Main Couple: Minhyun x Jinyoung

Note: Story inspired from Wanna One Go Zero Base, dibuat karna tergerak dengan kasih sayang Minhyun pada Jinyoung

Cast Profile:

Ha Jinyoung (18) : putra termuda keluarga Ha, memiliki satu kakak laki-laki. Siswa tingkat 2 Lila Highschool.

(+) Tampan, pintar,

(-) Kurang sadar bahwa dia tampan.

Hwang Minhyun (22): putra termuda keluarga Hwang, pemilik perusahaan hiburan ternama di Korea. Masih berstatus mahasiswa bidang seni di Universitas Korea, namun dikabarkan akan menjadi penerus perusahaan dalam waktu dekat.

(+) tampan, lembut, boyfriend material, pandai melihat bakat

(-) nothing

Ha Seungwoon (23): putra tertua keluarga Ha, kakak kandung Jinyoung. Satu kelas dengan Minhyun di Universitas Korea.

(+) memiliki kulit sempurna, ahli memasak

(-) sembrono, kurang peka, cuek, mulutnya tidak berfilter

Kang Daniel (21): putra tunggal keluarga Kang. 100% berdarah Busan. Mahasiswa baru yang populer di Universitas Korea.

(+) tubuh atletis, wajah fleksibel (bisa manis, bisa sexy, tergantung permintaan)

Ong Seungwoo (22): putra tunggal keluarga Ong, salah satu marga langka di Korea. Teman dekat Minhyun di Universitas.

(+) Tampan, tampan, tampan

(-) pikirannya tidak bersih

Kim Jaehwan (21): putra tertua keluarga Kim. Sepupu jauh Seungwoo. Mahasiswa baru Universitas Korea, populer karna dekat dengan Daniel sejak SMA. Hobi menghalangi siapa pun yang mengantri menjadi kekasih Minhyun.

(+) Supel, tidak tahu malu

(-) tidak tahu malu, tidak suka mandi, merasa paling tampan


Lelah.

Sungguh tidak ada kata lain yang bisa menggambarkan apa yang Jinyoung rasakan kini. Dua malam berturut-turut bertempur dengan tumpukan tugas, belajar di sekolah, ditambah kegiatan sebagai model sekolah hingga larut malam sudah menguras habis tenaga pangeran Lila Highschool itu.

Kakinya masih sanggup melewati pintu rumahnya, namun tidak hingga menuju kamar monochrome yang memberi kesan tenang yang mendalam. Baru saja melepaskan sepatu putihnya, tubuh dengan bahu terlalu lebar untuk ukuran kepalanya itu perlahan menyapa dinginnya lantai. Mulutnya terkunci meski teman kakak kandungnya tengah menyerukan namanya, sepertinya memberitahu sang kakak bahwa ia sudah kembali.

"Hai Jinyoung, apa yang kau lakukan di sekolah hm?" sebuah suara berlalu di telinga Jinyoung.

"Hei."

Mata Jinyoung sedikit terbuka merasakan cubitan lembut pada daerah rusuknya.

"Apa saja yang kau lakukan di sekolah?"

"Hanya mendengarkan," Jinyoung kembali menutup matanya. Menyerah pada lelah dan kantuk, membiarkan sepasang tangan mengangkat tubuh atletisnya membawa Jinyoung kemana seharusnya dia berada. Tempat tidur.

"Istirahatlah dengan baik," suara yang sama kembali tertangkap pendengaran Jinyoung dan dibalas anggukan antara sadar dan tidak sadar sebelum Jinyoung sendiri menyembunyikan diri di balik selimut hangat.

"Terima kasih sudah membawanya Minhyunie," ucap sesosok pemuda mungil pada pemuda lain yang baru saja keluar dari kamar adiknya.

"Kalau tidak ada hyung, Seungwoon hyung pasti membiarkannya tergeletak di lantai," singgung sosok lain dengan tangan penuh kotak jeli.

Minhyun hanya balas tertawa melihat Seungwoon yang kini melempari Daniel dengan popcorn.


"Hyung."

Seisi ruangan menoleh pada sumber suara berpenampilan tampan meski baru saja terbangun dari tidurnya.

"Kau sudah bangun Jinyoung-ah? Kemarilah," Minhyun bergeser lalu menepuk sofa yang ia duduki.

Tak perlu diminta dua kali, Jinyoung sudah menyandarkan diri pada sofa yang dimaksud Minhyun. Ia memejamkan matanya beberapa detik, lalu menatap jam digital yang terpasang di atas televisi hitam yang menyala.

"Kenapa tidak membangunkanku?" tanya Jinyoung dengan suara serak.

"Membangunkanmu yang sudah tidak tidur dua hari?"

Oh tentu saja Minhyun tahu Jinyoung sudah 2 malam tidak memejamkan mata. Karna dua malam itu Minhyun berkirim pesan dengan Jinyoung untuk menyemangatinya. Minhyun sendiri memiliki kehidupan terbalik. Ketika matahari baru akan terbit, Minhyun biasanya baru menginjakan kaki di rumah mewahnya. Matahari di puncak, ia ada di kampus. Bulan berkuasa, ia berkutat perusahaan.

"Hyung sudah jauh-jauh main kemari, lalu aku hanya tidur?" masih setengah sadar, Jinyoung menyandarkan kepalanya pada bahu Minhyun.

"Kita bisa bertemu lain waktu Jinyoungie."

"Hyung sibuk, aku sibuk. Kapan lagi kita bisa bertemu?" gerutu Jinyoung dengan imutnya.

"Jangan cemberut seperti itu, hm? Hyung hari ini akan menginap di sini, jadi kita punya waktu seharian."

Jinyoung seketika tersenyum amat cerah dan mengalungkan tangannya menguasai bahu Hwang Minhyun.

"Hyung, jadikan saja kekasihmu. Apa lagi yang kau tunggu?" goda pemuda bergigi kelinci namun berwajah beruang.

"Niel hyung, kau bicara apa sih?" Jinyoung buru-buru menghampiri kakaknya di dapur, menyembunyikan telinga dan wajahnya yang mulai memerah.

"Haha imut sekali," tawa Minhyun lembut.

"Serius Minhyun hyung, apa yang kau tunggu? Aku sungguh rela jika Jinyoung yang jadi kekasihmu," celoteh Jaehwan sembarang.

Minhyun hanya tersenyum manis menanggapi Jaehwan. Adik kelasnya satu itu selalu mengucapkan kalimat seakan Minhyun adalah kekasihnya.


Malam mulai larut namun sekelompok pemuda itu masih rapih di ruang keluarga. Menatap layar kaca didamping suara mengerikan. Ya. Mereka sedang menyaksikan sebuah film bergenre horor atas paksaan Seungwoon.

Namun baru setengah dari film itu diputar, sang pencetus ide sudah menutup matanya.

"Ya Seungwoo hyung, tidurlah di kamar," Jaehwan mengguncang tubuh Seungwoon.

"Huh?" mata Seungwoon mengerjap sesaat, "Ya sudah aku duluan. Nanti matikan tvnya ya," ucap Seungwoon malas lalu berjalan gontai menghilang di balik pintu kamarnya.

Tak lama, Daniel yang baru saja keluar dari dapur dengan dua botol soju mendapati Jinyoung tertidur dengan posisi sangat tidak nyaman di samping Minhyun.

"Minhyun hyung, itu Jinyoung tertidur."

Minhyun menoleh. Menatap lembut wajah tampan di sisinya sebelum mengusap surai cokelat itu, menyebabkan sang pemilik mahkota terusik.

"Ngh?"

"Ke kamar saja. Hyung juga sudah mau tidur."

Minhyun membantu Jinyoung berdiri dan menuntunnya perlahan menuju pintu bertuliskan JINYOUNG.

"Hyung tidur dimana?" tanya Jinyoung saat sudah tinggal selangkah lagi memasuki kamarnya.

"Di kamar tamu, dengan Niel dan Seungwoo."

"Nanti sempit. Di sini saja," Jinyoung menarik lengan kaus Minhyun, membawa hyungnya itu masuk ke dalam kamar tenangnya.

Tanpa aba-aba Jinyoung menjatuhkan Minhyun di kasur putih besar, lalu menghempaskan dirinya sendiri di samping Minhyun dan segera memeluk tubuh yang sedikit lebih tinggi darinya itu. Minhyun tidak mengeluh sedikit pun. Dia justru balas memeluk tubuh Jinyoung, menenggelamkan lebih dalam kepala Jinyoung dalam dadanya.

"Aku menyanyangimu hyung," rancau Jinyoung dalam tidurnya.

"Aku lebih meyayangimu Jinyoungie," balas Minhyun yang lalu mengecup lembut pucuk kepala Jinyoung.

"Apa kubilang? Mereka itu sudah sepasang kekasih."

"Teganya Minhyun hyung tidak memberitahuku."

"Berkacalah Niel, kau sendiri tidak memberitahunya tentang hubunganmu dan Seungwoo hyung," seru Jaehwan bersamaan dengan tepukan kasar di bahu Daniel. Seungwoo sendiri hanya terkekeh melihat Daniel bersungut-sungut.

"Aku tidur dulu ya," Jaehwan berlalu, tak peduli dengan gumaman Daniel. Dia lebih memilih untuk segera memasuki alam mimpi sambil memeluk kekasihnya. Siapa? Siapa lagi kalau bukan Ha Seungwoon.

"Hyung."

"Hm-m?" gumam Seungwoo santai di tengah kegiatannya meneguk soju.

"Sudah tinggal kita."

"Aaah..." Seungwoo mengehela napas lega setelah mengosongkan satu botol hijau, "Kau ingin melakukannya dimana hm?"

"Kamar tentu saja."

"Yakin?"

"Tentu saja. Memang dimana lagi aku ingin tidur?"

Daniel melangkah santai ke dalam kamar tamu diikuti Seungwoo.

KLIK

Mata Daniel menghilang karna wajahnya menekuk kebingungan mendengar suara pintu yang dikunci, tapi begitu ia berbalik, matanya membulat sempurna. Otaknya seketika cerah lampu peringatan dalam benak Daniel menyala begitu diberikan pemandangan Seungwoo tengah membuka kancing kemejanya sendiri dengan sangat lamban ditambah mata sayu yang menatap lekat manik mata Daniel. Dengan cepat Daniel meraih lengan sang kekasih dan menguncinya, "sebenarnya yang kau maksud dengan MELAKUKANNYA DIMANA itu melakukan apa hm?"

"Tentu saja melakukan itu, apa lagi kalau bukan itu?"

"Hyung, sekali-kali bersihkan pikiranmu."

"Niel-ah."

"No," Daniel menarik Seungwoo ke atas ranjang yang ada, mendekapnya erat, "malam ini hanya tidur. Jangan macam-macam hyung, ini bukan di hotel," bisik Daniel lembut lalu mengusap punggung Seungwoo. Salah satu hal yang Seungwoo benci, karna usapan itu selalu ampuh membuatnya bermimpi.

Fin

Rurulala, FF ini hanyalah bagian dari keisenganku. Hanya untuk menumpahkan imajinasi supaya ga berlalu gitu aja.

Fyi ini adalah dreable pertamaku jadi HamzziHwanggu mohon maaf jika banyak kurangnya dan tidak memuaskan. Author akan dengan senang hati menerima masukan kalian untuk update berikutnya.

Gomawoyong