A/N: Hiii. New fic, mohon bimbingannya ya minna-san! ^^
Summary: Pertemuan yang tak sengaja ditengah café yang akan tutup membuat keduanya terikat dengan takdir yang mengikat keduanya. Pertemuan pertama ditampah dengan pertemuan yang lain-lainnya. SasuSaku.
Warning: AU. Out of Character and sorry for some annoying words yeah.
Disclaimer: Naruto Masashi Kishimoto
Séance Douce
By KimmyR
Chapter One
Ini adalah hari pertama musim dingin, tetesan salju sudah terlihat membasahi tanah Konoha. Haruno Sakura berjalan dengan langkah-langkah kecil, tubuh mungilnya bergetar karena kedinginan dengan tangan kurusnya memeluk tubuhnya mencoba mencari kehangatan barang sedikit saja. Gadis manis itu bekerja di sebuah café dekat dengan flat tempatnya tinggal bersama dengan sahabatnya, Yamanaka Ino.
Kaki berbungkus kaos kaki longgar bergambar beruang sampai batas betis itu terus melangkah sampai tepat di sebuah café kecil tempatnya bekerja. Sakura sama sekali tidak mendapat libur walaupun hari Natal akan tiba, ia tak memperdulikannya sama sekali toh ia hidup di Konoha ini hanya sebatang kara saja tak ada sanak keluarga, mengingat ia hanyalah anak panti asuhan yang ditemukan oleh suster kepala di salju pertama 20 tahun yang lalu. Beruntung ia bertemu dengan sahabat seperti Hinata yang benar-benar menerima dirinya apa adanya.
'Cling'
Bell café berdering riang saat pintu berbahan kayu mahoni itu terbuka oleh gadis bersurai merah muda. Wajah putih bersihnya memerah karena kedinginan, rambut panjangnya ia cepol tinggi dengan anak rambut yang menjuntai telinga.
"Hai, Minato Ji-san." sapanya ketika tubuh mungilnya sudah sepenuhnya memasuki café.
"Oh, Sakura-chan. Kau datang pagi sekali!" seru pria dewasa yang masih terlihat tampan diusianya yang sudah menginjak kepala empat.
Sakura terkekeh geli, "tentu saja. Aku merasa hari ini akan menjadi hari yang sibuk dengan banyak pelanggan yang datang." sahutnya jenaka seraya tertawa renyah.
"Kuharap itu benar. Hahaha. Baiklah, sekarang kau boleh bersiap untuk bekerja."
"Arigato, Ji-san." ujar Sakura mengedipkan matanya lucu dibalas tawa khas Minato Ji-san. Kaki jenjang Sakura kembali melangkah menuju locker tempat para pekerja café untuk berganti pakaian dengan baju khusus yang digunakan ketika sedang bekerja.
Sakura sudah bekerja di café terhitung sudah 3 tahun lamanya, ketika ia berumur 17 tahun dan memutuskan meninggalkan panti asuhan yang selama ini menjadi tempat tinggalnya, mencoba untuk mengadu nasib di Kota. Namun sepertinya nasibnya sedang baik karena waktu itu ia bertemu dengan Minato Ji-san pemilik café dan menawarkan pekerjaan yang tentu saja di terima dengan senang hati oleh gadis bersurai merah muda itu. Dan rasa bersyukurnya semakin bertambah ketika ia disambut dengan begitu baik oleh para pegawai yang lainnya. Sakura sudah dianggap seperti anggota keluarga oleh mereka. Monato Ji-san adalah paman yang baik hati padanya, karena paman baik hati itu Sakura mendapatkan pekerjaan ini dan bertemu dengan teman-teman baru di café. Oh tak lupa juga, anak semata wayang Minato Ji-san adalah sahabat dekat Sakura. Namanya Naruto Uzumaki, pria yang berambut sama seperti Ayahnya itu teman semasa sekolah menengah pertama Sakura. Mereka akrab, sampai kemudian Naruto mengenal teman Hinata yang notabene-nya adalah teman se-flat Sakura dan jatuh cinta pada gadis bermata indigo tersebut. Hingga sekarang mereka sudah menjadi sepasang kekasih yang manis.
"Waoh Sakura-san. Aku pikir kau akan datang terlambat mengingat kau itu seperti sleeping beauty yang susah sekali bangun tidur kecuali mendapai ciuman dari pangeran."
Sakura tersenyum lebar mendengar perkataan teman kerjanya, hah salahnya juga sih kenapa mempunyai kegemaran tidur yang tak kenal waktu.
"Nee Ayame, kupikir hari ini adalah hari yang sempurna oke? Hari yang akan sibuk dengan sejuta pelanggan yang datang ke café ini hahaha. Omong-omong, kemana Ino?" tanya Sakura pada teman kerjanya yang bernama Ayame.
"Haishh, seperti tidak tahu Ino-san saja. Dia pasti telat datang." Sahut Ayame sambil memutar bola matanya yang di balas tawa renyah Sakura.
"Oke-oke, lets start the work Ayame-chan!" Sakura menepuk kedua telapak tangannya sambil berseru riang.
Semua pekerja café terlihat sudah memulai pekerjaan mereka dengan membersihkan lantai, meja dan kaca café sebelum para pembeli berdatangan. Ternyata itu benar, apa yang Sakura perkirakan bahwa hari ini kan menjadi hari yang sibuk, terlihat beberapa pembeli yang memasuki café walau hari masih belum terlalu siang. Karena ini musim dingin, para pembeli banyak yang memesan sesuatu yang hangat seperti kopi atau susu hangat.
Sakura selalu memberikan senyuman manis pada para pembeli yang datang, wajah cantiknya selalu menyapa ramah para pembeli yang sudah mampir. Tubuh mungil yang berbalut seragam café itu tersembunyi dibalik konter kasir. Sakura diberi kepercayaan oleh Minato Ji-san untuk menjadi kasir cafe.
"Kau benar, Sakura. Ini adalah hari yang sibuk, ne?" Minato Ji-san bertanya dengan senyum lebar yang menghiasi wajahnya.
"Yup Ji-san. Banyak orang datang ke café!" seru Sakura riang. Melihat senyum ceria gadis bersurai merah muda itu membuat Minato merasa tak enak juga karena memperkerjakannya walau ini sudah masuk kedalam libut Natal.
"Oh, Sakura maafkan aku tidak memberimu hari libur, sayang." Ujarnya penuh penyesalan.
"Ah tidak apa-apa Ji-san! Aku kan tak ada hal penting yang ku kerjakan kalau kau memberiku libur!" kata Sakura seraya tersenyum lebar memperlihatkan deretan gigi putih bersihnya.
"Kami-sama, kau gadis yang sangat baik dan kuat Sakura." Sakura hanya tersenyum saja.
"Tahun ini kau berumur berapa?" tanya Minato Ji-san lagi.
"Aku 20 tahun nanti dibulan Maret Ji-san!"
"Oh, kau lebih tua beberapa bulan dari Naruto. Kau seharusnya sudah mencari seorang kekasih, Sakura." Minato Ji-san menatap jahil Sakura.
"Huh?"
"Kekasih Sakura. Kau sudah memasuki umur yang sudah pantas memiliki seorang kekasih." Katanya lagi.
"Oh," Sakura tertegun sejenak. Minato Ji-san benar, Sakura belum pernah memiliki seorang kekasih sepanjang ia hidup. Ia masih ragu untuk hubungan yang seperti itu. Ia belum pernah pergi untuk berkencan kendati banyak pria yang ingin mengajaknya berkencan dan berakhir dengan penolakan dari Sakura. Gadis manis itu takut, ia masih belum bisa mempercayai seorang pria untuk diajak kedalam hubungan yang seperti itu.
"Sakura-chaaan?"
"Huh?"
Sakura mengedipkan bola mata emeraldnya beberapa kali saat ia menyadari kalau Naruto sedang memanggilnya dengan bola mata safirnya yang berkilat-kilat sebal karena sudah di abaikan.
"Kenapa sih Sakura-chan dari tadi aku memanggilmu juga selalu di abaikan saja." Keluhnya pula.
"Hish, gomen Naruto, tadi aku sedang memikirkan sesuatu."
"Memikirkan apa sih?"
"Rahasia Naruto. Ingin tahu saja!"
Naruto manyun, "peliit! Oy Sakura-chan, ngomong-ngomong Hinata-chan kemana ya?"
Sakura mengendikkan bahunya tak tahu, "di flat mungkin?"
"Sungguh? Kalau begitu boleh aku ke flatmu ya Sakura-chan? Aku ingin bertemu dengan Hinata-chan."
Sakura menganggukan kepalanya, setuju.
"Jangan sampai berbuat yang tidak-tidak Naruto. Awas saja ya!"
Setelah sosok Naruto menghilang di pintu exit café, Sakura kembali melanjutkan pekerjaannya yang tertunda. Jari-jari mungilnya yang terampil tengah membersihkan sisa bekas busa yang menempel di konter. Memang benar, sekarang adalah waktu café untuk tutup dan hanya tinggal Sakura saja yang berada disana. Gadis bersurai merah muda itu mengecek semua lampu yang akan ia nyalakan agar suasana café tak terlalu gelap. Pemutar music yang biasanya mengalun di café-pun tak lupa ia matikan.
Tiba-tiba saja ia mendengar bell café berbunyi dan seorang pria memasuki café dengan stelan jas yang membungkus tubuh atletisnya. Rambut raven pria itu sedikit menutupi matanya, wajah rupawannya memandang datar Sakura.
"Gomen. Sekarang café sudah tutup." Kata Sakura tersenyum ramah pada pria tampan itu.
"Hn. Boleh aku mampir sebentar? Aku hanya ingin secangkir kopi. Aku bisa membayarmu dua kali lipat." Pria itu kembali menatap mata hijau Sakura. Dari tatapan datarnya, Sakura tahu kalau pria itu ingin sekali menikmati secangkir kopi di café.
"Baiklah. Kau boleh duduk di tempat yang kau ingin." Sakura mempersilahkan pria tampan itu seraya menyalakan lagi lampu diruangan.
"Kopi jenis apa yang kau inginkan, tuan?"
"Hot black cofe dengan sedikit gula."
Sakura tersenyum lagi, "Oke, aku akan segera kembali dengan pesananmu."
Sakura melangkahkan kakinya kearah dapur café dan membuat pesanan pria itu.
"Pesananmu datang!" Sakura meletakkan secangkir kopi hitam diatas meja dengan pria itu yang mengawasinya.
"Hn. Terimakasih."
"Ne!" Sakura mengangguk lucu sampai rambut merah muda panjangnya yang tak dikuncir bergoyang-goyang pelan.
"Hn. Aku Uchiha Sasuke." Pria tampan yang bernama Sasuke itu memperkenalkan diri dengan raut datar yang masih mengiasi wajah tampannya.
"Aku Haruno Sakura. Salam kenal Sasuke-san."
Sasuke menaikan alisnya, "Namamu cocok dengan warna rambutmu."
Tawa renyah Sakura-pun menggema. Gadis bersurai merah muda itu menggelengkan kepalanya, "kalau itu aku sendiri tak tahu harus menjawabnya apa," kekehnya lagi sambil mengambil bangku terdekat dan duduk manis tepat di depan Sasuke.
"Ne, Sasuke-san aku harap kau cepat menghabiskan kopi-mu. Ini sudah malam dan aku ingin pulang ke flat-ku." Kata Sakura sambil menompang wajah mungilnya dengan tangan kanan.
"Hn." Sasuke menyesap lagi kopi hitamnya. Mau tidak mau mata bermutiara bak onyx hitam itu bersirobok dengan emerald di depannya. Sasuke menilai dalam hati tentang gadis bersurai merah muda ini. aura yang dikeluarkan gadis itu terlalu ceria dan terlihat menyenangkan. Lihat saja bola mata hijaunya yang masih berbinar lucu kendati wajah cantik itu sedikit menampakkan gurat lelah.
"Dimana kau tinggal?"
Sakura mengerjapkan matanya saat mendengar pertanyaan Sasuke. Demi memastikan pendengarannya ia menunjuk dirinya sendiri yang di balas dengusan Sasuke.
"Hn."
"Aku tinggal di flat kecil bersama temanku."
Sasuke mengangguk.
"Lalu, apa kau seorang pengusaha? Kau memakai jas yang terlihat mahal." Ucapan polos Sakura membuat Sasuke melengkungkan senyum tipis.
"Aku pelukis dan model,"
Decakan kagum mengalun dari bibir pink milik Sakura. Pantas saja bukan? Kalau dilihat dari postur tubuh dan wajah rupawan yang dimiliki Sasuke, Sakura yakin bahwa pria itu tak berbohong.
"Aku menikmati melukis sebenarnya dibanding menjadi model." Aku Sasuke meminum kopi yang sudah tak mengepulkan uapnya lagi.
"Demo Sasuke-san model itu kan keren! Waktu kecil aku bercita-cita ingin menjadi model loh." Desah Sakura memikirkan cita-citanya yang sudah terkubur dalam.
"Hn. Kau bisa mengikuti audition dibeberapa agensi model kalau begitu. Kalau dilihat dari wajahmu, aku yakin kau bisa menjadi model walau tinggi badanmu terbilang mungil."
Sakura merasakan panas dipipinya. Apa pria didepannya itu secara tidak langsung memuji dirinya dengan berkomentar seperti itu?
"Atau kau bisa menjadi modelku."
Bola mata hijau itu terbelalak kaget.
"Hn. I would love to paint a beautiful and unique person like you."
Kalau warna tomat dibandingkan dengan warna pipi Sakura saat ini mungkin keadaannya tak jauh beda.
"Ini kartu namaku, jika kau berminat." Sasuke menyerahkan selembar kartu nama berwarna silver itu pada Sakura. Mata besar Sakura melihatnya dengan hati-hati
'Uchiha gallery'
-Sasuke Uchiha.
to be continued
words for story only: 1.639
A.N: Gomen pendek saja untuk chapter satu, karena baru first meetingnya SasuSaku. Next chapter lebih panjang lagi but please do review ^^ 10 review saja aku dapet, aku berusaha update cepat ditengah2 kesibukan kuliah XD
arigato, xoxo
KimmyR
.
