TITLE: Please Dance for Me

Cast: TWINS!EunHae, Shindong

Rating: K+

Genre: Family/Angst *maybe*

Author: SJnMe

Summary: Aku benci menari, sampai ia mengalami kejadian itu….

Warning: Twins!EunHae, Cerita Jelek, Typo, etc

A/N: FF ini juga udah lama mendekam di laptop, jadi maafkan kalo jelek.

RnR please ^^

Written in Eunhyuk's POV

Hope You Like It! :D

Kritik dan saran sangat dibutuhkan….


Aku… benci menari. Aku sangat membenci hal itu.

Bagiku itu merupakan hal melelahkan dan membosankan.

Tapi tidak dengannya. Tidak dengan orang yang bernama Lee Donghae itu.


"Hyukkie…. Kenapa kau membenci sekali menari…..?" tanyanya sambil menyunggingkan senyum manis itu padaku. Kutatap saudara kembarku itu.

"Menari, itu hal yang menyebalkan. Membuang tenaga saja." Kataku tidak peduli. Kulihat ia memanyunkan bibirnya. Merasa tidak setuju dengan pendapatku.

"Eunhyukiee babo, menari itu menyenangkan. Kau bisa menyampaikan perasaanmu lewat gerakan tubuh. Entah senang, sedih, atau perasaan apapun, kau bisa mengungkapkannya tanpa lewat perkataan."

"Cih, Lee Donghae… jangan coba-coba menceramahi ku. Arasseo?" kataku sambil menutup telinga. Aku bosan mendengarkannya mengoceh tentang indahnya menari pagi-pagi begini.

Kulihat ia mengerucutkan bibirnya. Kalau kalian pikir itu pasti terlihat sangat imut, kalian salah. Itu malah membuatku jengkel.

"Aku tidak menceramahimu, Hyukkie. Aku hanya mem-"

"Memberi tahumu soal kebahagiaan dalam menari. Kau ingin bilang itu, kan?" kataku memotong ucapannya.

Dia tersenyum senang. "Itu kau tahu, eunhyukkie. Ya sudahlah, aku mau pergi dulu…."

"Ke mana?"

"Ke rumah Shindong hyung, aku mau latian. Aku ada lomba tiga bulan lagi, Hyukkie…" katanya bersemangat.

"ooh… ya sudah. Aku titip salam saja buat pelatihmu itu, si Shindong-hyung…." Kataku sambil kembali konsen ke acara sarapanku.

"Oke….." dia berbalik sebentar sebelum keluar dari pintu, " Tapi…. Apa kau benar-benar tidak mau ikut lomba denganku, Hyuk?"

Aku menggeleng keras-keras. Ikut lomba dance? Menari saja aku tidak suka.

Kulihat ia menghela napas. Sepertinya sedikit kecewa dengan kata-kataku tadi. Tapi, aku memang tidak suka menari. Titik!

"Baiklah, kalau begitu aku pergi. Byeeee…" ujarnya sebelum benar-benar menghilang. Bahkan ia belum sarapan karena terlalu semangat ingin latihan.

Siang harinya, aku harus kembali bekerja di café. Inilah pekerjaanku setiap hari. Menjadi pelayan café kecil yang letaknya berhada-hadapan dengan studio dance milik Shindong-hyung. Hanya dipisahkan sebuah jalan raya yang sangat ramai.

Sudah jadi kebiasaan kalau Donghae akan mampir ke sini untuk makan siang. Setelah itu ia akan kembali lagi ke studio untuk berlatih dance kembali. Kadang-kadang aku berpikir, apa dia tidak pernah lelah menari?

KLINGGGG!

Bunyi bel pintu menggema di seluruh penjuru café. Mataku pun tertuju pada pelanggan yang baru masuk itu. Benar saja, di sana berdirilah seorang Lee Donghae yang sedang melambai-lambai ke arahku.

"Eunhyukkie… aku pesan pancakes dan espresso ya? Antar ke meja di pojok sana, oke?"

Ku tatap wajah kembaran tidak identikku itu. Ya, secara fisik kami benar-benar berbeda 100%. Bahkan kami sering berpikir, apa kami benar-benar saudara kembar atau bukan.

Segera kusiapkan pesanannya. Setelah mengambil makanan yg dipesannya dari dapur, aku segera menatanya di nampan dan mengantarnya pada Donghae.

'Hei, kau yakin hanya pesan pancakes? Apa kau tidak pingsan saat latihan nanti?" aku bertanya sedikit cems akan keadaannya.

Dia menggeleng. "Shindong-hyung akan mentraktir ku makan samgyupsal di restoran orang tuanya nanti malam. Jadi aku harus mengosongkan perut, Hyuk."

Tidak. Dia berbohong. Aku bisa membaca matanya. Dan aku juga bisa merasakannya.

"Kau bohong kan?" tanyaku menyelidik. Benar saja. Ia menundukkan wajahnya sambil menggigit bibir bawahnya. Hal yang selalu ia lakukan ketika kebohongannya terungkap.

"Sebenarnya aku… ingin membeli sepatu baru, Hyuk."

"Sepatu baru? Untuk apa, Hae?" aku pun duduk di kursi yang ada dihadapannya. Persetan dengan boss yang pasti akan memarahiku jika tahu aku malah duduk bersama pelanggan. Donghae lebih penting.

"Untuk…. Kompetisi menari itu, Hyuk…." Menari lagi. Tidak adakah alasan lain?

"Kau kan bisa memakai uangku dulu, Donghae…."

Ia menggeleng sekali lagi. Ia memandangku sambil tersenyum. "Andwae…. Kau masih membutuhkan uang itu untuk melanjutkan kuliah. Lagipula tabunganku sudah hamper mencukupi untuk membelinya. Tenang saja…"

"Donghae…. Kau….."

"Aishhh, gwaenchana Hyuk…. Sudah kembali sana bekerja. Nanti kau bisa dimarahi bossmu dan gajimu bisa dipotong"

Au hanya bisa menghela napas. Lalu segera kembali bekerja. Sedangkan Donghae melahap makanannya habis dan membayarnya, sebelum pergi latihan lagi.

Beberapa hari kemudian….

"Hyukkie… lihatlah aku sudah berhasil membeli sepatunya!" katanya ceria sambil mengangkat sepasang sepatu berwarna biru dan putih itu.

"Ohhh…" hanya itu saja yang terucap dari mulutku.

"Ayolah puji sepatu ini. Bagus kan? Ya kan? Ya kan?" tanyanya semangat.

"Iya iya, sepatumu itu sangat bagus."

Ia tertawa riang. "Aku pasti akan menang dalam kompetisi dance itu. Dan aku pasti akan dikontrak oleh SM Entertainment, hehe….." katanya sambil memeluk sepasang sepatu itu. Seulas senyum ceria terukir dibibirnya, membuatku ikut tersenyum simpul.

"Eh, kau tidak pergi latihan. Ini sudah jam 10 pagi, Hae….." ia langsung melirik jam. Kulihat matanya melebar. Ia sudah telat setengah jam.

"Huwaaa…..! aku harus cepat-cepat," Ia melemparkan sepasang sepatunya itu padaku. "Jaga itu baik-baik, Hyuk. Kalau sampai ada lecet sedikit saja, awas kau!"

"Iya…iya" kemudian Donghae pun pergi menuju studio dancenya. Aku lagi-lagi tersenyum melihat tingkahnya. Ku pandangi sepatu itu.

"Hei, sepatu yang harganya mahal…. Bantulah Donghae untuk menang dalam lomba itu ya?" kataku pada sepatu itu. Aku tertawa kecil. Segera kumasukkan sepasang sepatu itu ke dalam kotaknya.

Setelah itu aku pun kembali bersiap-siap untuk nerangkat kerja. Terlebih dahulu aku mandi. Merasakan air dingin yang mengguyur tubuhku. Rasanya segar sekali. Setelah selesai kulilitkan handuk pada tubuhku, lalu segera berlari kecil di apartemen yang kecil ini, menuju kamarku.

Setelah memakai seragam dan menyisir rambutku sebentar, aku mengambil tasku yang tergantung di samping pintu.

"Awwwww!" teriakku. Tiba-tiba saja kurasakan rasa sakit yang teramat sangat pada bagian kakiku. Rasanya sakit, seperti tertimpa suatu yang berat.

Tidak. Aku tidak punya sakit apa-apa. Rasa sakit ini pertama kalinya kurasakan dalam hidupku. Aku pun terjatuh, sebegitu sakinya hingga kakiku pun tak mampu menopang badanku.

Kenapa? Ada apa ini? Apa yang terjadi padaku?


===To Be Continued==


A/N: niatnya sih mau dijadiin oneshoot aja, eh... tapi lagi males ngetik...

jadi twoshoot deh ^^

mungkin besok aku kasih part 2-nya atau lusa kalo lagi nggak males,

hehehe :D

errrr

Reviews please, biar aku tahu ini FF kurangnya apa...

Okey, Thanks for Reading... hope you like it ^^

REVIEW REVIEW REVIEW REVIEW REVIEW PLEASEEE~~~~!


LOVE,

SJnMe ^^