TWO-SHOTS
Title : Mr. Green Tea
Author : Ssnowish
Pairing : HunHan (Sehun/Luhan)
Rate : T
Genre : Fluff, Romance
Warning : BOYxBOY
CHAPTER 1
Holla, saya adalah StellaSJ, sekarang ganti penname jadi Ssnowish . Why? because i want. hehe
Ini adalah another side story from Mr. Umbrella (yang belum baca bisa lihat di stories saya C: ) dari sudut pandang Sehun. Kalo Mr. Umbrella adalah Oneshot, maka yang kali ini bakal jadi Two-Shots.
Selamat membaca chapter pertama !
Dia adalah Oh Sehun , siswa dari sebuah sekolah menengah atas swasta di daerah Daechi-dong , Seoul, Korea Selatan.
Tampan? Checked. Good-shaped body? Checked. Smart? Checked.
Poker-face? Checked. Cool? Checked. Tidak peduli dengan sekitar? Juga Checked.
Inilah cerita tentang Oh Sehun yang terkenal dengan sifatnya yang terlalu cuek dan dingin pada orang disekelilingnya -terkecuali teman-teman terdekatnya- mulai membolak-balik hati dan pandangannya pada seorang namja asing di stasiun kereta, pagi itu.
Sehun POV
Hari pertama
Tampak luar ,ekspresi wajahku memang tampak datar dan cool ,tapi di dalam hatiku aku terkekeh geli melihat tingkah namja yang duduk disebelah kanan-ku sedang berusaha membuka tutup botol minuman yang baru saja dia beli. Dahinya mengerut serius, mulutnya mengerucut menandakan betapa seriusnya dia berusaha membuka tutup botol itu dengan susah payah. Kadang terdengar suara desahan lelah dari mulutnya. Bagaimana bisa seorang namja yang sudah SMA masih kesusahan membuka botol minuman?
Sebenarnya aku ingin sekali menawarkan bantuan, tapi tidak ada salahnya kan aku melihat wajah lucunya saat membuka tutup botol itu sebentar lagi? Ya, sebentar lagi saja.
"Ah, terimakasih" , sayup-sayup aku mendengar suara manis namja itu. Aku melirik sedikit ke arahnya, dia mengucapkan bertubi-tubi kalimat "terimakasih" "terimakasih banyak" "sekali lagi terimakasih!" kepada seseorang disebelah kanannya yang baru saja menawarkan untuk membantu membukakan botol minuman miliknya.
Oh, ternyata sudah ada orang lain yang membantunya.
Pipinya merona merah, sepertinya sedikit malu , tapi aku bisa melihat secercah bahagia dan kelegaan saat akhirnya dia meneguk minuman yang sedari tadi dia genggam.
Aku tersenyum dalam hati. Dasar bodoh.
Ada rasa tidak nyaman di dadaku saat aku merasakan dari sudut mata, namja itu memandangku dengan ekspresi yang tidak bisa kugambarkan disini. Aku mengerutkan dahiku. Sudah berapa lama dia memandangku seperti itu?
Tapi aku masih berpura-pura tidak menyadarinya, aku terus memandang ke depan dengan wajah poker-face ku. Gawat, kalau terus dibiarkan seperti ini, aku tidak bisa menahannya, bisa-bisa wajahku terlihat memerah.
Dan sepertinya Tuhan mendengar jeritan kekhawatiranku. Namja itu segera beranjak dari tempat duduknya karena sepertinya kereta tujuannya sudah datang dan hampir berangkat. Hidungku mencium bau khas green tea saat dia beranjak –sedikit berlari- pergi.
Oh, ia meninggalkan minumannya.
Tidak habis, tsk, dasar. Aku mengambil botol minuman itu dan melemparnya ke tempat sampah saat aku beranjak menuju kereta tujuanku yang juga sudah datang.
Sejak kapan aku peduli akan sampah yang ditinggalkan orang lain?
0o0o0o0o0o0
Hari Kedua,
Hari ini aku melihatnya dari kejauhan. Dengan jelas aku dapat melihat figurnya. Tingginya yang hanya beberapa inchi dibawahku, badannya yang kurus ,rambut coklat terangnya, kulit putih layaknya wanita, ditambah dengan wajahnya yang cantik. Dia namja atau yeoja?
Beberapa kali Ia tersandung sepatunya sendiri, lalu merutuki diri sambil mengacak rambut fluffy miliknya. Seperti biasa, aku hanya bisa tertawa dalam hati. Kenapa bisa ada orang seceroboh itu?
Kulihat jam yang menempel di bagian gerbang utama stasiun. Heran kenapa kereta tujuanku belum datang juga. Aku bersandar pada tiang besar sebelah ruang tunggu ketika terdengar pengumuman bahwa kereta yang akan aku tumpangi terlambat 15 menit. Aku menghela nafas, baiklah sepertinya aku akan terlambat masuk kelas.
Sesuatu yang menyeruak dadaku kembali terjadi saat aku merasakan seseorang memandangku lagi. Namja cantik itu? Ada apa dengannya? Apa dia tahu aku juga tadi sempat memperhatikannya? Tetap saja aku berpura-pura tidak menyadari bahwa dia memperhatikanku. Padahal lihat saja wajahnya saat memandang orang, mulutnya yang sedikit terbuka, mata nya yang bulat membelalak lebar, sangat lucu dan sangat terlihat jika ia sedang memperhatikan orang lain dengan intens. Bagaimana mungkin orang tidak menyadarinya?
"Argh! Keretaku terlewat!"
Aku tidak bisa menahan tawa-ku lagi saat aku mendengar namja cantik itu hampir berteriak-keras- . Tapi tentu saja aku menutup mulutku dengan telapak tangan agar suara tertawaku tidak didengar orang lain.
Namja cantik itu terlihat sangat panik dan berlari ke arah bagian informasi stasiun.
Baiklah cantik, kita sama-sama terlambat.
0o0o0o0o0
Hari ketiga,
Hujan.
Ah, sudah mulai musim hujan ya? Untung Suho-hyung tadi sudah memperingatkanku untuk membawa payung.
Hari ini aku melihat namja itu kerepotan membawa beberapa barang tambahan di tangan kirinya dan payung di tangan kanannya. Syal coklatnya yang besar membuat wajah imutnya terbenam didalamnya. Cute, seperti rusa kecil.
Sejujurnya aku khawatir dia akan jatuh terpeleset.
Baiklah Oh Sehun, sejak kapan kau peduli terhadap orang asing.
Aku tidak dapat berlama-lama memperhatikannya karena aku sampai di stasiun lebih terlambat dari biasanya dan keretaku yang datang sangat tepat waktu.
Aku beranjak memasuki kereta, meninggalkan rusa kecil yang berdiri terdiam sepertinya memperhatikanku kembali. Sepertinya.
0o0o0o0o
Hari keempat
Penyesalan terdalamku ketika tadi malam aku menyetujui untuk datang ke pesta ulang-tahun teman Suho-hyung. Masih saja mereka membohongiku bahwa "Pesta tidak akan lebih dari jam 11 malam" , dimana itu hanya omong-kosong karena aku harus pulang pukul 2 pagi dengan membawa pulang Suho-hyung yang mabuk. Akan kulaporkan semua perbuatan Baekhyun dan Chanyeol-hyung kepada Kris-hyung, lihat saja nanti.
Sesekali aku menguap, rasa kantukku belum hilang juga. Bagaimana tidak? Aku hanya bisa tidur selama 3 jam dan sekarang harus berada di stasiun kereta untuk berangkat sekolah. Aku merasakan sesuatu yang berat bersandar di bahuku, aku menghela nafas panjang dan memutar bola mataku malas. "Suho-hyung, kau tidak boleh tertidur disini, sebentar lagi kereta kita datang" . Suho-hyung -yang harus menemui dosen pembimbing kampus nya, yang notabene bertempat tinggal di dekat sekolahku sehingga ia mau tidak mau harus ikut denganku pagi ini- mengerjapkan matanya yang tampak merah pelan-pelan. Sebenarnya aku kasihan melihat hyung-ku satu ini harus bertahan dengan kantuk dan rasa hangover setelah semalam meminum habis 2 botol anggur milik Chanyeol-hyung. Tapi bagaimana lagi, aku juga tidak mau terlambat lagi.
"Ne….", Suho-hyung menjawab pelan. Ia berusaha menahan matanya agar tidak menutup dengan cara berkonsentrasi pada layar jadwal keberangkatan di atas. Beruntung sekali aku memiliki hyung seperti Suho-hyung yang pengertian ini dan bukan seperti si duo Troublemaker Baekhyun dan Chanyeol-hyung.
Untuk mengurangi rasa kantuk, akhirnya aku memutuskan untuk memasang headsetku mendengarkan lagu dari ipod ,dan mengeluarkan novel jepang yang belum selesai kubaca sejak minggu kemarin.
Aku merasakan aura seseorang yang tiba-tiba duduk disebelahku. Biasanya aku tidak mengherankan siapa yang duduk –karena aku sedang membaca novelku dan juga mendengarkan lagu favoritku- tapi entah kenapa kali ini otakku memerintahkan untuk segera melihat siapa yang baru saja duduk.
DEG
Si rusa kecil
Bulu matanya yang lentik dan panjang, matanya yang besar, hidung kecilnya, bibir pink nya yang melekukan senyum setelah meneguk minuman green tea yang sama seperti beberapa hari yang lalu. Sesaat aku terpana. Tetapi cepat-cepat aku mengembalikan konsentrasiku pada buku yang tadi kubaca.
Aku dapat merasakan kembali, ia sedikit lama memandangku.
Jantungku berdebar sangat cepat saat lengan kami bersentuhan karena ia menggeser duduknya –seorang ibu hamil dan anaknya- meminta izin agar ia bergeser yang disambut senyuman sangat manis dari rusa kecil itu.
Aku sedikit terlonjak saat tiba-tiba Suho-hyung beranjak dari tempat duduknya dan berteriak keras "Sehun-ah! Ayo cepat kereta sudah hampir berangkat!". Sepertinya efek minuman kemarin masih sedikit tersisa.
"Ya hyung", dengan malas aku memasukkan novelku dan mengeraskan mp3 yang kudengarkan. Beranjak pergi mengikuti Suho-hyung.
0o0o0o0o0
Hari kelima
Kali ini hujan deras tidak main-main, aku berlari kecil saat turun dari kereta. Menyelamatkan tubuhku dari kebahasan. Aku tidak suka dingin, ini sangat menyiksa.
Aku lupa membawa payung karena pagi tadi tidak ada Suho-hyung yang memperingatkanku seperti biasanya. Dia menginap di tempat Baekhyun dan Chanyeol-hyung dengan alasan tugas kampus . Aku harap mereka tidak berbuat aneh pada hyung-ku.
"Ah maaf!"
Suara itu.
Entah kenapa suara itu adalah suara yang sangat ingin kudengar saat ini. Aku memalingkan wajahku ke arah suara itu berasal. Si rusa kecil sedang membungkuk minta maaf pada dua orang asing, sepertinya dia tadi menabraknya. Aku tersenyum kecil. Pasti dia melamun lagi, dasar ceroboh. Aku terus memperhatikannya, entah kenapa ada rasa nyaman dan senang dalam hatiku hanya dengan memandang wajahnya saja.
Perlahan terdengar suara pengumuman bahwa kereta yang tadi datang akan segera berangkat. Beberapa orang disebelahku menghambur berlari -dengan hati-hati- menuju kereta . Aku merasakan badanku sedikit terhuyung karena seseorang yang terburu-buru menyenggolku. Aish, apa mereka tidak bisa berhati-hati sedikit.
Kutepuk sedikit bajuku tempat tersenggol tadi seperti menghilangkan debu yang ada. Itulah saat aku tersadar bahwa telah kehilangan si rusa kecil dari pandanganku. Dalam hati aku mengutuk orang yang menyenggolku tadi. Aku jadi kehilangan hiburanku sekarang.
Dengan serius aku masih mencari-cari keberadaan si rusa kecil itu. Hilang kemana dia? Ke toilet? Jatuh ke lubang? Atau dia sedang menangis karena tidak bisa membuka minuman green-tea nya lagi? Bagaimana kalau dia diculik?
Pikiranku berkecamuk ketika aku merasakan seseorang menghalangi pandanganku dengan payung birunya . Kenapa akhir-akhir ini banyak orang yang menggangguku?
"Ng…anu"
Orang itu berkata, tapi aku tidak begitu mendengar suaranya dengan jelas karena tercampur dengan suara keras kereta yang lewat begitu saja.
"Ya?", aku menaikkan satu alisku, masih dengan kegiatanku mencari si rusa.
"Ng…"
Sungguh, orang ini sudah tidak berani menunjukkan wajahnya, menghalangi pandanganku, dan tidak segera berbicara apa keperluannya.
"Ng…"
Apa dia tidak tahu bisa-bisa aku tidak menemukan si rusa kecil itu lagi jika ia terus berada disitu?
Akhirnya kuhela nafas panjang , "Maaf, tapi jika tidak ada urusan bisakah kau minggir sebentar karna kau menutupi pandanganku"
Kulihat orang itu sedikit terlonjak kaget mendengar perkataanku tadi, apa aku terlalu kasar? Ia mendongakkan wajahnya yang sedari tadi tertutup payung miliknya.
DEG DEG DEG DEG
Mati kau Oh Sehun.
Si Rusa kecil.
Rusa kecil itu berdiri dihadapanku dengan wajah kecewa, sedih, dan sedikit takut. Aku menahan nafas dan ujung jariku mulai mendingin.
Dia mulai panik kembali, wajah cantiknya memerah dengan sempurna. "Ah…i-ini jika kau butuh pakailah payung-ku ini!" , tiba-tiba ia menyodorkan payungnya kepadaku.
Aku masih terkejut dan terpana. D-dia berbicara padaku? Dia menyuruhku untuk mengambil payungnya?
Jari-jariku terlalu kaku untuk menerimanya, tetapi dengan paksa dia menaruhnya di genggamanku.
Saat kulit tangannya bersentuhan denganku disitulah aku mulai tersadar. Tetapi sudah terlambat, si rusa kecil berlari menjauh.
Hei, tapi payungnya ada di tanganku? Bagaimana dengan-
"H-hei! Tunggu!"
Aku berteriak sekuat tenaga tetapi dia sudah berlari menghilang dari pandanganku.
Sebuncah rasa khawatir memenuhi dadaku. Apa-apaan dia berlari ditengah hujan seperti itu! Dia bisa sakit!
Tenang Sehun, berpikir, apa yang harus kau lakukan setelah ini.
Kututup mataku untuk menenangkan diri.
Sekerjap bayangan si rusa kecil terbayang kembali. Sontak aku membuka mata.
Oh, emblem sekolah itu. Aku tahu
-TBC-
