"Kibum… tunggu!" panggil seorang namja. Ia berlari menuruni tangga dengan cepat dan langsung berhambur memeluk namja yang tengah berdiri dilantai bawah yang ia panggil dengan sebutan Kibum tadi. Ia berlonjak bahagia dengan sesekali mengguncang tubuh Kibum. Kibum tak membalas, ia hanya diam menerima perilaku namja tersebut dengan raut datarnya.

"Kenapa kau tak memberitahuku bila kau akan segera menikah?" serunya dengan raut bahagia. Kibum hanya diam dan masih menatap wajah namja tersebut dengan seksama.

"Sudah lupakan saja.. yang jelas kau harus bahagia Kibum, beginikah ekspresi seseorang yang akan melepas masa lajangnya?" tanyanya kembali dengan raut sedih. Kibum masih diam dengan ekspresi datarnya. Namja tersebut seolah tau dengan apa yang Kibum fikirkan. Dengan cepat, ia menarik kedua sudut bibir Kibum hingga membentuknya sebuah senyum bulan sabit walau masih tampak kaku. Namja tersebut tersenyum, sama halnya yang ia lakukan terhadap Kibum dan berkata " Bila bahagia, kau harus tersenyum seperti ini.."

Namaku Kim Kibum dan namja yang bersamaku tadi adalah Lee Sungmin. Namja manis yang selalu ceria setiap harinya, itu yang mereka katakan padaku. Ia adalah sahabat terbaikku. Aku sempat berfikir kenapa ia mau berteman denganku yang aneh ini, itu juga yang mereka katakan padaku. Semua orang menganggapku aneh karena aku selalu menyendiri dan tak mau bersosialisasi. Aku bukan aneh dan juga sombong, tapi aku bingung bagaimana aku bisa berinteraksi dengan mereka..ini karena penyakitku! Aku mengidap syndrome Asperger.

Syndrome Asperger adalah kelainan saraf (neurobiological) dan merupakan bagian dari autism spectrum disorders. Disebut dengan istilah 'autism spectrum', karena penyakit ini mengacu pada gangguan perkembangan saraf termasuk autism serta gangguan lain yang memiliki karakteristik serupa. Namun aku berbeda dengan autism, karena aku memiliki fungsi saraf yang lebih baik dibandingkan anak-anak autisme. Aku sama dengan yang lainnya, karena aku adalah orang normal. Namun yang membuatku berbeda, karena aku tak memiliki keterampilan dalam berkomunikasi dan juga sosialisasi.

Aku mendapat kesulitan untuk berkomunikasi dengan orang lain yang menggunakan komunikasi non verbal. Aku juga tidak dapat mengetahui bagaimana memahami ironi, sarkasme, dan penggunaan bahasa slang, apalagi memahami mimic muka/ekspresi orang lain. Dan karena keanehan ku inilah semua orang kerap menghindariku. Penyakit ini aku dapat sedari kecil, mereka juga bilang kalau ini disebabkan karena factor keturunan. Aku tau itu, haraboeji dari pihak eomma yang mewariskannya padaku. Aku tak menyalahkan beliau, karena aku tau beliau juga pasti tak mau mengidap sakit aneh begini….

'Aku punya tempat, ia ku namai kesepian. Disana memang menenangkan,tapi tidak menyenangkan..Karena itu aku beranggapan bila sendirian itu lebih menyakitkan dibanding mendapatkan sebuah luka'(Kibum)

.

Innocent of Snow

.

Pairing : KyuBum x KyuMin

Disclaimer : OOC, typo(s), BL, Fast, Abal-abal, Bored, RnR
Warning : Tidakkah kalian tau bila Tuhannya cerita adalah author? Jadi, jangan hujat amoree ne *DitimpukSendal

.

..

Seorang namja berkulit pucat tampak sumringah dengan beberapa desain undangan ditangannya. Sesekali ia tampak serius melihat undangan-undangan tersebut dan terkadang ia tersenyum lebar layaknya orang tak waras. Diangkatnya dua undangan ditangannya tinggi-tinggi dan membandingkannya. Beberapa orang yang berlalu lalang terlihat heran memandangnya. Namja berkulit pucat tersebut kini tengah berada disebuah kafe dan duduk dimeja bagian tengah tepat dihadapan meja kasir.

Namja tersebut menggaruk tengkuknya masih dengan menatap lekat dua undangan yang kerap membuatnya bingung. Dua undangan tersebut sudah terlihat cantik dengan dihiasi ornamen bunga dan juga menggunakan konsep 3D disetiap lembar undangannya. Namun apa yang harus ia bingungkan? Keduanya tampak cantik, tapi inilah yang orang-orang katakan dengan sindrom pra pernikahan…

"Siwon hyung…" panggilnya saat seorang namja dengan pakaian waitress berlalu dihadapannya.

"Wae Cho? Apa kau ingin memesan sesuatu?" tanya Siwon saat namja berkulit pucat tersebut memanggilnya. Cho Kyuhyun, itulah namanya. Ia menggeleng keras namun senyum childishnya kerap mengembang. Siwon mengernyit heran namun ia hanya mendesah berat saat Kyuhyun mengangkat kedua undangan yang sedari tadi membuatnya frustasi.

Siwon mengambil posisi duduk dihadapan Kyuhyun dan memegang kedua undangan tersebut. Ia tampak berfikir sejenak lalu mengangkat satu undangan berwarna perak bercampur putih dengan gaya Eropa menghiasinya. Kyuhyun mengangkat satu alisnya lalu tersenyum lebar. Ia merebut undangan ditangan Siwon dan memeluknya hangat didepan dadanya. Kini giliran Siwon yang mengernyit heran melihat pola tingkah Kyuhyun yang tampak kekanakkan.

"Kau akan menikah, namun sikapmu masih saja kekanakkan. Bagaimana kau akan memimpin keluargamu?"

Kyuhyun hanya membalas ocehan Siwon masih dengan senyum kekanakkannya. Siwon menggeleng maklum akan watak Kyuhyun ini. Biar bagaimanapun Kyuhyun adalah adik kesayangannya walaupun mereka tidak berasal dari satu rahim yang sama. Ya, mereka adalah saudara tiri tapi hubungan mereka sama halnya seperti saudara kandung, walau Siwon tetap mempertahankan 'Choi' sebagai marga tetapnya.

Kring..Kring..

Lonceng yang tergantung diambang pintu kafe berbunyi. Siwon lansung berdiri dan menyambut pelanggan tersebut. Ia tersenyum ramah menyambut kedatangannya tapi tidak dengan balasan yang ia dapat.. raut dingin dan datar. Ya, siapa lagi kalau bukan Kim Kibum. Kyuhyun yang menangkap kedatangan Kibum, segera beranjak dari tempatnya dan mengajak Kibum untuk duduk ditempatnya tadi. Kibum menurut, masih dengan raut tak bisa diartikan miliknya.

"Hyung.. aku sudah memilih undangan pernikahan kita, dan lihatlah ini~" seru Kyuhyun menunjukkan undangan yang dipilih Siwon tadi. Kibum meraih undangan tersebut dan menatapnya lama. Kyuhyun hanya diam dengan mata berbinarnya menunggu reaksi Kibum dengan pilihannya. Kibum beralih menatap Kyuhyun yang masih menunggu respon darinya. "Eottoke?" tanya Kyuhyun dengan senyum mengembangnya.

Kibum hanya diam, walau pandangnya masih mengarah pada manik coklat Kyuhyun. Ia bingung untuk menjawab apa. Kibum bukannya tak suka akan pilihan Kyuhyun, ia tentu suka bahkan sangat suka. Tapi begitulah, ia bingung bagaimana ia harus menjawab? Sedihkah? Senangkah? Ataukah ia harus menjawabnya dengan nada marah untuk menyeimbangkan pertanyaan Kyuhyun?

'Bagaimana?' Mungkin bagi kita terlalu mudah untuk menjawab satu kata dari pertanyaan tersebut. Ya, sebuah pertanyaan singkat yang lansung dapat dijawab apabila diwarnai gerak tubuh sebagai pendukungnya. Namun, apa jadinya bila harus Kibum yang menjawab? Ia justru bingung untuk menjawabnya. Bagi Kibum, satu kata mempunyai arti yang begitu banyak. Apakah itu sebuah kekecewaan, ataukah itu sebuah kebahagiaan, atau itu sebuah jawaban dan sebagainya.. Kibum bingung dengan apa respon yang harus ia ajukan.

"Ahh.. aku yakin kau pasti menyukainya Hyung! Biar bagaimanapun selera yang kita miliki ini sama." Ujar Kyuhyun dengan riang. Kibum masih diam menatap setiap gerik Kyuhyun dengan wajah datarnya.

"Hahh.. kalian membuatku iri saja, kalian berbincanglah disini dulu.. aku akan membawakan makanan kecil kemari" sela Siwon. Ia tersenyum manis kearah Kibum dan segera mengundurkan diri dari hadapan mereka. Kibum tak membalas, ia hanya mengerjap polos sebagai responnya.

"Kyu.. apa kau yakin dengan pernikahan kita?" tanya Kibum walau pandangnya masih mengarah kepada Siwon hingga namja tampan tersebut menghilang.

"Aku tak pernah main-main hyung.. kenapa?"

Kibum memainkan jemarinya diatas meja dan sesekali memandang Kyuhyun. " Apa kau yakin akan menikahiku? Aku adalah namja aneh yang membosankan, apa kau nantinya tidak akan menyesal dengan keputusanmu ini?"

Kyuhyun tertawa lebar seraya tangannya mengacak surai kelam Kibum. Kibum menunduk, menahan malu mungkin. Kyuhyun meraih dagu Kibum dan mengangkatnya hingga membuat mereka beradu tatap.

Pletak!

Kyuhyun menjitak kening Kibum dengan satu tangannya yang masih bebas. Kibum meringis dengan raut datarnya dan semakin membuat Kyuhyun tertawa lepas akan reaksi dari calon pengantinnya kini.

"Kenapa aku harus ragu chagi? Sudah sering kau bertanya demikian, dan jawabanku tetap sama..aku ingin kau yang menemani sisa hidupku. Kita itu sudah ditakdirkan untuk hidup bersama.. jadi, kenapa aku harus mundur? Jangan berfikiran yang tidak-tidak.." tutur Kyuhyun dengan sesekali membelai surai Kibum. Kibum hanya mengangguk pelan. Ia bukannya ragu akan ketulusan Kyuhyun, ia memang takut.. takut untuk memikirkan kehidupan mereka kelak. Apa namja tersebut masih bisa menemaninya hingga tua? Ia takut.. sangat takut bila nantinya Kyuhyun akan meninggalkannya walaupun ia tak bisa berekspresi dengan mimic wajahnya.

"Oh ya.. bukankah sekarang waktunya kita untuk fitting baju? Jam berapa ini?" panic Kyuhyun. Ia menarik baju dilengannya sedikit meninggi hingga menampilkan sebuah jam berbahan dasar stenlis melingkari pergelangan tangannya. Waktu menunjukkan pukul 3 siang KS. Kyuhyun tampak begitu frustasi dan menjambak sendiri rambutnya. Kibum bingung dengan mengerjapkan kedua matanya tak mengerti akan reaksi Kyuhyun saat ini, hingga Kyuhyun tersadar dan segera menarik Kibum untuk beranjak dari duduknya.

"Kita harus cepat hyung… perancang itu bukan tipe yang mau menunggu lama."

"Tapi makan kita?"

"Sudah biarkan saja. Biarkan Siwon hyung yang menghabiskannya…" jawab Kyuhyun enteng. Kibum hanya cengo saat raungan Siwon membahana hingga penjuru kafe. Jelas ia tampak murka saat meja yang ia datangi kosong melompong dan hanya meninggalkan kertas-kertas bekas dan juga beberapa undangan yang berserakan masih saja menghuni meja mereka tadi. Kyuhyun yang mendengar auman Siwon, hanya terkikik geli seraya melambaikan tangan kearah hyung kesayangannya sebagai salam perpisahan.

"Cinta itu sederhana, jika kau tak mampu membuatnya tersenyum atau bahkan tertawa.. cukup untuk membuatnya tidak terluka karenamu.." (Kyuhyun)

"Hyung… kau terlihat manis memakai gaun itu" seru Kyuhyun saat Kibum mencoba sebuah gaun pernikahan dengan dihiasi manik-manik putih disekitar dadanya. Kibum tak menggubris pujian Kyuhyun. Dengan malas, ia membuka gaun tersebut dihadapan Kyuhyun. Kyuhyun terdiam dengan rona merah dipipinya. "Hyung, jangan menggodaku." Ucap Kyuhyun.

Kibum tak peduli. Ia meraih sebuah setelan jas dan mencobanya. Kyuhyun melirik pergerakan Kibum dan menganga luar biasa lebarnya saat didapatinya Kibum telah memakai tuxedo yang harus dikenakannya nanti. "Aku lebih suka ini" jawab Kibum datar.

"Hyung… yang uke dipernikahan kita itu kau bukan aku, aku tak mau memakai gaun!" tolak Kyuhyun dengan raut manjanya. Kibum masih diam memperhatikan pola tingkah kekanakan Kyuhyun. "Kenapa harus ada yang memakai gaun? Biarkan saja kita berdua memakai tuxedo.." jelas Kibum.

"Baiklah kalau begitu.." jawab Kyuhyun lesu. Ia menghampiri pelayan butik yang sedari tadi menemani mereka dalam mencoba busana mereka. Kyuhyun tampak serius berbincang dengan pelayan tersebut dengan sesekali mengarah pandang dan juga telunjuknya kearah Kibum. Kibum hanya diam memperhatikan perbincangan mereka. Ia mendudukkan dirinya dikursi dan memejamkan matanya sejenak. Kibum memang tampak lelah, terbukti dengan segudang kegiatannya hari ini yang ia mulai dari kampus hingga kemari. Namun ia berusaha untuk bersikap biasa tanpa harus membuat kekasihnya cemas.

"Hyung.." panggil Kyuhyun dengan menepuk bahu kanan Kibum. Kibum terbangun lalu mendongak. Kyuhyun tersenyum lembut menatap kekasihnya ini. Namun, respon Kibum masih sama. Ia hanya diam dan menatap lekat sosok Kyuhyun dalam jangkauan matanya. Kibum mengerjap polos dan bertanya, "Kau siapa?"

"Eh?"tanggap Kyuhyun

'Melupakan dan dilupakan.. dua kata itu yang sangat aku benci! Aku diharuskan untuk merasa sakit diantara keduanya.. Apakah aku sanggup untuk lebih lama sendirian?'(Kibum)

Mentari pagi sudah mulai menampakkan sinarnya. Sinar yang dihasilkannya, perlahan masuk dari celah-celah kaca dan mulai menusuk insan kehidupan yang kini tengah meringkuk dalam selimut tebalnya. Ia sedikit bergeliat dalam selimut tebalnya. Perlahan, ia membuka kelopak matanya dan duduk dengan bersanggah pada kepala tempat tidurnya. Pantulan mentari pagi yang merambat dari kaca dikamarnya, sedikit mengganggu penglihatannya.

Ia beranjak dari tempat tidurnya dan menutup sedikit gorden agar sinar menyilaukan tersebut sedikit tergeser dan lansung diserap oleh sari-sari bahan gorden tersebut. Ia sedikit mendesah, saat udara pagi juga menggelitik tubuhnya. Ia berbalik, namun terhenti saat dirinya berpatut dihadapan cermin. Ia mengerjap polos bercampur bingung. Didekatinya cermin tersebut seraya menggapai wujud dari bayangan yang dihasilkan cermin tersebut. Mulutnya sedikit menganga, walau gapaian tangannya masih terarah pada bayangan dirinya yang dipantulkan cermin tersebut.

"Kau siapa?" tanyanya pada dirinya seorang. Ia terus menggapai bayangan dirinya seorang dan juga mengutarakan pertanyaan yang sama pada dirinya kembali. Ia tampak semakin bingung dengan sosok tersebut. Hingga sebuah suara menginterupsi tindakannya..

"Kibum… Apa kau masih tidur? Eomma mu bilang kau masih tidur.. ayo cepat, pagi ini kita harus konsultasi dengan dosen pembimbing. Eh? Kau sudah bangun eoh?" tutur seorang namja yang sedari tadi meneriakki namja yang kebingungan itu. Kibum, yang pemilik kamar hanya menatap datar sosok itu dan bertanya, "Kau siapa?"

"Eh? Aku temanmu.. Lee Sungmin!"

"Sungmin? Temanku?"

Sungmin segera menghampiri sosok Kibum dan mendekatkan wajahnya. " Benar kau tak ingat aku?"

Kibum tak menjawab, ia hanya diam walau masih saja ia memandang sosok Sungmin dalam kebingungannya. "Ya Tuhan! Tidak!" racau Sungmin.

'Aku mengajarkannya untuk tersenyum, namun ia menolak. Aku terus memaksanya untuk tetap tersenyum…Namun kesedihan yang harus ia terima!' (Sungmin)

"Prosopagnosia?" tanya Kibum Eomma.

"Gangguan neurologis yang ditandai dengan ketidakmampuan untuk mengenali wajah seseorang. Penyakit ini juga sering dikenal sebagai kebutaan wajah atau agnosia wajah. Prosopagnosia tidak berhubungan dengan disfungsi memori, kehilangan memori, gangguan penglihatan, atau ketidakmampuan belajar. Penyakit ini berasal dari kelainan, kerusakan atau gangguan di fusiform gyrus kanan, lipatan yang muncul untuk mengkoordinasikan system saraf yang mengendalikan persepsi wajah dan memori." Jelas uisa yang kini menangani Kibum.

Saat Kibum benar-benar tak mengenali wajah Sungmin, Sungmin lansung mengkadukan kondisi Kibum kepada eommanya dan mereka segera melarikan Kibum ke rumah sakit.

"Lalu apa yang menyebabkan ia harus mengidap penyakit aneh itu?"

"Bukankah ia tercatat sebagai pengidap Syndrom Asperger?" tanya uisa balik.

"Eh?" tanya Sungmin.

"Prosopagnosia seringkali didapat setelah stroke, cedera otak traumatis, atau penyakit neurodegeneratif ataupun factor keturunan. Namun seringkali prosopagnosia kerap hadir pada mereka yang pengidap autism ataupun Syndrom Asperger.. Dan pasien Kim Kibum tercatat didalamnya."

Sungmin tampak terguncang atas penjelasan blak-blakkan yang dituturkan oleh uisa tersebut. Name tag yang tertera bernama "Kim Myung Soo" tersebut tanpa ragu berucap inci demi inci momok yang kini tengah menghantuinya. Sungmin melirik eomma Kibum yang tampak begitu tenang disampingnya. Yeoja paruh baya itu hanya bisa menunduk dengan tatapan teduhnya. "Eommanim?" panggil Sungmin.

Yeoja tersebut mendongak dan memberikan senyum lembutnya kearah Sungmin dan semakin membuat Sungmin menjadi bingung akan sikap yang beliau tunjukkan.

"Sungmin-ah.."panggil Kibum yang kini tengah berbaring diranjang pasien. Bukan hanya Sungmin yang terlonjak, bahkan eomma Kibum juga ikut terlonjak dan segera menghampirinya. Kibum duduk dari keterbaringannya dan menatap mereka satu persatu. "K..kau memanggilku Kibum?" tanya Sungmin ragu.

Kibum mengangguk pelan. Diraihnya jemari Sungmin yang mendekatinya. "Kenapa kau yang harus takut? Sudahlah.. aku tak apa-apa~" jawab Kibum.

"Aku dan eomma sudah mengetahuinya sejak dahulu. Sejak aku divonis sebagai pengidap penyakit aneh itu. Dokter juga menyarankan padaku dan eomma untuk selalu siap bila nantinya penyakit aneh lainnya juga akan datang padaku. Lalu waktu itu tiba sekarang.. jadi kenapa kau yang harus takut?" tanya Kibum. Sungmin tersenyum lembut lalu merengkuh tubuh Kibum dalam keposesifan pelukannya. Kibum hanya diam tanpa ekspresi dan sesekali menepuk punggung sahabatnya itu.

"Sungmin?" panggil Kibum. Sungmin segera melepaskan pelukannya dan menatap lekat Kibum. "Sebelum aku benar-benar melupakan orang lain, bisakah kau membantuku?"

"Apa?"

"Bantu aku untuk menggantingkan posisiku dipelaminan nanti.."

"Eh?"

'Dia benar-benar hilang… dan aku semakin sepi terpenjara dalam lingkar hitam ini. Aku mencoba kabur, tapi kekangan takdir ini terus menjeratku.. aku hanya bisa pasrah. Mungkinkah ini keadilan yang Tuhan berikan padaku?'(Kibum)

TBC

Sebenarnya FF ni udah Amoree publish, tapi kenapa tiba-tiba hilang ya? Apa lagi ada penghapusan massal ya?
Jadi, amoree publish ulang dech. Ehhee..
Kalo sering kejadian kayak gini, mau cari tempat lain aja dech.. tapi bingung dimana. Ada yang tau?