My Home
A fic inspired (or translated?) by a SUITS fic 'To Build a Home' by rae7788. Yes, I have the permission!
Author : thenewbie ( IrumaAckleschia)
Disclaimer : I own the translation only
Cast :
Jung Yunho as Jung Yunho
Shim Changmin as Shim Changmin
Kim Jaejoong as Kim Jaejoong (Yunho's secretary and best friend)
Choi Siwon as Choi Siwon (Yunho's boss)
Cho Kyuhyun as Choi Kyuhyun (Siwon's son and Changmin's friend)
Kim Youngwoon as Shim Kangin (Changmin's grandpa)
CHAPTER 1-THE FIRST IMPRESSION
'Selamat ulang tahun yang ke-14, Changmin!' batinnya pada diri sendiri.
Tak mungkin ada kue, mengingat saat ini ia berada di depan ruang periksa kakeknya. Tapi bukan masalah bagi Changmin, mengingat dialah sebab utama kakeknya masih bekerja sampai saat ini. Biaya sekolahnya tidaklah sedikit. Akan tetapi ia sudah bertekad untuk membantu keuangan keluarga kecilnya saat ia berusia 15 tahun nanti.
Changmin menghela nafas pelan. Saat itulah pandangannya tertuju pada pria 30-an tahun di meja resepsionis. Mengenakan pakaian teramat formal yang mungkin berharga satu tahun persediaan dapur untuk apartemen tempatnya tinggal, tubuh tinggi atletis, dan wajah yang tampan. Changmin membayangkan apakah orang ini sedang tersesat.
Ia memperhatikan lelaki itu tersenyum dengan senyuman maut yang mungkin akan meluluhkan setiap wanita yang ditemuinya. Apa ia sedang merayu suster jaga? Tapi nampaknya tak berhasil, karena Changmin lihat lelaki itu berbalik. Meski masih tersenyum, namun terlihat jelas kalau ia masih tegang. Kemudian ia berjalan mendekat ke arah Changmin duduk sambil mengeluarkan telepon.
"Siwon, ini Yunho," orang itu (yang ternyata bernama Yunho), berkata pada orang di seberang sambungan. "Aku tak tahu kasus apa yang kau berikan padaku, tapi Tuan Shim saat ini sedang berada di ruang bedah. Perawat jaga tak mau memberikan informasi apapun karena aku bukan keluarga. Tapi tenang, aku bisa mengatasinya, aku akan siapkan laporan lengkap di mejamu esok pagi," katanya menutup telepon. Ia tersambung dengan mailbox rupanya. Yunho kemudian duduk di seberang Changmin dan mengambil majalah di bawah meja. Menatap Changmin sesaat, tapi memilih untuk mengacuhkannya dan lebih tertarik membaca majalah lama itu.
"Keluarga Shim Kangin?"
"Ya, saya!" jawab Changmin berdiri. "Saya Changmin, saya cucunya."
Yunho yang tadinya acuh, berubah drastis. Menutup majalahnya dan penuh rasa penasaran menatap Changmin, dari atas ke bawah.
"Bagaimana kakek? Apakah kakek baik-baik saja? Bolehkah saya melihatnya?"
"Senang bertemu denganmu, Changmin. Saya Dokter Lee. Kakekmu akan baik-baik saja. Ayo ikut, akan saya jelaskan keadaan Tuan Shim lebih lengkap." Changmin pun mengikuti langkah Dokter Lee ke ruangannya.
"Tunggu!" teriak seseorang yang suaranya mulai dihafal oleh Changmin. Changmin dan Dokter Lee membalikkan badannya. "Saya Jung Yunho. Shim Kangin adalah ayah mertua saya." Yunho lalu merangkulkan tangan kanannya ke bahu Changmin. "Dan ini, putra saya Jung Changmin."
Changmin tahu bahwa mulutnya terbuka dan mimik wajahnya menggambarkan keterkejutan seperti yang ada di anime yang pernah ditontonnya di apartemen. Ketika ia rasakan bahunya diremas pelan oleh Yunho, barulah ia sadar dan mulai mengikuti akting Yunho.
"Aish, hampir saja Ayah aku tinggal sendiri di ruang tunggu," kata Changmin sedikit terkikik. Hampir tiga tahun tak diucapkannya kata 'ayah', dan itu sedikit membuat dadanya sesak. "Aku terlalu mengkhawatirkan keadaan kakek."
"Ya, lain kali kau harus menunggu Ayah. Ayah 'kan juga khawatir pada kakek."
Entah Dokter Lee tidak menyadari atau tidak mau peduli tingkah aneh kedua orang di hadapannya. Baginya, ini malam yang berat, yang ia inginkan hanya segera mengakhiri shiftnya dan pulang ke rumah.
"Kemungkinan patahnya tulang sedikit merobek paru-paru beliau. Kami sedang menjalankan CT scan untuk tubuhnya. Hasilnya akan keluar besok siang. Satu lagi, Tuan Shim mengalami kelelahan ekstrim. Pekerjaan jelas merupakan salah satu penyebab pingsannya Tuan Shim di tempat kerja. Untuk kepentingan Tuan Shim, kami rekomendasikan beliau untuk tinggal di panti untuk sementara agar ada ahli yang benar-benar bisa merawat beliau. Ada beberapa panti yang bagus di sekitar Seoul ini. Baiklah, Anda bisa melihatnya untuk sepuluh menit. Setelah itu biarkan beliau beristirahat."
-:-
Yunho hendak menggapai knop pintu ruang rawat Shim Kangin andai saja badan kecil Changmin tak menghalangi.
"Oke, sekarang aku mau tahu apa yang terjadi. Siapa kau?! Apa maksudmu berpura-pura menjadi ayahku? Apa yang kau inginkan dari kakekku?" buru Changmin pada Yunho.
"Tenang Nak, tenang!" jawab Yunho datar.
"Jika tak kau beritahu apa maumu sekarang, aku akan berteriak dan bilang pada perawat bahwa kau bukan menantu Shim Kangin!" Changmin setengah berteriak, ingat ia berada di rumah sakit.
"Baik, baik, kau menang. Kau bisa berhenti berlagak kuat sekarang, karena kau tampak seperti anak kucing yang ditelantarkan. Aku akan jelaskan. Jangan menginterupsiku; ini agak rumit. Namaku Jung Yunho, dan-"
"Aku tidak tampak seperti anak kucing yang ditelantarkan," potong Changmin.
"Apa kataku soal interupsi? Aku ulangi, namaku Jung Yunho. Aku pengacara di Choi Law Firm." Yunho berhenti secara dramatis, menunggu reaksi dari Changmin yang tampak biasa saja. "Itu satu-satunya firma hukum terbaik di Seoul. Kau tahu tentang hukum 'kan?"
"Ya, aku baca beberapa buku tentang hukum di sini dan di sana."
"Terserah. Alasanku berada di sini jam 2 dini hari adalah untuk mendapat informasi mengenai tempat kerja kakekmu, Go-Park Industries. Perusahaan itu cukup licin saat menghindari berbagai jeratan hukum. Mereka selalu berhasil membalikkan keadaan agar tidak membayar ganti rugi biaya kesehatan atas kecelakaan kerja yang dialami karyawannya. Sepertinya itu juga yang akan mereka lakukan terhadap kakekmu. Firmaku menugaskanku untuk mengerjakan kasus ini sehingga kejadian kakekmu dapat membuka jalan untuk menjerat perusahaan itu. Aku buru-buru ke sini agar tidak kalah cepat dengan mereka. Mereka biasa memberi uang tutup mulut agar kejadian seperti ini tidak bocor keluar." Yunho menjelaskan tanpa jeda.
Changmin menautkan kedua alisnya. Tampak jelas ada yang masih mengganjal di pikirannya.
"Aku tak mengerti. Kau tidak tampak seperti orang yang dengan senang hati membantu orang lain tanpa melihat berapa nilai yang akan kau dapat dari kasus yang kau kerjakan. Apa yang kau dapat dari membantu kakek tua dan cucunya yang tak memiliki apapun untuk membayar pengacara mahal sepertimu? Kau tak peduli pada kami. Kenapa untuk kasus ini kau tidak berada di pihak Go-Park Industries di mana normalnya pengacara hebat berada?" Changmin dengan jelas mengungkapkan isi pikirannya.
"Aku meremehkanmu. Kau akan jadi pengacara hebat suatu hari nanti, Nak!" kata Yunho sambil tersenyum.
"Kau mengalihkan pembicaraan! Jawab, atau kau tak kuizinkan bicara pada kakek!"
"Baik. Apa yang aku dapat? Aku baru saja mendapat promosi di tempatku bekerja. Ini kasus pertamaku, jadi aku harus menang atau bosku, Siwon, akan meragukan kapasitasku. Aku akan memenangkan kasus ini untuk kakekmu karena aku ingin menunjukkan pada Siwon bahwa aku serius di sini."
"Oke, aku percaya padamu," kata Changmin sambil mengangguk. "Tapi kau tunggu dulu di sini. Aku akan masuk terlebih dahulu. Kau akan masuk bila kakekku mau bicara padamu."
Anak itu lantas berbalik dan membuka pintu kamar rawat kakeknya.
"Dua belas tahun, tapi sudah seperti bos saja," gumam Yunho.
"Hei! Aku empat belas tahun, bukan dua belas!" kata Changmin sambil berbalik. Ia jelas mendengar gumaman Yunho.
"Oh, dia empat belas tahun! Jadi tak masalah dia jadi bosku," balas Yunho tak kalah pedas. Meski begitu, ia tersenyum. Bahkan dalam hatinya tertawa mengingat pembicaraan mereka barusan. Ia memberikan kredit tersendiri untuk Changmin. Ia tahu Changmin anak yang cerdas.
^^tbc^^
Thx for reading and reviewing!
