia menggeser layar nya untuk mencari hal yang sekira nya dapat menghibur . Hingga akhirnya jemari Zitao berhenti menggeser ketika layar ponsel nya menampilkan video yang kemarin ia rekam di klub.

Gadis itu akhirnya menyentuh layar play dan memperhatikan video itu dengan seksama. Zitao memang belum sempat melihat hasil rekaman nya karena terlalu sibuk untuk menenangkan dirinya pasca mendengar suara tembakan.

Di dalam video tersebut ia bisa melihat pria yang berdiri di sebelah pria ber-jas navy lah yang menembak kedua korban . Hal itu membuat Zitao meringis. Kemudian, pria ber-jas navy itu seperti mengucapkan beberapa kalimat kepada pria penembak, dilanjutkan dengan tembakan bertubi-tubi yang dilayangkan untuk kedua orang itu. Satu tembakan terakhir pun terpampang , walaupun tembakan itu tanpa arah. 'mungkin untuk menggertak orang-orang' pikir Zitao. Video tersebut hamper berakhir. Satu hal yang membuat gadis itu tercengang, pria ber-jas navy sempat melihat ke arah kamera Zitao lalu tersenyum misterius. Membuat seketika tubuh Zitao membeku dan ketakutan. Apakah ini artinya ia dalam masalah ?

Zitao reflek menoleh ke belakang ketika ia merasakan seseorang tengah memperhatikan nya. Namun ia tidak menemukan siapapun. Hanya bangunan toko yang kosong dan dipenuhi semak. Namun diri nya merasa was-was. Karena sedari tadi ia merasa diperhatikan. Padahal halte sedang sepi. Begitu pula dengan jalanan di sekitarnya, mengingat hari sudah malam , ditambah ia sedang berada di daerah yang cukup terpencil.

Zitao mengedarkan pandangan kesekitar nya dan tidak menemukan siapapun. Hanya ada beberapa mobil yang lewat. Namun mata nya menangkap seseorang dengan hoodie hitam di sebrang jalan. Ia tidak dapat melihat wajah nya, namun Zitao yakin orang itu tengah memperhatikan dirinya. Hal itu membuat Zitao takut setengah mati.

'apa kah aku tengah dimata-matai…..?' ujar nya pada diri nya sendiri.

Ketakutan Zitao akhirnya hilang ketika Bus yang ia tunggu akhirnya datang. Dengan cepat ia memasuki bus tanpa melihat keadaan sekitar nya. Tanpa ia sadari pria di sebrang jalan itu tetap berada di sana ,memperhatikan nya dengan senyuman misterius.

.

.

.

.

TBC

Halo! Kembali lagi dengan saya udh lama gak muncul malah balik dengan cerita baru. Udah gitu ganti username. Yah saya minta maaf ya, belum update untuk LOSER. Karena jujur aja saya lagi kehilangan feeling dengan cerita itu dan memutuskan untuk berhenti sejenak sambil mencari inspirasi. Eh malah keluar nya ide bikin cerita ini. Tapi tenang aja, LOSER akan tetap saya lanjutkan.

Thanks yang udah membaca! Jangan lupa tinggalkan jejak alias review!

-Aesthoxis-