"Kau harus tahu bagaimana bahagianya aku ketika mendapatkan pesan bahwa kau bisa keluar malam ini." suara merdu yang dimiliki oleh wanita berbadan mungil dengan bentuk badan ideal itu lebih dulu terdengar begitu bersemangat menyapa sosok temannya yang sudah siap menyambut dan memberikan pelukan luapan rindu saat ini.

Mereka saling membalas pelukan dan juga kecupan pada pipi kanan dan kiri sebelum akhirnya kembali duduk pada meja yang mana sebelumnya sudah diduduki oleh sosok wanita yang mana menjadi temannya.

"Dan kau juga harus tahu bagaiamana aku masih tidak percaya bisa meninggalkan Naeun hari ini dan menitipkannya pada Zi Tao, ia bahkan tidak merengek seperti biasanya." Sosok wanita itu menjelaskan dengan rona wajah bahagia, ia bahkan hampir saja menitikkan air mata jikalau sang sosok mungil yang baru saja bergabung tidak mengingatkan akan dirinya yang begitu sangat terharu.

"Untuk itulah aku dan Jongin masih memikirkan berjuta – juta kali untuk memiliki seorang anak—iya aku tahu apa yang akan kau katakan." Ia memberikan gerakkan tangan menahan ucapan sang teman yang sudah pasti akan melayangkan protest pedas bila menyangkut pembicaraan mengenai memiliki seorang anak. "Kau adalah salah satu contoh yang tidak begitu baik Baek." Ia melanjutkan lagi. "Mengenai pernikahan, bukan bermaksud mencela tapi keputusanmu menikahi Shim Changmin dan memiliki anak diusia muda tidak berjalan dengan baik bukan?" Ia menunjuk kearah temannya, Baekhyun, dan wanita itu menerima pernyataan itu dengan tatapan biasa namun rasa kesal jelas ada disana.

"Jika kau mau membicarakan mantan suamiku itu, aku akan beranjak pergi." Ada nada mengejek namun masih bisa terdengar suara kesal dari ucapannya yang mana membuat Kyungsoo tersenyum lebar disana.

"Aku bercanda!" Kyungsoo sedikit menaikkan suaranya bermaksud meyakinkan Baekhyun bahwa ucapannya sungguh hanya sebuah candaan.

Kyungsoo dan Baekhyun, mereka berdua adalah sahabat sejak masa sekolah hingga saat ini. Dipertemukan ketika sama – sama menginjak sekolah menengah dan terus berlanjut hingga usia mereka kini beranjak mendekati kepala 3.

Sebenarnya mereka berdua memiliki perbedaan usia terpaut satu tahun namun karena Baekhyun terlambat masuk sekolah dasar kala itu maka akhirnya mereka bisa dipertemukan pada sekolah dan juga kelas yang sama. Baekhyun lebih dulu menikah ketika usianya baru menginjak 21 tahun dengan kekasihnya yang ia miliki di Sekolah Menengah saat itu, pernikahan mereka membuahkan hasil seorang perempuan kecil bernama Shim Naeun yang mana kini sudah berusia 5 tahun. Namun sayang, pernikahan yang ia miliki tidak berjalan mulus dan seindah yang diharapkan hingga harus berakhir ketika usia pernikahan mereka beranjak mendekati tahun kelima dimana saat itu Naeun baru berusia tiga tahun.

Perpisahan mereka bisa dikatakan dilakukan dengan keadaan damai, keputusan keluarga dan pengadilan tidak memberatkan salah satu pihak mengingat baik Changmin atau Baekhyun saat itu memang menyadari bahwa mereka bukanlah pasangan sehidup semati hingga hari tua, Changmin memiliki cita – cita dalam hidupnya yang mana tidak akan ada Baekhyun didalamnya begitu juga Baekhyun yang menyadari bahwa ia bukanlah sosok yang bisa menemani dan berada disisi Changmin untuk menuju keinginan hidupnya. Perpisahan mereka bahkan tidak melibatkan perebutan hak asuh Naeun, Changmin sadar bahwa puterinya bisa hidup bersama Baekhyun lebih baik dan ia juga tidak meninggalkan tanggung jawab begitu saja, sampai saat ini pun Changmin masih membiayai kehidupan Baekhyun dan Naeun meskipun lebih besar uang yang diberikan darinya Baekhyun pergunakkan untuk keperluan Naeun.

"Jongin mengatakan Changmin sudah menetap di Jepang, apa ia sudah punya istri lagi disana?" pembicaraan yang selalu menjadi topik diantara keduanya selalu melibatkan pria disetiap waktunya.

Baekhyun menggeleng, "Aku tidak mengikuti acara gosip khusus Changmin setelah kami berpisah.." ucapannya bermaksud meledek Kyungsoo yang selalu up to date bila menyangkut mantan suaminya itu. Kyungsoo pun hanya berdecak kesal dan melemparkan kacang yang mana tengah mereka nikmati bersamaan dengan minuman beralkohol yang sudah berada disana sejak tadi.

Mengingat hampir 2 tahun lamanya mereka tidak lagi bisa berkumpul bersama dikarenakan kesibukkan Baekhyun dalam bekerja dan juga mengurus puteri kecil, pembicaraan mereka meluas membicarakan mengenai bagaimana teman – teman saat sekolah yang mana sempat ditemui, terkadang Kyungsoo juga melibatkan nama suaminya dan juga membicarakan mengenai kehidupan pernikahan mereka sampai saat ini.

Dan untuk Baekhyun, topik yang bisa ia ceritakan pada Kyungsoo hanyalah seputar pekerjaannya dan juga tumbuh kembang Naeun sampai saat ini, bagaimana anak itu di sekolah dirumah, dan juga teman lingkup anak itu.

"Beruntunglah Zitao tinggal tak jauh dari rumahmu.." Kyungsoo mengucapkan rasa syukurnya ketika mendengar bagaimana akrabnya Naeun bersama Sophia yang mana adalah puteri dari Kris dan Zitao.

"Aku sudah lama tidak melihat Kris." Kyungsoo mengalihkan topik pembicaraan ketika mengingat dirinya memang jarang melihat Kris bersama Zitao setiap kali mereka mengadakan reuni kecil, Zitao juga termasuk dalam lingkaran pertemanan mereka berdua saat sekolah menengah namun Zitao pernah menghilang dua tahun karena harus kembali ke Cina.

"Si tiang listrik itu terlalu sibuk melakukan penerbangan." Baekhyun menjawab, "Zizi bahkan mengatakan akan melayangkan surat cerai kalau suaminya itu tidak juga mengajukan surat permohonan pemindahan tugas."

Kyungsoo mengangguk setuju, "Ya, suaminya harus diberikan ultimatum begitu keras sebelum pramugari – pramugari nakal menggoda suaminya."

"Betul sekali." Baekhyun ikut menyetujui, dan mereka berdua sama – sama melakukan toast sebelum kembali menikmati malam melepas rindu dan melanjutkan gossip – gossip lainnya yang mana semua itu berasal dari mulut Kyungsoo.


A Man and A Woman


Suasana riuh dinginnya malam mulai menyapa kulit tubuhnya ketika ia baru saja melangkah keluar dari sebuah gedung yang mana menjadi tempat dimana ia bekerja, meskipun baru beberapa menit ia berada di luar, hawa dingin sudah berhasil masuk dan begitu terasa menyelimuti tubuhnya membuat ia melangkah terburu – buru masuk kedalam mobil yang mana baru saja terparkir tak jauh dari tempatnya. Sang supir bergegas membukakan pintu dan kemudian kembali masuk kedalam untuk bertugas mengantarkan sang Tuannya menuju tempat yang sudah diperintahkan sebelumnya.

"Apa kita tetap menuju ke tempat yang biasanya Tuan?" sang Supir dengan sopan menanyakkan dengan pandangan matanya yang terarah pada spion diatas untuk beradu pandang dengan sang majikan yang terlihat sibuk dengan ponsel ditangannya.

Pertanyaan tidak dibalaskan langsung oleh sang majikan, namun sang supir sudah begitu paham bagaimana harus berhadapan dengan Tuannya itu. Ia sudah bekerja puluhan tahun dan selalu bertugas melayani sang Tuan Muda-nya ini, dan dengan keterdiaman dan tidak ada jawaban dari pertanyaan yang ia lontarkan baru saja itu sudah bisa ia perkirakaan mengingat ciri khas dari sang tuan muda yang pasti tengah kembali disibukkan dengan 'sesuatu hal' dari ponselnya.

Sang supir masih mengarahkan mobilnya menuju tempat 'yang biasa' dan mana sempat diperintahkan sebelumnya dan ia tidak akan mengarahkan pada tempat lain sampai ada ucapan perintah lainnya yang mana mengkonfirmasi pertanyaan yang ia tanyakkan tadi.

"Pak Lee, maafkan aku.." sang Tuan Muda akhirnya berbicara, suara beratnya terdengar begitu sopan dan lembut diwaktu bersamaan. "Aku tidak jadi ke Bar Lou, bisa antarkan aku ke Bar Galaxy sekarang?" sang Tuan Muda menyebutkan nama tempat lainnya dan sang supir dengan cepat merespon.

"Galaxy Bar milik Tuan Oh?" ia kembali menuntut sebuah konfirmasi.

"Betul sekali." Sang Tuan Muda tersenyum lebar kearah spion disana dan sang supir jelasn melihatnya dan ikut tersenyum.

"Yes Sir!"

Mobil yang mereka duduki melaju membelah jalanan dengan kecepatan diatas rata – rata mengingat keadaan jalan saat ini mulai terlihat lengang, dan hanya membutuhkan waktu 25 menit lamanya hingga mobil itu berhenti dengan begitu mulusnya dihadapan pintu lobby dari Bar Galaxy yang sudah terlihat begitu ramai dengan antrian panjang dari para tamu –tamu yang menunggu antrian untuk masuk kedalam sana.

"Apakah Anda ingin saya menunggu disini Tuan?" sang supir menanyakkan didalam mobil.

Dan sang Tuan Muda menggeleng ketika tengah melepaskan setelan kerja yang ia kenakkan sebelumnya dan menggantinya dengan pakaian santai yang mana terlihat lebih sesuai di tubuhnya.

"Aku rasa tidak perlu, besok adalah weekend dan aku tidak akan dibutuhkan di kantor atau pun rumah. Kau bisa meninggalkan aku disini Pak, aku akan pulang dengan taksi atau mungkin ikut pulang bersama Sehun nantinya."

"Baiklah, tetap berhati – hati Tuan Muda." Sang supir mengingatkan, tangannya menerima satu tas yang mana berisikan dokumen pekerjaan sang Tuan Muda dan juga pakaian kerjanya. "Bila kau kesulitan untuk pulang.. aku akan siap menjemput nanti—

"Istirahatlah Pak Lee, aku bukan anak kecil lagi." sang Tuan Muda menepuk bahu sang supir dan kemudian pamit untuk keluar, ia melangkah begitu santainya dan langsung melesak maju begitu saja tanpa harus mengikuti dan berada didalam antrian seperti beberapa orang lainnya.


..

..


Suasana Bar Galaxy memang selalu dipadati oleh pengunjung setiap Jum'at malam dan malam – malam weekend ataupun hari libur lainnya, namun kali ini bisa dikatakan lebih padat dibandingkan sebelum – sebelumnya. Kursi – kursi pada meja yang ada disekeliling bar itu bahkan nampak penuh terlebih di barisan meja bar yang mana sudah penuh sesak diikuti dengan beberapa orang yang berdiri disana, suasana lounge yang berada dilantai terpisah pun juga terlihat sama.

"Hey Park!" salah satu suara terdengar menyapa sosok yang tengah berjalan melewati setiap barisan orang – orang dihadapannya. Dan sosok yang mana merasa namanya dipanggil itu membalas dengan mengangkat tangannya dan kemudian bergegas berusaha melewati setiap orang yang menghalangi jalannya.

"Aku kira kau tidak bisa datang." Mereka saling memberikan pukulan sapaan dengan kepalan tangan masing – masing, "Ini minuman selamat datang." Sosok yang bernama Sehun yang mana mejadi pemilik Bar dan juga sosok yang menyapa pria bernama Park itu memberikan satu shot minuman dan tentu saja langsung ditenggak habis begitu saja.

"Aku tidak akan menolak bila ada yang menawarkan 'mainan baru' padaku." Pria bermarga Park itu meminta minuman kembali dengan senyuman lebarnya."

"Park Chanyeol sang Playboy sejati.." Sehun mengejek namun ia juga tidak merasa terganggu mendengar apa yang dikatakan temannya itu. "Mainan-mu belum datang sepertinya.. kau bisa mencari makanan pembuka dulu." Ia mengarahkan pandangannya pada beberapa wanita yang nampak lebih banyak berkunjung saat ini dan juga beberapa pasang mata yang mulai mencuri – curi pandang kearah mereka berdua.

"Nampaknya hari ini makanan pembuka yang aku dapatkan bisa beraneka ragam.." suaranya terdengar mengejek dan itu berhasil membuat pandangan Sehun menjadi datar dan sedikit jengah disana.

Sementara Pria bernama Park Chanyeol tidak lagi memberikan tanggapan dari tatapan jengah yang ditujukan padanya, ia kembali berbaur dari kerumunan pengunjung disana untuk menuju lantai dua dimana Lounge dari Bar itu berada. Suasana yang ramai dan dipadati pengunjung hampir sama seperti yang ia dapati ketika berada di lantai 1 sebelumnya, tapi setidaknya tidak ada keramaian orang – orang yang berdiri memenuhi setiap sudut dan sekelilingnya. Lounge di lantai itu tidak memperbolehkan beberapa orang berdiri dengan bebas pada tempat kosong yang ada.

Chanyeol dengan mudahnya dipersilahkan duduk pada salah satu kursi kosong yang mana berada didekat meja bar disana, sang bartender segera membuatkan minuman yang mana sempat Chanyeol pesan dengan cepat begitu dirinya duduk, dan sambil menunggu minumannya dihidangkan, pendengaran dan matanya bergerak begitu saja menyusuri satu per satu pengunjung yang duduk dan tengah menikmati waktu mereka, beberapa ada yang terlihat tertawa begitu kencang entah karena apa dan ada beberapa yang mulai bersama – sama sahutan – sahutan bernyanyi mengikuti alunan lagu yang diputar oleh sang DJ yang tampil malam ini, dan kini pandangan Chanyeol terkunci pada dua orang wanita yang tengah sangat serius saling berbicara, salah satunya menarik perhatiannya.

Rambut hitam kelam panjang yang tergurai bergitu halusnya dan juga postur tubuh yang terlihat begitu kecil dan nampak ramping, kulit mulut dari lengan, tangan dan kakinya bahkan bisa Chanyeol bayangkan dengan jelas betapa halusnya kulit wanita itu dan dua hal lainnya yang membuat ia semakin tidak bisa mengalihkan pandangannya adalah mulut tipis wanita itu yang bergerak begitu mempesona—menurutnya dan yang kedua adalah ucapan dari wanita.

"..aku bukan lagi wanita usia 20 tahunan yang nampak menarik.."

".. aku bukanlah wanita jalang yang haus akan kebutuhan seksualitas Kyung."


A Man and A Woman


"Setidaknya kau harus lebih sering berkumpul dengan kami.. Luhan bahkan sudah mendapatkan pacar baru.. yang aku dengar dia adalah pemiliki dari Bar ini." Dua wanita itu masih melanjutkan pembicaraan dan tentunya gossip terkini yang dirasa tidak akan pernah selesai meskipun mereka menghabiskan waktu seharian untuk berbincang.

"Wow. Secepat itu dia move on dari patah hatinya yang mana baru terjadi minggu kemarin.." Baekhyun nampak tidak percaya mendengar berita salah satu sahabatnya yang kini sudah mendapatkan kekasih baru mengingat baru satu minggu yang lalu dirinya dan Kyungsoo tak berhenti – henti meminta Luhan melupakan mantan kekasihnya yang sangat brengsek dan tega menduakan sahabatnya itu dengan model Cina lainnya.

"Tentu saja.. berbeda dengan wanita satu lagi yang sampai saat ini bahkan masih suka menyendiri." Kyungsoo mengejek Baekhyun dengan sangat jelas dan sahabatnya itu nampak sudah terbiasa ucapan sindirannya bila menyangkut dengan status Single Parent dan juga Wanita single yang mana selalu melekat dalam diri Baekhyun semenjak perceraiannya.

"Aku dan Luhan benar – benar menyeteujui dengan sangat bila kau menginginkan mencari pria lain sebagai kekasih atau pun one night stand-mu B." Kyungsoo kembali memulai topik yang selalu dihindari oleh Baekhyun.

"Well.. terima kasih. Aku tahu kalian berdua sangat mencintai dan menyayangiku hingga bahkan memikirkan hubungan seksualitasku. Wow!" entah Kyungsoo akan merasa tersindir karena ucapannya atau tidak tapi ia rasa kalimat yang ia lontarkan masih dalam batas wajar dan Kyungsoo pasti bisa memahaminya. "Aku masih bisa mengurus Naeun seorang diri, Changmin juga tidak lepas tanggung jawab darinya, pekerjaanku juga baik – baik saja.."

"We knooowww.." Kyungsoo merespon, badannya bergerak membungkuk kearah Baekhyun dengan kedua tangannya memegang lengan wanita itu. "Tapi kami juga ingin kau memiliki lembaran hidup baru, bersama pria lainnya.. setidaknya kau memiliki seorang pria yang mana bisa kau andalkan dan berbagi tanggung jawab yang kau miliki saat ini."

Baekhyun menggeleng, "A-aku belum mau.. aku masih butuh waktu dan mencari pacar untuk seorang wanita yang akan menginjak usia 30 tahun dalam 2 tahun mendatang tidaklah mudah Kyung. Aku pernah menikah, aku bukan lagi wanita usia 20 tahunan yang nampak menarik dan menjadi incaran pria – pria muda atau berumur lainnya."

"Setidaknya.. Temui pria – pria single diluar sana.. makan malam, kencan dan mungkin kau bisa menemui pria yang mana bisa memanaskan kembali ranjangmu yang terlalu lama membeku dingin."

"YAA!" Baekhyun memprotest.

"Aku serius, Luhan bahkan tidak sanggup bila ia tidak bercumbu dengan prianya dalam waktu 1 hari, ia bahkan selalu menjadwalkan dalam seminggu berapa kali harus bercinta, jangan tanya bagaimana aku dan Jongin, bila aku ceritakan lebih jelas kau akan semakin panas mendengarnya."

Baekhyun memutar bola matanya dan juga menggelengkan kepalanya berulang kali dengan kedua tangannya yang menutup kedua telinganya bermaksud menutupi telinganya untuk tidak mendengar cerita berbau percintaan Jongin dan Kyungsoo.

"Aku bukan Luhan dan aku bukanlah wanita jalang yang haus akan kebutuhan seksualitas Kyung."

"Wow, aku akan memberi tahu Luhan kau menyamakan dia dengan jalang—

"Yaaa! Aku mengatakan aku bukan Luhan—bukan berarti menyamakan dia dengan jalang!"

Kyungsoo tidak menggubris ucapan Baekhyun, meskipun ia tengah tertawa karena jelas itu hanya candaan dari mulut Baekhyun, jari – jari tangan Kyungsoo tetap mengetikkan kalimat yang mana sama persis dengan apa yang dikatakan Baekhyun baru saja, Baekhyun pun tidak menghentikkan apa yang tengah Kyungsoo kerjakan disana, ia hanya memandangi sahabatnya itu dan kemudian teralihkan dengan kehadiran sosok pria yang begitu asing olehnya.

"Jadi.. siapa Luhan?"

Baekhyun sempat memiliki pemikiran membenci sosok pria yang mana sama sekali tidak pernah ia kenal dan bahkan ia temui sebelumnya berada disekitarnya dan juga menyebutkan nama salah satu sahabatnya, tapi pemikiran itu berangsur hilang mengingat sosok yang tengah berdiri disamping mejanya saat ini nampak begitu memanjakkan penglihatannya. Pria itu memiliki tinggi hampir sama seperti mantan suaminya atau seimbang—atau juga lebih sedikit, berat badannya pun nampak ideal dan bisa terlihat pria ini memiliki bentuk badan yang bugar dan kekar—menurutnya. Dan bukan hanya Baekhyun tentunya yang merasa sosok pria ini begitu mempesona, Kyungsoo bahkan hampir menjatuhkan ponselnya ketika pandangannya teralih untuk melihat pemiliki suara berat yang baru saja menyebutkan nama Luhan didekatnya.

"Hai.." sosok pria itu lebih dulu menyapa dan tanpa diduga Kyungsoo membalas sapaannya. "Jujur aku tengah memperhatikan kalian berdua karena sepertinya topik perbincangan kalian terdengar menarik.."

"Uh-uh.. kami tengah bergosip." Lagi, Kyungsoo yang menjawab. Baekhyun? Pandangannya kini berubah tidak percaya melihat bagaimana Kyungsoo berubah seketika dan berusaha terlihat menarik untuk pria yang mana secara mengejutkan menguping apa yang mereka berdua bicarakan. Kyungsoo secara jelas menceritakan kembali mengenai siapa Luhan dan apa yang tengah mereka bicaralan dengan begitu terangnya.

"Oh, jadi temanmu yang cantik ini menganggap dirinya tidak menarik dan tidak mau terlihat seperti Luhan.. si jalang itu?" Pria itu mengambil kesimpulan dari apa yang Kyungsoo sudah ceritakan.

"A-aku tidak mengatakan Luhan jalang! Kyung!"

"Well.. dia tidak mengatakan secara langsung tapi terdengar seperti itu bukan?" Kyungsoo mengabaikan protest Baekhyun dan kembali fokus menjelaskan obrolan mereka terhadap pria asing disebelahnya.

"Bisa disimpulkan demikian." Pria itu mengangguk dan kini kembali membiarkan pandangan matanya memandangi Baekhyun yang terlihat sedikit cemberut disana. "Dan kau salah satu wanita menarik, menurutku, dengan dibandingkan dari seluruh wanita yang ada disini termasuk temanmu ini. Kau cantik dan manis." Pria itu memuji dan mana ucapannya berhasil membuat Baekhyun menengadah kearahnya dengan pipi bersemu merah.

"Kau menganggap dia menarik?" Kyungsoo sengaja mempertanyakkan.

"Tentu saja, aku rasa ia masih berusia 20an.." pria itu tersenyum lebar mengingat ucapannya adalah apa yang ia dengar dari mulut Baekhyun sebelumnya. "Aku Chanyeol, Park Chanyeol." tangannya terarah untuk agar bisa mendapatkan balasan jabatan tangan dari Baekhyun tapi wanita itu melihat kearahya dengan wajah kesal namun masih memberikan senyuman manis diakhirnya.

"Senang mengetahui namamu Chanyeol—

"Aku Kyungsoo, dan temanku yang menarik ini bernama Baekhyun." Kyungsoo menjadi satu – satunya pihak yang bersemangat membalas.

Chanyeol tentu tahu kehadirannya dan pembahasan yang tanpa ia sengaja curi dengar bisa saja membuat Baekhyun tidak nyaman, tapi setelah ia mengetahui nama wanita itu, sudah cukup baginya untuk bisa memulai mengenal Baekhyun lebih jauh bukan?

"Baekhyun.. nama yang indah. Aku jarang mendengar nama itu.." Chanyeol kembali lagi memuji secara halus dan Baekhyun kembali bersemu merah disana.

"Beberapa pria mengatakan hal yang sama." Baekhyun mulai berani menjawab, "Termasuk suamiku mengatakan hal yang sama." Senyumnya kini terlihat menyudutkan Chanyeol disana.

"Ouch, kau menghancurkan hatiku secara langsung—

"Mantan suami." Kyungsoo menyelamatkan harga diri Chanyeol disana, meskipun setelahnya ia mendapatkan tatapan kekesalan dari Baekhyun.

"Wow, aku rasa mantan suamimu melupakan betapa cantik dan mengagumkannya dirimu.." Chanyeol kembali bersemangat memuji Baekhyun setelah mendapati wanita yang sangat mempesona baginya saat ini adalah wanita single yang mungkin saja bisa menjadi teman untuk bergelut diatas ranjang bersamanya, bercinta liar dan panas.

Baekhyun menggelengkan kepalanya dan enggan untuk membalas apapun yang Chanyeol katakan pada Kyungsoo mengenai bagiamana dirinya tidak bisa membiarkan pandangannya terlepas begitu saja ketika ia melihat bagaimana Baekhyun berbicara dan tertawa sedari tadi, berulang kali Chanyeol menawarkan untuk membelikan minuman pun ia tolak dengan begitu saja dan kini ia memilih untuk segera beranjak dari bar ini sebelum hati dan tubuhnya terbuai begitu saja oleh rayuan gombal yang Chanyeol layangkan sedari tadi.

"Terima kasih atas pujian dan perhatiannya Chanyeol, tapi aku rasa malam ini sudah cukup sampai disini." Baekhyun begitu cepat pamit dan beranjak dari tempat, ia bahkan harus berteriak pada Kyungsoo agar sahabatnya itu menyusul dirinya karena nampaknya Kyungsoolah yang berhasil terbuai oleh Chanyeol disana.

Chanyeol masih memusatkan perhatiannya pada Baekhyun meskipun wanita itu sudah melangkah begitu anggunnya menuruni setiap anak tangga, ia bahkan membiarkan pandangannya matanya mengingat dengan jelas bagaimana Baekhyun mencuri pandang menoleh kembali kearah dimana Chanyeol berada, hingga pada akhirnya Baekhyun benar – benar menghilang tenggelam dalam kerumunan, barulah kesadarannya kembali sepenuhnya, menyadari bahwa sedari tadi ponselnya terus bergetar dimana Sehun tengah berulang kali menghubunginya.

Mainanmu sudah datang.

Dan pesan itu adalah salah satu hal yang membuat Chanyeol melupakan sejenak mengenai wanita bernama Baekhyun.


.

A Man and A Woman

.


Note:

Mohon maaf lahir dan batin nih ya karena udah hiatus yang begitu panjang hampir setahun lamanya eh malah tiba – tiba update FF baru.

FF yang lama tidak dilupakan, ini hanya keisengan untuk melatih daya tarik menulis lagi.

.

.

.

Sekian, terima kasih.