Title: Silence
Summary: Karena kau hanya akan tertawa.
Pairing: Pitch/Jack? Jack/Pitch?
Rate: T for some very slightly implicit-sex laced story
Disclaimer: Saia ga punya apa-apa, tapi kalo ada yang bersedia ngasih, saia mau Jack, Bunny, dan Pitch. Ngga? Ya udah.
Bacotan: Okeh. Saia bikin fic ga jelas ini berapa minggu yang lalu dan baru selesai tadi. Ga tau juga kenapa saia bikinnya. Euh, ada yang tertarik baca?
Warning: Angst, walopun ga parah-parah amat, yaoi, OOC, ga jelas. Ga suka, jangan baca deh mendingan.
Sakit!
Kalau aku berteriak seperti itu, kau hanya akan tertawa. Maka kukatupkan rapat-rapat kedua bibirku agar tidak ada suara yang berhasil keluar melewati mereka. Kuusahakan agar sekasar apapun tanganmu mencengkram leherku aku tidak terlihat sesak.
Sama seperti aku menahan diriku agar terlihat baik-baik saja ketika cintamu malah menyakitiku.
Kukumu membuat bahuku berdarah, tapi kau tidak peduli. Kau terus bergerak dan menjelajahi tubuhku dengan tanganmu.
Kau membekukanku!
"Berteriak saja kalau memang sakit," bisikmu sambil menyeringai.
Tidak terima kasih. Harga diriku terlalu tinggi.
Bahkan untuk mengakui bahwa aku sakit.
"Kau diam sekali hari ini, tidak seperti biasanya," ucapmu sambil menjambak rambutku dengan kasar. Gigi-gigimu terbenam di leherku setelah kau mengatakannya. Nyaris saja sebuah pekikan berhasil kabur.
Kulitmu yang tidak bercela sudah basah kuyup oleh keringat, begitu juga denganku. Sudah berapa lama kita seperti ini? Aku lelah. Aku butuh istirahat. Tapi kau tidak membiarkanku. Kau tetap memaksaku dengan segala macam cumbu rayu manis.
Dan aku yang bodoh terpikat begitu saja.
"Ja…ngan…" akhirnya suaraku keluar.
Sebuah tawa keluar dari mulutmu. "Akhirnya kau bersuara juga," suaramu mendesis di telingaku.
Kukira kau akan pergi kali ini, tapi kau malah bergerak lebih liar. Bibirmu menciumi setiap inci kulitku sebelum meninggalkan gigitan yang membiatku berdarah, tanganmu menahan pinggulku dengan kasar, matamu memandangku dalam-dalam. Kau bergerak lagi, lebih kasar kali ini. Dan aku mulai bertanya-tanya lagi tanpa mendapat jawaban, seperti yang sudah kulakukan selama entah berapa bulan, kenapa kau berubah menjadi seperti ini? Sentuhan lembutmu berubah menjadi tamparan panas, ciumanmu berubah menjadi gigitan, matamu yang dulu begitu jernih sekarang dikabuti oleh nafsu.
Aku seakan tidak mengenalmu lagi!
"Jack…"
"Pitch…"
Kau memanggil namaku dengan suaramu yang seperti racun.
Ketika pada akhirnya kau juga merasa terlalu lelah, kau akan melepaskan pelukanmu yang menyesakkan dariku. "Apa kau suka aku yang seperti ini?"
Aku tidak menjawab.
Tidak! Aku rindu pada dirimu yang dulu!
Ciumanmu berubah menjadi lembut, dan kau menaruhnya di bibirku. Kukira kau akan setidaknya menolongku berdiri dan membawaku ke kamarku, tetapi kau terus berjalan dan meninggalkanku terbaring di atas lantai yang dingin setelah kau memakai bajumu.
"Akhir-akhir ini… kau benar-benar diam sekali. Kenapa kau tidak pernah menjawab pertanyaanku?" ucapmu lagi sebelum berpaling dan pergi.
Ya, aku memang tidak akan pernah mau menjawabnya walaupun cintamu sekarang sudah seperti siksaan. Kau hanya akan tertawa kalau kau tahu aku merindukanmu yang dulu.
Dan jika kau bertanya lagi apa aku lebih suka dengan dirimu yang seperti ini, aku tetap tidak akan menjawab.
Karena, Jack, kau hanya akan tertawa kalau kau tahu bahwa aku, sang Nightmare King, juga masih bisa merasa seperti manusia.
END
The heck? Ini cerita apaan? OAO
Not my best work, but I still love it anyway.
Ada yang tertarik buat ngeripiu? (ngarep)
Love and cookies
Shirasaka Konoe
