Disclaimer : NARUTO milik Masashi Kishimoto (pastinyaaa!)

Pair : Sasuke dan Sakura (jangan pada bingung yaaa)

WARNING : Gak jelas, gak danta, miss typo, dan yang terpenting masih pemula! hehe (sepertinya akan girang selama masih pemula)

Hope y'all like it!

REVIEW nya tuh di bawah! (bener kan authornya gak jelas) Tau kan peraturannya? Di sini habis baca langsung review (muka evil).

ARIGATOU^^ Selamat membaca!

-ooo-

Good Bye, Past!

CHAPTER 1

"Hentikan Sasuke-kun! Hentikan! Geli!" aku memukul tangan Sasuke yang terus menggelitikku.

Aku masih ingat, saat itu Sasuke selalu membuatku tertawa.

-ooo-

"Hei, terima kasih Custard Pudding-nya, Sasuke-kun! Kau tau saja, aku suka makanan ini!"

Aku juga masih sangat ingat, ketika Sasuke membawakan makanan kesukaanku.

-ooo-

"Huh, Sasuke-kun! Turunkan aku! Aku bisa jalan sendiri kok!"

Dan aku mengingat di saat Sasuke menggendongku ketika kakiku terkilir.

-ooo-

Tapi... semua itu udah gak akan pernah terjadi lagi. Soalnya...

"Sasuke-kun! Kau beristirahat saja! Aku tau, pasti kau capek setelah menyelesaikan misi."

Sasuke bukan milikku lagi. Tapi milik...

"Ino! Kenapa kau di sana? Ayo sini, kita latihan ninjutsu medis!"

Yup, milik Sakura. Sahabatku sendiri. Sahabat kecilku.

"Ano... Gak usah deh, aku sedang malas. Lebih baik aku pulang saja," kataku berusaha tersenyum, lalu meninggalkan Sakura dan Sasuke. Aku melirik mereka sebentar. Ralat, melihat mereka bemesraan sebentar.

-ooo-

Siapa sih yang gak kesal, kalau sahabatnya mempunyai kekasih yang dulu menjadi mantannya? Oke, mungkin itu tidak menjadi masalah bagi kalian. Mungkin aku saja yang terlalu sensitif. Entahlah. Yang jelas, aku masih kesal, karena sahabatku, Sakura, telah jadian dengan mantan pacarku, Sasuke, tanpa sepengetahuanku. Haha, aku saja tau dari Naruto yang menangis karena cintanya terhadap Sakura bertepuk sebelah tangan.

"Gapapa kok Sakura, kalau kamu bahagia, aku pasti bahagia," kata Naruto saat itu.

Naruto bisa menerimanya, sedangkan aku? Sangat sulit. Benar - benar sulit.

Rasa sakit itu masih membekas. Benar - benar masih membekas.

-ooo-

"Ino-chan."

"Ya, Sasuke-kun?" aku tersenyum padanya. Ya, pada belahan jiwaku.

"Mmm... aku mau ngomong sesuatu," kata Sasuke.

"Ada apa?" aku bingung melihat tingkahnya yang tiba - tiba aneh.

"Sepertinya, kita... kita gak akan bertemu lagi deh," kata Sasuke, akhirnya melihat ke arahku.

"Kenapa? Oh, kamu ada misi ke desa lain untuk beberapa bulan? Oke, gak masalah, Sasuke-kun," kataku.

"Bukan itu... maksudnya, kita gak bertemu selama - lamanya. Hm, ya kau tau kan, sebagai sepasang kekasih."

"Hah?" sontak saja aku kaget. "Sasuke-kun gak bercanda kan?"

Hanya hening yang menjawab pertanyaanku.

"Sasuke-kun!" aku teriak, hampir teriak histeris. Tapi aku tahan.

Tak terasa, aku menjatuhkan air mata.

"Maafkan aku, Ino-chan," Sasuke memegang bahuku pelan, seakan dia mengatakan bahwa semuanya akan baik - baik saja.

"Tapi kenapa?!" aku menepis tangan Sasuke yang ada di bahuku.

"Aku tau kau kesal, cuma kau harus mengerti. Aku ingin fokus melatih semua jutsuku, agar aku menjadi kuat. Kau tau kan, aku sangat ingin membalas dendam pada kakakku, Itachi?" kata Sasuke sudah menghadap arah lain. "Kuharap kau mengerti itu, Ino-chan."

"Tapi..."

"Tolong, jangan seperti anak kecil! Dasar cengeng!"

Kata kasar pertama yang dikeluarkan mulut Sasuke untukku.

"Kau tau kan, aku paling tidak suka dengan orang yang mudah menangis!" Sasuke menatapku sesaat. Aku menghapus air mata itu, takut membuat Sasuke tambah kesal.

"Aku tau, kau pasti bisa menerimanya, Ino-chan."

-ooo-

"Ino! Ino!"

Aku mendengar suara yang memanggil namaku dari luar pagar rumahku.

Oh, Sakura.

"Ya, Sakura?" kataku keluar rumah.

Asal tau saja, aku memasang fake smile untuk menutupi semua ini. Aku masih sebal dengan sahabatku itu, karena dia tidak cerita kepadaku kalau dia menyukai Sasuke juga. Padahal kan, aku sahabatnya.

Kalau kalian mau tau lagi, aku juga sebal dengan Sasuke. Dia bilang mau fokus dengan melatih jutsunya. Nyatanya? Dia pacaran lagi dengan sahabatku sendiri. Dasar gila!

"Aku mau tanya, kira - kira... Sasuke-kun suka makan apa ya?" tanya Sakura antusias.

"He?" aku kaget.

"Iya, aku mau membuatkan Sasuke makanan sebelum dia berangkat menjalankan misi."

Aku diam.

"Jadi... kau kan mantannya Sasuke..."

"Baiklah, setauku dia paling suka Rice balls..."

"AH, MAKASIH! KAU MEMANG SAHABATKU, INO-CHAN!" tanpa ada aba - aba, Sakura langsung pergi meninggalkanku.

-ooo-

Saat ini, aku sedang berjalan - jalan dengan Shikamaru. Biasa, mengobrol sambil melihat - lihat sekitar.

"Nah, saat aku memesan ramen di Ichiraku, Choji malah memakan pesananku," aku bercerita.

"Choji ada - ada saja," kata Shikamaru menanggapi dengan santai.

"Haha, dia kan memang seperti itu," kataku lalu tertawa.

"INO!"

Sakura. Lagi.

"Ada apa, Sakura?" lagi - lagi, aku memunculkan jurus fake smile-ku.

"Ano, aku mau nanya..."

"Apa? Tentang Sasuke?" aku sudah muak dengan pertanyaan yang Sakura lontarkan. Apalagi, tentang Sasuke.

"Iya," Sakura tersenyum bahagia.

"Kenapa harus tanya padaku, huh?" aku mulai emosi. Melihat aku yang tiba - tiba berubah, Sakura langsung bingung, sekaligus sedikit takut.

"Karena... kau kan mantan Sasuke-kun. Kau pasti tau banyak tentang Sasuke," kata Sakura tetap tersenyum.

"Dengar ya Sakura..."

"Baiklah."

AH SAKURA MEMBUATKU SEBAL SETENGAH MATI!

"Begini, aku memang mantan Sasuke. Dan kau sahabatku. Sahabatku dari kecil. Tapi, kalau kau benar sahabatku, kenapa kau melakukan ini padaku?" kataku. Sekarang, emosiku sudah mereda.

"Maksudmu?"

SAKURA!

"Kalau kau memang sahabatku, kenapa kau tidak menceritakan kalau kau menyukai Sasuke? Kenapa kau tidak memberitahuku kalau kau jadian dengan Sasuke? Kalau kau memang sahabatku, kenapa kau tega melakukan hal ini? Apa kau tidak mengerti perasaanku?" tanyaku. Oke, di saat seperti ini aku cengeng. Kenapa aku jadi selemah ini?

"Apa maksudmu?" Sakura mulai mendekatiku.

"Aku terluka Sakura, melihatmu bersama Sasuke. Aku tidak terima kenyataan kalau kau jadian dengan Sasuke. Aku masih mencintainya. Di saat kami berpisah, aku masih saja mencintainya, menatapnya dengan pandangan sayang. Aku tidak bisa melupakannya. Apalagi, saat kau terus bertanya tentang Sasuke kepadaku. Aku memang tau tentang Sasuke. Tapi bisakah kau tidak menanyakannya lagi? Aku sudah cukup terluka melihatmu bersama Sasuke. Tapi sekarang, kau menambahinya dengan cara menanyakan hal - hal yang disukai Sasuke. Kapan aku bisa melupakannya? Apakah kau tau itu Sakura?! Kalau kau masih punya perasaan, harusnya kau tau, dengan kau menanyakan hal - hal tentang Sasuke, aku akan tetap berada dalam masa lalu bersama Sasuke. Aku harap, kau mengerti perasaanku, Sakura."

Aku pun meninggalkan Sakura yang mulai terisak.

BERSAMBUNG...

-ooo-

Akhirnya eke bisa nulis cerita lain (gila). Serius, bahagia banget nemu inspirasi cerita lagi! Selama ini perjuangan eke gak sia - sia (mata berkaca - kaca) (ditabok sama reader)

Mungkinnn kalian di chapter 1 bingung yaa. Tapi, kalau kalian baca lanjutan ceritanya, aku yakin, kalian suka (sombong) (terlalu pede)

Well, cerita akan berlanjut di chapter 2, ya! Jangan cemas, pasti akan dilanjutkan walau mungkin lama. Maklum, orang sibuk (sok sibuk az) (ditabok kedua kalinya). ARIGATOU!^^

Oh iya! REVIEW! ARIGATOU MUAH:*

(seketika semuanya yang baca pada muntah)