Chankai Stories
Chankai's Story
(Chanyeol X Jongin as Kai)
Author : Jihyunk16
Warning!
Boys Love! Crack pair! Typo
...
Don't Like Don't Read, thankyou!
...
Jongin memijat pelipisnya gusar melihat banyaknya pr yang belum ia kerjakan sama sekali. Salahnya sendiri sih, libur panjang bukannya mengerjakan pr yang di berikan Guru malah bermain playstastion bersama sang Kakak.
"Ya Tuhan, aku bisa gila!" jeritnya nelangsa.
Dengan cekatan ia memilah seakan ia sedang memilih baju di sebuah mall, Jongin bukan orang yang pintar wajar saja ia akan mengabaikan pelajaran yang tidak ia mengerti. Setelah memilah sana sini akhirnya ia lebih memilih mengerjakan pr Bahasa Korea, Biologi dan Sejarah saja, paling tidak jika tak ada di buku Jongin bisa mencari di internet. Dasar anak zaman sekarang.
Baru saja ia menulis satu kata dalam buku tulisnya, Jongin di kejutkan jendela kamarnya yang dilempari beberapa batu kerikil. 'Pasti si Chanyeol lagi,' batinnya gemas. Jongin beranjak dari meja belajarnya tak perduli dengan bolpoin yang ia pegang dari tadi.
"Ada apa, Park Chanyeol!? Tidak bisakah kau membiarkan ku hidup tenang beberapa jam saja? Pr ku menumpuk tau!" omelnya setelah membuka jendelanya.
Ini sudah pukul delapan malam, meladeni Chanyeol akan menguras banyak waktu yang bisa Jongin kerjakan untuk mengerjakan satu sampai dua soal Biologinya. Mengingat besok waktu terakhirnya mengerjakan tugasnya membuat mukanya tertekuk bete.
"Hei, jangan keluarkan wajah jelek mu itu. Lagian mana bisa kau kerjakan tugas menggunung itu dalam waktu singkat. Belum lagi matematika ada empat puluh lima soal dan oh aku tahu tugas bulan depan belum kau kerjain berarti menjadi seratus soal, biologi juga sama saja! Apalagi yang lainnya. Kau ini sungguh pemalas ya," ejekan Chanyeol menambah kerutan di kening Jongin apalagi mukanya yang di tekuk semakin di tekuk, duh.
"Kau membuang waktuku, sialan!"
Brak!
Poor jendela yang malang. Jongin menghentakkan kakinya kesal, mulutnya tak hentinya komat kamit untuk menyumpah serapahi Chanyeol yang benar-benar brengsek. Paling tidak dia harusnya membantu Jongin yang tengah kesusahan, bukannya malah menambah bebannya dengan mengingatkan banyaknya pr.
"Aish, matematikaaa~ kenapa kau harus ada!?" Jeritnya kesal dengan volume lebih tinggi dari yang tadi.
Ddrrt...drrtt..
From : Park Dobi
Dari pada kau berteriak tidak jelas, lebih baik kau ke rumah ku saja. Aku akan memberikan mu contekkan, anggap saja aku malaikat penyelamatmu yang tampan.
'Tsk, disaat seperti ini masih bisanya dia narsis'
Jongin membereskan tumpukan buku yang menjulang di tangannya bermaksud untuk membawa semua prnya ke rumah Chanyeol. Jongin sudah hampir gila karena pr nya dan ia tak mau mengambil pusing dengan kebaikan mendadak si Chanyeol, tak perduli jika itu hanya akal-akalan si dobi jelek itu.
"Ya ampun, ku pikir kau monster buku!" jerit Kakak Jongin melihat Adiknya yang kesusahan membawa—mungkin—seluruh bukunya dengan susah payah. Bahkan wajah Jongin hampir tak terlihat lagi tertelan oleh tumpukkan buku.
.
.
.
"Kau seperti membawa seluruh buku yang ada di rumah mu," ujar Chanyeol pada Jongin yang tangannya mulai gemetaran. "Berhubung aku baik, tidak sombong, rajin menabung dan juga tampan. Aku akan membawakan bukumu yang tak berguna ini," lanjutnya narsis.
Chanyeol mengambil semua buku yang ada di tangannya Jongin, berhubung Chanyeol tinggi jadi buku-buku itu tak menutupi wajahnya tak seperti Jongin, pfftt.
"Akhirnya tangan indah ku tidak jadi patah," Jongin berkata sambil memijat tangannya yang terasa sakit membiarkan Chanyeol yang kini menatapnya bosan. "Apa?"
"Kau ingin membuang buku ini ke rumah ku atau mengerjakanya bersamaku?"
"Tentu saja mengerjakannya," bola matanya berputar jengkel mendengar kalimat tak berbobot Chanyeol.
"Kalau begitu cepat masuk, bodoh. Ternyata selain gila kau juga bodoh ya," Chanyeol berjalan cepat meninggalkan Jongin yang kesal di depan pintu. "Jangan lupa tutup pintunya, hitam"
"Yaya, aku tidak sepikun itu, Dobi!"
Jongin berjalan malas ke tempat di mana Chanyeol duduk, selain ogah berdekatan dengan si tiang bendera itu dia juga sedikit ngeri melihat anjing mungil Chanyeol yang semakin hari semakin mengerikan dengan mata yang menyalang terang, bahkan taringnya kelihatan seperti vampire.
"Bisakah kau menyingkirkan anjing mu yang mengerikan itu? Aku belum mau mati di telan anjing jelek mu itu"
"Kau bahkan lebih jelek dari anjing ini," gerutu Chanyeol walau ia tetap melaksanakan perintah Jongin yang berlagak seperti bos di rumah orang. Tidak tahu diri.
Aman. Anjing mengerikan itu telah di kurung di luar bersama beberapa anjing juga kucing-kucing kecil. Chanyeol memang gila, bagaimana bisa ia merawat anjing dan kucing secara bersamaan? Bahkan ia pernah berkata padanya jika ia berniat memelihara ular, sarap. Meski mereka tak akrab, saling melempar makian, tapi tanpa sadar mereka sering curhat bersama dalam beberapa waktu.
Chanyeol kembali dengan dua botol minuman dingin, dahinya mengerut tidak suka. "Aku tahu kau gila, Chanyeol. Bagaimana bisa kau memberikan orang yang ingin mengerjakan tugas dengan sebotol soju? Otakmu sudah konslet pasti," ucap Jongin sinis.
Seakan baru sadar, Chanyeol hanya dapat nyengir lebar bermaksud kembali ke ruang dapur untuk mengambil minuman baru. "Maaf, aku asal ambil saja tadi. Ini, aku yakin kau akan segera mati setelah minum ini" Jongin menangkap minuman yang di berikan Chanyeol dengan sigap.
"Ku harap kau juga mati, lagian kau ini masih pelajar mana boleh minum soju itu!"
"Ku rasa tadi malam aku salah beli minuman. Aish, uangku~~"
"Berhenti merengek, tiang!"
"Ya,ya. Jadi dari mana kita harus memulainya?"
.
.
.
Dua jam berlalu, Jongin masih asyik mengerjakan soal matematikanya meski sesekali bertanya pada Chanyeol yang kini menyenderkan kepalanya pada kaki Jongin yang tampaknya tak keberatan dengan tingkah laku absurd itu.
Sejarah, biologi dan Bahasa Korea sudah Jongin selesaikan lebih dulu bermodalkan contekkan dari Chanyeol. Masih ada lima pr yang harus ia kerjakan termasuk matematika dan kimia, sebodohnya Jongin ia tak ingin mencontek pelajaran hitung menghitung tanpa bertanya rumus atau dari mana datangnya angka itu. Paling tidak saat ujian nanti otaknya tak benar-benar kosong.
"Hey Chanyeol, ini bagaimana?"
Chanyeol yang hampir tertidur langsung membuka matanya, tak rela sebenarnya sih. Buku sekitar tiga ratus halaman itu tepat di depannya, siapa lagi jika bukan Jongin yang melakukannya. "Setidaknya kau berikan aku waktu untuk berkedip, Jongin.." Ocehnya kesal mengambil kasar buku yang ada di perutnya agar ia bisa bangkit dari paha Jongin.
"Cepatlah, aku mengatuk sekali nih"
"Kalau begitu tidur saja," Chanyeol mendadak tak tega menyadari mata Jongin sudah memerah menahan kantuk, wajar saja sih ini sudah jam sepuluh lewat sedikit. "Ayo, kita ke kamar ku!"
Mata kantuknya mendadak membesar mendengar perkataan Chanyeol. "Rumahku tak lebih dari lima meter dari rumahmu, untuk apa menginap rumah mu!?" protes Jongin saat tangannya di tarik paksa oleh Chanyeol.
"Tidak apa, besok biar langsung mengerjakan tugasmu itu. Membiarkan dirimu tidur di rumahmu sama saja membuat tugas mu tak di kerjakan. Aku tahu kau itu kan bos dari bos bosnya raja tidur," Ejek Chanyeol sambil menggeret Jongin yang sekarang pasrah saja di geret olehnya.
"Sejak kapan raja punya bos?" tanya Jongin di iringi uapan panjang bertanda ia benar-benar mengantuk.
"Sejak aku mengatakannya"
Jongin tak perduli lagi dengan Chanyeol, ia langsung naik ke tempat tidur untuk memeluk guling berwarna biru langit tersebut. Pemilik kamar hanya cuek saja melihat kelakuan tak sopan Jongin. Ia merenggangkan tubuhnya dan ikut berbaring di samping anak berkulit tan itu.
"Hey Yeol"
"Hmmm.."
"Kau tak pakai bantal sama guling?"
"Kau sudah memakainya bodoh, lagian aku malas mengambilnya di lemari"
Mata Jongin terbuka sedikit untuk mengambil bantal dari kepalanya dan menaruhnya di bawah kepala Jongin. Ia juga menyingkirkan gulingnya membuat Chanyeol menatap bingung ke arah wajah Jongin yang menahan kantuk itu.
"Kau sedang apa sih?" tanyanya heran saat Jongin mengambil tangannya dan memijatnya sedikit. Terkadang tingkah laku Jongin sedikit aneh.
Bola mata Chanyeol membesar melihat Jongin seenak jidatnya menjadikan tangannya sebagai bantal. Baru saja ingin protes tapi tertelan begitu saja saat Jongin memeluknya sebagai guling. "Tidur Chanyeol" ujar Jongin menusuk pipi Chanyeol.
"Ya, hitam"
Masa bodoh dengan tingkah Jongin, ia juga ikut memeluk Jongin. Kaki mereka saling terkait satu sama lain terlihat aneh memang apalagi wajah Jongin yang berada di ceruk leher Chanyeol dan wajah Chanyeol berada di kepala Jongin. Duh mesra sekali, ya.
Selamat menanti pr mu yang menumpuk, Jongin sayang.
.
.
.
TBC
.
.
Sorry for the typos
