Disclime : Masashi Kishimoto and Ichie Ishibumi.
Crossover : Naruto and High School DxD.
.
.
.
.
"Woy! Mau lari kemana lagi kau BERENGSEK!"
Teriakan yang membahana ke segala penjuru gang sempit, membuat seorang pemuda terpaksa menghentikan laju larinya dari sekumpulan pria bertato nan garang yang sedari tadi mengejarnya. Angin senja berhembus semi-kencang menggerakan untaian rambut kuning milik pemuda itu senada. Di depan tempatnya berhenti, terdapat dinding besar yang menghalangi selagi dari arah belakang sekumpulan pria garang tengah mendekat perlahan sembari memamerkan seringai bengis untuk mengintimidasi pemuda tersebut.
"Ck apa sih yang kalian inginkan dariku?" Pemuda bernama lengkap Uzumaki Naruto itu membalikan tubuhnya. Menatap sekumpulan pria garang tersebut dengan bola mata berputar malas, seakan-akan tatapan intimidasi yang diarahkan padanya tidak sama sekali berpengaruh.
"BANGSAT! Kau sudah membuat Tuan kami masuk Rumah Sakit dan sekarang, dengan polosnya bertanya apa yang kami inginkan?! Jangan bercanda! Tentu saja kami ingin membunuhmu!"
"Hah~" Naruto menghela nafas panjang. Kenapa sih kesialan selalu saja menimpa dirinya? Pikirnya. "Jadi dengan kata lain kalian ingin balas dendam, hm?" Pemuda itu tersenyum masam.
"Ya! Dan kami akan membuatmu menghadap Shinigami-sama lebih cepat dari yang kau duga!"
"Ha'i~ ha'i~. Terserah kalian saja. Tapi intinya aku malas melawan kalian." Ucapan Naruto dan bumbu seringai meremehkan darinya otomatis memancing emosi sekumpulan pria garang itu sampai puncaknya.
"Kuso! Hajar dia!"
Hooooo!
Melihat lima pria berlari kearahnya, Naruto sama sekali tidak merubah gesturnya. Tubuhnya tegah berdiri dengan posisi tetap santai selagi matanya menatap bosan lima orang tersebut. "Baiklah baiklah aku ikuti kemauan kalian."
Flash!
Kelima pria itu menatap bingung, karena pemuda yang sebelumnya berdiri santai itu di tempat tersebut, kini telah hilang dari pandangan. Segera mereka mengedarkan direksi pandangan mereka ke segala arah. . . Namun nihil, sosok kuning mencolok itu tidak dapat mereka temukan dimana-mana.
"Dimana Kau pengecut_"
"diatasmu botak!"
Buakh!
Kepalan tangan Naruto yang datang secara tiba-tiba dari atas menghantam telak pipi kiri pria botak itu, membuat suara benturan cukup keras dalam satu pukulan sang pria botak sudah ambruk menghantam kerasnya aspal dengan lebam hitam diwajah kurang tampannya.
"Satu jatuh." Ucap Naruto senang.
Melihat temannya dikalahkan dengan mudah, tentu saja membuat keempat pria garang tersebut menggeram marah. Tanpa Ba-Bi-Bu lagi mereka menerjang secara bersamaan. Naruto segera menggeser tubuhnya ke kiri, menghindari bogem mentah yang siap meremukan tulang pipinya. Namun baru saja pemuda Uzumaki itu selamat, sebuah tendangan memutar sudah terlebih dahulu menargetkanya.
Grep!
Untung bagi Naruto, instingnya cukup tajam untuk menghindari bahaya sehingga kali ini ia mampu memblok tendangan tersebut dengan menyilangkan kedua tangannya di depan wajah. Tapi, lagi-lagi pemuda itu harus berkerja lebih ekstra ketika sebuah kaki menekelnya. Tubuhnya oleng kesamping akibat tumpuan kaki yang menopang berat badanya kehilangan keseimbangannya. Tapi jangan sebut dia Naruto jika hal itu dapat menjatuhnya.
Duakh!
Duakh!
Duakh!
Tepat sebelum tubuhnya jatuh, Naruto berhasil menggunakan tangan untuk menopang berat badannya, tidak hanya sampai situ! Pemuda Uzumaki itu segera menendang tiga pria di dekatnya dengan kaki yang bebas, berputar di udara. Dan hal tersebut, membuat ketiga pria itu terpental kesegala arah sebelum membentur kerasnya dinding aspal.
Tap!
Naruto koprol kedepan membuat keadaanya seperti sedia kala. Tanganya mengepal menatap minat satu pria yang belum tumbang, tanpa menunggu pemuda tersebut segera berlari ke arah pria tersisa.
Duakh!
"Ohok!" Pria itu memuntahkan banyak air liur dari mulutnya ketika bogem super kuat Naruto mendarat di perut pria tersebut. Rasa sakit tak terbayangkan berputar-putar di perut sebelum menyebar keseluruh tubuh. Dan pada puncaknya hanya sebuah tendangan keras di kepala yang dapat dilihat pria itu sebelum semuanya menjadi gelapan gulita.
"Hah~" Menghela nafas panjang, sembari menepuk-nepukkan telapak tangannya untuk membersihkan debu, Naruto kembali menatap ketua dari kelima pria yang sudah ia tumbangkan. "Bagaimana? Apa kau masih berniat melawanku?"
"Cih! Kau terlalu meremehkanku bocah! Akan kutunjukan apa itu pukulan."
Naruto melebarkankan matanya sempurna karena sebuah aura hitam pekat menguar dari satu-satunya pria garang terakhir yang harus dihadapinya. Aura hitam pekat itu semakin menguar menutup sosok sang pria garang secara sempurana. Detik berikutnya ledakan aura membuat Naruto agak terseret beberapa meter.
"Eh?"
Naruto memiringkan kepalanya bingung ketika mata Azure-nya menatap penampilan pria garang tersebut berubah secara drastis. Tubuh kekar milik pria itu kini menjadi lebih kekar berkali-kali lipat dari sebelumnya sampai-sampai merobek setelan jas hitam yang dikenakanya dan membuat tubuh bagian atas super kekar berhiaskan bulu itu terekspos seluruhnya.. Pria itu benar-benar mirip Manusia Banteng sekarang.
"Minotour_"
Blaaaaar!
"Uwaaaaaaaa!"
Tanpa dapat menyelesaikan keterkejutanya, Naruto sudah terlebih dahulu dikirim terbang jauh oleh kepalan tangan super kuat milik sang Minotour yang telak menghantam tubuhnya.
.
.
.
.
.
.
.
Akademi Kuoh.
Kekkai transparan _Jika dilihat oleh mata biasa_ yang menyelubungi seluruh lingkungan sebuah Sekolah bergaya Eropa Classic untuk meminimalkan daya hancur yang sedang terjadi akibat sebuah pertempuran di dalamnya, bergetar hebat sebelum hancur berkeping-keping layak serpihan kaca. Kekkai itu sama sekali tak berdaya menerima hantaman sebuah 'benda asing' yang tiba-tiba saja mendarat di atas Kekkai tersebut.
Asap debu kecoklatan mengepul hebat menghalangi direksi pengelihatan semua orang yang berada di tempat tersebut.
"A-apa yang baru saja terjadi?" Pertanyaan lumrah itu dilontarkan oleh seorang gadis cantik berkepala merah. Rias Gremory nama gadis merah itu. Dia sama sekali tak menduga akan terjadinya hal ini. Seharusnya tidak ada yang mampu mengkancurkan Kekkai yang melindungi tempatnya bertarung dengan Kokabiel, selama para anggota OSIS masih mempertahankan kestabilan Kekkai tersebut.
"Buchou apa kau baik-baik saja?" Rias mengalihkan tatapannya ke arah berlawanan dan menemukan Issei serta anggota Peerage-nya mulai mendekat.
"Aku baik-baik saja Issei. Bagimana dengan kalian?" Senyum lembut senantiasa terukir dari bibir merah muda alami sang Gremory. Tatapan mata Blue-Green miliknya melembut ketika mencermati keadaan semua anggota Peerage-nya.
"Ara ara~ kami baik-baik saja Buchou." Jawab sang Queen. Gadis Pony-Tail yang bernama Himeijima Akeno.
"Aduh duh duh duh" Suara asing datang dari inti kawah yang masih senantiasa mengepulkan asap, membuat seluruh mata kelompok Gremory plus seorang Gadis Gereja memfokuskan perhatian mereka kearah sumber suara.
"Woah! Monster idiot itu tidak main-main rupannya! Gzzz. . . Aku harus membalasnya Dattebayo!" Ternyata suara itu adalah milik Naruto. Dia merasa kesal sekarang karena monster kekar keparat itu telah menerbangkannya sampai di tempat ini. "Eh? Ini dimana ya?" Bodohnya, pemuda itu malah bingung sendiri sekarang, karena tidak tahu dimana tempatnya berada.
"Ano. . . Sebenarnya siapa anda? Dan mengapa anda menghancurkan Kekkai yang telah kami buat?" Rias angkat bicara kali ini, tidak lupa dengan Sweatdrop masal yang tengah terjadi akibat tingkah Absurd makhluk kuning di depannya. Dari kejauhan nampak Sona Sitri dan Peerage-nya melangkahkan kaki cepat menghampiri Rias dkk, karena ia merasa khawatir dengan sahabatnya itu.
". . ." Naruto memasang ekspresi blank di wajahnya ketika ia baru sadar ada sekelompok Iblis dan satu manusia yang tengah mengamatinya. 'Oh Great! Sekarang kesialan apa lagi yang akan menimpaku?' fikir Naruto.
"He he. . ." Dengan cengiran tak berdosa pemuda kuning itu menatap Rias dan Sona secara bergantian. "Aku juga tidak tahu apa_"
Namun. . .
Sebuah serangan tak terduga membuat Insting bertarung pemuda itu otomatis menyala. Memutar tubuhnya, pemuda itu langsung menendang sebuah Tombak Cahaya yang menargetkan kepalanya, sampai hancur tak tersisa. "Fyuh~ hampir saja." gumamnya kembali santai.
Berbeda dengan Naruto yang kembali bersikap santai. Rias dan antek-anteknya dibuat melongo tak percaya dengan tingkah polos-ralat err. . . Agak bodoh milik pemuda kuning itu karena menghancurkan sebuah Tombak Cahaya dengan hanya sebuah tendangan.
"Woy! Pak tua yang diatas sana! Apa salahku sih? Sampai-sampai kau menyerangku seperti itu?"
Oh. . . Ok sekarang para Iblis muda yang mendengar ucapan Naruto barusan, yakin 100% bahwa pemuda itu benar-benar. . . Bodoh.
"Keparat! Siapa yang kau sebut pak tua hah?! Bocah kunyit!"
"Hah? A-apa katamu?! Kampret! Dasar orang tua bau tanah!"
"Diam kau bocah warna p*p!"
"Gah~ kau yang harusnya diam pak tua pecinta Fap fap!"
"Guh! Berengsek kau koso gaki!" Kokabiel menciptakan ratusan tombak cahaya yang siap menghujani Naruto. "Bersiapla Mati_"
"Stop! Stop! Stop! Satu pertanyaan lagi pak tua!"
Entah ada angin apa Kokabiel yang terkenal badass nan kejam mau mendengar ucapan Naruto. Dan bodohnya lagi Da-Tenshi itu menahan seranganya. "Apa itu?"
"Kapan hari ulang tahunmu pak tua?" Naruto menyeringai.
Nah. . . Ini benar-benar pertanyaan Absurd yang dilontarkan Naruto kepada sang Jendral Malaikat Jatuh, Kokabiel.
Rias dan Sona serta para budak mereka yang menyaksikan moment langka nan aneh ini hanya duduk-duduk di tanah sembari menikmati Ocha yang entah sejak kapan dibuat oleh Akeno.
"Ara ara~ ufufufu~ apa Kuning-san~ mau teh?" Bahkan Queen itu sempat-sempatnya menawarkan teh khas buatanya kepada Naruto.
"Tentu saja! Aku mau Teh-Bohay~!"
Mengabaikan Kokabiel yang tengah berfikir keras mengingat-ingat hari ulang tahunnya, Naruto menyambut penuh cinta(?) cangkir Teh yang dibuat khusus oleh Akeno dan entah sejak kapan mendapat sebutan. . . Teh-Bohay~.
"Aha!" Wajah Kokabiel merona secerah mentari pagi. "Aku ingat sekarang Kuso gaki!"
"Tapi maaf. . ."
Kokabiel dibuat syok oleh suara Naruto yang tiba-tiba saja sudah berada di belakangnya. Padahal, Veteran Great War itu benar-benar masih menatap tajam sosok kuning di bawahnya yang sedang menjulurkan lidah.
"Kau telah tertipu Jii-san muka gagak." Dalam kecepatan penuh Naruto meluncurkan kepalan tangannya yang dilapisi aura emas terkonsentrasi.
Blaaaar!
Kuatnya pukulan itu membuat tubuh Kokabel melesat vertikal dalam kecepatan penuh sebelum menghantam kerasnya tanah. Asap debu kecoklatan kembali mengepul, menghiasi area Akademi Kuoh dengan debu-bebu yang menghalangi pandangan.
"Kuso!"
Blaaar!
Ledakan aura suci yang ternodai milik Kokabiel melontarkan puing-puing tanah meratakan tempat jatuhnya sang jendral sekaligus menyibakan asap debu yang mengotori udara. Dari mata merah miliknya Kokabiel dapat melihat sosok pemuda keparat yang telah menyebabkan kondisinya seperti ini, tengah berbincang-bincang dengan para Iblis rendahan targetnya.
"KEPARAT KAU BOCAH!"
Teriakan itu dengan otomatis membuat Naruto menatap Kokabiel dengan pandangan bosan. "Apa? Menyerahlah dan liat ke atas."
Brakh!
Belum sempat Kokabiel mengikuti arah tunjukan Naruto, sebuah hantaman telak telah bersarang dipunggungnya dan membuat kesadaran sang Jendral meninggalkan tubuhnya.
"Tindak-tandukmu sudah tak termaafkan Kokabiel." Ucap seorang pria yang seluruh tubuhnya terlapisi oleh Armor putih khas Naga Langit. Orang itu adalah yang membuat Kokabiel pingsan seketika.
Semua mata menapat orang itu dengan tatapan syok, kecuali Naruto. Ise dibuat bergetar tubuhnya karena dapat merasakan aura Naga sejenis seperti miliknya terdapat pada tubuh orang itu.
"Hakuryuuko. Apa yang kau inginkan?" Tanya Rias tegas.
"Aku hanya melaksanakan tugasku untuk membawa bajingan ini." Orang yang teridentifikasi sebagai Hakuryuuko itu menunjuk kepala Kokabiel dalam genggamanya. "Ini adalah sebuah penghianatan. Jadi Fraksi Da-Tenshi tidak ada sangkut-pautnya dalam penyerangan Kokabiel. Dan Naruto kenapa kau berada disini? Bukankah 'orang itu' telah memanggilmu untuk kembali mundur?" Naruto melangkahkan kakinya mulai mendekati sang Hakuryuuko tanpa memperdulikan tatapan curiga dari para Iblis.
"Aku hanya ingin bersenang-senang sebelum pulang." Eksfresi serius dapat terlihat diwajah Naruto untuk pertama kalinya. "Aku akan pulang setelah ini. Vali." Vali mengangguk paham. Setelah memberi sapaan kepada Issei sebagai Rivalnya, sang Hakuryuuko itu segera pergi dari tempat tersebut.
"Naruto-san" Naruto kembali menoleh ke arah sumber suara. Disana, ia menemukan para Iblis muda dan satu penganut Tuhan telah berkumpul sembari membungkuk hormat kearahnya. "Terima kasih sudah menyelamatkan kami." Ucap Rias mewakili para Iblis muda.
""Hontou ni Arigatou Naruto-san."" Lanjut mereka serempak.
Mendapatkan ucapan seperti itu, otomatis membuat Naruto tersenyum masam. Lagipula dia sama sekali tidak berniat menyelamatkan para Iblis muda itu. "Err. . . Tidak perlu seperti itu. Aku sama sekali tidak berniat menolong_"
"Tidak! Bagiku kau tetaplah adalah penolong kami Naruto-san." Naruto tersentang mendengar penuturan tegas seorang pemuda bernama Issei. "Meski'pun kau tidak berniat melakukan hal itu, tapi tetap saja faktanya kaulah yang telah melumpuhkan Kokabiel. Aku_tidak! Kami sangat berterima kasih atas hal itu."
'Pemuda ini. . . Benar-benar menarik.' Pemuda Uzumaki itu tersenyum, menatap mata Issei yang mamancarkan keseriusan. Melangkahkan kakinya pemuda itu mulai mendekati sang Sekiryuutei dan mencengram bahu pemuda yang senantiasa membungkuk tersebut, sebelum menegakkan tubuhnya. "Baiklah aku terima ucapan kalian dengan senang hati. Tapi. . ." Pemuda itu menatap kawanan Iblis tersebut dengan mata Azure yang serius. "Jangan pernah merasa berhutang budi padaku. Aku melakukan ini hanya karena pria gagak itu menyerangku terlebih dahulu." Tegasnya.
"Baiklah jika itu yang Naruto-san inginkan." Kini, giliran Sona angkat bicara. "Tapi satu pertanyaan dariku."
"Apa itu?"
"Datanglah kembali ke Kuoh Academy jika anda berkenan. Kami akan dengan senang hati menyiapkan jamuan." Tegas Sona dengan senyum lembut yang menghiasi wajah tegasnya.
"Ho? Itu undangan yang menggiurkan Gadis kacamata-san." Naruto terkekeh geli mengucapkan itu. "Nah, sekarang waktunya aku undur diri. Sampai jumpa minna-san." Dan pemuda itu melangkahkan kakinya untuk meninggalkan tempat tersebut, tidak lupa dengan lambaian tangan yang senantiasa mengiringi kepergiannya, sampai sosok itu menghilang dalam rimbunya pepohonan.
"Rias ada yang perlu kita bicarakan malam ini."
"Aku mengerti Sona. Datanglah ke ruangan Club-ku dan juga bawa para bidakmu."
"Tentu saja."
"Ara ara~ ufufu~ sepertinya Teh-bohay buatanku akan laris manis malam ini, bukan begitu Issei-kun?"
"Yeah! Tentu saja Teh-bohay adalah yang tebaik!" Dan gelak tawa terdengar ramai dari para Iblis muda. Tanpa mereka sadari sesosok makhluk misterius tengah mengawasi mereka sejak kedatanya Naruto tadi.
"Shishishi~ aku menemukanmu Uzumaki Naruto."
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Naruto menjatuhkan tubuh letihnya diatas empuknya hamparan kasur yang berada di kamarnya. Setelah hari ini dikejar-kejar oleh banyak kesialan(?) pemuda itu benar-benar merasa sangat lelah ditubuhnya. "Hah~ akhirnya bisa santai juga." Helaan nafas terdengar berat dari pemuda itu.
Tok tok tok
"Apa Naruto Onii-chan ada di dalam?" Ketukan pintu dan suara parau khas bangun tidur terdengar dari luar kamarnya membuat Naruto mendapatkan kembali kesadarannya yang baru setengah tenggelam dalam dunia mimpi.
"Ha'i Naru-chan. Masuklah aku tidak mengunci pintu."
Ceklek.
Dari balik pintu yang terbuka muncul sesosok gadis yang sangat identik dengan Naruto. Pakaian tidur yang digunakan gadis itu nampak acak-acakan mungkin karena efek bangun tidur. Wajah cantik dengan kulit putih bersih tersorot cahaya temaram membuat sosok yang Naruto sebut Naru-chan itu nampak cantik sempurna.
"Ada apa Naru-chan?"
"Umm. . . Boleh aku tidur di kamarmu?" Gadis itu menjawab dengan suara bergetar dan wajah yang memerah menahan malu. Melihat hal itu,
Naruto segera bangkit dari posisi berbaringnya mengbaikan fakta bahwa (sekseh) tubuh bagian atas miliknya tak terhalangi sehelai'pun benang. "Tentu saja. Kemarilah Naruko." Pemuda itu menepuk-nepuk kasur di sebelah.
"Umm. . ." Naruko mengangguk, gadis itu segera mendekat menghampiri sang Kakak. Entah mengapa dirinya sangat malu saat ini. "Apa Naru menggangu Onii-chan?" Tanya Naruko tatkala duduk disebelah Naruto.
Memalingkan wajahnya ke kiri Naruto menatap lembut mata Azure kembaranya. Azure dan Azure saling bertemu membuat keduanya saling tenggelam dalam keindahan samudra tak berdasar itu.
"Jika itu kamu, tidak ada satu'pun hal yang menggangguku. Aku rela melakukan apa saja demi adik manisku ini. Meski seluruh dunia memusuhiku. Aku akan selalu mementingkanmu lebih dari apa'pun."
"H-hua!" Pekikan imut lolos dari bibir mungil Naruko ketika kakaknya itu mengucapkan rangkaian kata yang kelewat manis ditelinganya. "Go-gombal." gumam Naruko.
"Apa kau mengucapkan sesuatu Naru-chan?" Wajah gadis itu memerah padam saat ini. Untungnya lampu kamar Naruto sudah dimatikan, jika tidak pasti Naruto melihat jelas keadaan wajah adiknya itu.
"Ti-tidak. . . Aku tidak mengatakan apa'pun Onii-chan." Naruko menggeleng cepat.
"Begitu? Baiklah ayo kita segera tidur, tubuhku terasa sangat lelah saat ini." Naruko mengangguk, kemudian gadis itu membaringka tubuhnya disamping Naruto.
"Oyasuminasai Onii-chan."
"Oyasumi Naru-chan."
.
.
.
.
.
.
To Be Continued. . . . , . .
.
XXXXXXXXXXXX
.
.
.
.
.
.
.
Hohoho ini adalah Fict hasil pemikiranku pribadi yang pertama tanpa bantuan dari My Brother Idiot. #plak!
Maafkan aku jika temanya Mainstream tapi untuk kedepannya aku janjikan untuk membuat sesuatu yang baru hehehe. Mohon keritikan dan saranya ya para Reader "sadayana~"
Nama : Naruto Uzumaki.
Umur : -
Jenis : Manusia Imortal.
Power : Senjutsu, Chakra, Etc.
Penampilan : Semua mirip di Cannon The Last, hanya saja rambunya seperti Minato. Jeans hitam sebagai celana, kaus putih polos pendek, dilapisi Blezer abu-abu yang lenganya ditarik sampai siku.
Nama : Naruko Uzumaki (samaran)
Umur : 15 Tahun.
Jenis : Pure-Blood Devil.
Power : -
Penampilan : Gadis Twin Tail dengan Gaun One piece berwarna putih serta Hot Pants sebagai celana dan Stocking hitam yang menutupi kaki jenjangnya.
Lastly. . . Terima kasih sudah membaca karanganku ^_^
Review? Come to mama XD
