Race In Peace

Disclaimer: Bleach milik Kubo Tite semata.

Summary: Grimmjow Jaegerjaques seorang pembalap motor kelas dunia yang berambisi merebut gelar juara dunia untuk pertama kalinya. Serta untuk memenuhi janji pada gadis mungil yang selalu menemaninya. Namun keinginanya akan sedikit lebih sulit karena hadangan dari beberapa rival beratnya sejak ia masuk ke dalam arena balap...

Rate: MA, explicit lemon. 18+++

Warning: Bahasa berantakan dan kaku, diskripsi sangat kurang, ide pasaran, typo(s), AU, OoC, GrimmRuki fic.


DON'T LIKE, CLICK BACK IMMEDIATELY

»«

.

«»

.

"Mmmnh...," desahan lembut seorang perempuan terdengar jelas dalam ruangan remang itu. Tubuh mungilnya bergerak-gerak di atas pangkuan pria yang juga tak berhenti memanjakan bagian tubuhnya yang lain. Bibir merah mudanya yang sudah sedikit bengkak tak dihiraukannya dan terus melumat bibir tipis di depannya. Melumat, menghisap serta mengigit kecil sudah dilakukannya berulang kali namun belum membuatnya merasa puas. Tangannya kini mulai merambat dari dada bidang menuju leher dan berakhir di surai biru, mengarahkannya pada bagian sensitif lain di tubuhnya. Meremas dan sedikit menjambak saat mulut hangat terasa di puncak dadanya.

"Aah, Grimhh..." lagi, suara yang mampu membuat pria manapun semakin bersemangat untuk terus memanjakannya. Tangan kiri bergerak menuju belahan seperti bakpao di sebelahnya, tangan kanannya yang menganggur digunakannya untuk menyusup masuk ke balik celana dalam merah berenda kekasihnya. Jempolnya yang besar dimanfaatkannnya untuk membelai halus bagian yang berbentuk seperti kacang kedelai, menekannya dan kemudian menggosok sedikit kasar daerah itu. Jari telunjuk yang panjang langsung masuk ke lubang basah dan sempit. Tak puas hanya dengan satu jari, ia mengikut sertakan jari tengahnya yang lebih panjang. Bergerak keluar-masuk serta zig-zag secara konstan, tak ingin cepat mengakhirinya.

Lenguhan panjang kembali memenuhi ruangan kecil itu, saat jari-jari nakal tersebut menemukan titik yang mampu membuat sang gadis semakin menggeliat liar seperti ular kepanasan.

Melepaskan kuluman pada dada mungil di depannya, bibir tipis pria itu menciumi serta meninggalkan jejak merah di setiap bagian atas dada dan berakhir di leher yang sudah penuh dengan peluh.

Hembusan napas sang gadis semakin cepat dan terputus saat dirasanya ada sesuatu dalam perutnya mendesak ingin keluar. Mendongakkan kepalanya ke atas saat dua jari pria biru mempercepat pergerakannya. Semakin dalam, semakin cepat dan semua membuatnya semakin gila.

"Grimmjoooohh!," teriakan itu dibarengi dengan keluarnya cairan lengket yang membasahi hampir seluruh telapak tangan besar tersebut.

Seringai kepuasan terpampang jelas di wajah tampan sang pemuda. Menarik keluar tangan kanannya, dan menjilat sampai bersih jus alami dari kekasihnya. "Manis seperti biasanya, tapi ini semua belum berakhir, Sayang," ucapnya saat kepala si gadis bersandar pasrah di dada bidangnya.

"Aku tahu Grimmie, ijinkan aku mengatur sedikit napasku," balas gadis berambut hitam lelah.

Sekitar satu menit kedua insan itu hanya diam berpelukan. Sesekali sang pemuda menciumi puncak kepala si gadis. Membelai lembut punggung halus milik seorang yang sudah bersamanya semenjak 2 tahun lalu.

Merasa tenaganya sudah terisi, gadis itu mengangkat kepalanya dan memandang dalam iris biru langit yang sangat dipujanya. Tersenyum sebentar kemudian memajukan wajahnya dan mempertemukan bibirnya dengan Grimmjow untuk yang kesekian kalinya malam ini.

Kini giliran tangan mungilnya yang bergerilya di tubuh atletis pria berambut biru. Semakin turun ke bawah sampai tangannya menyentuh sesuatu yang terasa keras dan sudah mengembang.

"Ooh~ Rukia..." saat ini ganti sang pria yang mendesah nikmat menyebut nama sang pujaan hati saat benda pribadi miliknya dibelai lembut dan juga diiringi sedikit remasan.

Rukia beranjak dari pangkuan Grimmjow, kedua tangannya melepas boxer biru tua beserta celana dalamnya. Wajahnya langsung memerah melihat pemandangan yang tersaji di hadapannya. "Kenapa wajahmu memerah? Bukankah kau sudah berkali-kali melihat dan merasaknnya?" goda Grimmjow melihat ekspresi lucu gadis itu.

"Di-diamlah!" langsung saja Rukia memegang aset berharga Grimmjow, mengocoknya secara perlahan. Menjilat dari pangkal menuju kepala berwarna merah bata, memainkan lidahnya di puncak benda tersebut, memutar, mengulum, menghisap dan kemudian menjilatnya lagi.

Mata biru Grimm sedikit terpejam atas perlakuan Rukia. Desahan demi desahan tak mampu ia tahan. "Lebih cepat Rukia, eratkan sedikit genggamanm—ahh~," ucapannya terpotong saat gadis yang berada di antara pahanya semakin mempercepat gerakan tangannya. Mulutnya juga memperdalam bagian yang dapat masuk ke dalam rongga hangat. Ia memutar kepala dan tangannya berlawanan arah, membuat pria biru melenguh hebat. Tak berhenti sampai di situ, tangannya yang lain mulai meremas dua buah bola yang bergelantungan di bawah alat vital Grimmjow.

"Oh god~" erangan itu menandakan ia sudah mencapai klimaksnya. Cairan kental putih terlihat merembes keluar dari bibir Rukia, walaupun sudah berusaha ia telan sepenuhnya.

"Kenapa kau tidak menyebut namaku saat klimaks Grimm?!" tanya Rukia sedikit kesal begitu mulutnya sudah kosong.

Grimmjow hanya tersenyum geli dan mengangkat tubuh mungil kekasihnya ke dalam pelukan hangat. "Tidak perlu marah, Sayang. Aku akan menyebut namamu nanti sampai kau puas."

Selanjutnya pria itu membalik posisi mereka. Sofa yang dipakai adalah model single. Mengambil sebungkus pelindung di meja sampingnya, Rukia mulai memasangkan pada bagian tubuh Grimmjow yang selalu mampu membuatnya menjerit nikmat. Kedua kaki jenjang Rukia di tempatkan Grimjow di masing-masing sisi sandaran, punggungnya menyentuh bagian belakang sofa. Grimmjow sudah memposisikan dirinya tepat di 'pintu masuk' kekasihnya. "Kau tahu, aku tidak bisa lembut jika sudah sampai bagian ini."

"Aku sudah tahu Grimmie, itulah yang membuatku tak bisa lepas darimu," balas Rukia dengan suara yang dibuat menggoda.

Dengan kedua tangan berada di pinggang sang wanita, perlahan pria biru mulai memasukkan miliknya ke dalam liang yang basah dan terlihat sangat menggairahkan.

"Aahhh~" merasakan benda tumpul besar masuk dalam bagian paling sensitif di tubuhnya, Rukia mendesah sexy. Melihat pasangan mulai menikmati, Grimmjow tak segan untuk langsung mempercepat gerakannya. Tangan kiri yang semula masih berada di pinggang, kini merangkak munuju puting merah Rukia. Meremas dengan keras yang membuat sang wanita menjerit nikmat, dilanjutkan cubitan dan pelintiran di daerah yang sama.

"Grrimm...ahhhh, lehh..bih dahlamh lagihhh," pinta Rukia disela desahannya. Grimmjow tentu saja menurutinya dengan senang hati. Pria itu memindahkan kedua kaki Rukia ke atas pundaknya. Seolah mendapat akses lebih, ia semakin keras menyerang titik nikmat dalam lubang tersebut. Tentu saja hal itu membuat Rukia berkali-kali menjerit kesetanan dan membuat Grimmjow menyeringai senang.

Wajah keduanya semakin merah saat yang ditunggu-tunggu hampir datang. Napas mereka sudah tidak teratur, keringat membasahi sekujur tubuh. Di waktu yang bersamaan, mereka berdua mengeluarkan hasrat yang tertahan sambil menyebut nama masing-masing pasangan. Merasakan pijatan lembut di daerah intim saat puncak melanda. Membiarkan sejenak kesenangan duniawi mengelilingi. Melupakan semua masalah yang dihadapi, atau hari esok yang misteri.

"Jika besok kau tidak memenangi balapan, aku tidak akan memberimu hadiah seperti ini lagi," ujar Rukia masih memeluk tubuh kekar pria biru.

Grimmjow terkikik mendengar ancaman wanita itu. Mencium puncak kepalanya, kemudian mengangkatnya menuju kasur king size di hotel yang disewa selama berada di Australia.

"Aku pasti akan menang, Sayang. Si Kurosaki sialan itu tak akan bisa menandingiku di sirkuit yang mempunyai banyak trek lurus. Jadi persiapkan dirimu untuk malam besok," balas pembalap berusia 23 tahun itu.

Tadi pagi Rukia memang menjanjikan pelayanan spesial jka Grimmjow sanggup merebut pole position di sesi kualifikasi terakhir, yang tentu saja membuat pemuda bermata biru semakin bersemangat. Mengingat sudah seminggu ia tidak dapat merasakan Rukia yang diakibatkan datangnya tamu bulanan wanita itu.

.

.

R.I.P

.

.

Pukul 11 siang, sirkuit Phillip Island dipenuhi oleh para penggila balap hampir dari seluruh penjuru dunia. Baru saja mereka menyaksikan laga pembuka dari kelas 125cc dan 250cc. Saatnya menanti hidangan penutup yang lebih spektakuler. Sengatan panas matahari siang tak pernah mereka hiraukan demi melihat pembalap pujaan naik ke podium tertinggi yang hanya terjadi satu tahun sekali.

Di tengah hamparan trek sepanjang hampir 4,5 km terparkir barbagai macam kuda besi yang siap bertempur. Dalam padock yang didominasi warna ungu terang terdapat seorang pembalap berambut oren tengah mendengarkan nasihat dari mekanisnya. Keseriusan terpancar jika melihat alisnya yang berkerut dalam.

"Ingat Ichigo, kau hanya perlu bermain aman. Aku tahu Jaegerjaques itu akan sangat ngotot untuk menang mengingat sudah 3 kali memenangi balapan di sini, dan dilihat cara membalapnya yang ugal-ugalan dan hanya mengandalkan kecepatan dari mesin motornya kau harus tetap konsentrasi agar ia tak sampai menyalipmu di trek lurus," ujar pria berkacamata.

Ichigo mengangguk paham, menyesap minuman penambah stamina di tangannya ia berkata, "Aku mengenal kucing biru itu lebih lama daripada mengenalmu Ishida, jadi aku tahu apa yang harus kulakukan untuk menjinakkannya. Tapi terimakasih sarannya, aku mau ke toilet dulu sebentar."

"Cepat kembali, balapan akan dimulai kurang dari 15 menit lagi," perintah Ishida pada pria jingga yang sudah melangkah menuju pintu belakang.

Kurosaki Ichigo, pembalap muda asal negeri sakura itu memang masih memimpin klasmen sementara 1000cc. Dengan 288 poin yang diperolehnya, ia tidak boleh lengah sedikitpun mengingat jarak yang hanya terpaut 3 angka dari peringkat kedua. Grimmjow Jaegerjaques. Pria berambut biru berdarah Italia yang menurutnya sangat arogan dan menyebalkan serta meninggalkan bekas luka sakit hati yang sulit sekali untuk disembuhkan.

Saat tangannya sudah menggenggam kenop pintu, terdengar suara langkah kaki berlari ke arahnya. Dilihatnya seorang perempuan mungil langsung tergesa-gesa masuk ke toilet wanita tanpa menganggapnya ada. Hatinya terasa sedikit sakit melihat hal terebut. Mendengus kesal ditutupnya kembali pintu yang sudah terbuka sedikit dengan kasar. Hilang sudah hasratnya untuk buang air.

.

.

.

.

.

.

.

Bersambung. . .


A/N: I-ini rate-M pertamaku... jadi, kalo aneh bener-bener minta maaf. Dan juga GrimmRuki pertama, hehehh. Ayo ramaikan archieve GrimmRuki yang ternyata cuman segelintir T.T

Jika ada kritik, saran, atau apapun itu silahkan tulis dikotak kecil di bawah :D