Pacar palsu

By AudyChan

Chara : Leon x Claire

Rate : T

OOC

Resident Evil © Capcom


Di sebuah Bar nampak seorang pria tengah duduk santai sambil menikmati segelas Wine. Teguk demi teguk cairan encer berwarna ungu tersebut ia minum.

Trrr Trrr Trrr

Ponsel milik pria itu bergetar.

"Halo?" Jawabnya tenang.

Dan langsung di balas oleh si penelpon.

"Halo? Leon.. ini aku Chris. Apa kabarmu?"

"Uhmm sedikit buruk.. Kau sendiri?"

"Aku baik-baik saja.. Ngomong-ngomong kenapa kabarmu buruk? Apa kau barusan di putuskan pacarmu?"

"Ahh Tidak.."

"Oh ya kau dimana sekarang? Bisa kita ketemuan?"

"Uhmm baiklah.. Kau temui aku di Bar tempat biasa"

"Yup ! Aku segera kesana.." pip

Leon menatap layar ponselnya memastikan panggilan sudah terputus dan kembali menyesap Wine yang masih tersisa di gelas.

"Tolong tambah lagi" pintanya pada pelayan Bar.

"Baiklah tuan"

Pelayan Bar segera menuangkan Wine tersebut ke dalam gelas milik Leon.

Tak lama Chris sampai di Bar.

"Leon !" Chris menepuk belakang Leon.

"Ssshh.. kau mengangetkanku.." desis Leon.

"Minta 1 gelas Wine juga ya !" seru Chris pada pelayan Bar.

"Ahhh kau ini Leon.. begitu saja kau kaget ! Bagaimana kalau tiba-tiba pacarmu meminta putus.. Kau pasti langsung jatuh pingsan"

Leon terkekeh.

"Heh,Kau ini.. Punya pacar saja belom.."

"Serius ? Apa kau bercanda Leon?"

Leon tak menoleh masih sibuk menyesap Wine miliknya dengan fokus.

"Kau bercanda ya?"

"Kenapa? kau tidak percaya ?"

"Ahh tidak.. hanya saja kau terlalu tampan untuk seorang jomblo"

"Yaahh mungkin.. Tuhan belum memberiku jodoh yang tepat" Leon menghela nafas dan kemudian meneguk tetes terakhir Wine nya.

"Kau tidak lihat di belakangmu.. Dari tadi para wanita itu tersenyum-senyum melihatmu"

Leon menoleh sekilas ke belakang.

"Jadi ? Harus ku apakan mereka?"

"Mungkin kau bisa memilih salah satu dari mereka.."

"Heh, Bahkan aku tidak tau harus memilih yang mana.."

"Oh ya bicara soal wanita,Leon.. Bukankah besok acara pernikahan Wesker?"

"Apa hubungannya?"

"Wesker kan menyuruh kita membawa pasangan masing-masing.."

"Uhmm jadi?"

"Aku akan pergi dengan Jill dan kau?"

"Yaaa.. tidak usah pergi.. lagian aku juga tidak ada pacar"

"Aiiihhh Leon.. masa' kau tidak ada teman wanita satu pun?"

"..." Leon tak menjawab.

"Leon..."

"Kenapa?"

"Kau kenal dengan adikku kan? sepertinya dia juga belum ada pasangan.."

"Maksudmu Claire?"

"Uh-hu.. nanti aku akan menyuruhnya pergi denganmu.."

"Uhmm.. Tidak usah Chris.."

"Kenapa? Kau menolak adikku?"

"Ti-tidak.. bukan seperti itu.. tapii.."

"Sudah.. pokoknya kau harus pergi dengan Claire.."

"Heh, baiklah..."


Chris_Home

"Aduuhh kakak.. Apa aku harus mengenakan gaun seperti ini?" gerutu Claire sembari melihat baik-baik dirinya di cermin.

"Yaa.. Kau harus terlihat anggun di acara nanti.. itu acara sangat mewah.. apa kau tidak malu berpakaian seperti laki-laki di pesta itu?" Teriak Chris dari lantai bawah.

"Pakaian laki-laki lebih nyaman di pakai ! Huh.. Bahkan aku harus mengenakan high heels yang tingginya 10centi ini.. Ohh Tuhan.. tolonglah aku.."

Claire pusing berdandan anggun seperti wanita, ia lebih memilih tomboy seperti laki-laki.

"Hmmm Claire.. Claire.. kau harus memakai gaun itu.. Jill saja memakai gaun dan high heels sepertimu.."

"Sudah Claire.. ikuti saja keinginan kakakmu.." seru Jill pada Claire.

"Iya iya.. akan ku coba"

Tak lama kemudian...

Tin Tin

"Sepertinya itu Leon.."

Cklek Chris segera membuka pintu.

Leon keluar dari sebuah Ferrari silver mengenakan Tuxedo lengkap. Ia terlihat sangat tampan dengan Tuxedo itu.

"Leon.. Ayo masuk !" Seru Chris pada Leon.

"Claire sudah siap?"

"Uhhh belum.. ia masih sibuk berdandan dengan Jill di kamar.. Kau duduk dulu akan ku panggilkan dia"

Leon duduk di sofa menanti sang pacar palsunya datang menemuinya.

"Claire ! Claire ! apa kau sudah selesai?"

"Iya iya.. aku segera turun.. Huh dasaar.." gerutu Claire sembari menuruni tangga rumahnya.

Claire dengan pelan menyusuri anak tangga dengan sepatu high heelsnya.

"Leon.. lama tidak berjumpa.. kau makin tampan saja.." seru Claire memuji Leon.

"Thank's.. kau juga tampan,Claire"

"Apa kau bilang? aku tampan? kau tidak pernah merasakan hangatnya handgun ku ya?" canda Claire.

Leon langsung merangkul pundak Claire.

"Huumm sudah lama tidak bertemu kau jadi nakal yaa.. Dasaar..." gumam Leon mencubit pipi Claire.

"Akkhh Leon kau merusak make up ku.."

"Semua sudah siap?" seru Chris.

"Yup !"

"Ayo berangkat.."

Leon dkk segera masuk ke mobil. Leon menyopir,Claire duduk di sebelah Leon sedangkan Chris dan Jill duduk di jok tengah. Leon menstarter Ferrarinya dan segera menancap gas ke jalan raya.

"Chris.. " bisik Jill menyikut lengan Chris.

"Eh? Kenapa,sayang?"

"Coba kau lihat... bukankah mereka berdua cocok ya?"

"Heh.. memakai high heel saja belum lurus.. bagaimana di bilang cocok ! kau tidak lihat gayanya berjalan tadi.."

"Chriiss.. aku mendengarnya.." celetuk Claire menatap tajam kakaknya. Aura hitam menyelimuti Claire dan muncul sesuatu dari kepalanya, sesuatu berbentuk hitam yang menyerupai.. (ahh.. apaan sih author, ngelantur...)

"Sudah.. perhatikan saja jalanmu.. nanti kau jatuh"

"Huh.. kita lihat saja nanti !"

Tak berapa lama mobil Leon langsung memarkir di hall tempat acara pernikahan wesker. Chris segera menggandeng Jill, sedangkan Claire pura-pura tidak tau Leon tengah menggandeng tangannya. Mereka berempat segera masuk ke ballroom tempat acara pesta tersebut. Alunan-alunan biola,piano dan gitar berkombinasi jadi satu, terdengar begitu merdu di telinga.

"Claire.. kau kenapa?"

"Ahh tidak kak.. hanya saja.. sepertinya kakiku lecet.." bisik Claire pada Jill.

"Eh? Claire.. are u okay?"

"Hmm ya.. im okay Leon.."

"Leon.. kita pisah dulu yaa" seru Chris.

Leon membalas dengan aksen jari oke.

"Claire.. mau berdansa denganku?"

Claire langsung mengangguk. Leon segera menaruh tangannya di pinggang Claire.

Mereka berdansa mengikuti alunan slow musik.

"Le-Leon.. mungkin kita bisa pelan sedikit"

"Uhmm baiklah kalau itu mau mu.."

Tapi tiba-tiba hal yang tidak di inginkan terjadi, karena kecorobohan Claire kaki nya terselip di gaun yang ia pakai.

Cletak ! High heels Claire patah.

"Aduuhh.. kakiku.."

"Claire.. are you okay?" Leon langsung turun untuk membantu Claire yang terjatuh.

Chris segera berlari menghampiri Claire, tatapan semua orang tertuju pada Claire, menatapnya sambil tertawa.

"Huh.. semua ini gara-gara kakak !" Claire melepas high heelsnya kemudian menentengnya dan berlari keluar Ballroom.

"Claire.. kau mau kemana?" seru Leon.

Leon segera mengejar Claire yang berlari keluar.

"Dimana dia? Claire.. kau dimana?"

"Hiks hiks.. memalukan ! semua ini gara-gara Chris.. kalau tau begini lebih baik aku tidak usah pergi.. bodoh sekali"

"Claire.. disana kau rupanya" seru Leon dalam hati.

Leon segera berlari menemui Claire di taman.

"Claire..." Leon memegang pundak Claire.

"Pergi sana ! kenapa kau kesini !"

"Claire.. ini aku Leon.. Kenapa kau menyuruhku pergi? kau menyalahkanku Claire"

"Huhuhu.. kalian semua menertawakanku.. aku benci !"

"Hey.. Claire lihat aku.." Leon membalik tubuh Claire menghadap mukanya.

"Claire.. kau masih tidak mau melihatku.. Ayolah.. lihat aku.."

Akhirnya Claire kemudian menatap bola mata Shappire milik Leon.

"Claire.. apa aku menertawakan? apa aku melukai hatimu? tidak kan?"

Claire menggeleng.

"Claire.. kenapa kau tidak seperti Claire yang ku kenal.. Claire yang selalu tangguh menghadapi semua persoalan.. Claire yang tidak pernah menyerah.. Untuk apa kau menangis? Semua sudah terjadi.. lupakanlah !"

Leon menarik Claire ke dalam pelukannya.

Chris dan Jill sibuk mengintip dari belakang semak-semak.

"Kau juga siiih.. menyuruhnya memakai high heels 10centi begitu.. dasar bodoh !" timpal Jill memarahi Chris.

"Iya iya.. aku salah !"

"Ayo sudah.. kita tinggalkan saja Claire pada Leon"

Jill langsung menarik Chris dan mengajaknya kembali masuk ke Ballroom.

"Leon..?"

"Uhmm?"

"Thank's.."

"For What?"

"Uhmm karena kau telah menenangkan emosiku.."

"Yaa.. kupikir kau akan membasahi Tuxedo ku dengan air matamu itu.."

"Huh.. kau ini Leon !" timpal Claire memukul perut Leon.

Leon menangkup pipi Claire.

"Sudah.. jangan menangis lagi.. ayo kita pulang"

Claire langsung mengangguk dengan senyum mengambang di pipinya.

Leon segera mengajak Claire masuk ke Ferrari silver miliknya dan mengantarnya pulang ke rumah.


Sesampainya di rumah..

"Claire.. apa kita tidak melupakan sesuatu?" tanya Leon.

"Uhhmm kemana Jill dan Chris?"

"Oh God... kita meninggalkan mereka disana !"

"Huuuu ya ampuuunn.."

Flashback

"Chris.. kapan taksinya datang?"

"Aku juga tidak tau.. ini sudah larut, mungkin tidak ada taksi lagi yang lewat"

"What ?"

"Uhmmm perhaps ! sepertinya kita harus berjalan kaki sampai rumah.."

"Ahhh tidak mungkiiinnn... taksiiii datanglaaahhh..."

THE END_