CrushCrushCrush

CrushCrushCrush

A/N: PuTiLiciOUs's third fanfic, and PuTiLiciOUs's first song fanfic. Enjoy…

Summary: Hinata dan Naruto berantem!! Mereka terancam bubar jalan!! Oia, fanfic ini terinspirasi dari lagunya Paramore yang Crushcrushcrush. Ntu lagu sering banget gw denger, makanya menginspirasi abiez. Gw juga suka sama lagu itu… makanya kalo setiap streaming di youtube gw SELALU nonton videonya.

Disclaimer: Oom Masashi Kishimoto, plus Hayley Williams, Josh Farro, Zac Farro, sama Jeremy Davis a.k.a. personel Paramore, nyang bikin lagu Crushcrushcrush.

A/N: tambahan, ada lagunya Avril Lavigne sama Hilary Duff disini…

Chapter 1. Riot!!

--

I got a lot to say to you


Yeah, I got a lot to say


I noticed your eyes are always glued to me


Keeping them here


And it makes no sense at all

--

Sesuai sama lirik lagu diatas, keadaan hubungan NaruHina bener-bener kayak gitu sekarang. Mereka sering banget berantem, dan biasanya kalo berantem, Hinata jarang dikasih kesempatan buat ngomong. Tapi enggak untuk sekarang.

Rumah Hinata, musim semi, malam Minggu. Malam yang harusnya jadi malam yang penuh kasih sayang berubah jadi malam yang penuh kecemburuan dan kemarahan buat Naruto dan Hinata. Untung Hiashi lagi enggak ada.

"Hinata, kamu bisa jelasin maksud dari foto ini?"

"Hah?? Apa??"

Di depan Hinata, Naruto – yang mukanya penuh kemarahan – menyodorkan selembar foto Hinata sedang berjalan dengan Kiba di Mall Konoha Town Square a.k.a. Kotos.

"Kamu jangan salah paham dulu, Naruto!"

"Enggak salah paham gimana? Kamu tuh udah ngehianatin aku, tau nggak?"

"Aku ENGGAK selingkuh!! Kiba itu temen se-tim ku!! Wajar dong, kalo dia nemenin aku??"

"Tchah!! Ini kan jalannya ke Mall, Hinata! Biasanya kalo orang ke mall itu kan PACARAN!"

"Enggak selalu, kan! Lagian kamu enggak pernah mau nemenin aku! Alasannya ada aja lah, kamunya sibuk, kamunya capek, enggak sempet… udah deh, bilang aja, kamu tuh selingkuh kan sama si JI – you know lah… - Sakura itu!!"

"Kamu jangan asal nuduh! Sakura itu temen se-tim aku! Lagian dia juga udah punya si Sasuke!"

"KAMU juga asal nuduh! Kiba itu kan punya Ryouchan (author Inuzuka Ryoushin… pinjem nama yahh…)! Lagian kan, sakura sama sasuke itu pacarannya LDR! Long distance relationship!! Mana bisa Sasuke tau kalo si Sakura itu selingkuh"

"Kamu…," Naruto kehabisan kata-kata. Ia tidak bisa menyangka jika Hinata bisa sesinis itu. Muka Naruto sudah semerah buah rambutan sekarang – abis, tomat mulu. Sekali-kali rambutan napahh! – sedangkan muka Hinata udah semerah buah cherry.

Hening sesaat.

"Aku sayang banget sama kamu, Hinata…," bisik Naruto sambil memeluk Hinata. Air mata Hinata sudah meleleh sekarang.

"Maafin aku, Hinata… kamu tau kan, aku ini temperamen banget… maaf ya…," bisik Naruto lagi. Hinata masih sesenggukan.

"Aku… pengen menyendiri dulu, Naruto. Please," bisik Hinata sambil mendorong bahu Naruto pelan. Naruto lalu melepaskan pelukannya.

"Baiklah Hinata, kalau maumu begitu. Aku pulang dulu…," kata Naruto, mencium punggung tangan Hinata, lalu melangkah pergi ke pintu keluar rumah Hinata. Saat Naruto pulang, Neji menatapnya dengan tatapan sinis.

Hinata mengelap air matanya dengan tissue, lalu ia langsung pergi ke kamarnya di lantai atas. Neji dan Hanabi mengawasinya dengan tatapan cemas. Hinata masuk kamar tanpa banyak bicara.

Hinata duduk di atas tempat tidur yang berlapiskan sprei berwarna lavender dengan corak Mickey Mousenya. Boneka SpongeBob pemberian Naruto didekap di dadanya. Matanya menatap sisi lain ruangan dengan tatapan kosong. Perlahan tangannya bergerak, mengambil sebuah pigura foto berisikan foto dirinya dan Naruto yang sedang berangkulan mesra, foto yang diambil saat mereka sedang merayakan ultah Naruto yang ke-15 di Disneyland (maap… gak ada ide lagi… masa' mau di Ancol?) tahun lalu.

Naruto-kun… sudah berubah…

Hinata menghela nafasnya. Pigura foto itu ditaruhnya kembali di tempat semula.

Sakura-chan… musuh dalam selimut…

Tangan Hinata berpindah ke sebuah pigura lain, yang berwarna biru muda dan berisikan fotonya dengan Ino, Tenten, Temari, dan Sakura di pesta Halloween tiga tahun lalu. Saat itu, mereka berdandan menjadi para Disney Princess. Ino berdandan menjadi Cinderella, Tenten berdandan menjadi Belle (Beauty and The Beast), Temari berdandan menjadi Aurora (Sleeping Beauty), Sakura menjadi Pocahontas (gak ada ide lagi, nginget rambutnya Sakura tuh pink… warna yang gak komersial…), sedangkan Hinata sendiri berdandan menjadi Mulan (pantes2in aja lah…).

Mata Hinata perlahan menyusuri foto itu. Menatap muka sahabat-sahabatnya. lalu, mata Hinata berhenti pada muka Sakura. Saat menatap muka gadis berambut pink itu, kemarahannya bangkit. Foto itu lalu dikeluarkan dari piguranya. Hinata lalu mengambil gunting dari meja belajarnya.

CRASH! Hinata memotong foto itu. Sepotong foto muka Sakura melayang ke lantai kamar Hinata.

"Ia bukan lagi sahabatku," bisik Hinata dingin.

Hinata's POV

Masih jelas di benakku apa yang dilakukan oleh Naruto dan Sakura minggu lalu di Taman Mentereng, taman bekas stadion kebanggaannya klub bola Konoha, Persiha (tau dong… plesetan dari mana hayo, nama tamannya??).

Flashback

"Naruto-kun… temenin aku ke mall Kotos dong, aku harus ke toko buku, ada buku yang harus kubeli," pintaku minggu lalu.

"Wah… maaf ya Hinata-chan! Aku ada janji sama Kakashi-sensei! Maaf banget ya!" jawab Naruto waktu itu. Aku hanya terdiam. Alasan Naruto memang hebat-hebat. Jadilah hari itu aku pergi sendirian ke Kotos. Tapi, saat di mall aku ketemu dengan Kiba. Jadilah kami jalan bareng, padahal kepentingannya beda. Kiba mau beli perlengkapannya si Akamaru. Tapi, karena kami teman se-tim, kiba mau menemaniku.

"Hinata-chan, Naruto kemana? Tumben enggak menemani," kata Kiba.

"Naruto-kun lagi ada janji sama Kakashi-sensei. Makanya, enggak bisa nemenin," jawabku klise. Padahal, entah kenapa, dalam hati aku merasa bahwa Naruto membohongiku. Namun, kutepis prasangka itu jauh-jauh.

Setelah Kiba mendapatkan semua must-buy-items-nya, ia mengantarkanku ke too buku. Saat di toko buku, aku melihat sesuatu yang aneh.

"Kakashi-sensei?" desisku heran. Aku melihat seorang pemuda berambut perak jabrik, memakai masker, dan mata kirinya ditutup sedang berdiri di rak serial Icha-Icha.

"Kenapa, Hinata?" tanya Kiba.

"Anu… Kiba-kun, itu Kakashi-sensei kan?" bisikku heran ke Kiba.

"Kayaknya sih iya…," jawab Kiba heran. Aku langsung melesat ke bagian Icha-Icha, ke tempat pemuda itu berada.

"Uhm… Kakashi-sensei?" tanyaku pelan sambil menepuk pundak pemuda itu. Pemuda itu berbalik.

"Oh, Hinata!! Apa kabar? Mana Naruto?" sapa Kakashi-sensei ramah padaku. Ya, orang itu memang Kakashi-sensei (pacar Authoress!!). dahiku berkerut.

"Errr… bukannya Naruto ada janji dengan sensei?" tanyaku. Gantian, sekarang Kakashi-sensei yang terlihat heran.

"Janji? Enggak, Naruto enggak membuat janji denganku untuk hari ini. Memangnya kenapa?" tanya Kakashi-sensei heran. Aku kaget. Firasatku benar, Naruto memang membohongiku.

"Aehm… enggak. Sudah dulu ya, sensei. Aku mau cari buku lagi!" kataku sambil meninggalkan Kakashi-sensei. Aku bisa merasakan Kakashi-sensei menatapku dengan tatapan heran. Aku kembali ke tempat Kiba berada, di tempat buku-buku tentang anjing.

"Ada apa, Hinata-chan? Kau kelihatannya sedang gelisah," tanya Kiba penuh selidik. Aku tersenyum.

"Enggak… gak pa-pa kok…"

Setelah kami menemukan buku yang kami cari – Kiba membeli buku 'Masakan Favorit Para Anjing' (?) – kami keluar dari toko buku. Kami mampir sebentar di McDeidara.

"Hinata, ke Taman Mentereng yuk. Akamaru mau jalan-jalan," usul Kiba sambil memakan cheeseburgernya.

"Boleh. Kebetulan aku mau baca di sana," aku menyetujui usulan Kiba. Sambil berjalan menuju Taman Mentereng, kami mengobrol.

"Kiba, Ryoucchan mana? Biasanya kalian selalu berdua," tanyaku.

"Ryoucchan lagi ke arisan keluarga. Biasanya dia enggak pernah ikut, tapi kali ini dia dipaksa. Alasannya, 'khusus dalam rangka ultah Oma'. Terpaksa nurutlah Ryoucchan. Ryoucchan sayang banget sama Oma-nya (good girl… hahaha…)," jelas Kiba. Aku tertawa mendengar penjelasan Kiba.

Akhirnya tibalah kami di Taman Mentereng. Kami langsung pergi ke bagian dalam taman, bagian favorit kami. Kiba dan akamaru langsung bermain-main, sementar aku membaca buku baruku disana.

Tiba-tiba, sekilas aku melihat seorang pemuda berambut pirang dan seorang gadis berambut pink sedang berjalan bersama. Instingku bekerja. Jangan-jangan itu Naruto. Aku langsung menguntit mereka berdua.

Ya Tuhan, ternyata benar. Itu Naruto dan Sakura. Mereka berdua sedang duduk di bangku taman. Mereka… astaga… tangan mereka berpegangan mesra. Selain itu, kepala Sakura dengan santainya bersender di bahu Naruto. Hatiku hancur.

Tapi, sesuatu yang lebih parah lagi terjadi. Kebetulan, aku bersembunyi tidak jauh dari mereka, sehingga aku bisa mendengar percakapan mereka.

"Naruto-kun…," desah Sakura.

"Iya, Sakura-chan…," jawab Naruto. Perlahan, muka mereka berdua mendekat. Makin lama makin dekat. Bibir mereka makin berdekatan.

YA TUHAN. NARUTO DAN SAKURA BERCIUMAN.

Hatiku remuk, habis, hancur. Tapi, otakku tidak berhenti bekerja. Kuambil hapeku, lalu kupotret mereka dalam pose kissing. Sejak saat itu, aku jadi membenci Sakura. Ia benar-benar musuh dalam selimut.

End Flashback

End of Hinata's POV

Suara ketukan di pintu kamar Hinata membuyarkan lamunan Hinata.

"Masuk," kata Hinata. Seorang pemuda berambut coklat panjang dengan mata yang sama dengan Hinata masuk ke kamar Hinata.

"Ah, Neji-niisan. Ada apa?" tanya Hinata, sambil tersenyum terpaksa. Namun, mata Neji tak bisa dibohongi oleh senyum palsu Hinata,

"Hinata…," kata Neji. Mata Neji melihat gunting di kasur Hinata, potongan foto Sakura di lantai, dan foto di pigura biru muda yang ukurannya mengecil.

Hinata sedang dalam masalah dengan Sakura, batin Neji.

"Sebenernya ada apa sih, diantara kamu, Naruto, dan Sakura?" tanya Neji sambil duduk di sebelah Hinata. Tiba-tiba, tangis Hinata pecah.

"Ne… neji… nii… saan… Na… Naruto s… selingkuh sama sa… Sakura…," isak Hinata. Neji merengkuhnya dalam pelukannya. Air mata Hinata terus mengalir.

"Lepaskan. Lepaskan semua beban di hatimu. Menangislah. Aku enggak ngelarang kamu nangis," bisik Neji sambil mengelus punggung Hinata. Hinata terus menangis dalam pelukan sepupunya itu.

"Kalau kamu udah siap untuk cerita, silahkan. Aku ngedengerin kok," bisik Neji lagi. Hinata lalu melepaskan dirinya dari pelukan Neji. Hinata lalu menceritakan semuanya, dan menunjukkan Neji foto yang diambilnya sebagai bukti perselingkuhan Naruto.

"Hinata bingung… Hinata musti mutusin Naruto apa enggak… Hinata sakit hati atas perlakuan Naruto, tapi Hinata masih sayang sama Naruto. Menurut Nii-san gimana?" Hinata meminta pendapat Neji. Neji ikut-ikutan bingung.

"Gimana ya… Nii-san bingung juga…," jawab Neji. Hinata cukup kecewa mendengar jawaban sepupunya itu.

"Nii-san… Hinata mau sendiri dulu, boleh?" tanya Hinata pelan. neji mengangguk, lalu melangkah meninggalkan Hinata.

"Gak pa-pa nih?"

"Enggak kok, Nii-san."

Lima menit setelah Neji meninggalkan kamar Hinata, terdengarlah suara genjrengan gitar dan nyanyian seorang gadis dari kamar Hinata. Neji dan Hanabi mendengarkan Hinata bernyanyi dari depan pintu kamar Hinata.

Uh huh, life's like this

Uh huh, uh huh, that's the way it is

Cause life's like this

Uh huh, uh huh that's the way it is

Chill out, whatcha yelling' for?

Lay back it's all been done before

And if you could only let it be

You will see

I like you the way you are

When we're driving in your car

And you're talking to me one on one and you become

Somebody else around everyone else

You're watching your back like you can't relax

You're trying to be cool you look like a fool to me

Tell me

Why you have to go and make things so complicated?

I see the way you're acting like you're somebody else gets me frustrated

Life's like this you

And you fall and you crawl and you break

and you take what you get and you turn it into honesty

and promise me I'm never gonna find you fake it

no no no

Lagu 'Complicated' dari Avril Lavigne berhenti di tengah jalan, lalu dilanjutkan dengan lagu 'Come Clean' dari Hilary Duff.

Let's go back


Back to the beginning


Back to when the earth, the sun, the stars all aligned

'Cause perfect didn't feel so perfect


Trying to fit a square into a circle


Was no life


I defy

Let the rain fall down


And wake my dreams


Let it wash away


My sanity


'Cause I wanna feel the thunder


I wanna scream


Let the rain fall down


I'm coming clean, I'm coming clean

Suara Hinata terputus di tengah jalan. Menjadikan suasana di Hyuuga Mansion jadi hening, sepi, dan melankolis…

--

Halo semuaaa!! Back again w/ me, PuTiLiciOUs!! Ceritanya panjang dan ancur ya… maap… tapi mohon ripiunya yah… dan maafkanlah saya jika bahasa Jepangnya ancur… maklum, tak bisa bhs Jepang…

Tengkiu dah baca!!

REVIEWREVIEWREVIEWREVIEWREVIEWREVIEWREVIEWREVIEWREVIEWREVIEW

PLEEEEEEEEEEEEEEAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAASSSSSSSSSEEEEEEEEEEEEEEEEE

LoL,

PuTiLiciOUs.