Warning: alur gaje, bikin baper *enggak juga sih, tulisan new bie, dan beberapa kekurangan lainnya~
Sebelum dan sesudahnya aku ucapkan terimakasih, selamat menikmati!
----------------
Love a la mode
Berz…. Berz… berz…
Suara iPhoneku membuat ku bangun dari tidur panjangku yang nyenyak. "Hah, aku masih ingin tidur". Gumamku selagi merapikan rambut hijau toska ku yang terurai dan luar biasa berantakan. Aku pun memungut iPhoneku yang berada disebuah meja kecil disamping tempat tidurku.
Aku pun berpikir siapa yang meneleponku di hari minggu ini. Dengan setengah hati aku menekan tombol hijau pada layar iPhoneku.
"Selamat pagi, Miku!" suara lembut nan indah menyapaku dengan hangat. Ya, benar. Ini adalah suara dari orang yang aku imipikan dalam tidur nyenyakku, suara yang aku dengar di mimpi-mimpiku.
"Pagi" suaraku terdengar aneh. Rasanya campur aduk, rasanya aku ingin kembali tidur dan mengucapkan "Selamat Malam". Aku merasa senang dan malu, sekarang dia terdengar seperti alarm saja.
"Ada apa dengan suaramu? Masih ngantuk, ya? Haha… maafkan aku karena telah membangunkanmu".
"Eh, tidak apa-apa kok! Malahan aku senang. Jika kau tidak membangunkanku, mungkin aku akan tidur keblablasan sampai sore".
"Haha… syukurlah kalau begitu. Aku akan menunggumu di kafe yang biasanya pukul 09.00, ya?"
"Hem" walaupun dia tidak bisa melihatnya namun aku mengangguk menandakan iya. Dia pun menutup teleponnya. Aku pun kembali meletakkan kembali iPhoneku pada tempat asalnya.
Dengan niatan untuk membangunkan diriku sepenuhnya dari dunia mimpi, aku pun membuat secangkir kopi. Namun, apa daya. Alih-alih bangun dari dunia mimpi, aku malah terjun kedalam dunia imajinasi yang membuatku ingin kembali tidur.
Sambil menyeruput kopiku, aku berimajinasi tentang orang yang akan aku temui nanti. Lamunan ku tentang dia membuatku lupa akan waktu. Ketika aku melihat ke arah jam dinding ternyata jam sudah menunjukkan pukul 08.20. Betapa bodohnya diriku ini, aku melamun terlalu lama sehingga lupa waktu.
Akupun berkuluyuran tak tentu mencari pakaian dan beberapa aksesoris. Aku berusaha menjadi secantik yang aku bisa. Setelah berdandan didepan cermin untuk sesaat, aku pun bergegas pergi meninggalkan rumah.
Aku menggunakan sebuah dress tanpa lengan sederhana bewarna hijau muda, dengan jam tangan bewarna coklat tua dipergelangan tanganku. Aku pun menambahkan kalung berliontin kupu-kupu yang melingkar dileherku.
Dengan langkah yang cepat aku menyusuri jalanan kota yang cukup ramai. Karena hari ini adalah hari minggu, maka tak aneh bila kota menjadi jauh lebih ramai dari hari-hari biasanya.
Tak jauh dari keramaian itu, ada sebuah kafe bergaya klasik yang tenang walaupun tak jauh dari pusat keramaian. Aku menyukai semua hal di kafe ini. Mulai dari caffe latte nya yang memiliki aroma manis, begitu pula dengan Red Velvetnya yang manis dan krimnya yang lumer di mulut membuat hari-hari penat hilang dalam sekejap. Tidak berhenti disitu, bila kita mengunjungi kafe ini pada waktu sore. Cahaya mentari senja yang menembus kaca-kaca lebar di kafe ini membuat citarasa klasik kafe ini semakin kental.
Tapi, ada satu hal lagi yang membuat ku selalu ingin pergi ke sana. Ya, disana selalu ada seorang pria dengan kacamata yang duduk di pojok kanan di samping jendela.
Dengan sebuah buku di tangannya dan headphone yang menempel di telinganya dia menikmati suasana kafe yang memiliki nama heart a la modeini. Terkadang dia juga terlihat sedang sibuk dengan laptopnya, dia selalu menyelangi kegiatannya itu dengan memakan sebuah es krim parfait yang terdiri dari es krim vanilla dan es krim coklat yang diselangi oleh saus berry dan diatasnya diberi topping strawberry.
Entah sejak kapan aku memperhatikan pria ini. Mulai dari rambut nya yang biru dan bibirnya yang tipis terlihat indah ketika dia sedang tersenyum. Atau wajah sampingnya yang terlihat menawan ketika sedang melihat kearah jendela dan punggungnya ketika dia meninggalkan tempat duduk itu.
Tanpa aku sadari aku menyukainya. Dan tuhan pun kini memberiku kesempatan agar kami bisa berbicara langsung dan menjadi teman.
Minggu lalu aku membeli sebuah buku yang berjudul "Butterfly Days". Seperti biasa aku selalu membaca buku di kafe. Aku pun membawanya ke kafe.
Dengan semangat aku pun pergi ke kafe itu. Tanpa disengaja aku menabrak seorang pria yang seumuran denganku. Dia memiliki rambut dan mata yang benar-benar biru. Dia jauh lebih tinggi dariku dan bukan hanya itu dia sangat tampan.
Dia meminta maaf padaku, dia mengatakan kalau itu adalah salahnya. Kebetulan saat itu dia memang sedang melihat kedalam layar handphonenya.
Dia membantuku membawakan barang-barang ku yang berserakan, dan begitu pula dengan buku "Butterfly Days" ku.
"Ah, buku ini! Kau membacanya?" Tanya dia dengan mata yang berbinar-binar dibalik kacamatanya yang agak tebal.
"Eum" aku hanya mengangguk pertanda iya.
"Wah, aku tidak tahu kalau ada seorang gadis yang membaca buku ini juga. Aku menyukai authornya!" Dia tersenyum sembari melihat ke arah mataku dalam-dalam. Arti pandangan itu tentulah bukan sesuatu seperti cinta atau semacamnya, namun sungguh tatapan seperti itu saja sudah membuat hatiku luluh.
Bersambung~
---------------
Hallo, semuanya! Perkenalkan, aku author baru di dunia FanFiction ini. Namaku Dianna Xardelle, kalian bisa panggil aku Dianna atau Xardelle terserah kalian :'v
Ini pertama kali aku bikin Fic. Jadi maaf kalau ada kesalahan, alur semrawut or everything *tau sendiri lah. Mohon dimaklumi, yah karena authornya juga masih belajar.
Kali ini aku bikin FanFiction dari lagu Deco*27, heart a la mode. Lagu ini dinyanyikan oleh Hatsune Miku *ayo, waifu nya siapa? /Ditampar. Aku bikin Fic ini karena lagu-lagunya kawaii-kawaii gimana gitu, feel aku yang galau jadi happy lagi gara-gara lagu ini.
Dan aku akan membuat cerita ini menjadi beberapa bagian jadi stay tune aja!
Song title
"ハートアラモード"
Romaji: Haato a ra moodo
English: Heart a la Mode
Singer(s)
Hatsune Miku
Producer(s)
DECO*27 (music, lyrics)
iXima (illust, movie)
chimpanzee (logo design)
Yamaha, Crypton, Vocaloid, dll
