SEHUN'S TWIN?

TITTLE : Sehun's Twin?

AUTHOR: it's me :D

CAST: Dee (OC), Danny (OC) AND EXO

WARNING: ini Cuma iseng doang... bukan yaoi, kalo gak suka ya apa-apa jangan dibaca... oke? Just have fun ^^

.

.

.

Really wanna read this?

.

.

.

If not... just leave

.

.

.

Here we go!

.

.

"YEEEEYYYY" teriakan lebay yang memekakkan telinga itu berhasil membuatku naik darah, ku pikir setelah masuk kuliah sifat childish kak Danny akan hilang, dan sekarang pikiran itu sudah hancur berkeping-keping.

"DEE! Pokoknya lo harus ikut gue" akupun semakin kesal saat pemilik suara itu malah masuk kekamarku dan menunjukkan cengiran konyolnya "lo mau gue timpuk pake boneka panda gue?"

kak Danny duduk di sebelahku lalu memelukku, gue harus mriksain nih anak ke dokter hewan kayaknya, aku takut dia terserang wabah rabies yang akhir-akhir ini menyerang notebookku, makanya aku sekarang memakai laptop.

"Gue rela lo timpuk pake apapun karena bentar lagi impian gue terwujud Dee" aku menautkan alis karena bingung "impian yang mana?ngintipin Miyabi?" tanyaku asal.

BLETAK

"SAKIT! Lo demen banget jitak kepala gue"

"meskipun gue yadong, kadar keyadongan gue tuh masih level satu tau gak! Gue juga gak pernah nonton yadong!" teriak kak Danny mulai kalap, aku tetap menatapnya malas dan juga berusaha mencerna dari tadi kak Danny ngomong yadong tapi yadong itu apa?

Penggemar Miyabikah?

"gini aja deh gue gak mau terus-terusan gila ngadepin adek kaya lo, gue bisa stres! Gue tuh mau ngajak lo liburan ke Bali, tau sendiri kan bonyok(bokap-nyokap a.k.a bapak-emak)gak ikut liburan semester kayak kita? So, kita harus liburan sendiri" jelas kak Danny dengan cengiran lima jarinya.

"Denger lo teriak kayak orang kesurupan kayak tadi gue tau ada maksud lain, lo gak mungkin girang cuma karena liburan ke Bali kak" kak Dannypun mendengus kesal "oke gue ceritain, jadi gini ehem- artis SMENT kan mau konser lagi di Jakarta sono, nah gue gak bisa nonton karena lo tau sendiri gue sibuk ama kuliah. Seminggu sebelum mereka konser itu mereka nyewa hotel buat liburan, tenang jauh dari fans, dan gue mau liburan bareng mereka-"

"kalo hotelnya di sewa pihak SMENT kita mana bisa check in?"

"gue belum selesai ngomong tadi Dee, elo pake nyamber dulu. Tentu bisa karena mereka nyewa hotelnya om Prass" kak Danny terlihat berbinar-binar.

Kpopers paling beruntung lah kak Danny, dia bakal bisa liat para idolanya, gue juga mau ketemu Harry Potter selaku idola gue, sayang fiksi.

"Kok lo gak seneng Dee? Lo kan suka Exo, gue tau lo punya Vidio-vidio Exo, bahkan gue pernah liat lo beli posternya"

"gue Cuma suka"

"ayolah Dee, dari pada lo Cuma mandang poster mereka mending ketemu langsung" aku langsung menatap tajam pada kakakku yang cerewet ini

"berisik lo, emang gue bilang gak mau ikut apa? Kapan berangkat?" kak Danny kembali berbinar "sekarang lah, seminggu liburan mereka itu sama dengan liburan kita, jadi kita bakal seminggu bareng mereka"

"APA?"

.

.

.

.

.

"Cepet Dee, lo Cuma bawa satu ransel seperti perintah gue kan? Lo gak bawa boneka panda lo kan?" cerewet, aku jadi malas menjawabnya.

Aku menuruni tangga dengan malas sementara kakakku berada di bawah, tepatnya di meja makan sedang asyik menghabiskan sereal.

Aku cukup kesal dia tidak membolehkanku membawa koper dan malah ransel, satu- satunya ranselku hanya ransel baby pink hadiah juara satu kemarin, dari Dion musuhku dan dia bilang

"nih, gue tau lo bakal juara satu, lo gak punya ransel kan? Jadi gue kasih ranselnya barbie buat lo" saat itu aku langsung naik darah lalu menghajarnya dengan ransel ini, tapi masih baik- baik saja, ranselnya.

Karena ranselnya tidak sebesar koper jadi mau tidak mau aku membawa sedikit baju, kalau kurang aku bisa membeli disana,semoga saja ada yang keren.

Selain baju aku hanya membawa laptop, PR, dan handphone itu saja, aku merasa seperti akan kabur ala remaja labil.

"Elo lama ah, cepet makan! Kita bakal naik bis tau!"

"lo pelit amat kak, paling enggak naik travel gitu" aku mulai menyendok makanan dengan malas "kita kan anti mabok Dee, lagipula kita bakal ngabisin banyak uang disana"

"kan hotelnya gratis"

"buat makan, shopping, gak pake duit neng? Udah cepet makan" salah apa sih aku punya kakak seperti dia.

.

.

.

.

.

"Dee, Dee" kakak di sebelah mengguncangku pelan, ternyata selama di bus aku tertidur

"irreona irreona!" dia mulai teriak dan mempercepat guncangannya

"GUE BUKAN ORANG KOREA"

"nah lo tadi gue bangunin baik-baik malah gak mau bangun, lagian kita mau ketemu orang korea jad-"

"woy, mereka tuh berkunjung ke Indonesia, beda lagi kalo gue yang ke korea ya harusnya mereka yang belajar bahasa Indonesia, ngapa musti gue yang belajar bahasa Korea?" aku pun cepat memotong ceramah kakak, sekarang dia malah diam serta bermuka melas

"lo gitu banget sih Dee maksain mereka..."

"udah ah, entar gue ngomong bahasa inggris ama mereka, takut banget lo" ku sambar topi baseball merah di kepala kakak kemudian memakainya asal, lalu menarik tangan kak Danny keluar bus karena kita memang sudah sampai terminal.

Setelah sampai tepat di bawah bus aku mengedarkan pandanganku, mencari seseorang tentunya

"OM PRAS!" teriakan memekakkan telinga itu membuatku terlonjak serta menoleh pada asal suara yang kini memeluk sosok pria tinggi berkulit kuning langsat di depan sebuah mobil ferrari hitamnya.

"Wah Danny kecil udah gede ya sekarang? Makin ganteng kayak bintang film mandarin nih" demi apa kak Danny di samain ama bintang film mandarin atau apalah itu, huueeekk banget!

"eh ini dia si cantik Dee, makin cantik aja ya? Tapi kenapa kesel gitu kayaknya?" pertanyaan om Pras barusan sukses membuat kak Danny menoleh heran padaku.

Aku berhenti dan tersenyum manis di depan om Pras, om Pras langsung memelukku sayang "i miss you uncle-" om Pras melepas pelukannya "-aku di paksa liburan di sini om, sama makhluk satu itu" aku mendengus kesal ke arah kak Danny.

Om Pras tertawa "gak berubah ya, tetep aja berantem mulu kayak tontonan kalian itu tuh, Tom and Jerry haha"

"ih om, Tom and Jerry udah gak jaman lagi sekarang om, ah om kudet sih" aku menoleh masih dengan wajah kesal pada kakakku yang ajaib ini "trus apa emang perandaiannya selain Tom and Jerry? Kucing dan tikus?"

"ya apa gitu kek om, plankton and misalnya" akupun bersweet drop ria 'ini orang masih waras kagak sih?'.

"Udah cepet ah kelamaan lu nglawak mulu, gue udah pengen molor tau" aku menyeret kakakku yang tampan ini masuk mobil, om Pras terkekeh pelan lalu berjalan menuju jok kemudi "hotel om bakal rame kalo ada kalian nih haha" ya, rame karena aku akan terus meneriaki kak Danny yang sebenarnya sudah kegiatan rutinku, kalo perumpamaan mungkin aku dan kakak seperti Squidward dan Spongebob, begitulah kami.

.

.

.

.

.

Mobil ferrari milik paman sudah berhenti di depan sebuah hotel besar, ini hotel bintang, err- aku lupa, mungkin lima? Atau sudah bertambah lagi bintangnya? Entahlah, hanya tuhan dan orang yang kepo saja yang tau, aku sih bodo amat.

"Kalian masuk sendiri ya? Tanya kamar kalian pada recepsionist, om sudah titip pada dia okay?" kami mengangguk lalu mobil om Pras melaju lagi entah kemana, aku tidak cukup kepo untuk peduli tentang itu, sekali lagi, 'bodo amat'.

Kami pun memasuki hotel yang langsung di sambut oleh entahlah, tapi aku tau dia manusia, aku cuek saja dan langsung masuk mengekor kak Danny yang tak kalah 'bodo amat'nya denganku.

"Tunggu di sini, biar gue yang nanya ke mbak itu" perintah kak Danny yang kemudian nyelonong gitu aja ninggalin adiknya di tengah lobi yang cukup ramai.

Karena lobinya naujubilah gede banget, aku jadi merasa kikuk berdiri di sini, mana sekelompok cowok keren yang duduk tak jauh dariku menatap aneh terus padaku lagi, aku semakin gelisah.

Perasaan takutpun muncul di benakku, takut memakai tanktop putih, hotpants hitam, jacket pink dengan hoodie, serta ransel pink adalah pakaian yang tak layak masuk hotel berbintang-bintang, bahkan aku juga jadi takut topi baseball merah milik kak Dannylah yang tak patut di pakai saat berada di hotel, ketakutan yang aneh? Ku rasa sangat.

Mereka mulai berbisik-bisik dengan bahasa aneh yang sering kak Danny ucap atau nyanyikan, eh tunggu! Itu bahasa korea, Dee kau mulai bodoh!

Aku lirik mereka, mukanya seperti poster yang ku tempel di kamar sepertinya. Itu mirip Kai, itu seperti Chanyeol, yang itu juga mirip sekali dengan Luhan, yang it- tunggu tunggu tunggu!

Mereka ternyata tidak mirip, mereka EXO! Oh my god.

Tapi, kalau mereka Exo kenapa mereka melirik sambil berbisik ke arahku? Jangan-jangan aku yang mimpi, ah, iya aku pasti salah lihat.

"Yak! Kim Jongin!" teriakan itu sukses membuatku benar-benar menoleh pada mereka, seorang mirip, atau memang, Sehun menatap tajam pada Kai, atau hanya mirip Kai, sedang yang di pelototi hanya cengengesan.

Seorang yang mirip D.O menyenggol rusuk seorang yang mirip Sehun khawatir, seorang yang mirip Sehunpun menoleh, ke arahku! Aku cepat membuang muka.

Pasti itu bukan Exo, aku hanya salah lihat, ya, pasti aku hanya salah lihat, kan tidak mung- "hi".

DEG

Suara bass yang sering ku dengar lewat laptop atau handphoneku kini menyapa telinga kiriku, menghentikan segala pergerakan tubuh juga pikiranku, "hello? Do you hear me?" kini dia menggerak-gerakkan telapak tangan besarnya tepat di depan hidungku juga mataku yang membulat.

Katakan ini hanya mimpi! Pasti dia malaikat yang muncul di mimpiku agar aku senang kan? Agar aku tersenyum di tengah tidur lelapku? Katakan iya! Ku mohon... tapi dia nyata, dia ada di hadapanku.

Dia biasanya hanya bisa ku lihat fotonya yang selalu keren di laptopku, cerita fiksinya biasanya selalu ku baca setiap malam sebelum tidur karena aku berharap di mimpiku dia muncul, suara bassnya juga selalu bisa membuatku seakan meleleh seperti margarin, aksinya di music vidio juga selalu membuatku berteriak histeris walau sudah berulang kali ku tonton.

Dan dia, ya dia, dia... "are you okay?" katanya sambil menyentuh bahuku, refleks aku melepasnya dengan cepat "eh, maaf apa kau tau di mana teman-temanku? Aku tertinggal tadi hehe, lihat tidak?" "siapa temanmu?" bodoh! Pertanyaan bodoh macam apa yang barusan kau lontarkan Dee!

"jadi kau tidak tau ex-" "KRIS!".

Refleks kami menoleh serta jantungku berdetak cepat, aku tidak mimpi, mereka benar-benar Exo dan dia Wu Yifan,Kris.

Setelah itu Kris tertawa dan entah bicara apa dengan mereka atau hanya Chen, yang tadi meneriakkan namanya, dia lalu berjalan hendak meninggalkanku.

Dua langkah dia berhenti, kenapa berhenti? Dia menoleh padaku, tersenyum lalu menggandeng lenganku untuk kemudian menyeretku menuju member Exo yang dari tadi sepertinya melirik padaku dengan tatapan aneh mereka.

"Tidak usah malu, tak apa. Oh iya, aku Kris ini teman-temanku" kata Kris, kemudian Kai mengatakan entah apa dengan cengiran konyol pada Kris, dia juga melirik pada Sehun yang memasang muka datar "dan ini Sehun".

What the...? aku langsung memasang wajah 'HAH?' pada Kris lalu menatap Kai dengan wajah 'apa banget lu Kai hah? Ngomong apa lu barusan?' sementara Sehun langsung melayangkan death glare mematikannya pada Kai, dan Kai? Tentu saja cengengesan ria bersama ChanBaek.

ChanBaek?! Etdah ngapa juga si Canyeol ama Baekhyun ikut gila bareng Kai? Ada apa sebenarnya? Aku jadi frustasi.

"Haha, maaf kau tidak mengerti bahasa kami ya?" tanya Luhan dengan cengiran lebar "ne, makudku ya, hahami- eh maaf haha jangan menatap seperti itu, haha astaga kau mirip si cadel ini haha" keningku berkerut heran dengan kata-kata Kai yang campuran, english yang rada kepleset korea juga di tabur dengan kekehan.

"Kai bilang wajahmu mirip Sehun, apalagi bila memasang wajah datar menyeramkan seperti Sehun" kata Baekhyun akhirnya sambil menahan tawanya yang siap meledak kapanpun.

Akupun diam berpikir, mirip Sehun? Benarkah? Kalau kak Danny yang di bilang mirip Luhan sih iya, tapi kalau aku mirip sehun? Yang benar saja! Tidak mungkin.

"DEE!" teriakan cempreng itu membuyarkan pikiranku tentang 'benarkah aku mirip Sehun?' tanpa pamit pada mereka aku langsung berlari pada duplikat Luhan berpostur Chanyeol alias kakakku yang kelakuannya ajaib, samar-samar ku dengar Kai masih cengengesan bersama ChanBaek.

.

.

.

.

.

"Woy kak!" teriakku pada kak Danny yang sedang berbaring di ranjangnya. Kami memang satu kamar, tapi di sini ada dua ranjang ukuran kingsize, aku di pojok belakang kiri sementara kak Danny di pojok depan kanan.

"Pa'an" jawabnya malas, aku mendengus kesal "mo nanya gue nih, jawab yang jujur ye?"

"iya Dee lu cantik, cocok buat Tao Exo kok" kak Danny menyambar seenaknya, aku berdecak kesal.

Aku jadi ingat sudah lima kali bertanya 'kak, gue cukup cantik gak buat jadi pacar dia(tunjuk foto Tao)' dan aku sangat hafal jawaban biasanya 'sian bener si Tao kalo ampe punya cewe somplak kek lu' lalu benda yang berada di sekitarkulah yang akan jadi korban pelemparanku, biasanya bantal, buku, atau tas.

Tapi ini? Ckck tumben lu jujur bang, terharu gue dah "gue bukan mo nanya itu bego! Gue mo nanya emang iya gue mirip Sehun?" kak Danny langsung duduk tegak sambil memasang wajah terperangah, lima detik kemudian "BWHAHAHA".

Makin streslah gue! Ini kakak satu-satunya gak bisa bener dikit aja apa ye? Pening gue! "baru nyadar lu hah?".

What the hell! Tadi ketawa guling-guling sekarang malah nanya pake muka sinis, oh tuhan kakakku kenapa? "ck, bengong lagi lu" "bener emang?" dia mengangguk mantap,

JLEB!

Beneran nih?

.

.

.

.

.

The end

Oke aku tau gak bakal ada yang review... :D

Bye~