Naruto © Masashi Kishimoto
I don't own any profit from this fiction.
Tak Terduga © ociros
Rate K+; AU; Non-baku; SasuSaku's Islamic Fanfiction
.
Ada empat insan yang kini tengah mengendarai mobil jeep. Itachi sebagai sopir, Sasori duduk di samping kemudi, serta Sasuke dan Sakura duduk di bangku penumpang. Mereka sedang melakukan trip dadakan, ide Sasori, yang disetujui Itachi dengan mengajak adik masing-masing. Namun semenjak berangkat hingga telah ditempuh tiga perempat perjalanan ke tujuan pertama, suasana di dalam kendaraan roda empat itu tidak begitu ramai. Hanya ada obrolan Sasori dengan Itachi yang tidak pernah disahuti oleh sepasang manusia yang duduk di bangku penumpang.
"Etdah, Dek, cogan-cogan di sekitar lo dianggurin mulu," ledek Sasori sambil berusaha mencomot ponsel pintar Sakura.
Adik satu-satunya itu sedari tadi tidak peduli dengan siapapun. Ia hanya menatap handphone sambil sesekali teriak-teriak tidak jelas bila memutar video. "Abang! Gak usah gangguin kenapa? Gue lagi nonton Babang Rios ganteng iniii! Suaranyaaaaa aaah~ bikin melting!"
Sasori mendengus, frustasi. Bagaimana bisa adiknya segila ini mengagumi seseorang yang bahkan belum ditemuinya?
"Ini yang kamu bilang ganteng? Yang punya alis tebal? Yang bibirnya tebel terus poninya dijambul? Kayak gini kok dibilang ganteng. Masih gantengan Abang kali, Dek," ujar Sasori meremehkan setelah mendapatkan ponsel Sakura di tangannya. Sedangkan Itachi hanya menggelengkan kepala begitu tahu pertengkaran duo Haruno akan segera dimulai.
Sakura menatap tajam Sasori, ia tidak terima ponselnya diambil sekaligus idolanya dijelek-jelekkan dihadapannya. "Abang ngajak ribut?!"
Sasori menyeringai. "Hape lo, gue pegang, ya. Kalau baterai ponsel lo habis, sayang, Dek. Entar lo gak bisa selfie ala-ala. Gak bisa posting foto di instagram. Nangis, deh."
"Aku gak gitu, ya, Abang! Balikin!" Sasori tak mempedulikan teriakan Sakura. Ia malah menonaktifkan ponsel adiknya. "Ih, Abang! Ngapain dimatiin, sih?"
"Berisik."
Satu kata itu berhasil membuat Sakura mingkem. Ia menoleh sinis ke samping kirinya. Si curut Sasuke sedang menutup mata menengadahkan wajahnya ke atas. "Hak gue mau berisik atau enggak."
"Telinga gue terganggu."
Sakura menyeringai begitu sebuah ide terlintas di kepalanya. "Lo gak mau gue berisik, bukan?"
Sasuke menoleh ke arah Sakura, ia membuka matanya. "Fix, gue pinjem hape elo aja," kata Sakura sambil mengulurkan tangannya. Tanpa disangka pula Sasuke memberikan ponsel miliknya pada Sakura.
Weits. Serius? Semudah ini?
Sakura kan niatnya ngajak ribut biar dia makin gak bosan. Perempuan itu pikir Sasuke tidak akan membiarkannya mengutak-atik benda pribadinya. Kenapa semudah itu Sasuke memberi pinjaman padanya? Mereka kan baru kenal tadi pagi.
"Lo bengong. Gak jadi pinjam?"
Suara itu menyadarkan Sakura dari diamnya. "Jadi."
Buru-buru ia fokus pada ponsel pintar di tangannya. Jemari Sakura sibuk menggeser layar menu di hadapannya. Namun ia tak mendapati apa yang sedang dicarinya. "Apaan nih? Masa gak ada aplikasi sosmed sama sekali."
"Gue emang gak punya sosmed," ujar Sasuke sambil menatap Sakura. Sedangkan Sakura tidak terlalu memusingkan ucapan lelaki di sampingnya. Ia sudah sibuk dengan Application Store, berniat memasang aplikasi instagram pada ponsel tersebut.
"Kedip, Sas."
Suara Itachi menyadarkan Sakura dari aktivitasnya. Ia menggulirkan matanya ke arah Sasuke. "Ngapain lo natep gue begitu?"
Sudah terang-terangan tertangkap basah begitu, tak lantas membuat Sasuke mengalihkan pandangannya dari Sakura. "Pengen aja."
Sakura kembali mengalihkan atensinya pada aplikasi yang hampir terpasang sempurna, tinggal menunggu beberapa persen lagi. Ia sebenarnya heran dengan kelakuan Sasuke. Berdasarkan informasi dari Abang Sasori, Sasuke itu cuek dan pendiam. Memang benar, sih, orangnya pendiam dan cuek, tapi ia tak menyangka lelaki itu akan menatapnya intens seperti ini dan bicara blak-blakan seperti tadi. Tanpa malu, dihadapan kakak mereka masing-masing.
"Udah kepasang, tuh."
Suara itu lagi. Sakura menghela napas perlahan, berusaha tidak mempedulikannya. Ia memasukkan username dan password akun miliknya. Masih ingin menikmati kegantengan model asal Spanyol yang menjadi idolanya itu.
Belum sempat perempuan itu mencari akun sang idola, ia keburu melihat foto idolanya di timeline. Foto bersama perempuan. Berdua. Pose mereka cukup manis dan serasi. Sontak ia menjerit. "AAAAAAA! TIDAAAAAK!"
Cit!
Itachi mengerem mendadak. Ia terlalu kaget dengan teriakan Sakura. Untung saja jalanan yang sedang mereka lalui cukup sepi.
Sasori menengok ke belakang dengan muka kesal. "Apaan sih lo, Dek?! Bahaya tahu nggak?!"
Diomeli begitu, tidak membuat Sakura merespon kakaknya. Ia malah segera menatap Itachi. "Maaf, ya, Kak Itachi, aku refleks teriak. Aku khilaf. Aku gak maksud buat kita celaka," ujarnya dengan nada sedih.
Kakak dari Sasuke itu menghela napas dan mengangguk. "Jangan diulangi, oke?"
"Siap, bos!"
Senyum yang tadi diperlihatkan Sakura untuk Itachi menghilang digantikan raut kesal yang begitu kentara setelah menatap foto pada layar ponsel. Apa-apaan ini? Kenapa Babang foto sama cewek ini? Dedeq gak kuat, Bang, melihatmu bersamanya. Haruskah Dedeq menyusulmu ke Spanyol dan tinggal bersamamu? Menjauhkanmu dari cewek kurang bahan ini?
Tapi, memangnya kamu ini siapa, Sakura?
Batinnya yang lain menyoraki. Menyadarkan Sakura bahwa ia memang hanya seorang penggemar yang menikmati wajah ganteng dan tubuh ala roti sobek miliknya.
Tiba-tiba saja Sakura cemberut. Ia mengangsurkan ponsel pintar itu kepada pemiiknya. Ia sudah malas menstalker akun milik Babang favoritnya. "Makasih."
Tanpa komentar ataupun membalas ucapan Sakura, Sasuke menerimanya dengan alis naik sebelah. Ia memperhatikan aplikasi yang belum ditutup oleh sang pemasang. Matanya menangkap foto yang membuat sedih perempuan di sampingnya.
Oh, hanya foto begini saja bisa membuatnya seperti itu?
Sasuke tak mau ambil pusing, ia malah membuka profil milik Sakura. Diamatinya foto-foto yang nampak pada layar dengan seksama.
Cantik, sih, tapi kok diekspos, begini? Bisa membuat dosa, kan? Mending disimpan buat pribadi. Apalagi kalau buat suami sendiri, malah bisa jadi pahala.
Entah kenapa, Sasuke tidak suka Sakura memposting foto selfienya, meski ia menggunakan khimar. Ia merasa bahwa foto tersebut tidak perlu dibagikan. Menyeringai, Sasuke menghapus foto-foto selfie Sakura dengan teliti. Ia hanya menyisakan gambar-gambar yang tidak memuat Sakura di dalamnya.
Bahkan, kini seringainya semakin lebar saat berhasil membuat akun tersebut menjadi privat. Tanpa mengeluarkan akun Sakura dari aplikasi instagram pada ponselnya, Sasuke menonaktifkan ponsel tersebut. Kemudian ia menengok ke samping kanan saat bahunya terasa berat.
Ia melirik ke arah depan. Rupanya Sasori juga sudah tertidur pulas. Lalu pandangannya beralih pada kakaknya. "Ada bantal gak, Bang?"
Itachi merespon melalui spion tengah. "Cari aja di belakang lo."
Begitu mendapatkan benda yang dicari, Sasuke segera memasangkan bantal itu pada bahunya. Selain bertujuan untuk membuat Sakura nyaman, ia juga tidak mau Sasori salah paham nanti. Mereka kan bukan mahram. Maka dari itu, Sasuke beristighfar dalam hati ketika mengangkat kepala Sakura sejenak.
Ampuni hambamu ini, ya, Allah.
Bersambung
Assalamu'alaikuuuum~
Adakah yang rindu saya? Uhuy, ujian-ujian dah kelar, tinggal nunggu pengumuman. Doakan saya supaya lolos, ya!
Btw, gimana komentar kalian tentang cerita di atas? Siapa yang habis ini langsung penasaran sama Babang hayoooo?
Aku tunggu kritik, saran, dan komentar kalian di kotak review, ya!
Daaah!
Sign,
Dedeknya Babang Rios
