Mendekati akhir minggu kedua dibulan Desember, salju turun cukup lebat hari itu namun kedua orang berlainan warna tanpa ragu melangkah menyusuri trotoar penuh salju.

"Aku kira kau tidak jadi menemaniku nodayo"

Kepala bermahkotakan surai merai mendongak lalu tersenyum samar

"Apa aku pernah membatalkan janji yang sudah ku buat Shintarou?"

Yang ditanya sedikit berdehem lalu membetulkan letak kacamatanya yang sebenarnya tidak bermasalah sama sekali

"Bukan begitu nodayo, hanya saja karena salju turun lebat errrr…kukira kau tidak akan diijinkan keluar rumah Akashi nodayo"

"Namaku Akashi Seijuurou bukan Akashi Nodayo"

Akashi menghentikan langkah lalu memandang si surai hijau yang terlihat salah tingkah karena ditatap sedemikian rupa olehnya.

"Iya aku tahu kok namamu Akashi Seijuurou nodayo"

Nodayo—lagi. Heh~ Akashi mendengus kecil lalu kembali berjalan mendahului Midorima yang masih mematung

"Akashi, terimakasih ya sudah mau menemaniku ke toko sepatu hari ini" Senyum tipis dan rona merah menghiasi pipi Midorima saat mengucapkan kalimatnya. Tulus, serius, tak ada embel-embel nodayo dan ke Tsundere-an seperti biasanya.

"Jangankan ke toko sepatu, ke neraka pun aku siap mengantarmu Shin"

Krik…

Senyuman itu luntur,

Rona merah berubah pucat pasi,

Midorima gagal paham,

Sadis-Romantis memang beda tipis.


END